Bidang Pekerjaan Umum. ISU-ISU

Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat RENSTRA DINAS PU PROVINSI NTT 2013-2018 61 Sedangakan Pelayanan Dinas Pekerjaan Umum jika disandingkan dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis KLHS yaitu : No KLHS terkait tugas dan fungsi Dinas PU Permasalahan pelayanan Dinas PU Faktor Penghambat Pendorong 1. Pengelolaan air baku dan air tanah dalam Kurangnya cakupan kebutuhan air bersih penduduk sehari-hari Lingkungan Hidup dan anggaran MDGS, SPM Kementerian PU dan RPJMD 2. Pembinaan dan pembangunan jalan dan jembatan Belum terbangunya sistem jaringan jalan yang menyeluruh Lingkungan Hidup, Sosial, dan anggaran SPM Kementerian PU dan RPJMD 3. Pengembangan Perumahan dan Permukiman Belum tersedianya rumah dan kawasan permukiman yang layak Lingkungan Hidup, alih fungsi lahan dan anggaran SPM Kementerian PU dan RPJMD

3.5 ISU-ISU

STRATEGIS BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG SERTA PERUMAHAN.

3.5.1. Bidang Pekerjaan Umum.

Sub Bidang Sumber Daya Air dan Irigasi. Isu strategis Sub Bidang Sumber Daya Air dan Irigasi, meliputi: a. Kinerja pelayanan jaringan irigasi yang belum optimal, dimana dari 57.925 ha luas daerah irigasi yang menjadi kewenangan kewenangan Provinsi NTT, dengan kondisi baik 70 karena adanya kerusakan jaringan irigasi yang antara lain diakibatkan oleh umur konstruksi, bencana alam, kurangnya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, dan masih rendahnya keterlibatan petani dan stakeholders Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat RENSTRA DINAS PU PROVINSI NTT 2013-2018 62 lainnya dalam pengelolaan jaringan irigasi. b. G aris pantai akan menimbulkan masalah dalam kaitannya dengan perlindungan sarana dan prasarana sepanjang pantai dan batas wilayah Negara. c. Mengembalikan fungsi seluruh infrastruktur SDA yang mengalami kerusakan karena bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan gempa bumi d. Menyelenggarakan pembinaan yang lebih intensif kepada pemerintah daerah dan stakeholders lainnya dalam pengelolaan irigasi, kemampuan penyediaan air dari sumber-sumber air dari dampak berkurangnya areal terbuka hijau dan menurunnya kapasitas wadah-wadah air baik alamiah maupun buatan dengan cepat. e. Melakukan optimalisasi organisasi pengelola SDA Unit Pelaksana Teknis PSDA Wilayah Timor, Wilayah Sumba dan Wilayah Flores. f. Meningkatkan koordinasi dan ketatalaksanaan penanganan SDA untuk mengurangi konflik antar pengguna sumber daya air. g. Membangun dan mengelola Sistem Informasi SDA SISDA pada KabupatenKota dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT serta melengkapi data dan informasi tentang SDA untuk dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan serta memperluas akses publik terhadap data dan informasi SDA. Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat RENSTRA DINAS PU PROVINSI NTT 2013-2018 63 h. Mengupayakan pengarusutamaan gender dalam proses pelaksanaan kegiatan sub bidang SDA, baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya. i. Mencari peluang-peluang investasi baru dalam upaya pengembangan infrastruktur SDA. Sub Bidang Bina Marga. Isu strategis Sub Bidang Bina Marga, meliputi: a. Jaringan jalan di lintas utama pulau Timor, Flores dan Sumba masih belum memadai dalam mendukung percepatan pembangunan ekonomi yang berkualitas sekaligus mendukung MP3EI. b. Peningkatan konektivitas intra dan antar pulau masih terkendala karena sebagian besar Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten Kota dan Jalan non status dalam kondisi kurang mantap; c. Aksesibilitas bagi daerah terisolasi dan terpencil, serta jaringan jalan di kawasan perbatasan dan kawasan khusus di pulau-pulau terdepanterluar terutama pintu gerbang Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI karena belum sepenuhnya berfungsi untuk mendukung transportasi lintas pulau dan melayani mobilitas dan aksesibilitas masyarakat dalam mengembangkan potensi wilayah, meningkatkan kesejahteraan, dan menjaga pertahanan nasional. Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat RENSTRA DINAS PU PROVINSI NTT 2013-2018 64 d. Sebagian ruas-ruas baru yang dibangun belum dapat berfungsi secara optimal karena adanya hambatan penyediaan tanah dan kekurangan alokasi dana. e. Meningkatkanmempertahankan tingkat kenyamanan prasarana jalan di tengah-tengah keterbatasan alokasi pendanaan untuk penanganan jaringan jalan. f. Meningkatkan koordinasi kelembagaan penyelenggaraan jalan antara penyelenggaraan jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupatenkota serta penyelenggaraan regulasi, kelembagaan, pembagian kewenangan, dan perijinan pemanfaatan ruang jalan ruang manfaat, ruang milik, ruang pengawasan jalan, dan kawasan di sepanjang koridor jaringan jalan. g. Menyelaraskan pembangunan prasarana jalan dengan amanat RTRW Nasional dan RTRW Daerah, yang meliputi pemantapan jaringan jalan arteri dan kolektor primer. Sub Bidang Cipta Karya. Isu strategis Sub Bidang Ke-cipta Karya-an, meliputi: a. Sumber air bersih penduduk dari air bersih kemasan, perpipaan dan sumur, baru mencapai 33,18 dan lainnya bersumber dari mata air, air sungai, hujan dan mata air sekitar 66,82. Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat RENSTRA DINAS PU PROVINSI NTT 2013-2018 65 b. Peningkatan kualitas sanitasi lingkungan belum optimal karena ada sekitar 20.63 yang sebagian besar rumah tangga belum didukung tempat pembuangan air besar sendiri; c. Masih adanya permukiman kumuh yang mencapai sekitar 0,67 dari total DesaKelurahan terutama di perkotaan. Sub Bidang Jasa Konstruksi Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT Bidang Bina Program dan Bina Teknik menerima mandat antara lain sebagai pembina jasa konstruksi untuk memenuhi amanat Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Isu strategis sub bidang jasa konstruksi, meliputi: a. Jumlah SDM Konstruksi NTT masih harus ditingkatkan untuk dapat bersaing di tingkat regional maupun nasional. Pemerintah perlu memfasilitasi peningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia SDM jasa konstruksi menuju tenaga ahli bidang konstruksi. b. Sumber Daya Manusia SDM jasa konstruksi masih menghadapi permasalahan pada proses sertifikasi yang masih kurang obyektif dan mahal, sehingga langsung atau tidak langsung menyebabkan tenaga ahli dan tenaga Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat RENSTRA DINAS PU PROVINSI NTT 2013-2018 66 terampil bidang konstruksi masih jauh dari cukup. c. Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana pelatihan mengacu pada kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi kondisi prasarana dan sarana pelatihan saat ini sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia. d. Meningkatkan kualitas sertifikasi dan pelatihan tenaga kerja konstruksi. e. Penerapan konsep green construction yang merupakan proses konstruksi yang menggunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan di bidang pembangunan konstruksi dalam rangka merespon pemanasan global. f. Lemahnya penguasaan teknologi dan akses permodalan Badan Usaha Jasa Konstruksi. g. Pasar jasa konstruksi daerah masih terdistorsi akibat ketidakseimbangan antara supply dan demand. Oleh karena itu perlu upaya pembinaan perusahaan jasa konstruksi melalui penerapan kualifikasi atau persyaratan dalam pendirian badan usaha jasa konstruksi. h. Otonomi daerah sebagai instrumen desentralisasi akan menjadi pendorong perdagangan sektor konstruksi nasional menjadi berkembang akibat kebijakan penanaman modal langsung ke daerah. Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat RENSTRA DINAS PU PROVINSI NTT 2013-2018 67 Sub Bidang Pengembangan Kapasitas dan Evaluasi Kinerja Sekretariat dan Bidang Bina Program dan Bina Teknik. Isu strategis sub bidang Pengembangan Kapasitas dan Evaluasi Kinerja, meliputi: a. Kualitas dan produktivitas SDM belum cukup memadai, sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai yang dijiwai semangat kewirausahaan untuk menjadi basis bagi pelayanan publik yang berorientasi pada kepuasan pelanggan pengguna. b. Penempatan personil pada Dinas PU yang proporsinya kurang lebih sama antara PNS dengan latar belakang pendidikan teknis dan non teknis teknis 243 orang dan non teknis 245, sehingga diperlukan pembenahan kembali dengan proporsi PNS dengan latar belakang pendidikan teknis dan non teknis setidaknya berbanding 75 : 25. c. Kapasitas institusi Dinas PU memiliki keterbatasan, seperti struktur yang belum sepenuhnya efektif dan belum mengakomodir jangkauan wilayah pelayanan wilayah kepulauan, sehingga diperlukan langkah-langkah reformasi birokrasi yang strategis dan terintegrasi serta pengembangan 3 tiga UPTD PSDA menjadi UPTD Dinas dan penambahan 1 satu UPT Perbengkelan. d. Tertib administrasi sesuai dengan perkembangan pembangunan dan daya kritis masyarakat yang terus Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat RENSTRA DINAS PU PROVINSI NTT 2013-2018 68 berkembang belum sepenuhnya efektif, sehingga diperlukan langkah-langkah reformasi birokrasi yang strategis dan terintegrasi . e. Pengelolaan masih sangat birokratik belum inovatif, masih bersifat manajemen proyek belum manajemen aset, sehingga terkesan hanya mengelola supply belum mengelola demand. Diperlukan reformasi birokrasi sehingga praktik penyelenggaraan ke-PU-an ke depan tidak lagi diwarnai oleh sistem yang birokratis, kurang fleksibel, dengan kapasitas inovasi dan kreativitas yang masih terbatas. f. Pengelolaan aset infrastruktur nasional pusat dan daerah bidang ke-PU-an belum cukup baik, sehingga perlu ada strategi pengamanan fisik dan dokumen aset yang baik. g. Diperlukan reformasi peraturan perundang-undangan untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan ke-PU-an. h. Diperlukan penyusunan produk-produk kajian yang sifatnya early warningpemecahan masalah yang mendesak dan produk-produk yang sifatnya permintaan pimpinan Dinas. i. Diperlukan sinkronisasi dan koordinasi yang lebih baik dalam perencanaan, implementasi dan evaluasi program dan kegiatan. j. Diperlukan koordinasi internal yang kuat antar fungsi manajemen, antar bidang, antar sub-bidang serta antar Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat RENSTRA DINAS PU PROVINSI NTT 2013-2018 69 pemerintah pusat dan pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam rangka menentukan keberlangsungan pengelolaan infrastruktur dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap infrastruktur melalui prinsip- prinsip good governance. k. Kegiatan pengelolaan infrastruktur masih terkonsentrasi pada aspek pembangunan, belum memperhatikan aspek pemanfaatan dan pengembangan aset. l. Koordinasi dan kerjasama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah ke depan akan semakin penting dalam menentukan keberlangsungan pengelolaan infrastruktur dan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan infrastruktur di daerah. 3.5.2. Bidang Penataan Ruang Isu strategis Bidang Penataan Ruang, meliputi: b. Meningkatkan kemampuan aparat perencana maupun pelaksana pengendali dan pengawas pemanfaatan ruang, baik di tingkat provinsi maupun di kabupatenkota, untuk menjamin pelaksanaan RTR yang semakin berkualitas serta dalam rangka pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang yang efektif. c. Menyelenggarakan upaya-upaya sosialisasi yang lebih memadai guna meningkatkan dukungan masyarakat terhadap kegiatan penataan ruang, baik dalam Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat RENSTRA DINAS PU PROVINSI NTT 2013-2018 70 perencanaan, pemanfaatan maupun pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang. d. Menyelaraskan pola penyusunan RTRW di daerah dalam rangka menjaga keserasian antar daerah dan antar tingkatan RTRW. 3.5.3. Bidang Perumahan. Isu strategis Bidang Prumahan, meliputi: 1 Angka backlog perumahan sebesar 60 ribu unit sebagai akibat masih rendahnya pendapatan masyarakat dengan persentase penduduk miskin sebesar 20 lebih. 2 Penataan permukiman di wilayah perbatasan. Bekerja Keras, Bergerak Cepat, Bertindak Tepat RENSTRA DINAS PU PROVINSI NTT 2013-2018 71 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. VISI DAN MISI DINAS PEKERJAAN UMUM V i s i :