Perilaku Audit Kajian Teori

Dengan kata lain, tingkat stres yang dirasakan serta tindakan yang dipilih auditor untuk mengatasi penyebab stres dipengaruhi oleh karakteristik personal auditor tersebut. Penelitian ini menggunakan teori model stres kerja, yaitu untuk menjelaskan penyebab stres yang berasal dari dalam KAP serta dipengaruhi oleh karakteristik personal seorang auditor, menyebabkan auditor mengalami stres yang selanjutnya akan memengaruhi perilaku audit. Penyebab stres yang berasal dari dalam KAP pada penelitian ini, yaitu tekanan anggaran waktu audit yang dihadapi auditor dalam pelaksanaan program audit.

2.1.3 Perilaku Audit

Perilaku dapat didefinisikan sebagai suatu reaksi yang dimiliki oleh seseorang terhadap segala sesuatu yang dilihat, dirasa, dan dipahami untuk selanjutnya terbentuk dalam perbuatan dan sikap. Dalam konteks ilmu perilaku dijelaskan bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menilai dan memahami setiap keadaan apalagi jika itu dituangkan dengan latar belakang background yang pernah dijalaninya. Aplikasi tergambarkan pada setiap keputusan yang dibuat, termasuk keputusan itu bisa memberi pengaruh pada organisasi tempat ia bernaung Fahmi, 2014. Tingkah laku seseorang salah satunya dipengaruhi oleh faktor situasional dan kepribadian Allen et al., 1980. Perilaku auditor merupakan faktor penting yang memengaruhi kualitas audit yang dihasilkan KAP Kelley dan Margheim, 1990; Raghunathan, 1991; Malone dan Robert, 1996. Perilaku auditor yang menurunkan kualitas audit secara langsung maupun tidak langsung disebut perilaku disfungsional audit. Perilaku disfungsional audit terdiri dari perilaku reduksi kualitas audit dan perilaku underreporting of time Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce, 1996. Perilaku audit yang diteliti dalam penelitian ini adalah perilaku reduksi kualitas audit. Perilaku reduksi kualitas audit merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan auditor selama pelaksanaan prosedur audit yang mereduksi efektivitas bukti-bukti audit yang dikumpulkan Malone dan Robert, 1996. Alderman dan Deitrick 1982 serta Raghunathan 1991 memfokuskan pada satu tipe perilaku reduksi kualitas audit yang dianggap paling serius adalah penghentian prematur atas prosedur audit premature sign-off. Penghentian prematur atas prosedur audit merupakan tindakan yang dilakukan auditor dengan tidak melaksanakan atau mengabaikan satu atau beberapa prosedur audit yang disyaratkan, namun auditor mendokumentasikan semua prosedur audit telah diselesaikan secara lengkap Alderman dan Deitrick, 1982; Raghunathan, 1991. Hasil penelitiannya mengkonfirmasi temuan penelitian sebelumnya yang menemukan respondennya mengakui mereka kadang-kadang melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Temuan-temuan dari penelitian lainnya, Kelley dan Margheim 1990, Malone dan Robert 1996, Otley dan Pierce 1996, Herrbach 2001, serta Pierce dan Sweeney 2004 menunjukkan selain penghentian prematur prosedur audit, berbagai bentuk tindakan lainnya yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan program audit yang berpotensi mereduksi kualitas audit adalah sebagai berikut: 1 Review yang dangkal terhadap dokumen klien. Hal ini merupakan tindakan auditor tidak memberi perhatian yang memadai atas keakuratan dan validitas dokumen klien. 2 Pengujian terhadap sebahagian item sampel. Hal ini merupakan tindakan auditor tidak melaksanakan prosedur audit pada seluruh item sampel yang didesain dalam program audit. 3 Tidak menginvestigasi lebih lanjut item yang diragukan. Hal ini merupakan tindakan auditor tidak memperluas ruang lingkup pengujian ketika terdeteksi suatu transaksi atau pos yang mencurigakan. 4 Penerimaan atas penjelasan klien yang lemah. Hal ini merupakan tindakan auditor menerima penjelasan klien sebagai pengganti suatu bukti audit yang tidak diperoleh selama pelaksanaan audit. 5 Tidak meneliti prinsip akuntansi yang diterapkan klien. Hal ini merupakan tindakan auditor tidak meneliti lebih lanjut kesesuaian perlakuan akuntansi yang diterapkan klien dengan prinsip akuntansi. 6 Pengurangan pekerjaan audit pada tingkat yang lebih rendah dari yang disyaratkan dalam program audit. Hal ini merupakan tindakan auditor mengurangi pekerjaan audit yang dilakukan dari yang seharusnya dilaksanakan sesuai dengan program audit. 7 Penggantian prosedur audit dari yang ditetapkan dalam program audit. Hal ini merupakan tindakan auditor yang tidak mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam program audit. 8 Pengandalan berlebihan terhadap hasil pekerjaan klien. Hal ini merupakan tindakan auditor mengandalkan bukti audit atas hasil pekerjaan yang dilakukan klien. 9 Pendokumentasian bukti audit yang tidak sesuai dengan kebijakan KAP. Hal ini merupakan tindakan auditor tidak mendokumentasikan bukti audit atas pelaksanaan suatu prosedur audit yang disyaratkan sesuai program audit yang ditetapkan oleh KAP. Perilaku reduksi kualitas audit merupakan ancaman serius terhadap kualitas audit karena bukti-bukti audit yang dikumpulkan selama pelaksanaan prosedur audit tidak kompeten dan cukup sebagai dasar memadai bagi auditor untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diaudit Otley dan Pierce, 1996; Herrbach, 2001.

2.1.4 Karakteristik Personal Auditor

Dokumen yang terkait

Pengaruh locus of control, pengalaman auditor, komitmen profesional dan etika perofesional terhadap perilaku auditor dalam stuasi konflik audit

0 6 118

Pengaruh locus of control, struktur audit, dan komitmen organisasi terhadap kinerja auditor

0 7 115

PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, RISIKO AUDIT, LOCUS OF CONTROL, DAN KOMITMEN PROFESIONAL Pengaruh tekanan waktu, tindakan supervisi, risiko audit, locus of control dan komitmen profesional terhadap penghentian prematur atas prosedur audit (st

0 4 15

PENGARUH TEKANAN WAKTU, TINDAKAN SUPERVISI, RISIKO AUDIT, LOCUS OF CONTROL, DAN KOMITMEN PROFESIONAL Pengaruh tekanan waktu, tindakan supervisi, risiko audit, locus of control dan komitmen profesional terhadap penghentian prematur atas prosedur audit (st

0 2 15

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN ORGANISASI, KINERJA AUDITOR, DAN TURNOVER INTENTION PADA PERILAKU MENYIMPANG DALAM AUDIT.

0 5 29

Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control, Komitmen Organisasi, dan Pengalaman pada Perilaku Penurunan Kualitas Audit.

5 20 49

TEKANAN ANGGARAN WAKTU MEMODERASI LOCUS OF CONTROL INTERNAL PADA PERILAKU UNDERREPORTING OF AUDIT TIME.

0 7 30

Tekanan Anggaran Waktu sebagai Pemoderasi Pengaruh LOC Internal pada Perilaku Underreporting of Audit Time.

0 0 31

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TEKANAN ANGGARAN WAKTU KOMITMEN PROFESIONAL, TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR

0 0 18

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESIONAL, PENGALAMAN AUDIT TERHADAP PERILAKU AKUNTAN PUBLIK DALAM KONFLIK AUDIT DENGAN KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 0 18