Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat. Ia banyak memperlihatkan, membicarakan atau menanyakan tentang berbagai hal yang sempat dilihat dan didengarnya. Secara khusus, anak pada usia ini mempunyai keinginan yang lebih kuat untuk mengetahui diri dan lingkungannya. Usia 5 sampai 6 tahun sering disebut sebagai usia berkelompok. Perkembangan sosialnya ditandai dengan mulai tingginya minat anak terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat dan harapan diterima sebagai anggota dari suatu kelompok. Anak usia ini tidak akan merasa puas kalau hanya bermain di rumah atau dengan saudara-saudaranya saja yang ada di lingkungan rumahnya. Walaupun dengan pergaulannya kadang terjadi pertengkaran-pertengkaran kecil karena keegoisan yang masih melekat. Kualitas dari anak usia ini untuk memahami pembicaran dan padangan orang lain semakin meningkat, sehingga keterampilan komunikasinya juga meningkat. Penguasaan keterampilan komunikasi yang optimal dari anak, dapat menimbulkan rasa senang untuk bergaul dan berhubungan dengan orang lain. Bahasa merupakan media yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kegiatan berkomunikasi pada prinsipnya adalah menuangkan ide, gagasan, pikiran dan perasaan yang dinyatakan dalam bentuk lambang atau bentuk tulisan, isyarat, bilangan, tulisan dan mimik muka. Bahasa merupakan 2 faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa juga merupakan anugrah dari Allah Subhanahu Wataala. Melalui bahasa manusia dapat mengenal atau memahami dirinya, sebagai makhluk yang sempurna dan dapat bergaul dalam pergaulan yang kompleks. Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa melepaskan diri dari bahasa. Manusia menggunakan bahasa untuk bergaul dengan sesama manusia di muka bumi. Manusia tidak hanya berpikir dengan otaknya, tetapi juga dituntut untuk menyampaikan dan mengungkapkan pikirannya dengan bahasa. Suhartono 2005:17 menyatakan bahwa, “Peranan bahasa yaitu: a sebagai sarana utama untuk berpikir dan bernalar, b alat penerus pengembangan kebudayaan, dan c mempersatukan anggota masyarakat. Peranan bahasa bagi anak yaitu sebagai sarana untuk berpikir, sarana untuk mendengarkan, dan sarana untuk berbicara”. Anak-anak yang cerdas dalam bahasa menyukai kegiatan bermain yang memfasilitasi kebutuhan mereka untuk berbicara, bernegosiasi, dan juga mengekspresikan perasaan dan pikiran dalam bentuk kata-kata. Pengembangan keterampilan berbicara pada anak usia dini merupakan dasar terbentuknya komunikasi. Oleh sebab itu, sebagai pendidik anak usia dini haruslah menguasai dan memahami masa-masa perkembangan berbicara anak, bagaimana guru dapat memberikan pembelajaran dan mengembangkan keterampilan berbicara dan mengembangkan keterampilan menyenangkan dan menggunakan media-media yang tepat. Banyak ditemui anak yang malu berbicara atau mengungkapkan perasaan dihadapan guru walaupun menurut pendapat orang tuannya anak tersebut kalau di rumah ‘celembeng’ suka berbicara. Dengan demikian, guru dituntut 3 untuk dapat mengembangkan keterampilan berbicara pada anak. Dengan kata lain, guru harus lebih serius dalam memotivasi keberanian anak dalam berbicara. Peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan terorganisir dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator dan materi pokok. Jadi standar materi membaca dan menulis permulaan yang dilakukan dengan menggunakan media kartu kata bergambar ini berdasarkan pada materi yang terdapat dalam kurikulum. Standar kompetensi membaca dan menulis permulaan pada anak usia dini 4-6 tahun RATK adalah, “Anak mampu mendengarkan dan berkomunikasi. Secara lisan, memiliki perbendaharaan kata dan mengenal simbol-simbol yang melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis” Depdiknas, 2004. Standar kompetensi tersebut dispesifikasikan pada kompetensi dasar dalam bentuk membaca dan menulis permulaan dengan media kartu suku kata. Yusuf dan Juntika Mubyar, 2008:74 mengemukakan bahwa, Bahasa merupakan kecerdasan manusia pertama yang sangat diperlukan untuk bermasyarakat, baik dalam bentuk berbicara, membaca dan menulis. Berbicara memungkinkan seseorang untuk memberi nama objek yang terlihat. Membaca membuat seseorang mengenal objek, tempat, proses dan konsep yang tidak langsung dialami, tempat, proses dan konsep yang tidak langsung dialami, sedangkan menulis dapat membuat komunikasi dengan seseorang tanpa harus saling bertemu. Selanjutnya Gardner Musfiroh, 2004:64 lebih spesifik lagi menjelaskan bahwa, Kecerdasan linguistik ‘meledak’ pada awal masa kanak-kanak dan tetap bertahan hingga usia lanjut. Anak yang cerdas dalam linguistik mungkin telah menguasai kemampuan membaca dan menulis lebih dini dari pada anak seusianya. Cara terbaik memotivasi mereka adalah dengan banyak mengajar berbicara, menyediakan buku-buku, kata-kata bergambar dan memberikan peluang untuk berbicara dan membaca. 4 Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: “1 keterampilan menyimak listening skills, 2 keterampilan berbicara speaking skills, 3 keterampilan membaca reading skills, 4 keterampilan menulis writing skills” Tarigan, 2008:1. Linguis mengemukakan bahwa, “Speaking is language”. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebut kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Perlu kita ketahui bahwa keterlambatan dari suatu keterampilan berbahasa akan menghambat pada keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya. Berdasarkan hasil penelitian terlebih dahulu telah memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara perkembangan kecakapan berbahasa lisan dan kesiapan membaca. Kemampuan-kemampuan umur berbicara turut melengkapi latar belakang pengalaman-pengalaman yang menguntungkan. Artinya, keterampilan- keterampilan tersebut dapat memotivasi anak untuk mau dan mampu membaca lebih awal. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Sehingga dapat berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya. Sedangkan keterampilan membaca merupakan bentuk kelanjutan dari keterampilan berbicara. Keterampilan membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membaca bentuk vocal dan konsonan yang merupakan lambang- lambang bunyi bahasa terstruktur. 5 Guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar tidak lepas dari penggunaan media pembelajaran, tanpa menggunakan media proses belajar mengajar bisa saja menjadi kurang bermakna atau kabur maknanya. Guru dituntut untuk dapat menggunakan alat yang murah, sederhana dan efisien.Guru selain harus mampu menggunakan media yang tersedia juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia. “Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya” Arsyad, 2007:2. Lebih lanjut Gerlach dan Ely Arsyad, 2007:3 mengemukakan bahwa, “Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memproses pengetahuan, keterampilan atau sikap”. Bedasarkan hasil survey pendahuluan, hasil wawancara dengan guru bahwa selama ini untuk mengembangkan kemampuan berbicara dan membaca anak masih menggunakan media seadanya. Mereka sering menggunakan buku cerita bergambar, story reading, buku-buku, dan benda-benda alami sehingga dirasakan biasa-biasa saja dalam upaya mengembangkan keterampilan berbicara dan membaca bagi anak usia dini. Dalam kaitannya dengan keterampilan berbicara diharapkan anak mempunyai keterampilan yang pesat dan cepat, anak masih kesulitan dalam mengungkapkan perasaan, menjawab pertanyaan mengembangkan kosa kata menjadi sebuah kalimat atau paparan. Anak pada umumnya hanya 6 mengungkapkan keinginan dengan mendorong-dorong tubuh orang tua, menarik- narik baju orang tuanya dan kadang hanya menangis kalau tidak bisa diungkapkan. Kaitannya dengan membaca, selama ini anak masih dijejali orang tua dan guru cara belajar mengeja huruf satu per satu sehingga hanya hafal sementara atau ‘apal cangkem’ bahasa Sunda dan itu efeknya sangat buruk bagi segi psikis anak, di situ ada unsur pemaksaan. Guru dalam kapasitas di atas tidak melaksanakan pembelajaran yang seharusnya dilaksanakan yaitu pembelajaran yang aktif inovatif kreatif dan menyenangkan PAIKEM malah terjadi pemerkosaan dan pemaksaan. Harus ada solusi untuk mengembangkan anak menjadi seorang yang pandai berbicara. Lebih jauh lagi memotivasi anak kelak di kemudian hari menjadi seorang orator yang handal atau seorang argumentator yang memiliki kemampua handal. Hal ini tentunya harus dilakukan sedini mungkin, karena anak akan cepat menerima informasi dan mendapat pengetahuan yang baru dengan keterampilan membaca. Dalam sistem inilah anak atau guru bisa saling bertukar pendapat, gagasan, perasaan dan keinginan, dengan ketentuan lambang-lambang yang disebut kata- kata. Sistem inilah yang memberikan keefektifan bagi individu dalam mendirikan hubungan mental dan emosional dengan anggota-anggota lainnya. Tidak perlu diragukan lagi bahwa ujaran hanyalah merupakan ekspresi dan gagasan-gagasan pribadi seseorang yang menekankan hubungan-hubungan yang bersifat dua arah, memberi dan menerima. Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut perlu penanganan sedini mungkin. Anak perlu dibantu dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan 7 membacanya dalam rangka peningkatan kemampuan dalam mengungkapkan gagasan, ide, dan pemikiran-pemikiran kreatif di kemudian hari setelah mereka dewasa. Guru jangan sampai hanya sebagai mediator tunggal dan melakukan pembelajaran yang kurang kreatif dalam menggunakan media untuk lebih menghubungkan potensi anak dalam hal kemampuan berbicara dan keterampilan membaca serta berbagai aspek perkembangan lainnya. Ada berbagai macam media yang dapat digunakan untuk mengembangkan aspek perkembangan keterampilan berbicara dan membaca antara lain buku cerita, kartu angka, kartu huruf, gambar, buku-buku dan lain-lain. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan media kartu kata bergambar pada proses pembelajaran membaca dan berbicara. Berdasarkan pengamatan penulis hal ini memang jarang sekali dan tidak pernah digunakan guru karena memang memerlukan keterampilan guru dalam membuatnya. Selain dari itu, sangat diperlukan keinginan yang besar dari guru untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sambil bermain kartu kata bergambar. Media kartu kata bergambar adalah termasuk media berbaris visual image atau perumpamaan memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemakaian dan memperkuat ingatan. Visual juga dapat menumbuhkan minat anak dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Visual digunakan untuk menambah informasi seseorang yang terdapat teks sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. 8 Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut serta melihat permasalahan-permasalahan dan fenomena yang terjadi di Taman Kanak-kanak maka penulis akan melakukan pengkajian tentang pembelajaran anak dengan karakteristik dan kebutuhan anak usia dini sebagai prasyarat terbentuknya keterampilan berbicara dan keterampilan membaca anak. Oleh sebab itu, penulis mengajukan judul penelitian tentang “Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar untuk Meningkatan Keterampilan Berbicara dan Membaca Anak Usia Dini Studi Eksperimen Kuasi di TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka”.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Melalui Media Kartu Katapada Siswa Kelas I Mi Al-Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2015-2016

1 3 110

PENGGUNAAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Glagah I Jatinom Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

1 2 15

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KALIMAT BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR.

0 0 9

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU SUKU KATA BERGAMBAR.

0 3 32

DAMPAK PENERAPAN BERMAIN DENGAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN PENGUASAAN KOSA KATA ANAK USIA DINI: Studi Eksperimen Kuasi pada Anak Taman Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka.

0 1 70

PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PEMBENDAHARAAN KOSA KATA DAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI : Penelitian Eksperimen di TK Juwita Cibiru Bandung.

0 1 28

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK ANAK KELOMPOK B DI TK ARJUNA DAYU GADINGSARI SANDEN BANTUL.

1 3 149

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA AWAL MELALUI MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR PADA KELOMPOK B1 TK SURYODININGRATAN MANTRIJERON YOGYAKARTA.

1 1 158

Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar di Kelas I Sekolah Dasar - Repository Unja

1 1 14

PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR DAN KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK KELOMPOK B DI TK PANCASILA 2 NARMADA TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 14