IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Penjadwalan Pola Makan Bagi Penderita Diabetes Mellitus Menggunakan Metode Genetic Algorithm

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pada bab ini akan dibahas hasil yang diperoleh dari implementasi algoritma Genetika Genetic Algorithm dalam menjadwalkan menu makanan bagi penderita penyakit diabetes mellitus dan pengujian sistem sesuai dengan analisis dan perancangan yang telah dibahas pada Bab 3. 4.1.Implementasi Sistem Pada tahap implementasi sistem, algoritma genetika akan diimplementasikan ke dalam sistem menggunakan bahasa pemrograman PHP sesuai dengan perancangan yang telah dilakukan. 4.1.1. Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada pembangunan sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Processor Intel Core i5-3337U CPU 1.80GHz. 2. Sistem Operasi Windows 8 Single Language 64-bit. 3. Memory 4.00 GB RAM DDR3. 4. Kapasitas harddisk 750 GB. 5. Notepad++. 6. XAMPP versi 1.8.1 Universitas Sumatera Utara 4.1.2. Implementasi Perancangan Antarmuka Adapun implementasi perancangan antarmuka pada sistem yang telah dibangun adalah sebagai berikut. Halaman Utama atau Beranda Halaman ini merupakan halaman awal pada saat aplikasi dijalankan pertama sekali. Pada halaman ini juga terdapat halaman info diabetes dan juga galeri dengan menggunakan fasilitas scroll. Halaman utama dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Halaman utama Halaman Info Diabetes Halaman info diabetes merupakan halaman yang menampilkan info- info mengenai penyakit diabetes mellitus. Selain itu tersedia fasilitas ‘Find More’ untuk mencari langsung info diabetes dengan fasilitas akses internet langsung. Tampilan halaman info diabetes dapat dilihat pada Gambar 4.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Halaman Info Diabetes Halaman Galeri Halaman galeri merupakan halaman yang menampilan beberapa gambar-gambar mengenai penyakit diabetes mellitus. Tampilan halaman galeri dapat dilihat pada Gambar 4.3 Gambar 4.3. Halaman Galeri Universitas Sumatera Utara Halaman Pengisian Form Data Pasien Sebelum melakukan optimasi penjadwalan menu makanan, user terlebih dahulu harus mengisi data diri pada halaman pengisian form data pasien. Halaman ini merupakan halaman untuk menampung data-data pasien seperti nama, jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, tingkat aktivitas, dan alergi. Kemudian data pasien diabetes mellitus akan disimpan untuk diproses pada perhitungan keb utuhan kalori dan penentuan jenis diet dengan menekan to mbol next. Tampilan bagian pengisian form data pasien dapat dilihat pada Gambar 4.4. Gambar 4.4. Halaman Pengisian Data Pasien Data yang diperoleh dari halaman form pengisian data pasien diabetes mellitus akan diproses untuk menghitung berapa jumlah kalori yang dibutuhkan pasien dalam satu hari dan hasilnya akan ditampilkan pada halaman info diet pasien. Universitas Sumatera Utara Halaman Info Data Diet Pasien Halaman ini merupakan halaman untuk menampilkan data yang telah di-input oleh pasien, hasil perhitungan jumlah kalori yang dibutuhkan pasien dalam satu hari, dan jenis diet yang dibutuhkan pasien. Tampilan dari halaman info data diet pasien dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5. Halaman Info Data Diet Pasien Universitas Sumatera Utara Selain itu, pada halaman ini pengguna juga dapat memilih jumlah individu awal dan jumlah generasi untuk memulai proses penjadwalan dengan algoritma genetika. Setelah itu tekan tombol next untuk memulai proses algoritma genetika. Tampilan dari pemilihan individu awal dan generasi dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6. Tampilan Pe milihan Individu Awal dan Gene rasi Universitas Sumatera Utara Halaman Hasil Penjadwalan Halaman ini merupakan halaman untuk menampilkan jadwal menu makanan selama 1 satu minggu. Tampilan halaman hasil penjadwalan dapat dilihat pada gambar 4.7. Gambar 4.7. Halaman Hasil Penjadwalan Universitas Sumatera Utara Jadwal menu makanan yang ditampilkan ada lah jadwal untuk makan pagi, siang, dan malam. Dimana setiap jadwal makanan akan ditampilkan jenis makanannya seperti makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, dan makanan pelengkap. Tampilan penjadwalan menu makanan untuk satu hari dapat dilihat pada Gambar 4.8. Gambar 4.8. Tampilan Jadwal Satu Hari Hasil penjadwalan menu makanan pada Gambar 4.8. dapat disimpan dengan menekan tombol finish. Informasi tersebut akan disimpan pada halaman data pasien. Halaman Data Pasien Halaman ini merupakan halaman yang menyimpan hasil penjadwalan menu makanan. Sehingga pada saat pengguna ingin melihat kembali hasil penjadwalan, pengguna dapat melihat pada halaman data pasien. Selain itu, pengguna juga dapat melakukan hapus data pada halaman ini. Tampilan data pasien dapat dilihat pada Gambar 4.9. Gambar 4.9. Tampilan Data Pasien Universitas Sumatera Utara Pada halaman penjadwalan juga terdapat menu untuk memilih lihat grafik dan log. Di halaman tersebut dapat dilihat bagaimana hubungan antara generasi dengan nilai fitness dan log hasil proses genetika algoritma. Halaman Tampilan Grafik Halaman ini merupakan halaman untuk menampilkan bagaimana hubungan antara jumlah generasi dengan nilai fungsi fitness. Tampilan grafik dapat dilihat pada gambar 4.10. Gambar 4.10.Tampilan Halaman Grafik Halaman Tampilan Log Proses Algoritma Genetika Halaman ini merupakan halaman untuk menampilkan bagaimana proses dari algoritma genetika berjalan. Pada halaman ini akan ditampilkan hasil inisialisasi individu awal, hasil crossover, dan hasil proses mutasi dari proses algoritma genetika. Tampilan halaman log proses algoritma genetika dapat dilihat pada Gambar 4.11. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11. Tampilan Log Proses Algoritma Genetika 4.2.Pengujian Kinerja Sistem Pengujian kinerja sistem dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja sistem dari algoritma genetika dalam menghasilkan penjadwalan menu makanan bagi penderita diabetes mellitus. Pengujian kinerja sistem pada penelitian ini menggunakan data dari pasien diabetes mellitus yang sudah dihitung besar kalorinya pada Bab 3. Kemudian data tersebut akan dilakukan percobaan untuk melihat hubungan antara individu, generasi, dan nilai fitness. Percobaan dilakukan sebanyak 12 dua belas kali dengan jumlah individu dan jumlah generasi yang berbeda untuk setiap percobaan. Untuk percobaan penjadwalan menu makanan penderita diabetes mellitus yang pertama dilakukan dengan jumlah individu awal 10 dan jumlah generasi 50 dapat dilihat pada Gambar 4.12. Gambar 4.12. Grafik Percobaan dengan Individu 10 dan Generasi 50 Universitas Sumatera Utara Pada percobaan dengan individu awal sebesar 10 dan generasi sebesar 50 diperoleh bahwa nilai fitness rata-rata yang paling minimum adalah 57.0. Nilai fitness rata-rata yang paling minimum tersebut berada pada generasi yang ke-18 dan nilai tersebut tidak berubah hingga generasi yang ke-50. Hal ini dikarenakan nilai fitness rata-rata pada generasi dari 26 hingga 50 sudah merupakan nilai yang paling minimum. Untuk percobaan penjadwalan menu makanan penderita diabetes mellitus dengan yang kedua diberikan jumlah individu awal 10 dan jumlah generasi 70 dapat dilihat pada Gambar 4.13. Gambar 4.13. Grafik Percobaan degan Individu 10 dan Generasi 70 Pada percobaan dengan individu awal sebesar 10 dan generasi sebesar 70 diperoleh bahwa nilai fitness rata-rata yang paling minimum adalah 36.0. Nilai fitness rata-rata yang paling minimum tersebut berada pada generasi yang ke-32 dan nilai tersebut tidak berubah hingga generasi yang ke-70. Hal ini dikarenakan nilai fitness rata-rata pada generasi dari 32 hingga 70 sudah merupakan nilai yang paling minimum. Untuk percobaan penjadwalan menu makanan penderita diabetes mellitus yang ketiga dengan jumlah individu awal 10 dan jumlah generasi 100 dapat dilihat pada Gambar 4.14. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.14. Grafik Percobaan dengan Individu 10 dan Generasi 100 Pada percobaan dengan individu awal sebesar 10 dan generasi sebesar 100 diperoleh bahwa nilai fitness rata-rata yang paling minimum adalah 31.0. Nilai fitness rata-rata yang paling minimum tersebut berada pada generasi yang ke-14 dan nilai tersebut tidak berubah hingga generasi yang ke-100. Hal ini dikarenakan nilai fitness rata-rata pada generasi dari 14 hingga 100 sudah merupakan nilai yang paling minimum. Untuk percobaan penjadwalan menu makanan penderita diabetes mellitus yang keempat akan ditingkatkan jumlah individu yang diberikan, yaitu dengan jumlah individu awal 20 dan jumlah generasi 50 dapat dilihat pada Gambar 4.15. Gambar 4.15. Grafik Percobaan dengan Individu 20 dan Generasi 50 Universitas Sumatera Utara Pada percobaan dengan individu awal sebesar 20 dan generasi sebesar 50 diperoleh bahwa nilai fitness rata-rata yang paling minimum adalah 31.0. Nilai fitness rata-rata yang paling minimum tersebut berada pada generasi yang ke-22 dan nilai tersebut tidak berubah hingga generasi yang ke-50. Hal ini dikarenakan nilai fitness rata-rata pada generasi dari 22 hingga 50 sudah merupakan nilai yang paling minimum. Untuk percobaan penjadwalan menu makanan penderita diabetes mellitus yang kelima dilakukan dengan jumlah individu awal 20 dan jumlah generasi 70 dapat dilihat pada Gambar 4.16. Gambar 4.16. Grafik Percobaan dengan Individu 20 dan Generasi 70 Pada percobaan dengan individu awal sebesar 20 dan generasi sebesar 70 diperoleh bahwa nilai fitness rata-rata yang paling minimum adalah 31.0. Nilai fitness rata-rata yang paling minimum tersebut berada pada generasi yang ke-14 dan nilai tersebut tidak berubah hingga generasi yang ke-70. Hal ini dikarenakan nilai fitness rata-rata pada generasi dari 14 hingga 70 sudah merupakan nilai yang paling minimum. Untuk percobaan penjadwalan menu makanan penderita diabetes mellitus yang keenam dilakukan dengan jumlah individu awal 20 dan jumlah generasi 100 dapat dilihat pada Gambar 4.17. Universitas Sumatera Utara . Gambar 4.17. Grafik Percobaan dengan Individu 20 dan Generasi 100 Pada percobaan dengan individu awal sebesar 20 dan generasi sebesar 100 diperoleh bahwa nilai fitness rata-rata yang paling minimum adalah 23.0. Nilai fitness rata-rata yang paling minimum tersebut berada pada generasi yang ke-20 dan nilai tersebut tidak berubah hingga generasi yang ke-100. Hal ini dikarenakan nilai fitness rata-rata pada generasi dari 20 hingga 100 sudah merupakan nilai yang paling minimum. Untuk percobaan penjadwalan menu makanan penderita diabetes mellitus yang ketujuh dilakukan dengan menaikkan kembali jumlah individu awal. Jumlah individu awal yang diberikan adalah 30 dan jumlah generasi 50 dapat dilihat pada Gambar 4.18. Gambar 4.18. Grafik Percobaan dengan Individu 30 dan Generasi 50 Universitas Sumatera Utara Pada percobaan dengan individu awal sebesar 30 dan generasi sebesar 50 diperoleh bahwa nilai fitness rata-rata yang paling minimum adalah 16.0. Nilai fitness rata-rata yang paling minimum tersebut berada pada generasi yang ke-18 dan nilai tersebut tidak berubah hingga generasi yang ke-50. Hal ini dikarenakan nilai fitness rata-rata pada generasi dari 18 hingga 50 sudah merupakan nilai yang paling minimum. Untuk percobaan penjadwalan menu makanan penderita diabetes mellitus yang kedelapan dilakukan dengan jumlah individu awal 30 dan jumlah generasi 70 dapat dilihat pada Gambar 4.19. Gambar 4.19. Grafik Percobaan dengan Individu 30 dan Generasi 70 Pada percobaan dengan individu awal sebesar 30 dan generasi sebesar 70 diperoleh bahwa nilai fitness rata-rata yang paling minimum adalah 15.0. Nilai fitness rata-rata yang paling minimum tersebut berada pada generasi yang ke-26 dan nilai tersebut tidak berubah hingga generasi yang ke-70. Hal ini dikarenakan nilai fitness rata-rata pada generasi dari 26 hingga 70 sudah merupakan nilai yang paling minimum. Untuk percobaan penjadwalan menu makanan penderita diabetes mellitus yang kesembilan dilakukan dengan jumlah individu awal 30 dan jumlah generasi 100 dapat dilihat pada Gambar 4.20. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.20. Grafik Percobaan dengan Individu 30 dan Generasi 100. Pada percobaan dengan individu awal sebesar 30 dan generasi sebesar 100 diperoleh bahwa nilai fitness rata-rata yang paling minimum adalah 8.0. Nilai fitness rata-rata yang paling minimum tersebut berada pada generasi yang ke-16 dan nilai tersebut tidak berubah hingga generasi yang ke-100. Hal ini dikarenakan nilai fitness rata-rata pada generasi dari 16 hingga 100 sudah merupakan nilai yang paling minimum. Untuk percobaan penjadwalan menu makanan penderita diabetes mellitus yang kesepuluh dilakukan dengan jumlah individu awal 40 dan jumlah generasi 50 dapat dilihat pada Gambar 4.21. Gambar 4.21. Grafik Percobaan dengan Individu 40 dan Generasi 50. Universitas Sumatera Utara Pada percobaan dengan individu awal sebesar 40 dan generasi sebesar 50 diperoleh bahwa nilai fitness rata-rata yang paling minimum adalah 4.0. Nilai fitness rata-rata yang paling minimum tersebut berada pada generasi yang ke-10 dan nilai tersebut tidak berubah hingga generasi yang ke-50. Hal ini dikarenakan nilai fitness rata-rata pada generasi dari 10 hingga 50 sudah merupakan nilai yang paling minimum. Untuk percobaan penjadwalan menu makanan penderita diabetes mellitus yang kesebelas dilakukan dengan jumlah individu awal 40 dan jumlah generasi 70 dapat dilihat pada Gambar 4.22. Gambar 4.22. Grafik Percobaan dengan Individu 40 dan Generasi 70. Pada percobaan dengan individu awal sebesar 40 dan generasi sebesar 70 diperoleh bahwa nilai fitness rata-rata yang paling minimum adalah 2.0. Nilai fitness rata-rata yang paling minimum tersebut berada pada generasi yang ke-18 dan nilai tersebut tidak berubah hingga generasi yang ke-70. Hal ini dikarenakan nilai fitness rata-rata pada generasi dari 18 hingga 70 sudah merupakan nilai yang paling minimum. Untuk percobaan penjadwalan menu makanan penderita diabetes mellitus yang kedua belas dilakukan dengan jumlah individu awal 40 dan jumlah generasi 100 dapat dilihat pada Gambar 4.23. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.23. Grafik Percobaan dengan Individu 40 dan Generasi 100 Hasil pengujian kinerja sistem sebanyak dua belas kali dengan memberikan jumlah individu awal dan jumlah generasi yang berbeda untuk setiap percobaannya dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil Nilai Fitness tiap Generasi pada Setiap Jumlah Individu Jumlah Individu Awal Jumlah generasi Nilai fitness rata-rata terbaik 10 50 57.0 70 36.0 100 31.0 20 50 31.0 70 31.0 100 23.0 30 50 16.0 70 15.0 100 8.0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Hasil Nilai Fitness tiap Generasi pada Setiap Jumlah Individu lanjutan Jumlah Individu Awal Jumlah generasi Nilai fitness rata-rata terbaik 40 50 4.0 70 2.0 100 0.0 Berdasarkan Tabel 4.1. dapat digambarkan hubungan antara jumlah individu, jumlah generasi, dan nilai fitness rata-rata seperti pada Gambar 4.24. Gambar 4.24. Grafik Hubungan Individu, Generasi, dan Fitness Berdasarkan gambar 4.24, dapat dilihat bahwa jumlah dari individu awal dan generasi mempengaruhi nilai fungsi fitness. Semakin besar jumlah individu awal yang diberikan maka semakin besar ukuran populasi dimana akan semakin banyak individu yang dihasilkan. Dengan semakin banyak individu yang dihasilkan, maka semakin besar juga kemungkinan perubahan nilai fitness mendekati nilai fitness yang terbaik. Berdasarkan Gambar 4.24. juga dapat dilihat bahwa semakin besar jumlah generasi yang diberikan, maka semakin besar peluang untuk memperoleh individu yang terbaik 10 20 30 40 50 60 50 70 100 Individu : 10 Individu : 20 Individu : 30 Individu : 40 Nilai Fitness rata-rata Jumlah Generasi Universitas Sumatera Utara dengan nilai fitness mendekati 0 atau sama dengan 0. Individu yang terbaik dapat ditentukan dengan individu yang memiliki nilai fitness terkecil. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN