Perumusan Masalah Tinjauan Pustaka

10

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi latar belakang di atas, penulis merumuskan penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pemikiran Ahmad Syafii Maarif tetang hubungan Islam dan negara? 2. Bagaimanakah tinjauan al‐salaf al‐shaleh terhadap pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang hubungan Islam dan negara?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban atas pertanyaan‐ pertanyaan yang telah diajukan dalam perumusan masalah. Lebih rinci, peneltian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang hubungan Islam dan negara. 2. Menganalisis dan mengkritisi pemikiran Ahmad Syafii Maarif tetang hubungan Islam dan negara dalam timbangan al‐salaf al‐shaleh.

b. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara akademis, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan khasanah pemikiran politik Islam di Indonesia. 2. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi keperluan dakwah. Khususnya dalam menyebarkan Islamic Worldview dalam semua konsep kehidupan termasuk negara Islam. Menyadari akan maraknya 11 pemikiran ‐pemikiran liberalisme, sekularisme, dan pluralism yang dikumandangkan bukan hanya oleh pemikir non muslim, bahkan oleh pemikir muslim sendiri, penulis tergerak untuk, paling tidak, memberikan sedikit kontribusi untuk menangkal pemikiran‐pemikiran tersebut dengan menggunakan sudut pandang Islamic Worldview

D. Tinjauan Pustaka

Dari hasil penelusuran penulis terhadap hasil penelitian tentang pemikiran Ahmad Syafii Maarif didapatkan beberapa karya dalam bentuk skripsi. Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian tentang pemikiran Ahmad Syafii Maarif. Dewi Khusna dalam skripsi Negara dan Kekuasaan dalam Pemerintah: Studi Pemikiran Ahmad Syafii Maarif 2000 menguraikan konsep negara, kedudukan negara dan kekuasaan rakyat dalam pemerintah. Nur Khasanah dalam skripsi Relasi Islam dan Demokrasi Pancasila di Indonesia Menurut Ahmad Syafii Maarif 2003, mendekripsikan pandangan Syafii Maarif yang melihat prospek demokrasi Pancasila di mata kaum Muslim masa depan. Imam Muklis dalam skripsi Dialektika ke‐Islaman dan ke‐Indonesiaan dalam Pemikiran Politik Ahmad Syafii Maarif 2008, menyimpulkan pemikiran Ahmad Syafii Maarif bahwa hubungan Islam dan ke‐Indonesiaan bersifat simbiosis mutualistik. Negara memerlukan agama, karena dengan agama, negara dapat bertindak sesuai dengan tata nilai, etika, dan moral dalam kehidupan 12 berbangsa dan bernegara. Sebaliknya agama pun memerlukan negara untuk dapat berkembang. Ahmad Asroni dalam skripsi yang berjudul Pandangan Ahmad Syafii Maarif tentang Diskursus Negara Islam dan Formalisasi Syariat Islam di Indonesia 2009. Dalam tulisannya, Ahmad Asroni menyatakan bahwa Syafii Maarif termasuk tokoh muslim yang berkeberatan apabila Islam dijadikan sebagai dasar negara dan formalisasi syariat Islam. Berkaitan dengan relasi antara Islam dan negara, secara normatif, Islam tidak menetapkan dan menegaskan pola apapun tentang teori negara Islam yang wajib digunakan oleh kaum muslimin. Ia menolak gagasan negara Islam karena menurutnya tidak memiliki basis religio‐ intelektual yang kukuh. Adapun secara historis, terminology negara Islam tidak terdapat dalam literature klasik. Ia juga menolak tesis yang mengatakan bahwa Islam merupakan din dan daulah. Dalam persoalan formalisasi syariat islam di Indonesia, Syafii Maarif tidak menolak asalkan dengan cara konstitusional dan demokratis. Namun demikian, ia tetap mengkritik kalangan yang menginginkan pendirian negara Islam dan formalisasi syariat islam di Indonesia Dari hasil penelusuran penelitian yang mengkaji pemikiran Ahmad Syafii Maarif, khususnya tentang politik Islam, belum didapatkan pemikiran yang utuh dan bahkan belum ada penelitian yang bersifat studi kritis. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis akan mengkritisi pemikiran Ahmad Syafii Maarif tentang hubungan Islam dan negara dalam bingkai Islamic Worldview. Tentunya tanpa 13 mengurangi rasa hormat kepada Ahmad Syafii Maarif yang dalam beberapa penulis sangat mengaguminya .

E. Landasan Teori