Keterawetan Kayu Pinus Merkusii Jungh et de Vr. Dengan Wolmanit Cb dan Basilit Cfk Secara Perendaman dan Kemungkinan Penerapannya

'

-

i-

KETERAWETAN KAYU Pinus merkusiii JUN$@ et de Vr. ..DENGAN WOLMANIT CB DANB A S I L ~ T
SECARA PERENDAMAN DAN KEMUNGKINAN
PENERAPANNYA
-%,I

<

CFK

Oleh

FAKULTAS
lNSTlTUT

PASCA


SARJANA

PERTANIANEOQOR
l e e s

I

RINGKASAN
IDING M

PADLINURJAJI

: Keterawetan Kayu Pinus merkusii

Jungh et de Vr. dengan Wolmanit CB dan

Basilit CFK

secara Perendaman dan Kemungkinan Penerapannya

PENDAHULUAN
Penelitian pengawetan sederhana dan murah

terhadap

kayu yang pohonnya mudah dan cepat tumbuh, perlu digalakkan, karena kebutuhan akan kayu terus meningkat dan kayu
yang cukup awet makin berkurang serta makin mahal harganya.
Pohon

Pinus

merkusii Jungh et de Vr. dapat tumbuh

relatif mudah dan cepat. Di Indonesia dewasa ini
kusii banyak ditanam sebagai

tanaman

Jawa maupun di pulau-pulau lain.


P.

mer-

reboasasi baik di

Sekitar tahun 7995 ba-

han baku industri perkayuan akan berorientasi kepada pemanfaatan

hutan

tanaman terma=.uk tanaman

Ditinjau dari segi kekuatannya,
dijadikan

kayu

P.


merkusii.

P. merkusii dapat

sebagai kayu pertukangan, tetapi

jenis

kayu

ini memiliki keawetan yang rendah sehingga perlu diawetkan terlebih dahulu.
Dewasa ini

kebutuhan

kayu

di Indonesia adalah 25


juta m3 tiap tahun; pada akhir Pelita IV angka ini diperkirakan akam menirrgkat sampai
Pelita VI

diperkirakan

sampai

40 juta m 3 dan pada a3rhir
80

juta m3 tiap tahun.

Menjelang tahun

2000

nuhi kebutuhan kayu

hutan alam tidak akan mampu meme-


yang terus meningkat (Mangundikoro,

1984);

Wolmanit CB adalah bahan pengawet kayu yang mengandung

unsur tembaga, bor dan krom sedangkan Basilit

adalah bahan

pengawet kayu yang mengandung unsur temba-

ga, fluor dan krom.
mempunyai daya

j

Kedua bahan pengawet kayu

ngandung


tersebut

racun yang cukup baik sehingga mampu me-

nahan serangan jasad perusak kayu,
fungi-,

CFK

Karena kedua
arsen,

baik serangga maupun

bahan pengawet tersebut tidak me-

maka bahaya keracunan lingkungan

diakibatkannya relatif


kecil.

yang

Daya fiksasi kedua bahan

pengawet ini juga tidak setinggi bahan pengawet yang mengandung

unsur

arsen

sehingga

dapat

digunakan untuk

mengawetkan kayu secara perendaman.

Penelitian ini bertujqan antara lain untuk :
1,

Secara umum

mengetahui keterawetan kayu

dengan Wolmanit CB dan Basilit CFK pada

P.

merkusii

arah tangen-

.

si-a1
, radia1, dan longi~tudinal
2 - Menyusun tabel


retensi dalam

satuan

g/m2 dan dalam

kg/m3 serta tabel penetrasi dalam satuan mm.
3,

Mengetahui pengaruh lama
larutan
si.

perendaman

dan konsentrasi

bahan pengawet terha-dap retensi dan penetra-


4. Mengetahui secara kualitatif penetrasi unsur tembaga,

fluor dan box pada arah tangensial, radial, dan longitudinal.
5. Mencari model hubungan

antara lama perendaman dengan

retensi dan penetrasi untuk konsentrasi larutan bahan
pengawet yang digunakan.
Bipotesis yang diajukan adalah retensi dan penetrasi tergantung pada
perendaman.

tingkat konsentrasi larutan dan lama

Akan

tetapi diduqa bahwa kecepatan respons

(retensi dan penetrasi) tidak proporsional
perendanan, tetapi

proporsional

dengan

dengan

lama

selisih antara

potensi respons dengan respons pada lama perendaman tersebut.
BAHAN DAN METODE

Kayu
dung

P. merkusii

Utara,

Bandung

(untuk percobaan

yang digunakan diperoleh dari BanSelatan dan Sukabumi.

Contoh uji

retensi dan penetrasi pada arah radial

dan tangensial) berukuran

6

cm x 6 cm x 6 cm dan untuk

(percobaan retensi dan penetrasi pada arah longitudinal)
6 cm x 6 cm x 9 cm.

airnya

kurang dari 2 5 % , dan diserut sampai

permukaan kayu
yang

Contoh uji dikeringkan sampai kadar

digunakan

yang

tidak

halus

diawetkan mudah dicat.

adalah merk Glotex,

yang diqunakan seluruhnya 3024.

Jumlah contoh

agar
Cat
uji

Bahan

pengawet

yang digunakan adalah Wolmanit CB

dan Basilit CFK dengan konsentrasi larutan (K) adalah 3 ,
5,

7

dan 9%.

Lama perendamannya berturut-turut adalah

3, 5 , 7, 9, I 1 3an 24 jam.

1,

nakan tiga

Untuk uji penetrasi digu-

macam perraksi kimia, yaitu kalium heksasia-

noferat I1 untuk penetrasi tembaga, zirkon alizarin

un-

tuk fluor, dan ekstrak kurkuma untuk bor.
Rancangan percobaan adalah rancangan
Retensi dihitung berdasarkan selisih

acak berblok.

berat

contoh

uji

sebelum dan sesudah direndam dan dinyatakan dalam satuan
g/m2 sedang penetrasi dinyatakan dalam satuan mm. Analisis diarahkan
ngan

lama

untuk mencari hubungan antara retensi de-

perendaman

dan antara penetrasi dengan lama

perendaman pada masing-masing tingkat konsentrasi larutan

-

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penggunaan Kurva Mitscherlich untuk menduga respons
-k -k t
retensi dengan persamaan Y = C ( 1 - e 0 1
menghasilkan

nilai F untuk regresi semuanya sangat nyata, tetapi

nilai F untuk Lack of fit masih terdapat 20%
atau sangat nyata (kebanyakan retensi pada
dan longitudinal).
di

atas 0.80.

Koefisien

yang nyata

arah

radial

determinasi ( ~ 2 umumnya
)

Makin tinggi konsentrasi

pengawet yang digunakan, potensi

retensi

larutan
makin

bahan
besar.