Implementasi pembelajaran IPS ketika guru menerapkan model

Dety Suci aty,2014 PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN IPS : penelitian tindakan kelas di kelas vii-A SPM Pasundan 6 Bandung Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu pembelajaran. Sementara itu, penentuan bobot penilaian juga dapat dikembangkan guru dengan memperhatikan banyaknya indikator penilaian pada setiap kegiatan serta aktivitas kelompok dalam pembelajaran.

2. Implementasi pembelajaran IPS ketika guru menerapkan model

pembelajaran reciprocal teaching dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap isu-isu lingkungan hidup di kelas VII-A SMP Pasundan 6 Bandung Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses penelitian, peneliti mendapatkan temuan dilapangan berupa data-data dari hasil observasi, wawancara, studi literatur, penilaian, catatan lapangan dan rekaman foto. Dari pengamatan yang peneliti lakukan pada siklus pertama sampai siklus ketiga, dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis siswa terhadap isu lingkungan hidup setahap demi tahap dapat meningkat, karena pelaksanaan penerapan model pembelajaran reciprocal teaching telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam RPP. Tentunya, keberhasilan pelaksanaan penerapan model pembelajaran reciprocal teaching ini selain bergantung pada kematangan perencanaan yang telah dilakukan oleh guru, juga bergantung pada kemampuan guru dalam mengimplementasikan hasil perencanaan tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Semakin baik guru menerapkan tahap-tahap startegi model reciprocal teaching, maka semakin jelas juga terlihat tingkat kemampuan berpikir kritis siswa. Seiring berjalannya waktu, guru dapat mengelola kelas dengan maksimal dan baik. Terlihat dari bagaimana guru dapat membimbing siswa dalam melaksanakan tahap-tahapan startegi model pembelajaran reciprocal teaching dengan baik, serta mengelola waktu sesuai yang di rencanakan. Selain itu, peran guru dalam menerapkan model pembelajaran reciprocal teaching dapat mengembangkan tingkat berpikir kritis siswa. Hal ini terlihat dari keaktifan daya berpikir para siswa ketika menyelesaikan tugas dengan baik dan melakukan diskusi dengan tertib, percaya diri dan saling menghargai pendapat siswa lain Dety Suci aty,2014 PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA TERHADAP ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN IPS : penelitian tindakan kelas di kelas vii-A SPM Pasundan 6 Bandung Uni versitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu yang berbeda. Selain itu, dalam membuat rangkuman, para siswa sudah dapat mengidentifikasi dan membuat ikhtisar tentang informasi-informasi yang menurut mereka penting dari suatu bahan atau materi ajar yang telah mereka baca. Begitupula, ketika para siswa paham dan dapat memikirkan pertanyaan penting yang ditanyakan, pada saat proses menjelaskan, agar pelaksanaannya dapat maksimal, para siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri mereka dengan membaca kembali bacaanartikel yang telah dibagikan. Sedangkan, pada tahap memprediksi para siswa sudah dapat menduga apa yang mungkin dibahas oleh penulis pada bagian tulisan selanjutnya. Kegiatan memprediksi ini membantu siswa untuk menentukan ide-ide penting pada sebuah teks dan membantu siswa untuk aktif mengkaitkan latar belakang pengetahuan mereka. Tentunya dengan hasil pelaksanaan tahapan-tahapan startegi model reciprocal teaching yang sudah dilakukan, terlihat pula bagaimana tingkat berpikir kritis para siswa sudah mulai baik. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Dewey dalam Fisher 2008, hlm. 2, menurut Dewey berpikir kritis adalah pertimbangan yang aktif, terus-menerus persistent , dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja, jika dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan- kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya. Dengan mendefinisikan berpikir kritis sebagai sebuah proses “aktif”, Dewey ingin menghubungkan cara berpikir seseorang yang mampu menerima gagasan-gagasan dan informasi dari orang lain. Bagi Dewey setiap orang yang telah menggunakan berpikir kritis secara esensial maka seseorang itu sudah dapat berpikir dengan aktif. Artinya jika seseorang yang sudah dapat berpikir kritis, maka ia sudah mampu dan dapat memikirkan berbagai hal secara lebih mendalam, serta dapat mengajukan berbagai pertanyaan, serta menemukan informasi yang relevan.

3. Solusi untuk mengatasi kendala yang muncul pada saat menerapkan