Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 II
‐ 20
2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
Fokus kesejahteraan sosial meliputi angka melek huruf, angka partisipasi kasar, angka partisipasi murni, angka kematian bayi, angka kematian ibu, usia
harapan hidup, angka gizi buruk, angka kriminalitas, dan rasio penduduk yang bekerja.
a Angka Melek Huruf Angka melek huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang
dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Angka melek huruf didapat dengan membagi jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang
dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas kemudian hasilnya dikalikan dengan seratus. Angka melek huruf di Kabupaten
Bantul tahun 2006 – 2010 disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.23 : Angka Melek Huruf di Kabupaten Bantul Tahun 2006 - 2009
Uraian 2006
2007 2008
2009
Jumlah Melek Huruf orang 789,575
815,913 902,166
709,499 Persentase Melek Huruf
98,34 98,71
99,15 99,60
Jumlah Penduduk seluruhnya orang 802,894
826,546 909,812
712,351 Sumber : Dinas Dikmenof, 2010
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa angka melek huruf di Kabupaten Bantul pada tahun 2006–2010 mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan
peningkatan mutu sumber daya manusia di Kabupaten Bantul. b Angka Partisipasi Murni APM
APM merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat partisipasi murni penduduk usia sekolah. Keberhasilan program wajib belajar
sembilan tahun dapat dilihat dari indikator angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni. APM menunjukkan perbandingan antara jumlah siswa yang
berasal dari Kabupaten Bantul dengan jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada usia sekolah.
Tabel 2.24: Perkembangan Angka Partisipasi Murni APM Tahun 2006 s.d 2010Kabupaten Bantul
NO Jenjang Pendidikan
2006 2007
2008 2009
2010 1
APM SDMI 89,71
90,71 91,27
92,12 89,03
2 APM SMPMTs
73,51 73,03
74,55 73,94
74,63 3
APM SMAMASMK 56,74
57,11 58,30
59,98 43,80
Sumber : Dikdas dan Dikmenof 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat dilihat bahwa nilai APM SD dan SMA mengalami penurunan. Hal ini dimungkinkan karena adanya siswa yang bersekolah di luar
Kabupaten Bantul dan terjadinya perbedaan antara jumlah penduduk proyeksi dan hasil sensus pada tahun 2010.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 II
‐ 21
c Angka Partisipasi Kasar APK APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan
SDSLTPSLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat
pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK pada setiap jenjang pendidikan di
Kabupaten Bantul pada tahun 2006 – 2010 disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.25 : Perkembangan Angka Partisipasi KasarAPK Tahun 2006 s.d 2010 Kabupaten Bantul
NO Jenjang Pendidikan
2006 2007
2008 2009
2010 1,3,
APK SDMI 104,75 104,44 104,64
104,99 91,48
2,3, APK SMPMTs
93,21 95,25
96,22 96,41
91,66 3,3,
APK SMAMASMK 72,74
76,3 78,13
80,53 65
Sumber : Dikdas dan Dikmenof
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai APK baik SD, SMP maupun SMA dari Tahun 2006 – 2009 sebagian besar mengalami kenaikan namun pada Tahun
2010 nilai APK tersebut mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan baik SDMI, SMPMTS,
maupun SMAMASMK pada Tahun 2010 semakin banyak yang sesuai dengan usia sekolah banyak sekolah yang memberlakukan minimal usia
sekolah, sedangkan pada tahun tahun sebelumnya masih banyaknya siswa yang bersekolah tidak pada usia sekolah.
d Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu Peningkatan kesehatan bayi mengalami tren meningkat yang ditandai dengan
Angka Kematian Bayi AKB sejak Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2010 secara umum cenderung mengalami penurunan yang disebabkan karena
kinerja pemerintah dalam bidang kesehatan cukup baik. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantul dengan lebih meningkatkan peran serta
masyarakat melalui Program Desa bebas 4 masalah Kesehatan DB4MK sehingga diharapkan pada tahun-tahun berikutnya bisa menurunkan angka
kematian bayi. Dalam mempercepat penurunan kematian bayi, memerlukan keterpaduan
lintas program antara lain yaitu Program Pencegahan Penyakit melalui imunisasi pada bayi, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, yaitu peningkatan
pemberian Air Susu Ibu ASI Eksklusif bagi bayi sampai umur enam bulan, dan pemberian makanan pendamping ASI bagi keluarga miskin Gakin, serta
kegiatan Kelompok Pendukung Ibu KP Ibu yang memotivasi ibu hamil untuk
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 II
‐ 22
melakukan Inisiasi Menyusu Dini IMD pada saat melahirkan sehingga mendorong peningkatan pemberian ASI Eksklusif.
Capaian indikator angka kematian bayi AKB pada Tahun 2010 sebesar 9,85 per 1000 Kelahiran Hidup. Kondisi ini lebih baik jika dibandingkan dengan
keadaan pada Tahun 2009 yaitu sebesar 11,75. Program peningkatan dan Keselamatan Ibu bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui upaya penurunan Angka Kematian Ibu AKI. AKI mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun tetap menduduki
peringkat yang sangat baik dibandingkan dengan angka nasional. Tingkat partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan kader kesehatan untuk
pendampingan ibu hamil resiko tinggi dan peningkatan kualitas sarana prasarana kesehatan serta sumber daya manusia, sehingga pada Tahun 2010
AKI dapat ditekan. Partisipasi ibu dalam Kelompok Pendukung Ibu KP Ibu yang sudah di integrasikan dengan Kelas Ibu semakin mendukung
peningkatan status kesehatan ibu sehingga memberikan kontribusi dalam penurunan AKI.
Upaya mempercepat penurunan AKI memerlukan keterpaduan lintas program antara lain yaitu Program Perbaikan Gizi Masyarakat, khususnya pada ibu
hamil melalui pemberian PMT Pemulihan bagi ibu hamil Kurang Energi Kronis KEK dan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
melalui penyiapan masyarakat dalam Desa Siaga, Ambulance Desa dan Donor Darah.
Capaian indikator angka kematian ibu pada Tahun 2010 sebesar 82,07 per 100.000 kelahiran hidup yang berarti jauh lebih baik dibandingkan kondisi
pada tahun 2009 yaitu sebesar 158 per 100.000 Kelahiran Hidup. Pencapaian tersebut telah sesuai target yang ditetapkan.
Tabel 2.26: Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu, Umur Harapan Hidup dan Angka Gizi Buruk Tahun 2006-2010
No INDIKATOR
TAHUN Satuan 2006 2007 2008 2009 2010
1. Angka Kematian Bayi
per 1000 KH 1.Bantul
13,76 147
9,19 101
13,23 170
11,75 142
9,85 2.DIY
18 17 17 17
3.Nasional 28 27 27
26 2.
Angka Kematian IbuAKI per 100 ribu kelahiran hidup
1.Bantul 64,26
9 org 56,17
6 org 140,03
18 org
82,72 10org
82,07 2.DIY
107 105 104 104
3.Nasional 247 228 214
201 3.
Umur Harapan Hidup UHH Tahun
1.Bantul 70,9
70,95 71,11
71,21 2.DIY
72,90 74,00 74,10 74,15
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 II
‐ 23 3.Nasional
66,80 68,50 70,50 71,00 4.
Gizi buruk 0,85
441 0,87
398 0,39
229 0,33
203 0,32
196 Sumber : Dinkes, 2010
e Angka usia harapan hidup Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Pada Tahun 2009 usia
harapan hidup Kabupaten Bantul mencapai 71,21 tahun. Angka tersebut lebih tinggi dari pencapaian tahun-tahun sebelumnya dan lebih tinggi dari
pencapaian nasional namun masih lebih rendah dari pencapaian provinsi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas kesehatan penduduk
Kabupaten Bantul sudah meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
f Persentase balita gizi buruk Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk
terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan
membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan standar yang telah ditetapkan. Dari Tabel 2.26
dapat dilihat bahwa prosentase balita gizi buruk Kabupaten Bantul mengalami penurunan yang cukup besar 0,85 pada Tahun 2006 menjadi 0,32 pada
Tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kecukupan gizi balita yang semakin baik dari tahun ketahun.
g Angka kemiskinan
Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk kategori miskin terhadap jumlah penduduk. Penduduk miskin dihitung berdasarkan garis
kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan-kebutuhan
konsumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan oleh individu untuk hidup layak.
Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka penanggulangan kemiskinan adalah melalui program pemberdayaan
masyarakat. Kebijakan tersebut diarahkan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat, membangunan perilaku, serta pengorganisasian
masyarakat. Program kegiatan penanganan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul dari tahun ke tahun telah menunjukan hasil
yang cukup baik, hal ini tercermin dari semakin kecilnya jumlah Kepala
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 II
‐ 24
Keluarga KK miskin dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2006 sebesar 81,398 35,05, hal ini dikarenakan kejadian gempa 27 Mei 2006. Namun untuk
tahun-tahun berikutnya jumlah KK miskin mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada Tahun 2010 jumlah KK miskin turun menjadi 41.480 KK dari
total KK Tahun 2010 sebesar 256.463 KK 16,17.
Tabel 2.27 :Jumlah keluarga miskin Kab, Bantul tahun 2006-2010 No,
Kecamatan Σ KKM
2006 2007
2008 2009
2010 1
Kretek 2653
1940 1.842
1.600 1,482
2 Sanden
1775 1474
1.454 1.337
1,238 3
Srandakan 2555
2326 2.025
1.790 1,305
4 Pandak
6418 4810
3.376 3.224
2,791 5
Bambanglipuro 3453
3269 2.685
2.158 1,611
6 Pundong
4976 3778
2.834 1.725
2,199 7
Imogiri 7070
6521 4.734
3.408 3,302
8 Dlingo
3914 3418
3.411 2.595
2,560 9
Jetis 4762
4599 3.654
2.982 2,929
10 Bantul
5606 3920
3.747 3.132
2,019 11
Pajangan 2915
2312 2.183
1.886 1,672
12 Sedayu
3757 3780
2.984 2.604
2,596 13
Kasihan 6039
5333 4.845
4.427 3,948
14 Sewon
8517 6531
6.061 4.548
3,980 15
Piyungan 4651
3634 3.593
2.366 2,217
16 Pleret
4739 4449
2.838 2.270
1,817 17
Banguntapan 7598
5495 5.273
4.963 3,814
Jumlah 81398
67589 57,539
47.015 41.480
Sumber: BKK PP dan KB Bantul
h Kesempatan kerja
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus
diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.
Ketenagakerjaan berhubungan dengan tingkat angkatan kerja pada suatu wilayah tertentu, jumlah angkatan kerja terdiri dari jumlah penduduk yang
bekerja dengan perbandingan penduduk yang belum mendapatkan kesempatan bekerja.
Jumlah angkatan kerja Tahun 2008 tercatat bekerja sebanyak 435.980 jiwa dan yang belum mendapat kesempatan bekerja sebanyak 35.366 jiwa.
Sedangkan pada Tahun 2009 tercatat bekerja sebanyak 468.208 jiwa dan yang belum mendapat kesempatan bekerja sebanyak 30.853 jiwa. Hal ini
menunjukkan angkatan kerja mengalami peningkatan, sedangkan untuk angkatan kerja yang belum mendapatkan kesempatan bekerja mengalami
penurunan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 II
‐ 25 Tabel 2.28 :Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Bantul Tahun 2008 - 2009
No, Kecamatan
Angkatan Kerja 2008 Angkatan Kerja 2009
Bekerja Menganggur
Bekerja Menganggur
1 Srandakan
16,404 1,147
17,106 879
2 Sanden
16,748 1,864
18,959 1,667
3 Kretek
17,727 2,018
19,270 1,839
4 Pundong
14,244 1,422
15,396 1,270
5 Bambanglipuro
24,646 1,826
25,820 2,692
6 Pandak
27,280 2,295
28,952 1,823
7 Bantul
30,896 2,816
33,846 1,797
8 Jetis
27,429 1,957
29,404 2,199
9 Imogiri
33,476 2,080
36,825 3,855
10 Dlingo
21,374 1,590
23,046 2,137
11 Pleret
17,026 2,398
19,267 2,094
12 Piyungan
17,135 1,522
18,743 942
13 Banguntapan
44,802 3,707
45,126 2,796
14 Sewon
51,179 1,262
49,288 934
15 Kasihan
37,163 2,639
43,586 1,843
16 Pajangan
20,349 1,394
22,253 864
17 Sedayu
18,102 3,429
21,321 1,222
Jumlah 435,980
35,366 468,208
30,853 Sumber: Disnakertrans Kabupaten Bantul, 2010
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 II
‐ - 26 - Tabel 2.29 : Jumlah Angkatan Kerja
Dirinci Menurut Kelompok Umur Tahun 2009
Kabupaten Kota : Bantul No
Kecamatan USIA
Jumlah 10-19 Tahun
20-24 Tahun 25-34 Tahun
35 Tahun + L
P Jumlah
L P
Jumlah L
P Jumlah
L P
Jumlah L
P Jumlah
1 Kasihan
3302 3063
6365 3562
3363 6925
4130 4499
8629 7961
6331 14292
18955 17256
36211 2
Sewon 3095
3030 6125
4352 4504
8856 8700
8687 17387
10997 11407
22404 27144
27628 54772
3 Banguntapan
4422 3715
8137 6665
4792 11457
7184 6265
13449 5126
5085 10211
23397 19857
43254 4
Bantul 2223
2228 4451
2867 2644
5521 4555
4815 9370
7003 6854
13872 16648
16541 33189
5 Pajangan
1182 1281
2463 2283
2898 5181
3010 3515
6525 2327
2586 4713
8802 10280
33189 6
Sedayu 1203
1338 2541
2132 2326
4458 5312
4446 9758
5312 4046
9358 13959
12156 26115
7 Pandak
952 1187
2139 1733
1717 2949
5367 4528
13564 6816
6060 12876
14868 13492
28360 8
Srandakan 1213
1312 2525
713 661
1374 2060
1816 3876
3848 4533
8381 7834
8322 16156
9 Sanden
525 586
1111 1045
779 1824
2395 1605
4000 3712
2576 6288
7677 5546
13223 10
Bambanglipuro 1880
1750 3630
1538 1448
2986 3261
3279 5540
10835 11036
21871 17514
17513 35027
11 Pundong
917 915
1832 1149
1263 2412
2514 2538
5052 3136
3459 6595
7716 8175
15891 12
Kretek 1712
1866 3578
2244 2270
4514 2625
3039 5664
3493 3383
6876 10074
10558 20632
13 Jetis
1309 1491
2800 1298
1321 2619
2614 2752
5366 4987
5863 10850
10208 11427
21635 14
Imogiri 2529
2146 4675
2751 2361
5108 4028
4355 8383
8383 8591
16535 17691
17453 35144
15 Dlingo
2756 2903
5659 2122
1812 3934
3034 2876
5910 4206
6572 7978
9084 14163
23247 16
Pleret 1898
2401 4299
1184 1856
3040 1802
1950 3752
3497 3237
6734 8381
9444 17825
17 Piyungan
1322 1297
2619 2213
2391 4604
3058 2533
5591 6398
5687 12085
12991 11908
24899 Jumlah
32504 32573
65013 39915
38470 77826
65713 63562
131880 98101
97370 191983
236233 231975
468208 Sumber : BPS 2011
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 II
‐ - 27 - Tabel 2.30: Jumlah Angkatan Kerja Dirinci Menurut Pendidikan Tahun 2009
Kabupaten Kota : Bantul
No Kecamatan PENDIDIKAN
JUMLAH Tidak Tamat SD
SD SLTP
SLTA Akademi
PT L P JML L P
JML L P JML L P JML L P
JML L P
JML L P JML 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Kasihan
1555 926 2481 2224 2189 4705 4233 3712 7945 4531 3593 8124 1718 1002 2720 1790 1191 2981 16051 12613 28664 2
Sewon 2260 3184 5444 2086 5476 7562 4941 5481 10422 5090 1838 6928 1868 1520 3388 1630 1185 2815 17875 18684 36559
3 Banguntapan
3915 569 4484 1067 1309 2376 1811 1172 2983 2298 3832 6130 1800 3804 5604 2924 2533 5457 13815 13219 27034 4
Bantul 3120 563 3683 2418 2423 4841 6034 5352 11391 6668 6892 14190 1093 855 1432 1963 339 2302 21296 16424 34841
5 Pajangan
2072 1547 3619 2018 2362 4380 2109 2966 5075 2445 3164 5609 1102 340 1442 1044 182 411 9004 9978 18982 6
Sedayu 2207 1763 3970 3361 2418 5779 3976 3567 7543 4875 4544 9419 1262 545 1807 700 215 915 16381 13052 29433
7 Pandak
1385 1071 2456 3614 3263 6877 3186 2256 5942 4847 4851 9698 1333 801 2117 839 740 1579 15204 12982 28186 8
Srandakan 399 691 1090 1519 1889 3408 3112 3126 6238 3884 3945 7829 1031 908 1939 759 767 1526 10704 11326 22030
9 Sanden
647 579 1226 1463 1183 2646 1226 938 2164 3492 12120 15612 840 221 1061 636 196 832 8304 15237 23541
10 Bb,Lipuro
1884 2188 4072 3507 3013 6520 3126 3298 6424 4905 5132 10037 1181 1045 2226 1088 1005 2093 17154 15681 32835 11
Pundong 742 866 1608 1626 1563 3189 2158 2008 4166 2731 3105 5836 586 288 874 1345 213 1558 9188 8043 17231
12 Kretek
723 1164 1887 1902 2223 4125 3184 3526 6710 3272 3116 6388 684 423 1107 358 435 663 10123 10887 21010 13
Jetis 643 551 1194 1764 2159 3923 2783 3179 5962 2603 3231 5834 1232 113 1345 1934
96 2485 10959 9329 20288 14
Imogiri 2763 335 3098 1804 1899 3703 1555 1014 2569 1486 1449 2935 2420
86 2506 680 154 338 10708 4937 15645 15
Dlingo 2021 2194 4215 3460 3328 6788 3519 3168 6506 1813 8819 3532 1312 3135 4447 1602 134 1736 13727 20778 34505
16 Pleret
1338 2029 3367 2478 3347 5825 4755 2638 7393 3859 2361 3935 2314 1715 4029 1892 933 607 16636 13023 29659 17
Piyungan 2011 2475 4486 2736 2736 5472 2633 2035 4668 2171 1951 4122 544 810 1354 705 538 526 10800 10545 21345
Jumlah 30332 23274 53606 40510 43963 84765 55567 50374 106265 64462 86063 141770 23160 17832 40459 22525 11052 29656 236233 231975 468208
Sumber : BPS 2011
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 II
‐ 28
Secara kewilayahan pengangguran banyak dijumpai di wilayah sub-urban dan wilayah tengah Kabupaten Bantul. Dilihat dari komposisi penguasaan
keterampilan penganggur terlihat bahwa sebagian terbesar penganggur belum memiliki ketrampilan spesifik yang siap untuk membuka usaha atau mencari
kerja.
2.1.2.3. Fokus Seni budaya dan olah raga