DAMPAK PENERAPAN BERMAIN DENGAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN PENGUASAAN KOSA KATA ANAK USIA DINI: Studi Eksperimen Kuasi pada Anak Taman Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATAPENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian... 9

D. Manfaat Penelitian... 10

E. Definisi Operasional ... 10

F. Hipotesis ... 12

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Makna Belajar melalui Bermain bagi Anak ... 14

1. Permainan Bahasa untuk Melatih Kemampuan Berbicara .. 17

B. Media Gambar Seri ... 20

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 20

2. Peranan Media dalam Pembelajaran ... 23

3. Manfaat Media Pembelajaran ... 24

4. Jenis-Jenis Media Pembelajaran... 25

C. Keterampilan Berbicara dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini ... 33

1. Perkembangan Bahasa dan Anak Usia Dini... 33

2. Keterampilan Berbicara ... 36

3. Penguasaan Kosa Kata ... 46

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 54

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 58


(2)

D. Teknik Pengumpulan Data ... 63

E. Instrument Penelitian ... 64

F. Teknik Pengolahan Data ... 70

1. Teknik Analisis Data ... 70

2. Uji Hipotesis ... 71

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian ... 75

1. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Bermain dengan Media Gambar Seri dalam Mengembangkan Keterampilan Berbicara dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini ... 75

2. Perbedaan Keterampilan Berbicara Antara Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 85

a. Penguasaan Awal (Pre-test) ... 86

b. Penguasaan Akhir (Pos-test) ... 88

c. Peningkatan (N-Gain) Keterampilan Berbicara ... 91

3. Perbedaan Penguasaan Kosa Kata Antara Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 93

a. Penguasaan Awal (Pre-test) ... 94

b. Penguasaan Akhir (Pos-test) ... 96

c. Peningkatan (N-Gain) Penguasaan Kosa Kata ... 100

4. Hasil Perhitungan Setiap Aspek ... 102

a. Keterampilan Berbicara ... 102

b. Penguasaan Kosa Kata ... 109

B. Pembahasan ... 116

1. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa melalui Bermain dengan Media Gambar Seri dalam Mengembangkan Keterampilan Berbicara dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini ... 116

2. Pengaruh Bermain dengan Menggunakan Media Gambar Seri terhadap Keterampilan Berbicara dan Penguasaan Kosa Kata Anak ... . 122

a. Keterampulan Berbicara... 123

b. Penguasaan Kosa Kata ... 124

3. Keunggulan dan Keterbatasan Penggunaan Media Gambar Seri dalam Mengembangkan Keterampilan Berbicara dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini ... 128

BAB V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 132


(3)

DAFTAR PUSTAKA ... 136 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 139 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 266


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa Anak ... 33

2.2 Jumlah Kosa Kata yang Dimiliki Anak Sesuai dengan Usianya ... 49

3.1 Pretest-posttest control design... 55

3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 60

3.3 Instrumen Data Peneitian ... 63

3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Keterampilan Berbicara dan Penguasaan KosaKata Anak Usia Dini ... 65

3.5 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 69

3.6 Klasifikasi Gain (g) ... 71

4.1 Pemerolehan Nilai Pre-test dan Pos-test Keterampilan Berbicara pada Kelas Kontrol dan kelas eksperimen ... 85

4.2 Hasil Uji Normalitas Nilai Pre-test Keterampilan Berbicara ... 86

4.3 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pre-test Keterampilan Berbicara ... 87

4.4 Uji Beda Rata-rata Pre-test Keterampilan Berbicara ... 88

4.5 Hasil Uji Normalitas Penguasaan Akhir (Pos-test) Keterampilan Berbicara ... . 89

4.6 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pos-test Keterampilan Berbicara ... 89

4.7 Uji Beda Rata-rata Pos-test Keterampilan Berbicara... 90

4.8 Perolehan Nilai Pre-test, Pos-test dan N-Gain Keterampilan Berbicara pada Kelas Kontrol ... 91

4.9 Perolehan Nilai Pre-test, Pos-test dan N-Gain Keterampilan Berbicara pada Kelas Eksperimen ... 92

4.10 Pemerolehan Nilai Pre-test dan Pos-test Penguasaan Kosa Kata pada Kelas Kontrol dan kelas eksperimen ... 93

4.11 Hasil Uji Normalitas Nilai Pre-test Penguasaan Kosa Kata ... 94

4.12 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pre-test Penguasaan Kosa Kata ... 95

4.13 Uji Beda Rata-rata Pre-test Penguasaan Kosa Kata ... 96

4.14 Hasil Uji Normalitas Penguasaan Akhir (Pos-test) Penguasaan Kosa Kata ... 97


(5)

4.16 Uji Beda Rata-rata Pos-test. Penguasaan Kosa Kata ... 99 4.17 Perolehan Nilai Pre-test, Pos-test dan N-Gain Penguasaaan Kosa

Kata pada Kelas Kontrol ... 100 4.18 Perolehan Nilai Pre-test, Pos-test dan N-Gain Penguasaan Kosa

Kata pada Kelas Eksperimen ... 101 4.19 Perolehan Skor Pre-test, Pos-test dan N-Gain Setiap Aspek

KeterampilanBerbicara ... 102 4.20 Perolehan Skor Pre-test, Pos-test dan N-Gain Setiap Indikator

pada Aspek Mengucapkan Bunyi/Kata-kata ... 104 4.21 Perolehan Skor Pre-test, Pos-test dan N-Gain Setiap Indikator

pada Aspek Menyampaikan Ide ... 106 4.22 Perolehan Skor Pre-test, Pos-test dan N-Gain Setiap Indikator

pada Aspek Berkomunikasi Secara Lisan ... 107 4.23 Perolehan Skor Pre-test, Pos-test dan N-Gain Setiap Aspek

Penguasaan Kosa Kata ... 109 4.24 Perolehan Skor Pre-test, Pos-test dan N-Gain Setiap Indikator

pada Aspek Kata Benda ... 111 4.25 Perolehan Skor Pre-test, Pos-test dan N-Gain Setiap Indikator

pada Aspek Kata Kerja... 112 4.26 Perolehan Skor Pre-test, Pos-test dan N-Gain Setiap Indikator

pada Aspek Kata Sifat ... 113 4.27 Perolehan Skor Pre-test, Pos-test dan N-Gain Setiap Indikator

pada Aspek Kata Keterangan ... 115


(6)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman Observasi Keterampilan Berbicara Anak ... 139

2. Pedoman Observasi Penguasaan Kosa Kata Anak ... 141

3. Lembar Pertanyaan Keterampilan Berbicara Anak ... 143

4. Lembar Pertanyaan Penguasaan Kosa Kata Anak... 145

5. Pedoman Observasi Proses Belajar Mengajar ... 147

6. Analisis Data Keterampilan Berbicara dan Penguasaan Kosa Kata Anak pada kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 152

7. Skor Pre-test Keterampilan Berbicara pada Kelas Eksperimen ... 196

8. Skor Pos-test Keterampilan Berbicara pada Kelas Eksperimen ... 197

9. Skor Pre-test Keterampilan Berbicara pada Kelas Kontrol ... 198

10. Skor Pos-test Keterampilan Berbicara pada Kelas Kontrol ... 199

11. Skor Pre-test Penguasaan Kosa Kata pada Kelas Eksperimen ... 200

12. Skor Pos-test Penguasaan Kosa Kata pada Kelas Eksperimen ... 201

13. Skor Pre-test Penguasaan Kosa Kata pada Kelas Kontrol ... 202

14. Skor Pos-test Penguasaan Kosa Kata pada Kelas Kontrol ... 203

15. Hasil prosentase keterserapan materi yang diperoleh anak.selama Perlakuan ... 204

16. Hasil observasi guru pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 208

17. Nilai Pre-test, Pos-test dan N-Gain Keterampilan Berbicara Kelas Kontrol ... 216

18. Nilai Pre-test, Pos-test dan N-Gain Keterampilan Berbicara Kelas Eksperimen... 217

19. Nilai Pre-test, Pos-test dan N-Gain Penguasaan Kosa Kata Kelas Kontrol ... 218

20. Nilai Pre-test, Pos-test dan N-Gain Penguasaan Kosa Kata Kelas Eksperimen... 219

21. Skenario /Cerita Gambar Seri ... 220

22. Foto Pelaksanaan Pembelajaran Bermain dengan Media Gambar seri 230

23. Satuan Kegiatan Mingguan dan Satuan Kegiatan Harian ... 240


(8)

25. Perlakuan1-10 ……….. 256

26. Riwayat Hidup………. 266

27. Rangking Peningkatan Keterampilan Berbicara dan Penguasaan

Kosa Kata Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen... 267 28. Surat Permohonan Melakukan Observasi ... 29. Surat Pernyataan telah Melaksanakan Penelitian dari TK Kartika

Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka ... 30. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis ...


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak, terdiri dari beberapa tahapan sesuai dengan usia dan karakteristik perkembangannya. Perkembangan adalah suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi seperti fisik, kognitif, dan sosio-emosional. Bahasa adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti), sintaksis (tata bahasa), semantik (variasi arti), dan pragmatik (penggunaan) bahasa (Santrock dalam Dhieni N, 2007: 3). Melalui bahasa, anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran dan perasaannya pada orang lain.

Pembelajaran bahasa mempunyai tujuan agar siswa terampil berbahasa yang meliputi keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Untuk berinteraksi dengan lingkungan, anak akan dituntut untuk dapat berbicara, selain itu lingkungan memberikan pula pelajaran terhadap tingkah laku dan ekspresi serta penambahan perbendaharaan kata. Berbicara secara umum dapat diartikan sebagai suatu penyampaian ide atau gagasan, pikiran kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Hal ini diperkuat oleh Tarigan (2008: 1)” semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya”.


(10)

2

Keterampilan berbicara adalah kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan sebagai media dalam menyampaikan suatu ide, gagasan atau pendapat serta pemikirannya kepada orang lain untuk berbagai kepentingan. Menurut Arsyad dan Mukti (1998: 23) keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan kita sehingga maksud pembicaraan dapat dipahami oleh orang lain.

Keterampilan berbicara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu ketentuan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengucapkan bunyi atau kata-kata, mengekspresikan, menyampaikan pikiran, gagasan serta perasaannya kepada orang lain secara lisan. Seperti yang tertuang dalam Standar Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik) bahwa anak usia 5-6 tahun dalam mengungkapkan bahasa sudah mampu:

1. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks,

2. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama,

3. Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitumg,

4. Menyususn kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan),

5. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain,

6. Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.

Menurut pendapat Bowler dan Linke (Dhieni, 2007: 3.5) bahwa perkembangan bahasa anak semakin meningkat pada usia 5 tahun dimana anak sudah dapat berbicara lancar dengan menggunakan berbagai kosa kata baru. Hal ini sesuai dengan Pengembangan Kemampuan Bahasa Anak TK dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 dalam Dhieni N (2007: 9.6) bahwa karakteristik kemampuan bahasa anak Taman Kanak-Kanak usia usia 5-6 tahun diantaranya:


(11)

1. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2500 kosa kata, kemudian,

2. Lingkup kosa kata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna, ukuran, bentuk, ukuran bentuk dan rasa bau, kecantikan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan jarak, permukaan kasar/ halus,

3. Sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik,

4. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut. Pengembangan keterampilan berbicara pada anak usia dini merupakan suatu dasar terbentuknya komunikasi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pembentukan keterampilan berbicara sangat penting baik pada anak usia dini maupun pada saat anak mulai masuk pendidikan dasar (Puckett and Black 2001: 307). Hal ini sejalan dengan pendapat Janice J.Beaty (1994: 269) bahwa keterampilan berbicara merupakan kemampuan yang sangat mendasar dan penting dalam menjalin hubungan sosial, anak-anak harus didorong untuk berbicara dengan baik. Sejalan dengan pendapat tersebut diatas, Bruner dan Lev Vygotsky (Brewer, 2007: 275) menyatakan bahwa pada masa anak merupakan waktu yang sangat penting dalam pembelajaran berbicara, sebab dengan berbicara anak akan aktif mencari makna, mencari kata-kata serta mencari jalan untuk berkomunikasi dengan anak lain.

Untuk mengembangkan penguasaan kosa kata anak usia dini tidak dapat dilepaskan dengan penentuan kosa kata apa saja yang sesuai dengan anak usia dini itu sendiri, untuk itu perlu diuraikan mengenai kata-kata yang relevan dan sesuai untuk anak usia dini, uraian kosa kata terkait erat dengan jenis kata. Jenis kata menurut pendapat Keraf dalam Suhartono (2005: 194) yaitu kata-kata bahasa Indonesia dibagi menjadi empat jenis, yaitu: kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata tugas. Sedangkan menurut Dhieni et al (2007: 9.6–9.7) memperkaya kosa


(12)

4

kata yang diperlukan untuk berkomunikasi sehari-hari meliputi kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan waktu, adapun lingkup kosa kata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna, ukuran, bentuk rasa, kecantikan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan jarak, permukaan.

Penelitian intensif tentang perkembangan kosa kata pada anak-anak diibaratkan oleh Berk (1989) sebagai sejauh mana kekuatan anak untuk memahami ribuan pemetaaan kata-kata ke dalam konsep-konsep yang dimiliki sebelumnya meskipun belum tertabelkan dalam dirinya dan kemudian menghubungkannya dengan kesepakatan dalam bahasa masyarakatnya. Penelitian tentang kecakapan berbahasa terus berkembang berdasarkan hasil observasi para ahli tentang bahasa anak, beberapa ahli sepakat bahwa anak memiliki kemampuan untuk menirukan bahasa orang tua yang dilakukan dengan dua cara yaitu secara spontan dan melalui penugasan dari orang dewasa untuk meniru bahasa tersebut. Seperti halnya penelitian yang dilakukan Fraser, Beluggi dan Brown, mereka mengembangkan suatu alat tes, yaitu ICP (Imitation comprehension Production Test), dalam tes tersebut anak diberikan dua macam bentuk tata bahasa yang berlawanan seperti kalimat aktif dan kalimat pasif. Setelah itu anak diperlihatkan dua gambar seuai dengan bentuk kalimat yang sebelumnya diberikan. Anak kemudian diminta untuk menunjukkan gambar yang tepat sesuai dengan kalimat yang diucapkan penguji. Pada akhir tes anak harus membuat kalimat sendiri berdasarkan gambar yang diberikan, jawaban anak menunjukkan kecakapan dalam memahami kalimat-kalimat tersebut (Comprehension) dan membuat kalimat-kalimat sendiri (Production).


(13)

Permasalahan yang muncul dilapangan secara umum keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak belum dikuasai oleh semua anak, khususnya anak-anak yang berada di pedesaan atau pinggiran yang disebabkan keterbatasan kata-kata yang diketahui dan informasi yang didengar dari orang-orang yang ada disekelilingnya, hal ini terlihat masih ada anak yang diam, bengong, kadang termangu kalau di tanya oleh guru atau teman disekolah, bahkan oleh orang tua atau orang-orang yang ada disekitar, anak belum mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang sesuatu hal, terbata-bata takut salah kalau berbicara, karena anak belum memiliki kosa kata yang memadai, atau pembelajaran yang kurang variatif, kalau hal itu di biarkan secara terus menerus anak akan mempunyai kesulitan dalam menggunakan bahasa, terutama dalam berkomunikasi secara lisan di masyarakat.

Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan diatas, perlu kiranya guru untuk menerapkan bermain dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak. Karena bermain akan membantu mengembangkan aspek intelektual, sosio emosional, kognisi/bahasa, spiritual, pisik, yang terjadi secara interdependensi atau saling terpadu, saling ketergantungan, saling mempengaruhi dan melengkapi sekaligus melibatkan kognisi, afeksi, dan psikomotor.

Piaget dan Mayesty dalam Sujiono Y Nurani (2009: 144) mengatakan bahwa: „Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan dan kepuasan bagi diri seseorang‟. Sedangkan menurut Parten, Docket, Fleer dalam Sujiono Y Nurani (2009: 144) memandang bahwa:


(14)

6

Kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan melalui bermain dapat memberi kesempatan anak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara menyenangkan. Selain itu kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa ia hidup serta lingkungan tempat dimana ia hidup.

Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli, salah satu tokoh yang dianggap berjasa untuk meletakkan dasar tentang bermain adalah filsuf Yunani yang pertama Plato. Plato dianggap sebagai orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis dari bermain, anak-anak lebih mudah mempelajari aritmatika dengan cara membagikan apel kepada anak-anak, atau melalui pemberian alat permainan miniatur balok-balok kepada anak usia tiga tahun yang pada akhirnya akan mengantar anak tersebut menjadi seorang ahli bangunan. Berbeda dengan Aristoteles, beliau berpendapat anak-anak perlu didorong untuk bermain dengan apa yang akan mereka tekuni dimasa dewasa nanti. Sedangkan, menurut Frobel kegiatan bermain maupun mainan yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik perhatian serta mengembangkan pengetahuan mereka. Jadi Plato, Aristoteles dan Frobel menganggap bermain sebagai kegiatan yang mempunyai nilai praktis, artinya bermain digunakan sebagai media untu anak. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Odom, Mc Connel dan Chandler dalam Muslihuddin dan Agustin M (2008: 41) bahwa kegiatan bermain bagi anak 75% berkontribusi positif terhadap perkembangan keterampilan sosialnya (social skills). Angka yang cukup tinggi tersebut setidaknya menggambarkan betapa penting kegiatan bermain bagi anak

Kegiatan bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna bagi anak, misalnya saja untuk memperoleh pengalaman dalam membina hubungan dengan sesama teman, menambah perbendaharaan kata, menyalurkan


(15)

perasaan-perasaan tertekan dan masih banyak sekali manfaat lain yang dapat dipetik dari kegiatan bermain dan permainan. Khusus untuk pengembangan kemampuan bahasa, permainan memiliki manfaat yang sangat baik bagi anak, dengan teman-teman sebayanya anak perlu berkomunikasi, pada mulanya melalui bahasa tubuhnya, tapi dengan meningkatnya usia dan bertambahnya perbendaharaan katanya, ia akan lebih banyak menggunakan bahasa lisan. Anak akan belajar kata-kata baru sehingga memperkaya perkembangan bahasanya serta mampu menggunakan bahasa secara lebih terampil serta luwes, semua ini dapat diperoleh anak melalui kegiatan permainan bahasa, anak akan dapat menyusun kemampuan bahasanya, banyak kosa kata muncul dari interaksi anak dalam permainan dengan teman sebayanya.

Agar lebih menarik dan menyenangkan dalam bermain, alangkah baiknya menggunakan gambar, karena media visual merupakan sarana dalam menyampaikan pesan/ materi dalam kegiatan pembelajaran, walaupun itu hanya media yang sederhana tetapi itu sangat membantu komunikasi menjadi efektif. Gambar dapat memberikan nilai yang sangat berarti, terutama dalam membentuk pengertian baru dan untuk memperjelas pengertian baru, disamping itu, penggunaan media gambar seri dapat menimbulkan daya tarik tersendiri bagi siswa, merangsang minat siswa sehingga siswa lebih senang mengikuti kegiatan bermain sambil belajar di sekolah.

Pendapat Yunus dalam Arsyad (2000: 16)‟ bahwa media pengajaran paling besar pengaruhnya pada indra dan lebih dapat menjamin pemahaman‟. Menurut Arsyad (2000: 89)“ media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan, media visual dapat pula menumbuhkan minat anak dan


(16)

8

dapat memberikan hubungan antara isi pelajaran dengan dunia nyata“. Penggunaan media gambar ini tidak harus mengeluarkan biaya mahal, karena dapat mengambil gambar dari surat kabar, majalah, kelender, bulletin, kartun, gambar seri dan gambar lainnya yang bisa dibuat oleh guru sebagai produk kreatifitasnya.

Memberikan kegiatan yang menarik dan merangsang merupakan suatu bagian penting dalam mendorong perkembangan bahasa, karena anak harus mampu mengungkapkan dan menggunakan kata-kata, untuk mendorong anak agar mampu mengungkapkan diri dengan kata-kata, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah melalui permainan bahasa dalam bentuk permainan berbicara atau permainan deskriptif. Permainan deskriptif adalah permainan yang menuntut anak–anak untuk menguraikan benda dengan mendorong anak untuk mencari kata-kata dan membantu mereka berbicara serta berpikir dengan lebih jelas, salah satu contohnya permainan pemberian gambar .

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis terdorong untuk melakukan

penelitian dengan mengambil judul“ Dampak Penerapan Bermain dengan

Media Gambar Seri dalam Mengembangkan Keterampilan Berbicara dan

Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini “ (Studi Eksperimen Kuasi di Taman

Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 33 Jalan Abdul Halim No 428 Kabupaten Majalengka).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan salah satu hal yang pokok dan penting dalam kegiatan penelitian, agar penelitian ini lebih terarah, fokus dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut


(17)

1. Bagaimanakah proses pelaksanaan bermain dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam keterampilan berbicara anak usia dini antara yang menerapkan pembelajaran melalui bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri di Taman Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam penguasaan kosa kata anak usia dini antara yang menerapkan pembelajaran bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri di Taman Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan bermain dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini.

2. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan dalam keterampilan berbicara anak usia dini antara yang menerapkan pembelajaran bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri di Taman Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka.


(18)

10

3. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan dalam penguasaan kosa kata anak usia dini antara yang menerapkan pembelajaran bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri di Taman Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka.

D. Manfaat penelitian

Penelitian tentang dampak penerapan bermain dengan media gamba seri ini memiliki makna, baik secara teoretis maupun secara praktis.

1. Secara teoretis, penelitian ini dapat memperkaya konsep dan literatur dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini;

2. Secara praktis, hasil penelitian ini merupakan masukan dan pengalaman yang berharga bagi guru dalam menggunakan media gambar seri sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di TK, bagi pengelola bermanfaat dalam rangka meningkatkan program pembelajaran kearah yang lebih baik, sedangkan bagi peneliti memberikan pengalaman sangat berharga dapat bekerjasama dengan guru dalam menyelesaikan masalah di sekolah dan menambah wawasan untuk memperbaiki pola pikir kedepan.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan penafsiran yang berbeda, maka peneliti membuat definisi operasional sebagai berikut.

1. Bermain dengan media gambar seri adalah kegiatan atau proses interaksi antara guru, siswa, metode, materi dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan menggunakan gambar seri sebagai media


(19)

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Kegiatan diberikan melalui permainan yang menuntut anak untuk menguraikan benda serta mendorong mereka untuk mencari kata-kata dan membantu mereka untuk berbicara dan berpikir dengan lebih jelas (Dhieni N, 2007: 12.9). Gambar seri disebut juga flow chart atau gambar susun, media ini terbuat dari kertas manila lebar yang berisi beberapa buah gambar yang saling berhubungan satu sama lain sehingga merupakan satu rangkaian cerita. Setiap gambar diberi nomor sesuai sesuai urutan jalan ceritanya. Media ini sangat sesuai untuk melatih keterampilan ekspresi tulis (mengarang) dan keterampilan ekspresi lisan (berbicara, bercerita). Dengan mengamati gambar yang dibentangkan didepan kelas anak didik diharapkan dapat memperoleh konsep tentang topic tertentu (Suparno, 1987: 18). Dengan demikian bermain dengan media gambar seri didefinisikan sebagai kegiatan anak menceritakan isi gambar, menguraikan gambar, menyebutkan nama-nama benda, mengucapkan kata-kata, serta menghubungkan gambar yang satu dengan gambar yang lain sehingga akan menjadi suatu cerita yang bermakna. Pemanfaatan media gambar seri diharapkan adanya perubahan dan peningkatan konseptual anak, ketajaman proses berpikir kritis anak, langkah ini secara perlahan akan memberikan gambaran pada anak dalam kelancaran berkomunikasi, mencurahkan ide, gagasan dan penyampaian informasi.

2. Berbicara mencakup tiga proses terpisah tetapi saling berhubungan yakni belajar mengucapkan kata, mengembangkan kosa kata, dan membentuk kalimat. Definisi operasional keterampilan berbicara adalah anak dapat


(20)

12

mengucapkan kata-kata dengan lafal yang benar sesuai dengan gambar, menyebutkan benda atau gambar yang di lihatnya, menguasai kosa kata (kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan), menggunakan kalimat untuk berkomunikasi, menceritakan pengalaman sendiri dengan bahasa yang sederhana, melakukan komunikasi dengan orang lain, memberi keterangan atau informasi tentang sesuatu hal. Adapun indikator yang digunakan dalam keterampilan berbicara adalah mengucapkan bunyi atau kata-kata, menyebutkan kata, menirukan suara, melakukan percakapan, mengekspresikan pikiran, dan menyampaikan pikiran/gagasan serta persaannya kepada orang lain secara lisan.

3. Penguasaan kosa kata adalah sebagai peningkatan dari sisi jumlah perbendaharaan kata dan pemahaman dari kata itu sendiri yang harus dimiliki oleh anak. Kosa kata yang diperlukan untuk berkomunikasi sehari-hari meliputi kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan. Untuk memperkaya perbendaharaan kata anak harus dilatih dalam pengembangan bicara sesuai dengan kondisi lingkungan anak dan lingkungan TK. Agar anak memiliki dan menguasai perbendaharaan kata maka definisi operasional yang digunakan adalah anak dapat menyebutkan kata benda, menggunakan kata kerja, mengerti yang berkaitan dengan kata sifat, membuat kalimat dengan menggunakan kata benda, kata sifat, kata kerja dan kata keterangan.

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian (Furgon dan Emilia E, 2010: 26). Atas dasar rumusan di atas hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut.


(21)

1. H1: µ1 ≠ µ2 Terdapat perbedaan yang signifikan dalam keterampilan

berbicara anak usia dini antara yang menerapkan pembelajaran bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gam bar seri di Taman Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka.

2. H1: µ1 ≠ µ2 Terdapat perbedaan yang signifikan dalam penguasaan kosa

kata anak usia dini antara yang menerapkan pembelajaran bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri di Taman Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka.


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode kuasi ekspermen digunakan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak antara yang menerapkan bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini jenis Quasi-exsperimental designs, dengan menggunakan kelompok atau kelas yang sudah tersedia/terbentuk sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Furqon dan Emilia E, 2010: 20). Yang membedakan antara true-experiment dengan quasi-experiment adalah adanya random assignment pada true-quasi-experiment, ketiga desain pada kelompok true-experimental designs akan berubah menjadi quasi-experimental designs manakala peneliti tidak melakukan random assignment, tetapi menggunakan kelompok atau kelas-kelas yang sedang berlangsung sebagai kelompok eksperimen dan kelompok control. Sebelum di beri perlakuan, masing-masing kelompok diberi pretest dengan maksud untuk mengetahui keadaan awal homogenitas dan normalitas sampel, kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan bermain media gambar seri sementara kelompok kontrol diberi perlakuan bermain tanpa media gambar seri (konvensional), kemudian kedua kelompok tersebut diberikan postest untuk mengetahui keterampilan beerbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini.


(23)

Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yakni variabel X bermain dengan media gambar seri, variabel Y keterampilan berbicara dan variabel Y penguasaan kosa kata. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain kuasi eksperimen dilukiskan pada Tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Pretest-posttest Control Design

Kelompok Pretes Perlakuan Postest

A O X1 O

B O X2 O

(Furqon dan Emilia E,2010:18) Keterangan :

A/B: kelompok eksperimen dan kelompok control

O : pre-test sebelum diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen O : pos-test setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen X1 : perlakuan bermain dengan media gambar seri

X2 : perlakuan bermain tanpa media gambar seri/konvensional

O : pre-test pada keompok control O : post-test pada kelompok kontrol

Dengan membandingkan hasil observasi antara tes awal dengan tes akhir akan diketahui seberapa besar perubahannya sebagai indikator keefektifan perlakuan (Arikunto, 1988: 86). Adapun langkah-langkah desain/ alur penelitian sebagai berikut.


(24)

56

Desain /alur penelitian yang digunakan ditunjukkan pada Bagan 3.1

Bagan 3.1 Alur Penelitian

Bermain dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak uusia dini

Penyusunan instrument

1. Pedoman observasi keterampilan berbicara

2. Pedoman observasi penguasaan kosa kata

Melatih guru TK Kartika 33 Siliwangi dalam penyusunan rancangan pembelajaran dengan menggunaan media gambar seri dan rancangan pembelajaran tanpa menggunakan gambar seri

Kelompok kontrol Pre-test Kelompok eksperimen

Penerapan dan observasi bermain dengan media ggambar seri Pos-test

Pembelajaran bermain tanpa media gambar seri

/konvensional

Pembahasan

Pengolahan dan analisiis

data

Kesimpulan

Perumusan masalah Studi pendahuluan


(25)

Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini di awali dengan studi literature mengenai pmebelajaran bahasa dengan menerapkan bermain dengan media gambar dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini, sekaligus mengidentifikasi permasalahan dilapangan, agar dapat mengetahui apa yang terjadi di lapangan sehingga peneliti dapat menerapkan penelitian yang tepat sasaran untuk mengatasi permasalahan dilapangan. Kemudian menentukan penelitian dengan judul dampak penerapan bermain dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini. Dilanjutkan dengan melatih guru TK Kartika Siliwangi 33 tentang konsep bermain dengan media gambar seri melalui permainan deskriptif dalam bentuk permainan pemberian gambar dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini, menyiapkan anak didik, menyusun RKM dan RKH untuk pembelajaran. Dilanjutkan dengan menyusun instrument berupa pedoman observasi keterampilan berbicara dan pedoman observasi penguasaan kosa kata anak usia dini kemudian melakukan uji validitas pada kelompok eksperimen dan kelompok control.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini kegiatan diawali dengan memberikan pre-test pada kelompok eksperimen dan kelompok control untuk mengetahui kemampuan awal anak dalam keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak sebelum diberikan perlakuan. Dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen yaitu bermain dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan


(26)

58

berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini sebanyak 10 kali tatap muka, dan memberi perlakuan pada kelompok control pembelajaran tanpa media gambar seri/konvensional. Pada kelas eksperimen peneliti mengamati kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, serta mengamati responden dalam melaksanakan permainan deskriptif dalam bentuk pemberian gambar dengan media gambar seri, peneliti mengamati responden dalam mengucapkan kata/bunyi, menyebutkan benda/kata, menyebutkan nama-nama tokoh dalam cerita, menceritakan gambar seri, memberi nama benda dengan mencari kata-kata sendiri, menjawab pertanyaan dari guru maupun teman, kemampuan berkomunikasi dalam unjuk kerja dengan menggunakan gambar seri, mampu menggunakan kata benda, kata sifat, kata kerja dan kata keterangan dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai selama 10 kali pertemuan, kemudian diberikan pos-test pada kelompok eksperimen dan kelompok control untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini antara yang menggunakan bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri (konvensional). 3. Tahap Analisis Data

Setelah pembelajaran penerapan bermain dengan media gambar seri selesai, data hasil observasi yang telah terkumpul akan dianalisis dan diolah secara statistic untuk data kuantitatif dan deskriptif untuk data kualitatif.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian


(27)

Lokasi penelitian adalah Taman Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 33 Jalan Abdul Halim No 428 Kabupaten Majalengka. TK ini sudah terakreditasi dengan nilai B. Alasan mengambil lokasi ini adalah karena bermain dengan media gambar seri melalui permainan deskriptif belum pernah diterapkan, anak-anak pada umumnya memiliki cirri-ciri yang homogen kemampuannya terutama dalam keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata, guru-guru sangat responsive dan mau berkembang sehingga berkeinginan untuk menerapkan bermain dengan media gambar seri melalui permainan deskriptif untuk mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini di sekolah tersebut.

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah siswa Taman Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka. Populasi berjumlah 20 anak dengan usia berkisar 5 tahun, pembagian populasi pada kelompok control dan kelompok eksperimen adalah dengan perbandingan 10:10.

C. Waktu dan Tahap Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2011 sampai bulan Juni 2011. Jadual kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2.


(28)

60

Tabel 3.2

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 Uji instrumen

Melatih guru tentang bermain dengan media gambar seri Pretest

Pelaksanaan Pembelajaran penerapan bermain dengan media gambar seri

Pelaksanaan pembelajaran bermain tidak menggunakan media gambar

seri/konvensional Postest

Mengumpulkan data Mengolah data

TK Kartika Siliwangi 33 Kab Majalengka

Guru kelas Eksperimen

Kelas eksperimen dan kelas control Kelas eksperimen

Kelas control

Kelas eksperimen dan kelas kontrol Hasil pretest dan postest

statistik

2. Tahap Penelitian

Pada penelitian ini ditentukan dua kelas sebagai subjek penelitian, kelas pertama sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas control. Selanjutnya pada kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran penerapan bermain dengan media gambar seri sebanyak 10 pertemuan dengan langkah pembelajaran sebagai berikut.

a. Tahap persiapan penelitian, dengan langkah kegiatan sebagai berikut.

1) Guru menata lingkungan kelas untuk mendukung kegiatan bermain dengan media gambar seri.


(29)

2) Guru dan anak mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan berupa beberapa potongan gambar/adegan sesuai dengan cerita.

3) Dengan bimbingan guru anak mengatur posisi tempat duduk. b. Tahap awal, dengan langkah kegiatan sebagai berikut.

1) Anak-anak berbaris kemudian masuk kelas dan duduk melingkar.

2) Guru membimbing anak untuk berdoa, megucapkan surat-surat pendek serta menyanyi dan mengabsen anak didik.

3) Guru memberikan motivasi kepada anak untuk mengikuti kegiatan.

4) Guru memberikan informasi dan penjelasan kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan.

c. Tahap Inti, dengan langkah kegiatan sebagai berikut.

1) Guru sedang memperlihatkan alat peraga /gambar seri pada anak.

2) Guru sedang bercerita dengan menggunakan gambar seri, anak medengarkan.

3) Anak memperhatikan guru yang sedang bercerita sambil menunjukkan gambar seri sebagai alat peraga yang digunakan dalam permainan pemberian gambar.

4) Anak secara bergantian melaksanakan permainan deskriptif dalam bentuk pemberian gambar dengan media gambar seri.

5) Anak diberi kesempatan dan keluasaan dalam memberikan judul cerita, memberri nama-nama benda-benda yang ada dalam gambar, mengucapkan kata/bunyi, menyebutan benda/kata/nama tokoh/nama tempat, menjawab pertanyaan teman atau guru, kemampuan dalam menggunakan kata benda, kata kerja, kata sifat dan ata keterangan dalam berkomunikasi selama kegiatan tersebut.


(30)

62

6) Anak diberi kesempatan untuk mengurutkan isi cerita secara berurutan. d. Tahap penutup, dengan langkah kegoiatan sebagai berikut.

1) Setelah anak selesai melaksanakan permainan pemberian gambar, guru dan anak lainnya duduk bersama sambil bernyanyi.

2) Guru memberi kesempatan pada anak yang lain untuk mengungkapkan atau berpendapat tentang kegiatan serta pengalaman anak setelah bermain dengan media gambar seri.

3) Guru dan anak lain dapat bertanya tentang isi cerita, tokoh dalam cerita, isi gambar, dan memberi kesempatan pada anak yang lain untuk menceritakan kembali urutan cerita tersebut.

4) Guru dapat mereview (mengulang) kembali cerita yang sudah disampaikan oleh anak.

5) Guru membimbing anak untuk berdoa.

Materi yang diberikan dalam kelas eksperimen tentang penerapan bermain dengan media gambar seri temanya maupun judulnya bervariasi agar tidak membosankan, juga untuk menarik minat anak agar ada ketertarikan untuk mengikuti kegiatan setiap hari. Media gambar seri judul cerita setiap hari berganti, ada 10 judul cerita yang akan digunakan yaitu antara lain;1) Penyesalan induk ayam, 2) Burung kecil yang baik hati, 3) Singa kecil berani pergi ke kelompok bermain, 4) Binatang peliharaan, 5) Mengenal ikan lumba-lumba, 6) Kebun binatang,7) Awan yang indah, 8) Bulan dan bintang, 9) Warnaku , dan 10) Cermin pecah, sedangkan dalam kelas control di berikan pembelajaran bermain tanpa media gambar seri /secara konvensional.


(31)

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun dan menjelaskan teknik pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu: observasi.

Penelitian ini menggunakan satu macam cara pengumpulan data yaitu melalui observasi. Data yang berkaitan dengan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak dikumpulkan melalui pretes dan postes. Sedangkan data yang berkaitan dengan aktifitas siswa dan guru selama pembelajaran dikumpulkan melalui observasi. Observasi dipilih sebagai teknik utama dalam penelitian ini, karena penelitian ini akan meneliti keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini. Dokumentasi digunakan agar dapat memperoleh data langsung dari tempat penelitian seperti peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, rekaman kegiatan dan data yang relevan (Akdon, 2008: 137).

Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu menentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrument yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.3

Tabel 3.3

Instrument Data Penelitian No Sumber

Data

Jenis Data Teknik Data instrumen

1 Anak Keterampilan berbicara anak sebelum mendapatkan perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan

Pre- test dan post- test

Pertanyaan operasional tentang keterampilan berbicara anak


(32)

64 2 3 4 Anak Anak dan Guru Guru Penguasaan kosa kata anak sebelum mendapatkan perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan Fotofoto, rekaman kegiatan pembelajaran Data Perencanaan Pembelajaran (RKM dan RKH) pre-test dan post-test Dokumentasi, observasi dokumentasi Pertanyaan operasional tentang penguasaan kosa kata Kamera atau handycame dan pedoman observasi Alat penilaian mutu guru

E. Instrument Penelitian

Titik tolak dari penyusunan instrument adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tesebut diberikan definisi operasional dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur, dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaanatau pernyataan (Sugiyono, 2008:149).

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrument kemudian dikembangkan melalui beberapa tahap yaitu: tahap pembuatan instrument, tahap penyaringan, dan tahap uji coba instrument untuk digunakan menguji kemampuan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata. Sebelum soal diujicobakan, peneliti mendiskusikan terlebih dahulu dengan rekan-rekan S2 , dengan para dosen bahasa, dan tentu saja dengan para pembimbing.

Pengembangan instrument penelitian yang dimaksud adalah untuk mengetahui keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak di Taman Kanak-kanak Kartika Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka, maka disusun butir


(33)

pertanyaan atau pernyataan yang dikembangkan dari indikator yang disusun dalam kisi-kisi instrument. Kisi kisi Instrumen penelitian keterampilan berbicara sebelum di laksanakan penyaringan dan uji coba terdiri dari empat sub variabel, 11 indikator dan 30 butir soal, sedangkan penguasaan kosa kata sebelum dilaksanakan penyarigan dan uji oba terdiri dari dua xub variabel, 15 indikator dan 40 butir soal. Setelah dilakukan penyaringan beberapa kali dan dilaksanakan uji coba pada anak Taman Kanak-Kanak Budi Asih I maka butir soal yang valid keterampilan berbicara 20 butir soal dan peguasaan kosa kata 15 butir soal. Hasil uji validasi dan reliabilitas tercamtum dalam lampiran. Kisi-kisi instrumen penelitian yang tercantum dalam Tabel 3.4 adalah instrumen yang valid yang sudah di uji validitas.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Keterampilan Berbicara dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini N

o

variabel Sub variabel indikator Teknik pulta

respo nden

Butir soal 1 Keterampilan

Berbicara

Mengucapka n bunyi /kata-kata Menyebutkan nama-nama binatang Menirukan suara binatang Mengucapkan huruf vocal a, i, u, e, o Mengucapkan huruf

konsonan Mengucapkan bunyi diftong Ai, au, oi

Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Anak Anak Anak Anak Anak 1,2,3, 4,5,6, 7,8,9, 10,11, 12 13 14


(34)

66

2 Penguasaan kosa kata

Menyampaik an ide

Dapat berkomunika si secara lisan dengan benar Kata benda, kata kerja, kata sifat Menyampaika n pengalaman sendiri secara sederhana Megutarakan keinginan dengan kalimat sederhana Menyebutkan nama sendiri, orang tua dan alamat rumah dengan benar Melakukan percakapan Menjawab pertanyaan Menyebutkank ata benda, nama binatang,nama bunga, perabotan Menggunakan kata kerja berjalan, makan, mengambil, bekerja, berlari dll menyebutkan warna menyebutkan ukuran membedakan bentuk Observasi Observasi Observasi Obervasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak 15 16 17,18 19 20 1,2,3, 4,5, 6,7 8 9 10,


(35)

kata keterangan

mengekspresik an rasa/ emosi Menghitung bilangan Membuat kalimat dengan menggunkan kata

keterangan tempat dan ket waktu

Observasi

Observasi

Observasi

Anak

Anak

Anak

11,12

13

14,15,

Instrument ini di ukur dengan skala yang telah dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan 2009: 86). Skala likert terdapat jarak (interval). Jawaban responden berupa lingkaran penuh (anak mampu tanpa bantuan) dengan skor 3, ceklis (anak mampu dengan bantuan orang lain) dengan skor 2, dan lingkaran kosong (anak belum mampu/ perlu bimbingan) dengan skor 1.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi keterampilan berbicara dan pedoman observasi penguasaan kosa kata. Pedoman observasi ini digunakan untuk mengetahui perubahan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak dari mulai pre test sampai post test. Pedoman observasi ini dibuat dengan menggunakan jawaban responden berupa lingkaran penuh (anak mampu tanpa bantuan) dengan skor 3, ceklis (anak mampu dengan bantua orang lain) dengan skor 2, dan lingkaran kosong (anak belum mampu/ perlu bimbingan) dengan skor 1. Sebelum digunakan di laksanakan uji validitas butir item.


(36)

68

a. Validitas Butir Item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan kevalidan sutau alat ukur atau instrument penelitian. Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur itu mampu mengukur yang diukur pada penelitian. Uji

validitas dilakukan untuk menguji ketepatan suatu item dalam pengukuran instrumennya.

Untuk mengetahui tingkat validitas maka instrument diujicobakan pada sekolah atau Taman Kanak-Kanak yang secara umum mempunyai tingkat yang sama tentang keterampilan berbicara dan penguasaaan kosa kata dengan kelompok yang akan dijadikan penelitian ini. Dalam pengujian validitas butir observasi, peneliti menggunakan validitas isi dan validitas construct. Validitas isi dilakukan dengan cara bertanya dan berdiskusi kepada dua orang ahli pada bidangnya. Atas rekomendasi dari salah satu pembimbing untuk menentukan apakah instrument yang akan digunakan sesuai untuk anak TK. Sedangkan untuk validitas construct instrument dilakukan ujicoba terhadap anak-anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Budi Asih I Kabupaten Majalengka.

Menurut Akdon (2008: 138) sebuah instrument diputuskan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur jika instrument sudah di uji validitasnya dan hasilnya valid. Validitas setiap butir item yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan korelasi Pearson product moment. Kaidah pengujian dengan membandingkan nilai ttabel dengan nilai thitung.. Nilai ttabel

diperoleh dengan dk = n-1 dan tingkat signifikasi α = 0,05, dimana n = jumlah siswa. Untuk mengetahui tingkat validitas dapat dilakukan dengan dengan


(37)

membandingkan antara thitung dan ttabel dengan berpedoman pada kaidah penafsiran

jika thitung > ttabel , berarti data valid, dan jika thitung < ttabel berarti data tidak valid.

Setelah valid kemudian dilanjutkan dengan uji reliabilitas. b. Reliabilitas Butir Item

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Pengujian reliabilitas menggunakan metode Alpha-Cronbach. Standar yang digunakan dalam menentukan reliable dan tidaknya suatu instrument penelitian umumnya adalah antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikasi 5%. Apabila dilakukan pengujian reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach, maka nilai r hitung diwakili oleh nilai Alpha (Triton PB, 2006: 248). Menurut Santoso (2001: 227), apabila alpha hitung lebih besar dari pada r tabel dan alpha hitung bernilai positif, maka suatu instrument penelitian dapat disebut reliable.

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha –Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokkan kedalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran keantapan alpha dapat diinterpretasi seperti Tabel berikut.

Tabel 3.5

Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s.d 0,20 >0,20 s.d 0,40 >0,40 s.d 0,60

Kurang Reliabel Agak Reliabel Cukup Reliabel


(38)

70

>0,60 s.d 0,80 >0,80 s.d 1,00

Reliabel Sangat Reliabel

F.Teknik Pengolahan Data a. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah diperoleh sehingga dapat digunakan dalam menjawab rumusan permasalahan, maka langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Data hasil tes keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata. Data yang diperoleh dari hasil tes, kemudian diolah melalui tahap sebagai berikut. a. Memberikan skor jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas control sesuai

dengan sistem penskoran yang digunakan

b. Membuat tabel skor tes hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas control c. Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran

dihitung dengan rumus g factor (N-Gains) dengan rumus:

S

post -

S

pre

g = (Hake dalam Meltzer, 2002)

S

maks -

S

pre

Keterangan:

Spost = Skor postest

Spre = Skor pretest


(39)

d. Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan untuk menyatakan peningkatan keterampilan berbicara dan peguasaan kosa kata anak dengan menggunakan klasifikasi dari Hake dalam Meltzer yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.6 Klasifikasi Gain (g)

Batasan Interpretasi

g > 0,7 0,3 < g < 0,7

g < 0,3

Tinggi Sedang Rendah

Dampak penerapan bermain dengan media gambar seri dapat dilihat dari perbandingan nilai g kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran bermain dengan media gambar seri dengan kelas control yang menggunakan pembelajaran bermain tanpa media gambar seri /konvensional. Suatu pembelajaran dikatakan lebih efektif jika menghasilkan g lebih tinggi dibanding pembelajaran lainnya. 2. Uji Hipotesis

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data nilai tes awal berbicara pada kelas kontrol dan kels eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal ini penulis menggunakan uji Chi Kuadrat, pengujian dilakukan dengan membandingkan 2hitung dengan 2 tabel.

Menurut ketentuan jika 2hitung lebih kecil dari 2 tabel (2hitung < 2 tabel ) maka

sampel berdistribusi normal dan jika 2hitung > 2 tabel, maka sampel tidak

berdistribusi normal.


(40)

72

1) Memberi skor hasil unjuk kerja siswa kelompok eksperimen dan kelompok control.

2) Menyusun daftar distribusi frekuensi,

3) Menghitung nilai rata-rata (x) dengan rumus:

f

1 X2

x =

f

1

4) Menentukan simpangan baku, dan varian (S²) dengan rumus:

f

1 ( X1 – X )²

S =

n - 1

∑ƒ1 ( X1 –

X )²

S² =

n -,1

(Sudjana, 1992: 95)

5) Menyusun daftar frekuensi observasi (O) dan ekspektasi (E) 6) Menentukan Chi–kuadrat (χ²) dengan rumus:

K ( O 1 - E 1 )

χ² =

₌ E1

(Sudjana, 1992:273) 7) Menentukan derajat kebebasan (db)

Db = k – 3

8) Membandingkan X² hitung dengan X² tabel atau daftar Jika X² hitung lebih kecil

dari X² tabel (X² hitung < X² tabel) maka sampel berdistribusi normal.

b.Uji Homogenitas


(41)

kedua sampel homogen atau tidak. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila harga F hitung lebih kecil dari pada F tabel (Fh < Ft), maka kedua varian homogen. Langkah-langkah uji homogenitas dua varian tes awal sebagai berikut.

1) Menentukan nilai F, dengan rumus. Varian besar F =

Varian kecil

(Sudjana, 1992:250) 2) Menentukan derajat kebebasan (db)

Db1 = n–1

Db2 = n - 2

3) Menentukan nilai F dari tabel atau daftar 4) Menentukan homogenitas kedua variansi

Jika F hitung < F tabel, (F hitung lebih kecil dari F tabel) maka kedua variansi tersebut homogen.

Langkah selanjutnya adalah melakukan uji beda pre-test keterampilan berbicara pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu dengan melakukan uji t, Uji t merupakan salah satu cara untuk menguji adanya perbedaan dua rata-rata, dalam hal ini nilai pretes kemampuan berbicara pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dengan menentukan nilai ttabel dalam taraf kepercayaan () 0,995%

(berarti pada taraf signifikasi 1%), adapun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.

Untuk menguji hipotesis, penulis menggunakan statistic dengan rumus uji t sebagai berikut.


(42)

74

X 1 --- X

t =

1 1

S + n 1 n 2

(Sudjana, 1992:239) Keterangan:

X ι : Rata- rata skor tes akhir kelas eksperimen

X : Rata-rata skor tes akhir kelas control n : Jumlah sampel kelas eksperimen n : Jumlah sampel kelas control

n –1 S² + n –1 S²

S² = ---

n + n – 2 Keterangan :

S² : variansi data kelompok kelas eksperimen S² : Variansi data kelompok kelas control

Bila harga t hitung lebih kecil dari harga t tabel (thitung < ttabel), berarti hipotesis

kerja (H1) ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menggunakan media gambar seri dengan hasil belajar tanpa menggunakan media gambar seri. Akan tetapi bila t hitung lebih besar dari harga t tabel (t hitung > t tabel)

berarti hipotesis kerja (H1) diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar dengan menggunakan media gambar seri untuk mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini Taman Kanak-Kanak Kartika siliwangi 33 Kabupaten Majalengka.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode kuasi ekspermen digunakan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak antara yang menerapkan bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini jenis Quasi-exsperimental designs, dengan menggunakan kelompok atau kelas yang sudah tersedia/terbentuk sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Furqon dan Emilia E, 2010: 20). Yang membedakan antara true-experiment dengan quasi-experiment adalah adanya random assignment pada true-quasi-experiment, ketiga desain pada kelompok true-experimental designs akan berubah menjadi quasi-experimental designs manakala peneliti tidak melakukan random assignment, tetapi menggunakan kelompok atau kelas-kelas yang sedang berlangsung sebagai kelompok eksperimen dan kelompok control. Sebelum di beri perlakuan, masing-masing kelompok diberi pretest dengan maksud untuk mengetahui keadaan awal homogenitas dan normalitas sampel, kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan bermain media gambar seri sementara kelompok kontrol diberi perlakuan bermain tanpa media gambar seri (konvensional), kemudian kedua kelompok tersebut diberikan postest untuk mengetahui keterampilan beerbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini.


(44)

55

Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yakni variabel X bermain dengan media gambar seri, variabel Y keterampilan berbicara dan variabel Y penguasaan kosa kata. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain kuasi eksperimen dilukiskan pada Tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Pretest-posttest Control Design

Kelompok Pretes Perlakuan Postest

A O X1 O

B O X2 O

(Furqon dan Emilia E,2010:18) Keterangan :

A/B: kelompok eksperimen dan kelompok control

O : pre-test sebelum diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen O : pos-test setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen X1 : perlakuan bermain dengan media gambar seri

X2 : perlakuan bermain tanpa media gambar seri/konvensional

O : pre-test pada keompok control O : post-test pada kelompok kontrol

Dengan membandingkan hasil observasi antara tes awal dengan tes akhir akan diketahui seberapa besar perubahannya sebagai indikator keefektifan perlakuan (Arikunto, 1988: 86). Adapun langkah-langkah desain/ alur penelitian sebagai berikut.


(45)

Desain /alur penelitian yang digunakan ditunjukkan pada Bagan 3.1

Bagan 3.1 Alur Penelitian

Bermain dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak uusia dini

Penyusunan instrument

1. Pedoman observasi keterampilan berbicara

2. Pedoman observasi penguasaan kosa kata

Melatih guru TK Kartika 33 Siliwangi dalam penyusunan rancangan pembelajaran dengan menggunaan media gambar seri dan rancangan pembelajaran tanpa menggunakan gambar seri

Kelompok kontrol Pre-test Kelompok eksperimen

Penerapan dan observasi bermain dengan media ggambar seri Pos-test

Pembelajaran bermain tanpa media gambar seri

/konvensional

Pembahasan

Pengolahan dan analisiis

data

Kesimpulan

Perumusan masalah Studi pendahuluan


(46)

57

Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini di awali dengan studi literature mengenai pmebelajaran bahasa dengan menerapkan bermain dengan media gambar dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini, sekaligus mengidentifikasi permasalahan dilapangan, agar dapat mengetahui apa yang terjadi di lapangan sehingga peneliti dapat menerapkan penelitian yang tepat sasaran untuk mengatasi permasalahan dilapangan. Kemudian menentukan penelitian dengan judul dampak penerapan bermain dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini. Dilanjutkan dengan melatih guru TK Kartika Siliwangi 33 tentang konsep bermain dengan media gambar seri melalui permainan deskriptif dalam bentuk permainan pemberian gambar dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini, menyiapkan anak didik, menyusun RKM dan RKH untuk pembelajaran. Dilanjutkan dengan menyusun instrument berupa pedoman observasi keterampilan berbicara dan pedoman observasi penguasaan kosa kata anak usia dini kemudian melakukan uji validitas pada kelompok eksperimen dan kelompok control.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini kegiatan diawali dengan memberikan pre-test pada kelompok eksperimen dan kelompok control untuk mengetahui kemampuan awal anak dalam keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak sebelum diberikan perlakuan. Dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen yaitu bermain dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan


(47)

berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini sebanyak 10 kali tatap muka, dan memberi perlakuan pada kelompok control pembelajaran tanpa media gambar seri/konvensional. Pada kelas eksperimen peneliti mengamati kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, serta mengamati responden dalam melaksanakan permainan deskriptif dalam bentuk pemberian gambar dengan media gambar seri, peneliti mengamati responden dalam mengucapkan kata/bunyi, menyebutkan benda/kata, menyebutkan nama-nama tokoh dalam cerita, menceritakan gambar seri, memberi nama benda dengan mencari kata-kata sendiri, menjawab pertanyaan dari guru maupun teman, kemampuan berkomunikasi dalam unjuk kerja dengan menggunakan gambar seri, mampu menggunakan kata benda, kata sifat, kata kerja dan kata keterangan dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai selama 10 kali pertemuan, kemudian diberikan pos-test pada kelompok eksperimen dan kelompok control untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini antara yang menggunakan bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri (konvensional). 3. Tahap Analisis Data

Setelah pembelajaran penerapan bermain dengan media gambar seri selesai, data hasil observasi yang telah terkumpul akan dianalisis dan diolah secara statistic untuk data kuantitatif dan deskriptif untuk data kualitatif.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian


(48)

59

Lokasi penelitian adalah Taman Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 33 Jalan Abdul Halim No 428 Kabupaten Majalengka. TK ini sudah terakreditasi dengan nilai B. Alasan mengambil lokasi ini adalah karena bermain dengan media gambar seri melalui permainan deskriptif belum pernah diterapkan, anak-anak pada umumnya memiliki cirri-ciri yang homogen kemampuannya terutama dalam keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata, guru-guru sangat responsive dan mau berkembang sehingga berkeinginan untuk menerapkan bermain dengan media gambar seri melalui permainan deskriptif untuk mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini di sekolah tersebut.

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah siswa Taman Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka. Populasi berjumlah 20 anak dengan usia berkisar 5 tahun, pembagian populasi pada kelompok control dan kelompok eksperimen adalah dengan perbandingan 10:10.

C. Waktu dan Tahap Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2011 sampai bulan Juni 2011. Jadual kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2.


(49)

Tabel 3.2

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 Uji instrumen

Melatih guru tentang bermain dengan media gambar seri Pretest

Pelaksanaan Pembelajaran penerapan bermain dengan media gambar seri

Pelaksanaan pembelajaran bermain tidak menggunakan media gambar

seri/konvensional Postest

Mengumpulkan data Mengolah data

TK Kartika Siliwangi 33 Kab Majalengka

Guru kelas Eksperimen

Kelas eksperimen dan kelas control Kelas eksperimen

Kelas control

Kelas eksperimen dan kelas kontrol Hasil pretest dan postest

statistik

2. Tahap Penelitian

Pada penelitian ini ditentukan dua kelas sebagai subjek penelitian, kelas pertama sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas control. Selanjutnya pada kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran penerapan bermain dengan media gambar seri sebanyak 10 pertemuan dengan langkah pembelajaran sebagai berikut.

a. Tahap persiapan penelitian, dengan langkah kegiatan sebagai berikut.

1) Guru menata lingkungan kelas untuk mendukung kegiatan bermain dengan media gambar seri.


(50)

61

2) Guru dan anak mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan berupa beberapa potongan gambar/adegan sesuai dengan cerita.

3) Dengan bimbingan guru anak mengatur posisi tempat duduk. b. Tahap awal, dengan langkah kegiatan sebagai berikut.

1) Anak-anak berbaris kemudian masuk kelas dan duduk melingkar.

2) Guru membimbing anak untuk berdoa, megucapkan surat-surat pendek serta menyanyi dan mengabsen anak didik.

3) Guru memberikan motivasi kepada anak untuk mengikuti kegiatan.

4) Guru memberikan informasi dan penjelasan kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan.

c. Tahap Inti, dengan langkah kegiatan sebagai berikut.

1) Guru sedang memperlihatkan alat peraga /gambar seri pada anak.

2) Guru sedang bercerita dengan menggunakan gambar seri, anak medengarkan.

3) Anak memperhatikan guru yang sedang bercerita sambil menunjukkan gambar seri sebagai alat peraga yang digunakan dalam permainan pemberian gambar.

4) Anak secara bergantian melaksanakan permainan deskriptif dalam bentuk pemberian gambar dengan media gambar seri.

5) Anak diberi kesempatan dan keluasaan dalam memberikan judul cerita, memberri nama-nama benda-benda yang ada dalam gambar, mengucapkan kata/bunyi, menyebutan benda/kata/nama tokoh/nama tempat, menjawab pertanyaan teman atau guru, kemampuan dalam menggunakan kata benda, kata kerja, kata sifat dan ata keterangan dalam berkomunikasi selama kegiatan tersebut.


(51)

6) Anak diberi kesempatan untuk mengurutkan isi cerita secara berurutan. d. Tahap penutup, dengan langkah kegoiatan sebagai berikut.

1) Setelah anak selesai melaksanakan permainan pemberian gambar, guru dan anak lainnya duduk bersama sambil bernyanyi.

2) Guru memberi kesempatan pada anak yang lain untuk mengungkapkan atau berpendapat tentang kegiatan serta pengalaman anak setelah bermain dengan media gambar seri.

3) Guru dan anak lain dapat bertanya tentang isi cerita, tokoh dalam cerita, isi gambar, dan memberi kesempatan pada anak yang lain untuk menceritakan kembali urutan cerita tersebut.

4) Guru dapat mereview (mengulang) kembali cerita yang sudah disampaikan oleh anak.

5) Guru membimbing anak untuk berdoa.

Materi yang diberikan dalam kelas eksperimen tentang penerapan bermain dengan media gambar seri temanya maupun judulnya bervariasi agar tidak membosankan, juga untuk menarik minat anak agar ada ketertarikan untuk mengikuti kegiatan setiap hari. Media gambar seri judul cerita setiap hari berganti, ada 10 judul cerita yang akan digunakan yaitu antara lain;1) Penyesalan induk ayam, 2) Burung kecil yang baik hati, 3) Singa kecil berani pergi ke kelompok bermain, 4) Binatang peliharaan, 5) Mengenal ikan lumba-lumba, 6) Kebun binatang,7) Awan yang indah, 8) Bulan dan bintang, 9) Warnaku , dan 10) Cermin pecah, sedangkan dalam kelas control di berikan pembelajaran bermain tanpa media gambar seri /secara konvensional.


(52)

63

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun dan menjelaskan teknik pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu: observasi.

Penelitian ini menggunakan satu macam cara pengumpulan data yaitu melalui observasi. Data yang berkaitan dengan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak dikumpulkan melalui pretes dan postes. Sedangkan data yang berkaitan dengan aktifitas siswa dan guru selama pembelajaran dikumpulkan melalui observasi. Observasi dipilih sebagai teknik utama dalam penelitian ini, karena penelitian ini akan meneliti keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini. Dokumentasi digunakan agar dapat memperoleh data langsung dari tempat penelitian seperti peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, rekaman kegiatan dan data yang relevan (Akdon, 2008: 137).

Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu menentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrument yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.3

Tabel 3.3

Instrument Data Penelitian No Sumber

Data

Jenis Data Teknik Data instrumen

1 Anak Keterampilan berbicara anak sebelum mendapatkan perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan

Pre- test dan post- test

Pertanyaan operasional tentang keterampilan berbicara anak


(53)

2 3 4 Anak Anak dan Guru Guru Penguasaan kosa kata anak sebelum mendapatkan perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan Fotofoto, rekaman kegiatan pembelajaran Data Perencanaan Pembelajaran (RKM dan RKH) pre-test dan post-test Dokumentasi, observasi dokumentasi Pertanyaan operasional tentang penguasaan kosa kata Kamera atau handycame dan pedoman observasi Alat penilaian mutu guru

E. Instrument Penelitian

Titik tolak dari penyusunan instrument adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tesebut diberikan definisi operasional dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur, dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaanatau pernyataan (Sugiyono, 2008:149).

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrument kemudian dikembangkan melalui beberapa tahap yaitu: tahap pembuatan instrument, tahap penyaringan, dan tahap uji coba instrument untuk digunakan menguji kemampuan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata. Sebelum soal diujicobakan, peneliti mendiskusikan terlebih dahulu dengan rekan-rekan S2 , dengan para dosen bahasa, dan tentu saja dengan para pembimbing.

Pengembangan instrument penelitian yang dimaksud adalah untuk mengetahui keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak di Taman Kanak-kanak Kartika Siliwangi 33 Kabupaten Majalengka, maka disusun butir


(54)

65

pertanyaan atau pernyataan yang dikembangkan dari indikator yang disusun dalam kisi-kisi instrument. Kisi kisi Instrumen penelitian keterampilan berbicara sebelum di laksanakan penyaringan dan uji coba terdiri dari empat sub variabel, 11 indikator dan 30 butir soal, sedangkan penguasaan kosa kata sebelum dilaksanakan penyarigan dan uji oba terdiri dari dua xub variabel, 15 indikator dan 40 butir soal. Setelah dilakukan penyaringan beberapa kali dan dilaksanakan uji coba pada anak Taman Kanak-Kanak Budi Asih I maka butir soal yang valid keterampilan berbicara 20 butir soal dan peguasaan kosa kata 15 butir soal. Hasil uji validasi dan reliabilitas tercamtum dalam lampiran. Kisi-kisi instrumen penelitian yang tercantum dalam Tabel 3.4 adalah instrumen yang valid yang sudah di uji validitas.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Keterampilan Berbicara dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini N

o

variabel Sub variabel indikator Teknik pulta

respo nden

Butir soal 1 Keterampilan

Berbicara

Mengucapka n bunyi /kata-kata Menyebutkan nama-nama binatang Menirukan suara binatang Mengucapkan huruf vocal a, i, u, e, o Mengucapkan huruf

konsonan Mengucapkan bunyi diftong Ai, au, oi

Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Anak Anak Anak Anak Anak 1,2,3, 4,5,6, 7,8,9, 10,11, 12 13 14


(55)

2 Penguasaan kosa kata Menyampaik an ide Dapat berkomunika si secara lisan dengan benar Kata benda, kata kerja, kata sifat Menyampaika n pengalaman sendiri secara sederhana Megutarakan keinginan dengan kalimat sederhana Menyebutkan nama sendiri, orang tua dan alamat rumah dengan benar Melakukan percakapan Menjawab pertanyaan Menyebutkank ata benda, nama binatang,nama bunga, perabotan Menggunakan kata kerja berjalan, makan, mengambil, bekerja, berlari dll menyebutkan warna menyebutkan ukuran membedakan bentuk Observasi Observasi Observasi Obervasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak 15 16 17,18 19 20 1,2,3, 4,5, 6,7 8 9 10,


(56)

67

kata keterangan

mengekspresik an rasa/ emosi Menghitung bilangan Membuat kalimat dengan menggunkan kata

keterangan tempat dan ket waktu

Observasi

Observasi

Observasi

Anak

Anak

Anak

11,12

13

14,15,

Instrument ini di ukur dengan skala yang telah dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan 2009: 86). Skala likert terdapat jarak (interval). Jawaban responden berupa lingkaran penuh (anak mampu tanpa bantuan) dengan skor 3, ceklis (anak mampu dengan bantuan orang lain) dengan skor 2, dan lingkaran kosong (anak belum mampu/ perlu bimbingan) dengan skor 1.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi keterampilan berbicara dan pedoman observasi penguasaan kosa kata. Pedoman observasi ini digunakan untuk mengetahui perubahan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak dari mulai pre test sampai post test. Pedoman observasi ini dibuat dengan menggunakan jawaban responden berupa lingkaran penuh (anak mampu tanpa bantuan) dengan skor 3, ceklis (anak mampu dengan bantua orang lain) dengan skor 2, dan lingkaran kosong (anak belum mampu/ perlu bimbingan) dengan skor 1. Sebelum digunakan di laksanakan uji validitas butir item.


(57)

a. Validitas Butir Item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan kevalidan sutau alat ukur atau instrument penelitian. Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur itu mampu mengukur yang diukur pada penelitian. Uji

validitas dilakukan untuk menguji ketepatan suatu item dalam pengukuran instrumennya.

Untuk mengetahui tingkat validitas maka instrument diujicobakan pada sekolah atau Taman Kanak-Kanak yang secara umum mempunyai tingkat yang sama tentang keterampilan berbicara dan penguasaaan kosa kata dengan kelompok yang akan dijadikan penelitian ini. Dalam pengujian validitas butir observasi, peneliti menggunakan validitas isi dan validitas construct. Validitas isi dilakukan dengan cara bertanya dan berdiskusi kepada dua orang ahli pada bidangnya. Atas rekomendasi dari salah satu pembimbing untuk menentukan apakah instrument yang akan digunakan sesuai untuk anak TK. Sedangkan untuk validitas construct instrument dilakukan ujicoba terhadap anak-anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Budi Asih I Kabupaten Majalengka.

Menurut Akdon (2008: 138) sebuah instrument diputuskan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur jika instrument sudah di uji validitasnya dan hasilnya valid. Validitas setiap butir item yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan korelasi Pearson product moment. Kaidah pengujian dengan membandingkan nilai ttabel dengan nilai thitung.. Nilai ttabel

diperoleh dengan dk = n-1 dan tingkat signifikasi α = 0,05, dimana n = jumlah siswa. Untuk mengetahui tingkat validitas dapat dilakukan dengan dengan


(1)

133

seri dibandingkan dengan bermain tanpa media gambar seri (konvensional). Hal ini dapat dilihat dalam peningkatan (N-Gain) keterampilan berbicara anak kelas eksperimen dan kelas kontrol, ini menunjukkan bahwa bermain dengan menggunakan media gambar seri di kelas eksperimen berpengaruh terhadap keterampilan berbicara anak, pengaruhnya diindikasikan anak semakin lancar dalam berbicara, banyak bertanya, mampu menyampaikan keinginannya pada orang lain, dan kosa katanya bertambah dengan menggunakan kata–kata baru selama melaksanakan komunikasi dengan lingkungan, itu semua bisa diperoleh dari mengikuti pembelajaran melalui bermain dengan media gambar seri juga melihat model yaitu guu yang terampil dan menarik dalam menyampaikan pembelajaran di bandingkan dengan bermain tanpa menggunakan media gambar seri di kelas kontrol.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam penguasaan kosa kata anak antara yang mengikuti pembelajaran melalui bermain menggunakan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri (konvensional). Hal ini dapat dilihat dari peningkatan (N-Gain) penguasaan kosa kata anak kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ini menunjukkan bahwa bermain dengan menggunakan media gambar seri di kelas eksperimen berpengaruh terhadap penguasaan kosa kata anak dibandingkan dengan bermain tanpa menggunakan media gambar seri di kelas kontrol, diindikasikan dalam peningkatan jumlah kosa kata yang dipergunakan dalam berbicara. Ada kata-kata baru yang dimiliki anak yang diambil dari lingkungan maupun dari media gambar seri yang pernah di lihat


(2)

dan didengar selama pembelajaran, sehingga anak mampu berkomunikasi secara lancar dengan lingkungan.

B. Rekomendasi

Rekomndasi diberikan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang dilakukan dan diberikan kepada semua pihak bagi yang memerlukan terutama bagi guru TK, pengelola pendidikan mengenai penerapan bermain dengan menggunakan media gambar seri sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini. Adapun rekomendasi peneliti sebagai berikut.

1. Penelitian ini memberikan rekomendasi bagi guru TK untuk menerapkan bermain dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguaaan kosa kata anak untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di TK, dimulai dari membuat rancangan pembelajaran yang terarah dan terencana sehingga pembelajaran lebih efektif, guru harus terampil dalam menggunakan media gambar seri agar pembelajaran menjadi atrakif, keefektifan itu bisa dilihat dari hasil yang diperoleh menunjukkan perubahan kearah yang lebih baik. Atraktif terlihat dari guru yang piawai dalam menggunakan media pembelajaran sehingga anak menjadi senang, aktif, antusias, tetarik dalam mengikuti kegiatan bermain dengam menggunakan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan bearabicara dan penguasaan kosa kata anak sehingga tercipta suasana yang menyenangkan.


(3)

135

2. Bagi pengelola, penggunaan media gambar seri sebagai upaya meningkatkan efektifitas belajar atau menjadi salah satu pilihan untuk pembelajaran, selain itu juga lebih banyak menyediakan berbagai macam media gambar sebagai alternatif dalam upaya peningkatan pembelajaran lebih variatif dan membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran. 3. Bagi peneliti, mudah-mudahan penelitian ini bisa memunculkan rasa

penasaran, sehingga ada niat untuk melakukan penelitian lanjutan untuk memperbaiki dan meningkatkan penelitiannya agar hasilnya dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini khususnya dalam penerapan media gambar sebagai alat pembelajaran.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdoelah et al. (2006). Bermain Tanpa Alat Permainan Mungkinkah?. Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini: bulletin PADU.Vol 5: Ditjen PLS DepDikNas. (April 2006).

Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek edisi revisi VI Jakarta:: Rineka Cipta.

Arsyad, A (2005). Media Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Arsyad dan Mukti (1988). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia. Jakarta. Erlangga

Depdikbud , (1993) . Kamus Besar Bhasa Indonesia . Jakarta : Balai Pustaka . Dhieni, N (2007). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta. Universitas Terbuka. Direktorat PLSP . ( 2006 ). Bermain. Jakarta. Depdiknas

Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta Furqon dan Emilia. (2010). Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung SPS

UPI

Gutawa (2002). Kecerdasan Spiritual dalam Membentuk Perilaku Anak . Jurnal Ilmiah Anak Usia dini. Vol 02. Hal 32-37.

Hamalik, O . ( 1997 ) . Media Pendidikan . Bandung : PT Citra Aditya Bakti Hurlock, B. Elizabeth, (1980). Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta. Erlangga

Hurlock, E . (1978). Perkembangan Anak Jilid 2. (a.b Meitasari Tjandrasa dan Moeslichah Zarkasih) edisi ke enam. Jakarta . Erlangga

Jalal, F. (2002). Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan yang Mendasar. Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini. Vol 03. Hal 4-8

Kurikulum,2004. (2004). Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudhlatul Atfhal Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.

Muslihuddin dan Agustin, M. (2008). Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak Anak Usia Taman Kanak-Kanak/Raudhlatul Athfal. Bandung .Rizqi Press.


(5)

137

Musthafa, B (2008). Dari Literasi Dini ke Literasi Teknologi. Bandung, Yayasan CREST

………. (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.

Ridwan, (2009). Metode dan Teknik Menyususn Proposal Penelitian. Bandung. Alfabeta

Ridwan, (2008). Metode dan Teknik Menyususn Tesis. Bandung . Alfabeta

Rahman Saleh, Y.(2005). Pendidikan Anak Usia Dini, Perlu Stimulasi Sejak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini.. Bisnis Indonesia. (21) hal 21-41.Direktorat PAUD

Raw Sumangkut, B (2006). Bermain dan Membuat Alat Permainan Sendiri.Jurnaaal Ilmiah Anak Usia Dini. Bulletin PAUD. Vol 5. Hal 14-25. Ditjen PLSDepDIkNas. (April 2006)

Sudjana, (1992). Metode Statistika . Bandung . Tarsito

Sudjana, N dan Ibrahim (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung. Sinar Baru algesindo .

Sudjana, N. (1993). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar baru Sadiman, Arif. et al (2003). Media Peendidikan (Pengertian, Pengembangan

Dan Pemanfaatannya). Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sumantri, M dan Syaodih, N. (2007). Perkembangan Peserta Didik . Universitas Terbuka.

Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil: Proses Belajar Mengajar, Bandung. Rosda Karya

Suhartono, (2005). Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia dini. Jakarta : Depdiknas

Sujiono, Y. Nurani (2000). Konsep Dasar pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks .

Semiawan, C,R (2003). Pengembangan Rambu-Rambu Belajar Sambil Bermain pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini.buletin PADU. Vol 1 Hal 14-19. Direktorat PAUD (April 2003).

Sudono, A.(2003). Gaya Pembelajaran Anak Usia Dini. Jurnal ilmiah Anak Usia Dini. Buletin PADU.vol 2 hal 33-37. Direktorat PAUD (April 2003)


(6)

Suryadi, A. (2006). Posisi Strategis Alat Permainan dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Anak Usia dini.buletin PADU. Vol 5 Ditjen PLS DepDikNas. (April 2006)

Tarigan, H. Guntur (2008) . Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbicara. Bandung. Angkasa.

Tarigan, H. G .(1988). Pengajaran Pemerolehan Bahasa . Bandung. Angkasa Wajdi, (2005). Pendidikan Anak Usia Dini, Pondasi bagi Masa Depan Anak?.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini. Barito pos edisi 14 juni 2005Direktorat PAUD.


Dokumen yang terkait

Pemerolehan Jenis Kata Pada Anak Usia Lima Tahun Di Taman Kanak-Kanak Kartika 1—17 Yon Armed Delitua

0 63 77

Penggunaan Kalimat Majemuk Bertingkat Bahasa Indonesia Anak Usia Taman Kanak-Kanak Melalui Media Gambar: Tinjauan Psikolinguistik

0 64 15

UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL MELALUI BERMAIN BALOK PADA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK Upaya Mengembangkan Kecerdasan Emosional Melalui Bermain Balok Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak Di Tklkmd I Kopen Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 10

PENGUASAAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH (STUDI KASUS DI TAMAN KANAK-KANAK PENGUASAAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH (STUDI KASUS DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM BAKTI I SAWAHAN).

0 0 16

PENGARUH PENERAPAN METODE BERNYANYI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK.

1 24 46

DAMPAK PERMAINAN KARTU TOYYIBAH TERHADAP PENGUASAAN KOSA KATA DAN PERILAKU KEAGAMAAN ANAK USIA DINI: Studi Eksperimen Kuasi pada Kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Sumedang.

0 1 48

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PAPAN FLANNEL TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK : Studi Eksperimen Kuasi Pada Kelompok A Taman Kanak-kanak Juwita Bandung Tahun Pelajaran 2010/2011.

1 1 44

DAMPAK METODE STORY TELLING DENGAN MEDIA BONEKA TERHADAP PENGUASAAN KOSA KATA DASAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK L: Studi Eksperimen Kuasi Pada Anak kelompok B Taman Kanak-Kanak Kencana Mulya kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung.

0 0 47

EFEKTIFITAS PERMAINAN KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN PENGUASAAN KOSA KATA ANAK USIA DINI :Studi Eksperimen Kuasi Pada Kelompok B di Taman Kanak-kanak Santa Ursula Bandung Tahun Ajaran 2009 - 2010.

0 0 53

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN BERBICARA ANAK USIA DINI : Studi Eksperimen Kuasi Pada Anak Taman Kanak-Kanak Laboratorium Universitas Muhammadiyah Pontianak.

1 3 53