Avini Martini, 2015 STRUKTUR INTRINSIK DAN IDEOLOGI GENDER DALAM CERPEN INDONESIA PENGARANG
PEREMPUAN DEKADE 1970-2000-AN SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERWAWASAN GENDER DI SMA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
F. Pedoman Analisis Teks
Untuk mengetahui ideologi gender yang terdapat dalam cerpen-cerpen yang menjadi kajian penelitian ini, dilakukan sejumlah langkah. Langkah-langkah yang
dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Menyebutkan identitas cerpen, terdiri atas:
a. Judul cerpen
b. Pengarang
c. Nama Antologi
d. Penerbit
2. Menguraikan ikhtisar cerpen 3. Menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen, yaitu tokoh penokohan, alur plot,
latar, tema, sudut pandang, dan bahasa, serta mengkaji ideologi gender yang terdapat dalam cerpen-cerpen tersebut. Analisis dilakukan dengan acuan seperti
pada bagan berikut.
Tabel 3.1 Pedoman Analisis Cerpen
No Pokok-pokok
Analisis Penjelasan
Kajian Gender
1 Tokoh
penokohan a. Menjelaskan siapa tokoh
utama dan tambahan b. Menganalisis penokohan
dengan memperhatikan penamaan, pemerian
pernyataantindakan tokoh lain, percakapan dialog, dan
monolog, dan tingkah laku tokoh.
Apakah dalam setiap unsur tersebut terdapat
representasi: 1. Perbedaan gender
sifat-sifat dan perbedaan perilaku
yang melekat pada laki-laki dan
perempuan yang dikonstruksi secara
sosial dan budaya, misalnya anggapan
bahwa laki-laki kuat, rasional, perkasa
2 Alur plot
a. Analisis unsur-unsur plot yaitu:
1. Alur kronologis 1 Tahap penyituasian tahap
pembukaan cerita,
Avini Martini, 2015 STRUKTUR INTRINSIK DAN IDEOLOGI GENDER DALAM CERPEN INDONESIA PENGARANG
PEREMPUAN DEKADE 1970-2000-AN SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERWAWASAN GENDER DI SMA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pemberian informasi awal yang berfungsi
melndastumpui cerita yang dikisahkan pada tahap
berikutnya 2 Tahap pemunculan konflik
tahap awal munculnya konflik, dan konflik itu
sendiri akan berkembang atau dikembangkan
menjadi konflik-konflik berikutnya
3 Tahap peningkatan konflik konflik yang dimunculkan
pada konflik sebelumnya semakin berkembang dan
lebih dikembangkan kadar intensitasnya. Konflik yang
terjadi, internal, eksternal, maupun keduanya,
pertentangan-pertentangan, benturan-benturan
antarkepentingan, masalah, dan tokoh yang mengarah
ke klimaks semakin tidak dapat dihindari
4 Tahap klimaks konflik atau pertentangan-
pertentangan yang terjadi yang dilakui dan atau
ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik
intensitas puncak sementara
perempuan dianggap lemah, emosional,
dll 2. Peran gender
pembagian kerja secara gender,
misalnya perempuan hanya diposisikan
untuk berkiprah dalam sektor
domestik atau rumah tangga sedangkan
laki-laki diposisikan untuk berkiprah di
sektor publik sehingga muncul
stereotif gender yakni, sesuatu
perilaku yang pantas atau tidak pantas
untuk laki-laki dan perempuan
3. Ketidakadilan gender
diskriminasi, subordinasi,
marginalisasi, dan represi
4. Ideologi gender ideologi patriarki,
ideologi ibuisme, ideologi
Avini Martini, 2015 STRUKTUR INTRINSIK DAN IDEOLOGI GENDER DALAM CERPEN INDONESIA PENGARANG
PEREMPUAN DEKADE 1970-2000-AN SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERWAWASAN GENDER DI SMA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
5 Tahap penyelesaian konflik yang telah
mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan
dikendorkan 2. Alur logis kausalitas
1 Peristiwa, meliputi hal-hal yang dilakukan dan hal-hal
yang dialami tokoh, serta sikap tingkah laku para
tokoh dalam menghadapi peristiwa yang menimpa
dirinya. b. Analisis tahapan plot
berdasarkan unsur-unsur di atas.
familialisme, dan ideologi umum
3 Latar
a. Analisis jenis latar latar tempat, latar sosial, atau latar
waktu b. Analisis pengaruh latar
terhadap sikap dan tingkah laku para tokoh.
4 Tema
Apa makna, idegagasan dasar cerita tersebut?
5 Sudut Pandang
Analisis jenis sudut pandang persona pertamapersona
ketiga 6
Bahasa a. Analisis style
b. Analisis bentuk penuturan, yaitu narasi dan dialog
4. Menganalisis representasi ideologi gender dalam cerpen-cerpen tersebut menggunakan analisis wacana ideologi gender yang telah dipaparkan dalam
bagan sebelumnya.
Avini Martini, 2015 STRUKTUR INTRINSIK DAN IDEOLOGI GENDER DALAM CERPEN INDONESIA PENGARANG
PEREMPUAN DEKADE 1970-2000-AN SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERWAWASAN GENDER DI SMA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V ALTERNATIF BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI
SEKOLAH MENENGAH ATAS
A. Dasar Pemikiran
Hasil analisis struktur dan representasi ideologi gender dalam cerpen Indonesia karya pengarang perempuan dekade 1970-2000-an ini ditindaklanjuti
dengan menawarkan alternatif bahan ajar untuk bahan mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya kelas XII pada kompetensi inti 4 dan Kompetensi Dasar 1.4
yakni memahami dan mampu membuat tanggapan kritis dalam bentuk tulisan terhadap suatu karya puisi, cerpen, novel, dan naskah drama dengan mengaitkan
antarunsur dalam karya sastra untuk menilai karya sastra. Alternatif bahan ajar yang ditawarkan kiranya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan pedoman bagi
para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan memilih bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan tentunya sesuai
dengan syarat pemilihan bahan pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Penyusunan alternatif bahan ajar dengan memanfaatkan cerpen yang telah
dianalisis juga dimaksudkan untuk mempermudah para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada materi pelajaran sastra. Dalam menentukan
bahan pembelajaran yang dapat membangun minat dan kesadaran peserta didik terhadap masalah gender sehingga diharapkan para siswa sebagai generasi penerus
dapat memiliki kesadaran gender sejak dini.
B. Alternatif Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Berwawasan Gender di SMA Modul
Pada bagian ini penulis akan membahas mengenai bahan ajar cetak yang telah disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Dalam penulisan bahan ajar tersebut,
penulis memilih model penulisan modul sebagai alternatif bahan ajar yang ditawarkan berdasarkan hasil analisis terhadap struktur dan ideologi gender dalam
cerpen-cerpen Indonesia karya pengarang perempuan dekade 1970-2000-an.