PENDAHULUAN SULTHONI. S.H, M. NIP. 19601124 1985003 1001

peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi harus ditempuh melalui kebijakan peradilan dapat menyangkut administrasi peradilan dan kebijakan mengadili oleh Hakim. Kebijakan Peradilan demikian berlandaskan kepada hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk mewujudkan suatu putusan yang memenuhi rasa keadilan, kebenaran dan bermanfaat adakalanya harus diterapkan suatu prinsip bahwa hakim bukanlah sekedar mulut atau corong undang-undang; 2. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman di dalam Pasal 10 ayat 1 dinyatakan bahwa “Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili dan memutuskan suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya”; 3. Berdasarkan Penjelasan Pasal 30 ayat 1 Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 yang telah diubah menjadi Undang-undang No.3 tahun 2009 tentang Mahkamah Agung yang pada intinya menyatakan hakim berkewajiban menggali, mengikuti dan memahami rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat; Realisasi dari ketentuan pada angka 2 dua dan 3 tiga hakim dalam memeriksa dan memutus perkara dalam kondisi tertentu harus menemukan sendiri hukum rechtsvinding atau menciptakan hukum rechtsschepping; Dalam sambutan Ketua Mahkamah Agung pada Rapat Kerja Nasional Mahkamah Agung RI dengan Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama Ibukota Provinsi di Makasar tanggal 2-6 September 2007, ada beberapa prinsip kebijakan peradilan yang harus dipegang teguh setiap hakim, yaitu: 1. Kebijakan mengadili harus mengandung tujuan yang tidak bertentangan dengan asas hukum umum terutama asas keadilan; 2. Kebijakan mengadili harus dapat menunjukkan penerapan hukum yang ada tanpa suatu diskresi, akan menimbulkan pertentangan secara nyata dengan rasa keadilan, terutama rasa keadilan pencari keadilan; 3. Kebijakan mengadili tidak boleh mencederai asas dan norma konstitusi. Asas dan norma konstitusi adalah batas yang tidak dapat dilampaui; 4. Kebijakan mengadili tidak boleh mencederai hak-hak asasi pencari keadilan; 5. Kebijakan mengadili dimaksudkan menemukan keseimbangan antara kepentingan pencari keadilan dan kepentingan masyarakat; Beberapa pandangan Mahkamah Agung mengenai kebijakan mengadili pada pokoknya menyangkut, yaitu: