72
72
b. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk cukup bervariasi. Selain dipengaruhi oleh keadaan wilayah, dipengaruhi pula oleh ramainya kegiatan perdagangan dan
transportasi. Tabel 6. Angkatan Kerja
No Uraian
Jumlah 1
Penduduk usia kerja 34.083
2 Penduduk bukan usia kerja
134 3
Angkatan kerja 340
4 Bukan angkatan kerja
134 5
Penduduk masih sekolah 8.110
6 Ibu rumah tangga
12.832 7
Penduduk yang bekerja 23.676
8 Penduduk yang menganggur
2.785 Sumber: Data PMD Kabupaten Pekalongan tahun 2007
Tabel 7. Kualitas Angkatan Kerja No
Uraian Jumlah
1 Buta huruf
- 2
Tidak tamat SD -
3 Tamat SD
40 4
SLTP 150
5 SLTA
125 6
Perguruan Tinggi 25
Sumber: Data PMD Kabupaten Pekalongan tahun 2007
73
73 Tabel 8. Mata Pencaharian Penduduk
No Mata Pencaharian
Jumlah 1
Petani sendiri 11.352
2 Buruh tani
11.341 3
Nelayan 23
4 Pengusaha besarsedang
350 5
Pengusaha kecil 33
6 Pedagang
873 7
Buruh industri 8.236
8 Pedagang
1.958 9
Pengangkutan 1.378
10 TNIPolri 89
11 Pensiunan 322
12 Lain-lain 9.972
Sumber: Data PMD Kabupaten Pekalongan tahun 2007 Tabel 9. Sarana Perekonomian
No Jenis
Jumlah 1
Pasar umum 1
2 Pasar desa
5 3
Tokokios 312
4 Kios pertanian
11 5
Kios pembibitan 3
6 Rumah makanwarung makan
67 7
KUD 1
8 BKKBPRBTM
2 9
Bank Danamon 1
10 BRI Unit 1
11 KOSIPA Koperasi Pengusaha Angkutan 1
12 KSU Koperasi Serba Usaha 1
13 Koperasi Tani Kopertan 1
14 Bank Muamalat 1
Sumber: BPP Kecamatan Doro tahun 2007
74
74
c. Sosial Budaya
Kebiasaan yang berlaku di Kecamatan Doro adalah hari pasar pasaran. Lima hari sekali pada pasaran Pon, kota Kecamatan Doro menjadi
padat. Kepadatan ini disebabkan pada hari pasaran tersebut penduduk desa berbondong-bondong menuju kota kecamatan untuk membeli berbagai
keperluan, atau hanya sekedar “melancong”. Pada hari tersebut kegiatan yang tidak dilewatkan adalah jajan” ke warung atau rumah makan. Situasi kota
kecamatan betul-betul padat, baik oleh lalu-lalangnya manusia maupun kendaraan.
Kebiasaan jajan ini mampu menghidupkan perekonomian masyarakat meskipun dalam skala kecil. Dalam skala yang lebih besar kehidupan
masyarakat dipengaruhi oleh warga perantau. Masyarakat perantau yang kembali ke kampung halamannya, kecuali membawa hasil jerih payahnya,
juga membawa budaya dari mana yang bersangkutan merantau. Budaya dan kebiasaan yang dibawa menarik perhatian masyarakat dan mempengaruhi
tujuan hidup sebelumnya. Warga masyarakat yang telah berhasil di perantauan, kedudukan
sosialnya akan meningkat. Hal ini seiring dengan perbaikan bidang ekonomi. Keluarga perantau yang berhasil akan membawa berbagai peralatan seperti
yang ada di kota termasuk gaya hidupnya. Masyarakat sekitar suka begadang di rumah perantau ini, sebab biasanya disediakan makanan, minuman, dan
rokok. Keberhasilan para perantau menarik minat warga masyarakat lainnya, terutama yang fisiknya masih kuat untuk melakukan hal yang sama.
75
75
B. Hasil Penelitian 1. Proses Pengajaran Muatan Lokal