9
2.1.3. Morfologi Cedera Kepala
Secara morfologi cedera kepala dapat dibagi atas: Peteret al 2009
2.1.3.1. Laserasi kulit kepala
Laserasi kulit kepala sering didapatkan pada pasien cedera cedera kepala. Kulit kepala terdiri dari lima lapisan dengan akronim SCALP yaitu skin,
connective tissue, apponeurosis galea, jaringan ikat longgar dan perikranium. Diantara galea aponeurosis dan periosteum terdapat jaringan ikat longgar yang
memungkinkan kulit bergerak terhadap tulang. Pada fraktur tulang kepala sering terjadi robekan pada lapisan ini.
2.1.3.2. Fraktur tulang kepala
Fraktur tulang tengkorak berdasarkan pada garis fraktur dibagi menjadi: 1. Fraktur Linier
Fraktur linier merupakan fraktur dengan bentuk garis tunggal atau stellata pada tulang tengkorak yang mengenai seluruh ketebalan tulang
kepala. 2. Fraktur diastasis
Fraktur diastasis adalah jenis fraktur yang terjadi pada sutura tulang tengkorak yang menyebabkan pelebaran sutura-sutura tulang kepala.
Jenis fraktur ini terjadi pada bayi dan balita karena sutura-sutura belum menyatu dengan erat.
10 3. Fraktur kominutif
Fraktur komunitif adalah jenis fraktur tulang kepala yang memiliki lebih dari satu fragmen dalam satu area fraktur.
4. Fraktur impresi Fraktur impresi tulang kepala terjadi akibat benturan dengan tenaga
besar yang langsung mengenai tulang kepala. Fraktur impresi pada tulang kepala dapat menyebabkan penekanan atau laserasi pada
duramater dan jaringan otak, fraktur impresi dianggap bermakna terjadi jika tabula eksterna segmen yang impresi masuk dibawah tabula
interna segmen tulang yang sehat. 5. Fraktur basis cranii
Fraktur basis cranii adalah suatu fraktur linier yang terjadi pada dasar tulang tengkorak. Fraktur ini seringkali disertai dengan robekan pada
duramater yang merekat erat pada dasar tengkorak. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya rhinorrhea dan racon eyes sign Fraktur
basis kranii fossa anterior, atau ottorhea dan battle’s sign fraktur kranii fossa media.
11
2.1.4 Cedera Otak Fokal dan