Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 II
‐ 51 Tabel 2.67: Luas Lahan Yang Terkena Banjir Luapan di Kabupaten Bantul tahun 2010
Tahun Luas Lahan banjir Luapan
Selisih Dg tahun 2009
Target Fisik ha
Target Realisasi
Fisik ha Realisasi
Fisik ha
2009 1.056,70
64,00 2010
1.037,07 63,00
801,38 48,67
255,32 15,33
Sumber: Dinas SDA, 2011
b Ketersediaan penginapan
Kunjungan Wisatawan ke beberapa obyek wisata di Kabupaten Bantul mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan banyak faktor,
diantaranya faktor keamanan baik dalam hal keamanan fisik-pribadi, maupun keamanan sosial politik. Kondisi pariwisata sangat rentan terhadap isu-isu
keamanan, seperti isu wabah penyakit, demo anarkis, bencana alam dan sebagainya. Namun demikian, dua tahun pasca gempa telah menunjukkan
perkembangan yang menggembirakan kenaikan jumlah pengunjung. Kunjungan Wisatawan ke beberapa obyek wisata di Kabupaten Bantul
mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Pada Tahun 2010 jumlah wisatawan baik domestik maupun asing mengalami peningkatan. Hal ini seharusnya juga
didukung dengan peningkatan jumlah perkembangan prasarana wisata di Kabupaten Bantul. Namun perkembangan prasarana wisata di Kabupaten
Bantul relatif stagnan, ini menunjukkan masih perlunya upaya-upaya yang bisa mendorong peningkatan sarana prasarana wisata di Kabupaten Bantul.
Tabel 2.68: Prasarana Wisata di Kabupaten Bantul Tahun 2009-2010 No
Jenis Obyek Wisata 2009
2010 Ket
1 Alam
19 19
Unit 2
Buatan 37
37 Unit
3 Sejarah
47 47
Unit Klasifikasi Hotel
1 Bintang Lima
Unit 2
Bintang Empat Unit
3 Bintang Tiga
1 1
Unit 4
Bintang Dua Unit
5 Bintang Satu
Unit 6
Non Bintang 184
184 Unit
Sumber: Dinas Budpar, 2011
2.1.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi
Investasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan, karena menentukan dinamika pembangunan yang secara langsung maupun
tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jika proses investasi berlangsung baik, maka perekonomian akan tumbuh dengan baik
selama proses investasi tersebut menghasilkan output yang efisien.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 II
‐ 52
Perkembangan investasi di Kabupaten Bantul menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini merupakan hasil dari upaya pemerintah dalam
menciptakan iklim yang kondusif, misalnya penyederhanaan prosedur birokrasi, perbaikan pengembangan infrastruktur pasca gempa, sistem
informasi serta promosi investasi daerah yang lebih intensif serta membuat pelayanan perijinan satu pintu.
a Angka kriminalitas
Tabel 2.69 :Angka Kriminalitas Tahun 2006 s.d Tahun 2010 Kabupaten Bantul Uraian
2006 2007
2008 2009
2010 Jumlah tindak kriminal tertangani
dalam 1 th 311
397 440
Jumlah penduduk 814370 844021 853173
859923 877936
Angka kriminalitas 320
396 403
Sumber : BPS Bantul dalam angka
b Kemudahan perijinan
Guna meningkatkan daya saing daerah terutama dalam investasi, berdasarkan Peraturan Pemerintah Kabupaten Bantul Nomor 16 tahun 2007 dan Peraturan
Bupati Tahun 2007 telah dibentuk lembaga perijinan setingkat eselon II berbentuk dinas yang mengawal perijinan tertentu. Semula semua perijinan
dikenakan retribusi kecuali los dan kios. Mulai Januari 2011 lima macam perijinan yang dkenakan retribusi, yaitu IMB, ijin gangguan, ijin trayek, ijin
tempat penjualan minuman beralkohol dan ijin usaha bidang perikanan. Ijin tempat penjualan minuman beralkohol dan ijin usaha bidang perikanan sampai
saat ini belum dilaksanakan karena dasar hokum yang mengatur belum ada. Disamping itu untuk efisiensi waktu dan persyaratan, saat ini telah telah
diterapkan sistem perijinan parallel yaitu sistem perijinan dengan satu waktu dan satu syarat pengurusan diperoleh beberapa perijinan sekaligus.
Implementasi kemudahan perijinan dapat ditunjukkan dengan peningkatan PAD yang diterima, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 2.70: Perkembangan Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2006-2010
No, Tahun
Jumlah PAD Jumlah Pendapatan
PAD Pendapatan 1
2006 44,005,310,869,67
599,619,650,884,62 7,34
2 2007
57,229,726,493,62 727,836,911,979,62
7,86 3
2008 69,800,761,508,85
1,023,590,207,758,85 6,82
4 2009
88,691,362,690,38 882,149,788,429,75
10,05 5
2010 90,238,879,583,48
876,204,469,555,28 10,30
Sumber: DPKAD Kabupaten Bantul 2010
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 II
‐ 53
c Status desa Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa Berdasarkan statusnya desa-desa di Kabupaten Bantul dibagi menjadi desa
pedesaan rural area dan desa perkotaan urban area. Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan dan Perda mengenai batas wilayah
kota, maka status desa dapat dipisahkan sebagai desa perdesaan dan perkotaan. Secara umum jumlah desa yang termasuk dalam wilayah
perkotaan sebanyak 41 desa, sedangkan desa yang termasuk dalam kawasan perdesaan sebanyak 34 desa Tabel 2.71.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 II
‐ 54 Tabel 2.71: Status Desa PedesaanPerkotaan Kabupaten Bantul
Tahun 2009 No
Kecamatan Status Desa Kelurahan
Pedesaan Perkotaan
1 Srandakan
Poncosari Trimurti
2 Sanden
Gadingsari SriGading
Gadingharjo Murtigading
3 Kretek
Tirtohargo Parangtritis
Donotirto Tirtosari
Tirtomulyo 4
Pundong Seloharjo
Srihardono Panjang rejo
5 Bambanglipuro
Sumbermulyo Sidomulyo
Mulyodadi 6
Pandak Caturharjo
Triharjo Wijirejo
Gilangharjo 7
Bantul Palbapang
Sabdodadi Ringin harjo
Bantul Trirenggo
8 Imogiri
Selopamioro Kebonagung
Sriharjo Karangtalun
Karangtengah Imogiri
Wukirsari Girirejo
9 Dlingo
Mangunan Dlingo
Muntuk Temuwuh
Jatimulyo Terong
10 Jetis
Patalan Trimulyo
Canden Sumberagung
11 Pleret
Bawuran Wonokromo
Wonolelo Pleret
Sgoroyoso 12
Piyungan Sitimulyo
Srimulyo Srimartani
13 Banguntapan
Tamanan Baturetno
Jagalan Banguntapan
Singosaren Wirokerten
Jambidan Potorono
14 Sewon
Pendowoharjo Bangunharjo Timbulharjo
Panggungharjo 15
Kasihan Tamantirto
Tirtonirmolo Ngestiharjo
Bangunjiwo 16
Pajangan Guwosari
Triwidadi Sendangsari
17 Sedayu
Argodadi Argosari
Argomulyo Argorejo
Sumber : Bagian Tata Pemerintahan , 2010
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 II
‐ 55 Selain itu, berdasarkan hasil survei BPS pada Tahun 2009 dan koordinasi bersama
pemerintah daerah pada Tahun 2010 di Kabupaten Bantul terdapat 15 desa tertinggal dan 1 desa sangat tertinggal. Adapun secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.72 : Desa tertinggal di Kabupaten Bantul No Nama
Desa Status Skor Keterangan 1 Seloharjo
Perkotaan 31 Sangat
tertinggal 2 Triharjo
Perkotaan 35
Tertinggal 3 Argosari
Perkotaan 36
Tertinggal 4 Jatimulyo
Pedesaan 36
Tertinggal 5 Poncosari
Perkotaan 37
Tertinggal 6 Gadingsari
Perkotaan 37
Tertinggal 7
Caturharjo Perkotaan 37 Tertinggal
8 Selopamioro Pedesaan
37 Tertinggal
9 Mangunan Pedesaan
37 Tertinggal
10 Muntuk Pedesaan
37 Tertinggal
11 Terong Pedesaan
37 Tertinggal
12 Segoroyoso Perkotaan
37 Tertinggal
13 Bawuran Pedesaan
37 Tertinggal
14 Wonolelo Pedesaan
37 Tertinggal
15 Triwidadi Pedesaan
37 Tertinggal
16 Guwosari Perkotaan
37 Tertinggal
Sumber: BPS Bantul, 2010
2.1.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia