BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab  ini  membahas  tentang  kesimpulan  dari  penerapan  metode  yang  diajukan  untuk melakukan peramalan penjualan pada batik serta saran-saran pengembangan yang dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya.
5.1. Kesimpulan
Adapun  kesimpulan  yang  dapat  diambil  berdasarkan  pengujian  peramalan  pasar penjualan batik menggunakan ELM adalah sebagai berikut:
1. Peramalan  dengan  ELM  menghasilkan  nilai  error  peramalan  yang  dihitung
dengan  MAPE  sebesar  0,67.  Semakin  rendah  nilai  MAPE  menunjukkan bahwa peramalan memiliki tingkat akurasi peramalan yang lebih baik.
2. Proses peramalan dengan ELM yang dilakukan sudah memenuhi fungsi objektif
permasalahan,  yaitu  untuk  membantu  produsen  dalam  melakukan  strategi pemasaran dan produksi yang tepat.
5.2. Saran
Saran  yang dapat penulis berikan untuk pengembangan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Peramalan  lebih  lanjut  disarankan  menggunakan  data  penjualan  yang  lebih
banyak agar peramalan yang dihasilkan lebih akurat dan presisi. 2.
Penelitian  selanjutnya  diharapkan  bisa  meramalkan  penjualan  batik  dengan motif yang lebih beragam dan berasal dari berbagai jenis batik karena sekarang
ini kebanyakan produsen batik sudah memproduksi lebih banyak motif dan jenis batik dalam satu toko.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Batik
Batik adalah kain
bergambar  yang  pembuatannya  secara  khusus  dengan  menuliskan malam
pada kain yang telah disediakan, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu  yang  memiliki  kekhasan.  Secara  etimologi,  kata  batik  berasal  dari  gabungan
dua kata dalam b ahasa Jawa, yaitu “amba” yang berarti menulis dan “tik” yang berarti
titik. Batik sendiri merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang memiliki nilai
seni  tinggi  dan  sudah  ditetapkan  oleh  UNESCO  sebagai  salah  satu  Warisan Kemanusiaan  Untuk  Budaya  Lisan  dan  Nonbendawi
Masterpieces  of  the  Oral  and Intangible Heritage of Humanity sejak 2 Oktober 2009.
Walaupun kata batik secara harafiah berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di pulau Jawa sendiri tidak tercatat. Rouffaer, 1991 berpendapat bahwa teknik batik
kemungkinan pertama kali diperkenalkan di India dan Sri langka pada abad ke-6 atau ke-7. Menurutnya, pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur
dan pola tersebut hanya bisa dibuat menggunakan canting. Pola gringsing sendiri adalah pola-pola yang dibuat pada kain yang pada zaman dulu dipercaya dapat menolak bala.
Detail  ukiran  kain  yang  menyerupai  pola  batik  dikenakan  oleh Prajnaparamita,  arca dewi kebijaksanaan Buddha dari Jawa Timur abad ke-13. Detail pakaian menampilkan
pola  sulur  tumbuhan  dan  kembang-kembang  rumit  yang  mirip  dengan  pola  batik tradisional  Jawa  yang  saat  ini  dapat  ditemukan.  Hal  ini  merupakan  salah  satu  bukti
bahwa pembuatan pola batik yang sangat rumit hanya bisa dibuat dengan menggunakan canting.
Berdasarkan  teknik  pembuatannya,  batik  dibedakan  menjadi  tiga  jenis,  yaitu batik tulis, batik cap, dan batik printing.
Universitas Sumatera Utara
a Batik Tulis
Batik tulis adalah batik yang pembuatannya menggunakan canting. Prosesnya diawalinya  dengan  membuat  pola,  mengisi  pola  hingga  pewarnaan  kain.  Ciri
utama batik tulis adalah memiliki wangi khas dari penggunaan malam lilin dan pewarnaan, dan juga memiliki warna yang sama terang pada kedua sisi karena
pengerjaannya  dilakukan  pada  kedua  sisi  kain.  Untuk  pengerjaannya  sendiri membutuhkan waktu 2-3 bulan.
b Batik Cap
Batik cap dibuat dengan menggunakan bantuan motif batik yang dibentuk dalam stempel atau cap tembaga. Pengerjaannya dilakukan dengan menempelkan cap
tembaga pada malam panas, kemudian menempelkan cap tembaga tersebut pada kain  batik  polos  yang  telah  disiapkan.  Ciri  utama  batik  cap  adalah  pola  yang
terbentuk simetris dan teratur, serta memiliki warna yang hanya terang pada satu sisi kain. Untuk pengerjaannya membutuhkan waktu 2-3 hari.
c Batik Printing
Batik printing dibuat menggunakan motif pabrikan, yaitu motif batik yang telah dicetak  secara  otomatis.  Dalam  pengerjaannya,  batik  printing  tidak
membutuhkan metode dasar batik karena prosesnya sudah tidak menggunakan pencegahan serap warna pada malam. Ciri utama batik printing adalah motifnya
yang teratur dan memiliki warna yang terang hanya pada satu sisi kain karena proses pewarnaan dengan mesin hanya dilakukan pada satu sisi kain.
Pada  saat  sekarang  ini,  terdapat  ribuan  motif  batik  yang  telah  diproduksi  di pasaran.  Tapi  pada  umumnya  motif  batik  tersebut  dikelompokkan  pada  empat  jenis
utama motif batik sebagai berikut :
a Motif Geometris
Motif  geometris  adalah  motif  batik  berbentuk  garis-garis.  Biasanya  motif  ini melambangkan  birokrasi  pada  pemerintahan.  Motif  batik  ini  tidak  selalu
berbentuk garis lurus, bisa jadi berupa persegi, belah ketupat, ataupun berbentuk lingkaran.
Universitas Sumatera Utara
b Motif Tumbuhan
Motif  tumbuhan  pada  kain  batik  biasanya  berupa  hiasan  yang  diperoleh  dari objek  yang  distilirdigayakan.  Motif  tumbuhan  pada  batik  misalnya  berupa
tumbuhan menjalar dan tumbuhan air.
c Motif Hewan
Motif  hewan  pada  batik  berupa  bentuk  hewan-hewan  yang  distilir  atau disederhanakan.  Hewan-hewan  yang  digunakan  sebagai  motif  adalah  hewan-
hewan yang dianggap keramat seperti kerbau, burung, singa barong, kupu-kupu, dan sebagainya.
d Motif Manusia
Motif  manusia  dapat  ditemukan  pada  kain  tenun  dan  songket,  yang  biasanya juga  berbentuk  motif  yang  distilir  atau  disederhanakan.  Motif  batik  manusia
kebanyakan  dianggap  sebagai  lambang  roh  nenek  moyang  ataupun  sebagai lambang kesaktian. Motif manusia pada batik contohnya seperti wayang.
Untuk  pembuatan  motif  sendiri  tergantung  pada  daerah  masing-masing  dan biasanya  disesuaikan  dengan  lambang  daerah  ataupun  kebudayaan  yang  ada  pada
daerah tersebut.
2.2. Peramalan Forecasting