kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat, pasti kamu melaksanakan ketentuan ini karena  konsekuensi keimanan  adalah melaksanakan  ketetapan  Allah dan hendaklah
pelaksanaan hukuman mereka berdua disaksikan oleh sekumpulan, yakni sedikitnya tiga atau empat dari orang-orang munkar agar hukuman itu menjadi pelajaran bagi
semua pihak yang melihat dan mendengarnya.
Ayat tersebut menggunakan kata az-zaini dan az-zaniyah yakni menggunakan patron   kata   yang   mengandung   makna   kemantapan   kelakukan   itu   pada   yang
bersangkutan. Tentu saja kemantapan tersebut, tidak mereka peroleh kecuali setelah berzina   berulang-ulang   tersebut.   Nah,   apakah   jika   demikian,   seorang   baru   dijatuhi
hukuman yang disebut ayat ini, bila ia berulang-ulang melakukan perzinahan?
Mayoritas ulama berpendapat tidak, yakni siapa pun yang ditemukan berzina atau mengaku berzina, dengan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan agama-walau
baru sekali-maka ia dijatuhi hukuman tersebut. Nah, jika demikian, mengapa ayat di atas menggunakan patron kata tersebut?
Ketika menafsirkan Q.S al Maidah 5 : 38 yang menggunakan patron yang sama untuk menunjuk  pria dan wanita yang mencuri  pencuri, penulis antara lain
mengemukakan   bahwa   jawaban   pertanyaan   di   atas   antara   lain   ditemukan   dalam memahami   sifat   Allah   al-Ghaffar   yakni   Yang   Maha   Pengampun.   Imam   Ghazali
menjelaskan bahwa al Ghaffar adalah yang menampakkan keindahan dan menutupi keburukan. Dosa-dosa tulisnya adalah bagian dari sejumlah keburukan yang ditutupi-
Nya dengan jalan tidak menampakkannya di dunia serta mengenyampingkan siksanya di   akhirat.Orang   lain   yang   tidak   mengetahui   bahwa   Allah   selama   ini   menutup
kesalahan   yang   bersangkutan   menduga   bahwa   ia   baru   sekali   mencuri   tetap   pada hakikatnya   telah   berulang-ulang   kali   dan   dari   sini   ayat   di   atas   menamai   mereka
pencuri.
Dalam   satu   riwayat   dikemukakan   bahwa   ada   seseorang   tertangkap   basah mencuri tetapi bersumpah berkali-kali bahwa baru kali itu dia mencuri. Sayyidina Ali
tetap   memerintahkan   memotong   tangannya,   sambi   menyatakan   Allah   tidak mempermalukan seseorang yang baru sekali melakukan dosa. Setelah sanksi hukum
dilaksanakan, beliau menggugah hati si pencuri dan bertanya kepadanya “telah berapa kali engkau mencuri? Si pencuri menjawab; telah berkali-kali’
Di dalam Islam, pelaku perzinaan dibedakan menjadi dua, yaitu pezina muhshan dan ghayru muhshan.
 Pezina muhshan adalah pezina yang sudah memiliki pasangan sah menikah.
 Pezina ghayru muhshan adalah pelaku yang belum pernah menikah dan tidak
memiliki pasangan sah.
2.2 Dasar-dasar dilarangnya zina  keharaman zina An Nur ayat 2
هإللللا نإيدإ يفإ ةةفلأمرلاملهإبإ ممكتذمختأمتل اللول ةةدللمجل ةلئلامإ املهتنممإ دةحإاول لللكت اودتلإجمافل ينإازلللاول ةتيلنإازلللا نلينإمإؤممتلما نلمإ ةةفلئإاطل املهتبلاذلعل دمهلشميللمول رإخإآلما مإوميللماول هإللللابإ نلونتمإؤمتت ممتتنمكت نمإإ
3
Artinya : Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang
dari   keduanya   seratus   kali   dera,   dan   janganlah   belas   kasihan   kepada   keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah,
dan   hari   akhirat,   dan   hendaklah   pelaksanaan   hukuman   mereka   disaksikan   oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.
An-nisa’ ayat 15
وو يتل
ل لا ن
و يتأ أ يو
ةوش و ححافلأا
ن أ مح
م أ ك
ك ئحاسنح اودكهحش
أ توس أ افو
ن ل هحيألوع
و ةةعوبورأأو
م أ ك
ك نأمح ن
أ إحفو اودكهحشو
ن ل هكوك
ك س ح مأأ
و فو يفح
ت ح ويكبكلأا
ىتلحو ن
ل هكافلووتويو ت
ك وأمولأا وأأو
ل و عوجأيو
هكللا ن
ل هكلو ليبس
و 15. Dan terhadap para wanita yang mengerjakan perbuatan keji zina, hendaklah
ada empat orang saksi di antara kamu yang menyaksikannya. Kemudian apabila para saksi itu telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka wanita-wanita itu
dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan yang lain kepadanya.
An- nisa’ ayat 25
25. Dan barangsiapa diantara kamu orang merdeka yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang
beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain
[285]
, karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka, dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang
merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan pula wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah
menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji zina, maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang
bersuami. Kebolehan mengawini budak itu, adalah bagi orang-orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri dari perbuatan zina di antara kamu, dan
kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. An-nisa’:25
Zina adalah haram hukumnya, dan ia termasuk dosa besar yang paling besar seperti firman Allah :
Al-isra’ ayat 32
         
32.  Dan   janganlah   kamu   mendekati   zina;   sesungguhnya   zina   itu   adalah   suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. Al-isra’:32
An- nuur ayat 4
Hukum menuduh wanita yang baik-baik berzina
4
4. Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik
[1029]
berbuat zina dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka yang menuduh
itu   delapan   puluh   kali   dera,   dan   janganlah   kamu   terima   kesaksian   mereka   buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik. An-nuur :4
Al-azhab ayat 32
32. Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa.   Maka   janganlah   kamu   tunduk
[1213]
dalam   berbicara   sehingga berkeinginanlah   orang   yang   ada   penyakit   dalam   hatinya
[1214]
dan   ucapkanlah perkataan yang baik, Al-azhab :32
An-nuur ayat 25
25. Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yag setimpal menurut semestinya, dan   tahulah   mereka   bahwa  Allah-lah   yang   Benar,   lagi   Yang   menjelaskan   segala
sesutatu menurut hakikat yang sebenarnya. An-nuur:25
2.3 Bahaya zina