Concentration atau Kadar Hambat Minimum, KHM dan MBC Minimum Bactericidal Concentration atau Kadar Bunuh Minimum, KBM. Cara yang
dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran agen antimikrobiologi pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM tersebut
selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba, dan diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat
jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai KBM. Metode dilusi padat ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan media padat. Keuntungan metode
ini adalah satu konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji Pratiwi, 2008.
Difusi adalah proses pergerakan molekul dalam suatu media secara acak dan merata Campbell Reece, 2008. Metode difusi memiliki tiga cara yakni
Kirby Bauer, sumuran, dan pour plate Prescot Klein, 2002. Metode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor fisika dan kimia, selain faktor antara obat dan
organisme misalnya sifat medium dan kemampuan difusi, ukuran molekular dan stabilitas obat. Meskipun demikian standarisasi faktor-faktor tersebut
memungkinkan melakukan uji kepekaan dengan baik Jawetz, et al., 2005.
7. Kromatografi Lapis Tipis KLT
Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fisikokimia Stahl, 1985. Kelebihan dari kromatografi lapis tipis antara lain pelaksanaan yang
mudah, peralatan yang murah dan metode yang lebih sederhana Gandjar dan
Rohman, 2010.
a. Fase diam
Fase diam yang sering digunakan dalam KLT adalah silica dan serbuk selulosa. Mekanisme utamanya adalah partisi dan adsorbsi lapisan tipis yang
digunakan sebagai penjerap yang dapat dibuat dari silika yang telah dimodifikasi, resin penukar ion, gel eksklusi, dan siklodekstrin yang digunakan untuk
pemisahan kiral Gandjar dan Rohman, 2010.
b. Fase gerak
Fase gerak yang paling sederhana berupa campuran 2 pelarut organik dengan daya elusi campuran kedua pelarut ini dapat mudah diatur, sehingga
pemisahan dapat terjadi secara optimal Gandjar dan Rohman, 2010. c.
Angka Rf pada KLT Jarak elusi atau pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya
dinyatakan dengan angka Rf atau hRf. Stahl, 1985
8. Bioautografi
Bioautografi adalah suatu metode spesifik untuk mendeteksi bercak pada hasil KLT Kromatografi Lapis Tipis yang memiliki aktivitas antibakteri,
antifungi dan antiviral Pratiwi, 2008. Terdapat tiga macam uji bioautografi yakni bioautografi kontak, agar overlay, dan langsung. Bioautografi kontak dilakukan
dengan meletakkan lempeng hasil elusi kromatografi lapis tipis senyawa uji pada media padat yang telah diinokulasi dengan bakteri uji. Adanya aktivitas
antibakteri ditandai dengan adanya zona bening radikal pada media padat Choma, 2005.
E. Landasan Teori
Penelitian terhadap tanaman pacar air oleh Adfa 2008 menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki kandungan senyawa aktif 1,4-naftokuinon dalam
daun pacar air yang memiliki aktivitas antibakteri 0,5-0,6 kali lebih besar dari tetrasiklin terhadap Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus. Daun pacar air
dimanfaatkan sebagai obat antibakteri, antihistamin dan antiinflamasi. Nurdin dkk 2012 menyimpulkan bahwa ekstrak metanol daun pacar air bersifat antibakteri.
Aktivitas antibakteri terbesar diperoleh pada konsentrasi 8 dengan diameter zona hambat sebesar 20,2–21,2 mm pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus, namun aktivitas antibakterinya menurun pada bakteri Pseudomonas aeruginosa yang hanya 13,8–4,1 mm pada masa inkubasi 24 jam. Senyawa aktif
yang terkandung dalam ekstrak metanol daun pacar air Impatiens balsamina L. diuji dengan menggunakan metode skrining fitokimia dan menunjukkan adanya