asetat 1 p. a. sebagai induktor nyeri kontrol negatif, CMC-Na 1 sebagai pensuspensi parasetamol, etanol 96 teknis dan aquadest yang diperoleh dari
Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
c. Hewan uji yang digunakan adalah mencit putih berjenis kelamin jantan galur Swiss Webster dengan berat badan antara 20-30 gram, berumur antara 2-3 bulan,
dalam kondisi sehat, yang diperoleh dari UD Central Galur Sukoharjo.
2. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: seperangkat alat Soxhlet, moisture balance, penangas air, jarum suntik peroral, jarum suntik
intraperitonial, timbangan mencit, stop watch, bekker glass, pipet volum, labu ukur, erlenmeyer.
II. Jalannya Penelitian 1. Pembuatan ekstrak etanol daun kayu putih
Tujuh puluh lima gram serbuk daun kayu putih dibungkus dengan kertas saring dan kedua ujungnya diikat dengan benang. Sampel dimasukkan dalam alat
soxhletasi kemudian diisi dengan pelarut etanol 96 . Ekstraksi dilakukan dengan memanaskan labu dan dibiarkan sampai terjadi beberapa kali sirkulasi sampai
larutan di dalam tabung soxhletasi berwarna jernih. Ekstrak yang tertampung di dalam labu kemudian dipindahkan ke wadah lain dan diuapkan dalam penangas
air hingga pelarut menguap sampai tidak tercium bau dari pelarutnya dan didapatkan ekstrak kental. Hasil ditimbang dan dibuat ekstrak sediaan dengan
pengenceran menggunakan pensuspensi CMC-Na 1 .
2. Penetapan dosis parasetamol
Dosis parasetamol ditentukan berdasakan faktor konversi dosis manusia. Dosis lazim parasetamol = 500 mg satu kali pakai. Pemberian dosis didasarkan
pada berat badan orang dewasa rata-rata 70 kg. Konversi dosis manusia 70 kg ke mencit = 0,0026, maka dosis parasetamol untuk manusia 70 kg = 500 mg. Jadi
dosis parasetamol untuk mencit 20 g = 1,3 mg20 g BB atau 65 mgkg BB Laurence and Bacharah, 1964 cit Anonim, 2002.
3. Pembuatan suspensi CMC Na 1
Kurang lebih 1 gram CMC-Na ditimbang, kemudian dilarutkan dalam sebagian akuades hangat, diaduk dan ditambah akuades sambil terus diaduk
memakai batang pengaduk. Setelah larut semua sisa akuades ditambahkan sampai didapatkan volume larutan CMC-Na 100 ml dengan memakai labu takar 100 ml.
4. Pembuatan suspensi parasetamol 1 bv
Suspensi parasetamol dibuat dengan cara sebagai berikut : 1 gram parasetamol yang berbentuk serbuk ditimbang kemudian disuspensikan
dalam larutan CMC-Na 1 sedikit demi sedikit sambil dikocok ad 100 ml. Setiap akan digunakan digojog terlebih dahulu.
5. Pembuatan dan orientasi asam asetat
Cara pembuatannya adalah asam asetat 1 ml diencerkan dengan aquadest dalam labu takar hingga volume 100 ml.
6. Penetapan dosis ekstrak etanol daun kayu putih
Berdasarkan penggunaan daun kayu putih sebagai obat penghilang nyeri, daun kayu putih kering mempunyai dosis sekali minum yaitu 9 gram Hariana,
2006. Rata-rata berat manusia Indonesia adalah 50 kg. dikonversikan ke bobot manusia berat 70 kg adalah 12,6 g. Faktor konversi dari manusia 70 kg adalah
0,0026, jadi dosis daun kayu putih kering untuk mencit 20 gram 1,638 gkg BB. Rata rata rendemen ekstrak etanol daun kayu putih terhadap bobot daun kering
adalah 19,24 lampiran 5, sehingga dapat diperoleh dosis ekstrak etanol daun kayu putih untuk mencit 20 g = 0,32 gKg BB. Dosis tersebut dijadikan acuan
untuk orientasi penetapan dosis. Kemudian dosis tersebut dikalikan 4, hasil perkalian dosis tersebut dijadikan dosis pertama untuk pembuatan 5 peringkat
dosis. Untuk penetapan dosis selanjutnya menggunakan faktor perkalian 4 perhitungan. Jadi dosis yang diperoleh dosis I adalah 1,28 gkg BB, dosis II 5,12
gkg BB, dosis III 20,48 gkg BB, dosis IV 81,92 gkg BB dan dosis V 327,68 gkg BB.
7. Uji analgetika
Mencit yang telah dipuasakan dikelompokkan secara acak menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok 5 ekor mencit. Setiap kelompok diberi
perlakuan secara peroral sebagai berikut: a. Kelompok I CMC-Na : larutan CMC-Na sebagai kontrol negatif.
b. Kelompok II parasetamol : diberi parasetamol sebagai kontrol positif dengan dosis 65 mgkg BB yang disuspensi dalam CMC-Na 1.
c. Kelompok III ekstrak etanol : diberikan ekstrak etanol daun kayu putih dengan dosis 1,28 gkg BB.
d. Kelompok IV ekstrak etanol : diberikan ekstrak etanol daun kayu putih dengan dosis 5,12 gkg BB.
e. Kelompok V ekstrak etanol : diberikan ekstrak etanol daun kayu putih dengan dosis 20,48 gkg BB.
f. Kelompok VI ekstrak etanol : diberikan ekstrak etanol daun kayu putih
dengan dosis 81,92 gkg BB. g. Kelompok VII ekstrak etanol : diberikan ekstrak etanol daun kayu putih
dengan dosis 327,68 gkg BB. Setelah diberi perlakuan dosis tunggal peroral, 7,5 menit kemudian mencit
diberi perangsang nyeri, yaitu dengan pemberian asam asetat 1 dosis 262,5 mg kgBB. Kemudian diamati geliat karakteristik dihitung tiap 5 menit selama 60
menit.
C. Cara Analisis
Data penelitian berupa jumlah geliat kumulatif pada masing-masing kelompok perlakuan digunakan untuk menghitung daya analgetika yang
dinyatakan sebagai proteksi dengan rumus sebagai berikut:
Proteksi = 100 –
100 X
K P
P = jumlah geliat kelompok perlakuan K = jumlah geliat kelompok kontrol negatif
Turner, 1965
Setelah data persen proteksi diperoleh kemudian dilakukan test Kolmogorov-Smirnov, test ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Jika data terdistribusi normal maka dilanjutkan uji homogenitas varian. Jika varian homogen maka dilanjutkan dengan
analisis statistik parametrik yaitu analisis varian ANAVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95 menggunakan SPSS versi 12,0 for windows. Maksud
dilakukannya uji ANAVA yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang bermakna atau tidak antar kelompok perlakuan, kemudian dilanjutkan dengan uji
LSD Least Significant Difference. Uji LSD ini untuk mengetahui perbedaan bermakna signifikasi atau tidak antar dua kelompok perlakuan yang
dibandingkan.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Uji Efek Analgetika Ekstrak Etanol Daun Kayu Putih
Pada penelitian ini digunakan asam asetat 1 sebagai penginduksi rangsang kimia secara intra peritoneal i.p dengan dosis 262,5 mgkgBB hasil
orientasi yang diberikan 7,5 menit setelah pemberian ekstrak etanol daun kayu putih dan pemberian suspensi parasetamol secara oral. Akibat pemberian asam
asetat ini akan timbul rasa nyeri yang diperlihatkan dalam bentuk geliat. Konsentrasi asam asetat yang dipakai adalah 1 karena memberikan jumlah
geliat yang cukup banyak. Hasil jumlah geliat kumulatif mencit pada orientasi kadar asam asetat dapat dilihat pada tabel 1, gambar 1.
Tabel 1. Jumlah Geliat Kumulatif Mencit Pada Orientasi Kadar Asam Asetat
Jumlah geliat kumulatif selama 1 jam Konsentrasi
asam asetat 1
2 3
x ± SE 0,25
9 11
18 12,67±2,78 0,5
38 42
45 41,67±2,06 1
179 195
199 191±6,18