Kandungan P-Potensial Sifat Kimia Tanah Setelah Diberi Perlakuan Bahan Humat Ditambah Pupuk P dan Cara Inkubasinya

Bila dibandingkan dengan analisa tanah tanpa perlakuan yang mempunyai kandungan P-tersedia 6,14 ppm secara keseluruhan setiap perlakuan dan cara inkubasi menunjukkan respon positif dan mampu meningkatkan P-tersedia sekitar 2,03 ppm 24,85 – 13,94 ppm 69,42 . Peningkatan P-tersedia tertinggi terdapat pada perlakuan 800 ppm bahan humat + 100 pupuk P yang dicampurkan selama 1 minggu kemudian diinkubasi selama 1 minggu ke tanah I 2 . Hal ini terjadi karena melalui cara I 2 terdapat penurunan Al yang cukup signifikan sehingga pengikatan P pun menurun dan P-tersedia semakin meningkat dan diduga dengan mencampurkan bahan humat dan pupuk P terlebih dahulu, sebahagian bahan humat mampu menyelimuti atau membungkus pupuk P dan ketika diinkubasikan ke tanah pupuk P tidak dapat dijerap oleh Al, selain itu pupuk P pun lebih banyak melarut dan saat diberikan ke tanah P lebih tersedia.

4.2.4 Kandungan P-Potensial

Dari hasil analisis sidik ragam tidak terdapat adanya interaksi yang nyata setelah pemberian kombinasi bahan humat Subbituminus dan pupuk P pada berbagai takaran dengan berbagai cara inkubasi terhadap penurunan P-Potensial begitu juga dengan perlakuan secara mandiri Lampiran 10. Hasil analisis statistik disajikan pada Tabel 9 Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa setiap takaran bahan humat + pupuk P dan cara inkubasinya tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap penurunan P-potensial tanah yang disebabkan oleh tingginya kemampuan Al dalam menjerap P, walaupun bahan humat mempunyai kemampuan cukup besar dalam mengkhelat Al tapi karena perlakuan yang diberikan menggunakan pupuk P menyebabkan P terfiksasi belum bisa dilepaskan. Dari angka pada Tabel 9 juga menunjukkan bahwa peningkatan takaran bahan humat dari 400 ppm ke 800 ppm hanya mampu menurunkan P-potensial tanah dari 21,21 ppm – 21,28 ppm menjadi 20,24 ppm – 20,29 ppm sedangkan peningkatan takaran pupuk P dari 75 ke 100 , justru meningkatkan kandungan P-potensial. Cara inkubasi menunjukkan adanya sedikit penurunan P-potensial, cara inkubasi yang mampu menurunkan P-potensial lebih baik dari cara inkubasi yang lain adalah cara inkubasi I 2 hal ini diduga karena pupuk P yang berikan lebih banyak larut dibandingkan cara inkubasi I 1 atau I 3 sehingga unsur P dalam pupuk tidak terjerap lagi. Tabel 9. Pengaruh pemberian bahan humat Subbituminus dan pupuk P dengan berbagai cara inkubasi terhadap P-potensial Cara Inkubasi Kombinasi Bahan Humat ppm + Pupuk P Rekomendasi Rata-rata 400 + 75 800 + 75 400 + 100 800 + 100 I 1 …………………… ppm ………………………. 21,15 20,35 21,24 20,40 20,78 I 2 21,19 20,21 21,25 20,25 20,72 I 3 21,28 20,18 21,36 20,23 20,76 Rata-rata 21,21 20,24 21,28 20,29 KK = 13,22 Tanpa perlakuan = 23,13 ppm Ket : I 1 = bahan humat diinkubasikan ke tanah selama 1 minggu kemudian ditambah pupuk P dan diinkubasikan lagi selama 1 minggu. I 2 = bahan humat dan pupuk P dicampur selama 1 minggu kemudian diinkubasikan ke tanah selama 1 minggu I 3 = bahan humat dan pupuk P diberikan ke tanah secara bersamaan dan diinkubasi selama 2 minggu Waktu inkubasi bahan humat + pupuk P yang singkat juga mempengaruhi kandungan P-potensial yang menyebabkan bahan humat yang diberikan belum bereaksi dengan baik dalam penurunan P-potensial meskipun ada sedikit penurunan seiring dengan peningkatan takaran bahan humat. Sedangkan bila dibandingkan dengan P-potensial tanah tanpa perlakuan secara keseluruhan semua perlakuan ini hanya mampu menurunkan P-potensial yang berkisar antara 2 -3 ppm.

4.2.5 Nilai KTK

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Pakan Jagung (Zea mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

2 71 63

Ketersediaan Hara-P dan Respon Tanaman Jagung (Zea maysL)pada Tanah Ultisol Tambunan A Akibat Pemberian Guano dan Mikroorganisme Pelarut Fosfat (MPF)

0 22 50

Tanggap Tanaman Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Kompos Kulit Kakao Dan Kapur Dolomit terhadap pH, P-Tersedia dan C-Organik pada Ultisol Asal Tanjung Morawa

1 39 65

Pengaruh Interaksi Pemberian Serasah Tanaman Kedelai dan Dolomit Terhadap P-Tersedia dan Serapan-P Tanaman Jagung (Zea mays) Pada Tanah Ultisol

3 37 85

Waktu dan Jarak Tanam Tanaman Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pertumbuhan dan produksi Kacang Tanah ( Arachis hypogea L.).

0 46 79

Tanggap Tanaman Jagung ( Zea mays L ) Terhadap Pemupukan P dan Kotoran Ayam Pada Tanah Ultisol Asal Mancang Kabupaten Langkat

7 53 66

Pembuatan Nata Dari Pati Hasil Isolasi Dari Jagung (Zea Mays ) Yang Digunakan Sebagai Matriks Pembawa Teofilin

5 64 107

Ketersediaan Hara-P Dan Respon Tanaman Jagung (Zea Mays L) Pada Tanah Ultisol Tambunan-A Akibat Pemberian Guano Dan Mikroorganisme Pelarut Fosfat (MPF)

0 25 49

PENGARUH BAHAN HUMAT DARI EKSTRAK BATUBARA MUDA (Subbituminus) DAN PUPUK P TERHADAP KETERSEDIAAN DAN SERAPAN HARA P TANAMAN JAGUNG (Zea mays L) PADA ULTISOL.

0 1 9

PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DARI EKSTRAK BATUBARA MUDA (Subbituminus) DAN PUPUK P TERHADAP SIFAT KIMIA ULTISOL DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.).

0 0 6