Gambaran Pola Makan dan Dukungan Keluarga Penderita Diabetes Melitus yang Menjalani Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

(1)

SKRIPSI

Oleh:

TENGKU MIRANDA R1ZKY NIM: 101000038

FAKULTAS KESEIIATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Skripsi ini diajukan sebagai

Salab satu syarat untuk memperoleh gelar Sruj ana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

TENGKU MIRANDA RIZKY NIM : 101000038

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

Menjalani Rawat Jalan Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tabun 2015" ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sesuai dengan etika keihnuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pemyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini , atau klaim dari pihak lain terhadap keslian karya saya ini.

Medan, Juli 2015 Yang membuat pernyataan


(4)

GAMBARAN POLA MAKAN DAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENDERITA DIABETES MELITUSY ANG MENJALANI

RA WAT JALAN DI RSU Dr.PIRNGADl MEDAN

TAHUN201S

Pembimbing I

Yang Disiapkan dan dipertahankan oleh Tengku Miranda Rizky

NIM: 101000038

Disahkan oleh Komisi Pembimbing

Pembimbing II

Emawati N asution, SKM, M.Kes

NIP. 19700212 J 99501 2001 N IP. 19620529 198903 2 001

dイ。 Nセmォ・ウ@

Medan, tanggal 14 juli tabun 2015 Fakultas Kesehatan Masyarakat


(5)

ABSTRAK

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit degenaratif yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Faktor risiko terjadinya penyakit DM adalah pola makan tidak seimbang dan faktor dari individu yaitu dukungan keluarga terhadap penderita Diabetes Melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola makan dan dukungan keluarga penderita Diabetes Melitus yang menjalani rawat jalan.

Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan desain croos sectional study dengan sampel penderita Diabetes Melitus yang rawat jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan sebanyak 100 orang yang diperoleh secara accidental sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan formulir food recall 24 Jam, Formulir food frequency dan kuesioner dukungan keluarga, selain data primer juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik RSU Dr. Pirngadi Medan.

Berdasarkan penelitian, karakteristik penderita Diabetes melitus sebagian besar dengan umur 51-60 dan jenis kelamin perempuan. Asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak pada penderita DM umumnya berada dalam kategori belum sesuai. Jadwal makan penderita diabetes melitus umumnya lebih dari 3 jam. Dukungan keluarga baik sebesar 44,4% dengan pola makan yang sesuai dan dukungan keluarga kurang sebesar 54,1% dengan pola makan yang tidak sesuai.

Disarankan kepada petugas kesehatan meningkatkan pelayanan dalam hal memberikan informasi kepada penderita diabetes mellitus agar lebih disiplin dalam pengaturan pola makan dan bagi penderita diabetes melitus agar mematuhi pola makan yang dianjurkan sehingga mampu membandingkan kebiasaan yang baik dan berfokus untuk hidup sehat.

Kata Kunci : Pola Makan, Dukungan Keluarga, Penderita DM


(6)

ABSTRACT

Diabetes Melitus (DM) is a kind of degenerative disease which is still a public health problems in Indonesia. The risk factor which caused by DM disease is an unbalanced diet and individual factor which is family support to the DM patients. This research is to find out the describe of diet and family support for DM patients which are not hospitalized.

This research is a survey research with cross sectional design with a sample is DM patients who is not hospitalized in RSU Dr.Pirngadi Medan as many as 100 persons were obtained by accidental sampling. The data which used is a primary data obtained through interview by using 24 hours food recall form, food frequency form and supporting family questioner, beside of primary data also using secondary data were obtained from medical records of RSU Dr.Pirngadi Medan.

In research the characteristics of patient mostly aged 51-60 years old, female. Energy intake, carbohydrate, protein and cholesterol for DM patients generally falls in under category which is not appropriate. The meal time of those patient diabetes melitus should more than 3 hours. Family support is good 44% with an appropriate diet and lack of family support is 54,1% with a food pattern is not appropriate.

Recommended to health care raise of service the information to patient with diabetes melitus so as to more discipline admission of food pattern, and to the patient with diabetes melitus so as comply food pattern as requested, so that they can develop good habits and focused on the health living.

Key words : food pattern, family support, DM patient.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan rasa terima kasih yang sangat mendalam saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan maupun kesehatan kepada peneliti selama dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Gambaran Pola Makan Dan Dukungan Keluarga Penderita Diabetes Melitus Yang Menjalani Rawat Jalan Di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2015” yang merupakan salah satu syarat bagi peneliti untuk

menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Peneliti mengucapkan terima kasih sedalam - dalamnya kepada Ayahanda Tengku Amir Hamzah dan Ibunda Tengku Hayani Linda Krisna (Alm) tercinta yang telah banyak berkorban materil dan moril serta membesarkan dan mendidik peneliti dengan kasih sayang dan tak henti – hentinya memberikan dorongan dan do’a pada peneliti setiap saat sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti juga menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Ibu Ernawati Nasution, SKM, MKes selaku dosen pembimbing I saya pengganti Bapak dr. Mhd.Arifin Siregar, MS (Alm) serta Ibu Dra. Jumirah, Apt, MKes selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing, mendidik dan memberi banyak masukan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa juga peneliti mengucapkan terima kasih kepada :


(8)

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Albiner Siagian, Ir, Msi selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat.

3. Ibu Ir. Etti Sudaryati, MKM, Ph.D selaku dosen penguji I dan Ibu Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, MSi selaku dosen penguji II yang telah banyak memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu/Bapak Kepala RSU Dr. Pirngadi medan yang telah memberikan izin pada penulis untuk melaksanakan penelitian.

5. Teman-teman seperjuangan peneliti yang senantiasa mambantu dan memberikan semangat Tasya Arida Wijaya, SKM, Riri Astika Indriani, SKM, Widya Oktalisa, SKM, Adelia Bastian, SKM, Atika Syahfitri

harahap dan seluruh teman – teman dari peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan dukungan, bantuan serta kritikan yang menambah semangat peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Terkhusus untuk Muhammad Azhari Kuncoro, SE yang selalu menemani,membantu dan tiada hentinya memberikan semangat serta motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi dan inspirasi bagi peneliti selama masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga membutuhkan banyak masukan dan kritikan dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dalam memperkaya materi skripsi ini. Namun demikian,


(9)

peneliti berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan berarti bagi ilmu pengetahuan khususnya dibidang kesehatan masyarakat.

Medan, Juli 2015


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

RIWAYAT HIDUP ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Penderita Diabetes Melitus ... 6

2.1.1 Penyebab Diabetes Melitus ... 8

2.2 Pola Makan Penderita Diabetes Melitus ... 9

2.2.1 Jumlah Makanan ... 9

2.2.2 Jenis Makanan ... 15

2.2.3 Jadwal Makan... 19

2.3 Standar jenis Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus Rawat jalan ... 20

2.4 Peran Dukungan Keluarga ... 20

2.4.1 Jenis-jenis Dukungan keluarga ... 21

2.5 Kerangka Konsep ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 31

3.2 Lokasi Penelitian Waktu Penelitian ... 31

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 31

3.2.2 Waktu Penelitian ... 31

3.3 Populasi dan Sampel ... 31

3.3.1 Populasi ... 31

3.3.2 Sampel ... 32

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 33


(11)

3.5 Alat Penelitian ... 33

3.6 Definisi Operasional ... 34

3.7 Aspek Pengukuran ... 34

3.8 Pengolahan Data ... 36

3.9 Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 38

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 38

4.2 Pelayanan Kesehatan di Ruang Rawat Jalan Untuk Penderita Diabetes Melitus di RSU Dr. Pirngadi Medan ... 38

4.3 Karakteristik Sampel ... 39

4.4 Pola Makan Penderita Diabetes Melitus yang Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan ... 40

4.4.1 Jenis Bahan Makanan ... 40

4.4.2 Frekuensi Bahan Makanan Sumber Energi ... 41

4.4.3 Bahan Makanan Sayuran dan Buah ... 42

4.5 Jumlah Asupan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak ... 43

4.5.1 Asupan Energi ... 43

4.5.2 Asupan Zat Gizi Karbohidrat ... 44

4.5.3 Asupan Zat Gizi Protein ... 44

4.5.4 Asupan Zat Gizi Lemak ... 45

4.6 Jadwal Makan Penderita Diabetes Melitus ... 46

4.7 Proporsi Keseluruhan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus yang Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi medan ... 46

4.8 Dukungan Keluarga Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan ... 48

4.9 Hasil Tabulasi Silang Antara Dukungan Keluarga Penderita Diabates Melitus Dengan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus ... 49

BAB V PEMBAHASAN ... 50

5.1 Karakteristik Penderita Diabetes Melitus ... 50

5.2 Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Jenis Bahan ... 51

5.3 Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Jumlah Asupan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak ... 52

5.4 Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Jadwal Makan Penderita Diabetes Melitus ... 54

5.5 Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Dukungan Keluarga ... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 57

6.1. Kesimpulan ... 57

6.2. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60 DAFTAR LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kebutuhan Kalori Pada Pasien Diabetes Melitus ... 12

Tabel 2.2 Jumlah Total Zat Makanan Yang di Konsumsi ... 15

Tabel 2.3 Bahan Makanan Penukar Karbohidrat ... 16

Tabel 2.4 Bahan Makanan Penukar Protein Hewani ... 16

Tabel 2.5 Bahan Makanan Penukar Protein Nabati ... 17

Tabel 2.6 Bahan Makanan Penukar Sayur A dan B ... 17

Tabel 2.7 Bahan Makanan Penukar Buah ... 18

Tabel 2.8 Bahan Makanan Penukar Susu ... 18

Tabel 2.9 Makanan Penukar Minyak ... 18

Tabel 2.10 Jadwal Makan Penderita DM ... 19

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Penderita DM yang Menjalani Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 ... 39

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan yang Dikonsumsi Setiap Hari Pada Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 ... 40

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Makan Berdasarkan Jenis Bahan Makanan Sumber Energi, (Sumber Karbohidrat, Sumber Protein dan Sumber Lemak) pada Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 ... 41

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden Berdasarkan Jenis Sayuran pada penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 ... 42

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Jenis Buah pada Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015 ... 43

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Energi Yang Dikonsumsi Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015 ... 44


(13)

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi Karbohidrat yang Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015 ... 44 Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi Protein yang

Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015 ... 45 Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gzi Lemak yang

Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015 ... 45 Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Jadwal Makan Penderita Diabetes

Melitus Rawat Jalan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 ... 46 Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Asupan Kalori Penderita DM di R.S.U Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2015 ... 46 Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Jenis Makanan yang Dikonsumsi Penderita DM di

R.S.U Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 ... 47 abel 4.13 Distribusi Proporsi Jadwal Makan Penderita DM di R.S.U Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2015 ... 47 Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Makan ... 48 Tabel 4.15 Distribusi Dukungan Keluarga Responden Penderita DM yang

Menjalani Rawat Jalan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 ... 48 Tabel 4.16 Distribusi Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan

Dukungan keluarga ... 49


(14)

DAFTAR GAMBAR


(15)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tengku Miranda Rizky Tempat Lahir : Medan

Tanggal Lahir : 9 Agustus 1992 Suku Bangsa : Melayu

Agama : Islam

Nama Ayah : Tengku Amir Hamzah

Suku Bangsa Ayah : Melayu

Nama Ibu : Tengku Linda Hayani Krisna (Alm) Suku Bangsa Ibu : Melayu

Pendidikan Formal

1. SD/Tamat tahun : MIN SEI AGUL MEDAN/2004 2. SLTP/Tamat tahun : SMP Negeri 6 Lhokseumawe/2007 3. SLTA/Tamat tahun : SMA Negeri 2 Lhokseumawe/2010

4.Akademi/Tamat tahun : FKM USU Masuk Tahun 2010 s/d sekarang 5. Lama Studi : 5 Tahun


(16)

ABSTRAK

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit degenaratif yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Faktor risiko terjadinya penyakit DM adalah pola makan tidak seimbang dan faktor dari individu yaitu dukungan keluarga terhadap penderita Diabetes Melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola makan dan dukungan keluarga penderita Diabetes Melitus yang menjalani rawat jalan.

Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan desain croos sectional study dengan sampel penderita Diabetes Melitus yang rawat jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan sebanyak 100 orang yang diperoleh secara accidental sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan formulir food recall 24 Jam, Formulir food frequency dan kuesioner dukungan keluarga, selain data primer juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik RSU Dr. Pirngadi Medan.

Berdasarkan penelitian, karakteristik penderita Diabetes melitus sebagian besar dengan umur 51-60 dan jenis kelamin perempuan. Asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak pada penderita DM umumnya berada dalam kategori belum sesuai. Jadwal makan penderita diabetes melitus umumnya lebih dari 3 jam. Dukungan keluarga baik sebesar 44,4% dengan pola makan yang sesuai dan dukungan keluarga kurang sebesar 54,1% dengan pola makan yang tidak sesuai.

Disarankan kepada petugas kesehatan meningkatkan pelayanan dalam hal memberikan informasi kepada penderita diabetes mellitus agar lebih disiplin dalam pengaturan pola makan dan bagi penderita diabetes melitus agar mematuhi pola makan yang dianjurkan sehingga mampu membandingkan kebiasaan yang baik dan berfokus untuk hidup sehat.

Kata Kunci : Pola Makan, Dukungan Keluarga, Penderita DM


(17)

ABSTRACT

Diabetes Melitus (DM) is a kind of degenerative disease which is still a public health problems in Indonesia. The risk factor which caused by DM disease is an unbalanced diet and individual factor which is family support to the DM patients. This research is to find out the describe of diet and family support for DM patients which are not hospitalized.

This research is a survey research with cross sectional design with a sample is DM patients who is not hospitalized in RSU Dr.Pirngadi Medan as many as 100 persons were obtained by accidental sampling. The data which used is a primary data obtained through interview by using 24 hours food recall form, food frequency form and supporting family questioner, beside of primary data also using secondary data were obtained from medical records of RSU Dr.Pirngadi Medan.

In research the characteristics of patient mostly aged 51-60 years old, female. Energy intake, carbohydrate, protein and cholesterol for DM patients generally falls in under category which is not appropriate. The meal time of those patient diabetes melitus should more than 3 hours. Family support is good 44% with an appropriate diet and lack of family support is 54,1% with a food pattern is not appropriate.

Recommended to health care raise of service the information to patient with diabetes melitus so as to more discipline admission of food pattern, and to the patient with diabetes melitus so as comply food pattern as requested, so that they can develop good habits and focused on the health living.

Key words : food pattern, family support, DM patient.


(18)

Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, seperti makanan dan minuman berkadar gula tinggi, sudah menjadi gaya hidup masyarakat moderen sekarang ini yang kemudian memicu timbulnya penyakit-penyakit akibat pola makan dan minum yang tidak sehat. Salah satu penyakit yang dapat terjadi makan adalah Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit gula darah. DM merupakan salah satu penyakit yang cukup menonjol di antara penyakit-penyakit yang lain seperti jantung, kanker serta stroke. Penyakit-penyakit tersebut diakibatkan oleh pola makan, gaya hidup kurang sehat serta tidak diimbangi oleh olahraga yang kemudian memicu menurunnya antibodi dan menyebabkan kerusakan pada organ serta sistem tubuh yang vital, serta faktor individu yaitu dukungan keluarga terhadap penderita DM.

Di dunia jumlah penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini berkaitan dengan jumlah populasi yang meningkat, life expectancy bertambah, urbanisasi yang merubah pola hidup tradisional ke pola hidup modern, prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik berkurang. DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008).

Di Indonesia sendiri berdasarkan penelitian epidemiologis didapatkan prevalensi DM sebesar 1,5–2,3% pada penduduk yang usianya lebih dari 15 tahun, bahkan di daerah urban prevalensi DM sebesar 1,47% dan daerah rural sebesar 7,2%. Prevalensi tersebut meningkat 2-3 kali dibandingkan dengan negara


(19)

maju, sehingga diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius (PERKENI, 2010).

Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat jumlah kasus yang paling banyak adalah penyakit Diabetes Mellitus dengan jumlah kasus 1717 pasien rawat jalan di rumah sakit dan puskesmas kabupaten/kota. Sebanyak 70% Rumah Sakit yang tersebar diseluruh Sumatera Utara belum memberikan data jumlah penyakit ke Dinkes Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2008 dan 2009. Hampir rata-rata di setiap Rumah Sakit Kabupaten/Kota tidak memberikan laporan penyakit padahal ideal pemberian laporan ke Dinkes Sumatera Utara pada tanggal 10 setiap bulan, agar dinas bisa memantau dan memberikan tindakan apabila ditemukan penyakit yang sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).

Kendala utama pada penanganan diet Diabetes Mellitus adalah kejenuhan pasien dalam mengikuti terapi diet yang sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan. Pelaksanaan diet Diabetes Mellitus sangat dipengaruhi oleh adanya dukungan dari keluarga. Dukungan dapat digambarkan sebagai perasaan memiliki atau keyakinan bahwa seseorang merupakan peserta aktif dalam kegiatan sehari-hari. Perasaan saling terikat dengan orang lain di lingkungan menimbulkan kekuatan dan membantu menurunkan perasaan terisolasi (Brunner & Suddart, 2002). Jika dukungan keluarga tidak ada maka pasien Diabetes Mellitus akan tidak patuh dalam pelaksanaan diet, sehingga penyakit Diabetes Mellitus tidak terkendali dan terjadi komplikasi yaitu penyakit jantung, ginjal, kebutaan, ateroskleorosis, bahkan sebagian tubuh dapat diamputasi. Dan apabila dukungan keluarga baik maka pasien Diabetes Mellitus akan patuh dalam pelaksanaan diet, sehingga penyakit Diabetes Mellitus terkendali (Rahmat, 2002). Dukungan


(20)

keluarga adalah bantuan yang berupa perhatian emosi, bantuan instrumental, maupun penilaian yang diberikan oleh sekelompok anggota keluarga yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikisnya serta merupakan salah satu bentuk dukungan sosial (Indie, 2009). Dukungan keluarga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pola makan penderita diabetes.

Tujuan utama dari diet Diabetes Mellitus adalah untuk menjaga kadar glukosa darah pada batas normal dan menjaga berat badan normal. Untuk itu makan sangat penting bagi kita terutama penderita Diabetes Mellitus untuk mengetahui efek makanan pada glukosa darah. Bagi kebanyakan orang menderita Diabetes Mellitus berarti merubah pola makan dari berbagai jenis makan yang seimbang dan mengatur jadwal makan raguler (Badawi, 2009).

Berdasarkan penelitian Diah (2009) menyatakan bahwa Faktor risiko terjadinya penyakit DM adalah pola makan tidak seimbang dan faktor individu lainnya. Salah satu faktor penting dalam pola makan penderita DM adalah faktor psikososial yang terdiri dari motif atau motivasi diri, kepercayaan diri, dukungan keluarga dan persepsi tentang pola makan seimbang bagi penderita DM. Hasil penelitian menunjukkan 88,0% pola makan penderita DM termasuk kategori tidak sesuai. Penelitian Iskandar (2012) di Wilayah Kerja Puskesmas Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara menyatakan bahwa tingkat pengetahuan keluarga tentang penatalaksanaan diet diabetes melitus pasien tentang pengetahuan responden dikategorikan kurang dengan 25 responden (46,3%) sehingga penderita diabetes mengalami komplikasi. Demikian juga dengan hasil penelitian Data 10 besar diagnose penyakit di RSUD Dr,Pirngadi Medan pada Oktober 2009, kunjungan pasien rawat jalan sebanyak 1470 kunjungan dalam setahun, atau


(21)

meningkat bila disbanding dengan jumlah kunjungan pasien rawat jalan di September 2008, yaitu sebanyak 1403 kunjungan (Erikaganie, 2009).

Berdasarkan survey pendahuluan yang di lakukan di RSU. Pirngadi Medan di dapat jumlah kunjungan pasien diabetes melitus yang menjalani rawat jalan pada tahun 2014 sebanyak 13.090 kunjungan. Menurut informasi yang diperoleh bahwa pada Januari 2015 RSU Dr. Pirngadi menangani kasus Diabetes Melitus tertinggi, hal ini menandai bahwa ada masalah pada pola makan dan dukungan keluarga penderita Diabetes Melitus yang menjalani rawat jalan di rumah. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran pola makan dan dukungan keluarga pada penderita Diabetes Melitus yang menjalani rawat jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan.

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran pola makan dan dukungan keluarga pada penderita Diabetes Mellitus yang menjalani rawat jalan di RSU Dr.Pirngadi Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pola makan dan dukungan keluarga pada penderita Diabetes Mellitus yang menjalani rawat jalan di RSU Dr.Pirngadi Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik penderita Diabetes Mellitus berdasarkan umur, jenis kelamin, suku, berat badan, pekerjaan, pendidikan, riwayat keluarga yang menderita Diabetes Mellitus, dan lama menderita Diabetes Mellitus pada penderita Diabetes Mellitus rawat jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan.


(22)

2. Mengetahui jenis, jadwal makan dan bahan makanan yang dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan di RSU Dr.Pirngadi Medan. 3. Mengetahui gambaran dukungan keluarga terhadap pola makan penderita

diabetes mellitus yang menjalani rawat jalan. 1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan di RSU Dr.Pirngadi Medan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada masalah gizi khususnya gizi pada penderita Diabetes Mellitus.

2. Sebagai masukan tentang informasi gizi pada penderita Diabetes Mellitus dan Keluarga penderita Diabetes Melitus.


(23)

2.1.1. Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadarglukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan koleh kelenjar pankreassangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk orangnormal (non diabetes) waktu puasa antara 60-120 mg/dL dan dua jam sesudah makandibawah 140 mg/dL. Bila terjadi gangguan pada kerja insulin, keseimbangan tersebutakan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung naik. Gejala bagi penderitaDiabetes Mellitus adalah dengan keluhan banyak minum (polidipsi), banyak makan (poliphagia), banyak buang air kecil (poliuri), badan lemas serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, kadar gula darah pada waktu puasa ≥ 126 mg/dL dan kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL (Badawi, 2009).

2.1.2. Penyebab Diabetes Mellitus

Orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya Diabetes Mellitus adalah :

1. Usia diatas 45 tahun

Pada orang-orang yang berumur fungsi organ tubuh semakin menurun, hal ini diakibatkan aktivitas sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin menjadi berkurang dan sensitifitas sel-sel jaringan menurun sehingga tidak menerima insulin.


(24)

2. Obesitas atau kegemukan Pada orang gemuk aktivitas jaringan lemak dan otot menurun sehingga dapat memicu munculnya Diabetes Mellitus.

3. Pola makan Pola yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat perkotaan. Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat menjadi penyebab Diabetes Mellitus, misalnya makanan gorengan yang mengandung nilai gizi yang minim.

4. Riwayat Diabetes Mellitus pada keluarga Sekitar 15-20 % penderita NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus) mempunyai riwayat keluarga Diabetes Mellitus, sedangkan IDDM (Insulin Dependen Diabetes Mellitus) sebanyak 57 % berasal dari keluarga Diabetes Mellitus.

5. Kurangnya berolahraga atau beraktivitas Olahraga dapat dilakukan 3-5 kali seminggu, kurang berolahraga dapat menurunkan sensitifitas sel terhadap insulin dapat menurun sehingga dapat mengakibatkan penumpukan lemak dalam tubuh yang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus (Waspadji, 2002). 2.1.3. Tipe Diabetes Mellitus

1. Diabetes Mellitus Tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Penyebab utama Diabetes Mellitus Tipe I adalah terjadinya kekurangan

hormon insulin pada proses penyerapan makanan. Fungsi utama hormone insulin dalam menurunkan kadar glukosa secara alami dengan cara :

a. Meningkatkan jumlah gula yang disipan didalam hati. b. Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula.

c. Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.

Jika insulin berkurang, kadar gula didalam darah akan meningkat. Gula dalam darah berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati.


(25)

Sebagian gula disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormone insulin sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormone insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan hormone insulin pada sel-sel darah maka potensi terjadinya Diabetes Mellitus sangat besar sekali.

2. Diabetes Mellitus Tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

Jika pada Diabetes Mellitus Tipe I penyebab utamanya adalah dari malfungsi kelenjar pankreas, maka pada Diabetes Mellitus Tipe II, gangguan utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini produktivitas hormone insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin. Dibawah ini terdapat beberapa fakor-faktor yang memiliki peranan penting terjadinya hal tersebut :

a. Obesitas.

b. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat. c. Kurang gerak badan (olahraga).

d. Faktor keturunan.

Diabetes Mellitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejala yang timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan kedalam komplikasi yang lebih fatal. Jika berlangsung menahun kondisi penderita Diabetes Mellitus berpeluang besar menjadi ketoasidosis ataupun hipoglikemia (Soegondo, 2004)..


(26)

2.1.4. Patofisiologi Diabetes Mellitus

Pengelolaan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian kelambung dan selanjutnya ke usus. Didalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar makanan karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk kedalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu kedalam sel supaya dapat diolah yang akhirnya adalah timbulnya energi yang disebut dengan proses metabolisme. Dalam proses metabolisme itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa kedalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta dipankreas.

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, kemudian didalam sel glukosa itu dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak aktif glukosa tidak dapat masuk kedalam dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah yang artinya kadarnya didalam meneingkat. Dalam keadaan seperti itu badan akan menjadi lemah tidak ada sumber energi didalam sel. Pada keadaan tadi jumlah kuncinya yang kurang, meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga akan kekurangn bahan bakar (glukosa) dan glukosa didalam pembuluh darah meningkat (Waspadji, 2002).


(27)

2.1.5. Komplikasi dari Diabetes Mellitus

1. Impoten atau disfungsi ereksi dan kesemutan dikaki penderita, mampu

merusak jaringan saraf dan pembuluh darah baik pada kemaluan maupun kaki, sehingga dapat menyebabkan impoten dan kesemutan.

2. Kerusakan ginjal.

3. Ganggren (infeksi berat pada kaki hingga membusuk). 4. Kebutaan.

5. Serangan stroke.

6. Serangan jantung koroner. 7. Kematian mendadak. 2.1.6.Pengobatan

1. Obat Hipoglikemik Oral

Obat hipoglikemik peroral biasanya diberikan kepada penderita Diabetes Mellitus tipe II jika diet dan olahraga gagal menurunkan kadar glukosa. Obat ini kadang biasa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika obat hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol kadar glukosa dengan baik maka penderita akan memerlukan suntikan insulin.

2. Terapi Insulin

Pada penderita Diabetes Mellitus tipe I, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus disuntikkan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan. Insulin disuntikkan dibawah kulit kedalam lapisan lemak, biasanya dilengan atau dipaha. (Ramadhan, 2008).


(28)

2.2 Penatalaksanaan Pola Makan Penderita Diabetes Mellitus

Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak mementingkan salah satu zat gizi tertentu dan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan (Ramadhan, 2008).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian pola makan dapat diartikan sebagai suatu cara untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Depdiknas, 2001).

Pengaturan makan merupakan pilar utama dalam pengelolaan Diabetes Mellitus, namun penderita Diabetes Mellitus sering memperoleh sumber informasi yang kurang tepat yang dapat merugikan penderita tersebut seperti penderita tidak lagi menikmati makanan kesukaan mereka, sebenarnya anjuran makan pada penderita

Diabetes Mellitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya yaitu makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing penderita Diabetes Mellitus (Badawi, 2009). Pengaturan diet pada penderita Diabetes Melitus merupakan pengobatan yang utama pada penatalaksanaan Diabetes Mellitus .


(29)

2.2.1. Jumlah Makanan

Syarat kebutuhan kalori untuk penderita Diabetes Mellitus harus sesuai untuk mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energi adalah 60-70 % dari karbohidrat, 10-15 % dari protein, 20-25 % dari lemak. Makanlah aneka ragam makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta zat pengatur.

a. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan protein yang bersumber dari nasi serta penggantinya seperti : roti, mie, kentang, dan lainlain.

b. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral. Makanan sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu, keju, dan lain-lain.

c. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat pengatur antara lain : sayuran dan buah-buahan.

Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita Diabetes Mellitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak :

Tabel 2.1 Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi,

Karbohidrat, Protein dan Lemak

Jenis Diet Energi (Kkal) Karbohidrat (gr) Protein (g) Lemak (g)

I 1100 172 43 30

II 1300 192 45 35

III 1500 235 51,5 36,5

IV 1700 275 55,5 36,5

V 1900 299 60 48

VI 2100 319 62 53

VII 2300 369 73 59

VIII 2500 396 80 62


(30)

Keterangan :

- Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.

- Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi. - Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja (juvenile diabetes) atau diabetes dengan komplikasi.

2.2.2 Jenis Bahan Makanan

Banyak yang beranggapan bahwa penderita Diabetes Mellitus harus makan makanan khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena tujuan utamanya adalah menjaga kadar glukosa darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting bagi kita terutama penderita Diabetes Mellitus untuk mengetahui efek dari makanan pada glukosa darah. Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus adalah makanan yang kaya serat seperti sayur-mayur dan buah-buahan segar. Yang terpenting adalah jangan terlalu mengurangi jumlah makanan karena akan mengakibatkan kadar gula darah yang sangat rendah (hypoglikemia) dan juga jangan terlalu banyak makan makanan yang memperparah penyakit Diabetes Mellitus. Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi bagi penderita Diabetes Mellitus yaitu :

1. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus adalah :

a. Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi dan sagu.

b. Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tampa kulitnya, susu skim, tempe, tehu dan kacang-kacangan.


(31)

c. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, dierbus dan dibakar.

2. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita Diabetes Mellitus adalah :

a. Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup, jelly,

buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue-kue manis, dodol, cake dan tarcis.

b. Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji (fast-food), goreng-gorengan.

c. Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin, dan makanan yang diawetkan (Almatsier, 2007).

2.2.3 Interval Makan Penderita Diabetes Mellitus

Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan

bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi Diabetes Mellitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang teratur yaitu makan pagi, makan siang, makan malam dan snack diantara makan besar dan dilaksanakan dengan interval 3 jam (Waspadji, 2002).


(32)

Tabel 2.2. Jadwal Makan Penderita Diabetes Mellitus

Waktu Jadwal Total kalori

Pukul 07.00 Makan pagi 20%

Pukul 10.00 Selingan 10%

Pukul 13.00 Makan Siang 30%

Pukul 16.00 Selingan 10%

Pukul 19.00 Makan malam 20%

Pukul 21.00 Selingan 10%

Tabel 2.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet DM 1900 Kal

Waktu Bahan Makanan URT Menu

Pagi (07.00) Nasi

Ayam Telur Tempe Sayuran A Minyak 1 gls 1 btr 2 ptg sdg 1 sdm

Nasi Telur dadar

Oseng-oseng tempe sop oyong +tomat

Pukul 10.00 Buah 1 ptg sdg Pepaya

Siang (13.00) Nasi Ikan Tempe Sayuran B Buah Minyak

1 ½ gls 1 ptg sdg 2 ptg sdg 1 gls ¼ bh sdg 1 sdm

Nasi Pepes ikan Tempe goring

Lalap kacang panjang+kol Nanas

Pukul 16.00 Buah 1 bh Pisang

Malam (19.00) Nasi

Ayam tanpa kulit Tahu

Sayuran B Buah Minyak

1 ½ gls 1 ptg sdg 1 bh bs 1 gls 1 ptg sdg 1 sdm

Nasi

Ayam bakar bb kecap

Tahu bacem stup buncis + wortel Pepaya

Sumber : Almatsier, 2006

Keterangan : - gls : gelas

- sdm : sendok makan - btr : butir

- ptg : potong - sdg : sedang Nilai Gizi :


(33)

- Energi : 1912 kkal

- Protein : 60 g (12,5,% energi total) - Lemak : 48 g (22,5 % enegi total)

- Karbohidrat : 299 g (62,5 % energi total) - Kolesterol : 303 mg

- Serat : 37 g

2.3 Daftar Bahan Makanan Penukar

Untuk mempermudah membuat kombinasi menu, dibawah ini diberi gambaran mengenai beberapa bahan yang dapat mengganti satu bahan, yakni : 1. Golongan I : Sumber Karbohidrat

1 Satuan Penukar = 175 kalori 4 gr protein

40 gr karbohidrat

Tabel 2.4. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Bihun ½ gls 50

Kentang 2 biji sdg 210

Nasi tim 1 gls 200

Nasi ¾ gls 100

Mie kering 1 gls 50

Mie basah 1 gls 100

Singkong 1 ptg sdg 100

Talas ½ biji sdg 200

Ubi 1 biji sdg 150

2. Golongan II : Sumber Protein Hewani

a. Rendah Lemak

1 Satuan Penukar = 50 kalori 7 gr protein


(34)

2 gr lemak

Tabel 2.5. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Rendah Lemak

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40

Daging kerbau 1 ptg sdg 35

Ikan segar 1 ptg sdg 40

Ikan asin 1 ptg sdg 15

Udang segar 5 ekor sdg 25

b. Lemak sedang

1 Satuan Penukar = 75 kalori 7 gr protein

5 gr lemak

Tabel 2.6. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Lemak Sedang

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Daging kambing 1 ptg sdg 40

Daging sapi 1 ptg sdg 35

Bakso 10 bj sdg 170

Hati ayam 1 bh sdg 30

Otak 1 ptg bsr 60

Telur ayam 1 btr 55

c. Tinggi Lemak

1 Satuan Penukar = 150 kalori 7 gr protein

13 gr lemak

Tabel 2.7. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Tinggi Lemak

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Bebek 1 ptg sdg 45

Ayam dengan kulit 1 ptg sdg 55

Daging sapi 1 ptg sdg 50

Sosis ½ ptg sdg 50


(35)

3. Golongan III : Sumber Protein Nabati

1 Satuan Penukar = 75 kalori 5 gr protein

3 gr lemak 7 gr karbohidrat

Tabel 2.8. Makanan Penukar dari Sumber Protein Nabati

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Kacang hijau 2 sdm 20

Kacang merah segar 2 sdm 20

Kacang tanah 2 sdm 15

Selai kacang tanah 1 sdm 15

Tahu 1 bj bsr 110

4. Golongan IV : Sayuran

a. Sayuran A

Bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan, sumbernya dari gambas (oyong), jamur kuping sedang, ketimun, jamur segar, lobak, selada dan tomat. b. Sayuran B

1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gr) = 25 kalori 1 gr protein

5 gr karbohidrat

Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam, labu siam, bit, buncis, brokoli, genjer, jagung muda, kol, wortel, sawi, toge kacang hijau, terong, kangkung, kacang panjang, pare, rebung, pepaya muda.


(36)

c. Sayuran C

1 Satuan Penukar ± 1 gls (100 gr) = 50 kalori 3 gr protein

10 gr karbohidrat

Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam merah, daun katuk, daun melinjo, daun pepaya, daun singkong, toge kacang kedele, daun talas, melinjo, nangka muda.

5. Golongan V : Buah dan Gula

1 Satuan Penukar = 50 kalori 12 gr karbohidrat

Tabel 2.9. Makanan Penukar dari Sumber Buah dan Gula

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Anggur 2 bh sdg 165

Apel 1 bh 85

Belimbing 1 bh bsr 140

Duku 9 bh 80

Durian 2 bj bsr 35

Jeruk manis 2 bh 110

Jambu air 2 bj bsr 110

Jambu biji 1 bh bsr 100

Jambu bol 1 bh bsr 90

Kolang-kaling 5 bh sdg 25

Kedondong 2 bh sdg 120

Pisang 1 bh 50

Papaya 1 ptg bsr 110

Kurma 3 bh 15

Melon 1 ptg bsr 190

Nangka masak 3 bj sdg 45

Gula 1 sdm 13


(37)

6. Golongan VI : Susu

a. Susu Tanpa Lemak

1 Satuan Penukar = 75 kalori 7 gr protein

10 gr karbohidrat

Tabel 2.10. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tanpa Lemak

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Susu skim cair 1 gls 200

Tepung susu skim 4 sdm 20

Yogurt non fat 2/3 gls 120

b. Susu Rendah Lemak

1 Satuan Penukar = 125 kalori 7 gr protein

6 gr lemak 10 gr karbohidrat

Tabel 2.11. Makanan Penukar dari Sumber Susu Rendah Lemak

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Keju 1 ptg kcl 35

Susu kambing ¾ gls 165

Susu sapi 1 gls 200

Susu kental manis ½ gls 100

c. Susu Tinggi Lemak

1 Satuan Penukar = 150 kalori 7 gr protein

10 gr lemak 10 gr karbohidrat


(38)

Tabel 2.12. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tinggi Lemak

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Susu kerbau ½ gls 100

Tepung susu 6 sdm 30

7. Golongan VII : Minyak

1 Satuan Penukar = 50 kalori 5 gr lemak

a. Lemak Tidak Jenuh

Tabel 2.13. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Tidak Jenuh

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Alpukat ½ bh sdr 60

Margarin jagung 1 sdt 5

Minyak bunga matahari 1 sdt 5

Minyak jagung 1 sdt 5

Minyak kedelai 1 sdt 5

Minyak kacang tanah 1 sdt 5

Minyak zaitun 1 sdt 5

b. Lemak Jenuh

Tabel 2.14. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Jenuh

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Mentega 1 sdm 5

Santan 1/3 gls 40

Kelapa 1 ptg kcl 15

Minyak kelapa 1 sdt 5

Minyak inti kelapa sawit 1 sdt 5

8. Golongan VIII : Makanan Tanpa Kalori

Sumber bahan makanan tanpa kalori yaitu dari agar-agar, air kaldu, air mineral, cuka, kecap, kopi, teh, gula alternatif seperti aspartame, sakarin.


(39)

Keterangan :

bh = buah gr = gram bj = biji kcl = kecil btg = batang ptg = potong btr = butir sdg = sedang

bsr = besar sdm = sendok makan gls = gelas (240 ml) sdt = sendok teh

2.4 Standar Jenis Diet Untuk Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan

Standar jenis diet pada penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan ada 2 (dua)

jenis yaitu :

1. Jenis diet Diabetes Mellitus IV (1700 Kalori)

Kandungan energi dari jenis diet Diabetes Mellitus IV adalah 1700 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 275 gram, protein 55,5 gram dan lemak 36,5 gram.

2. Jenis diet Diabetes Mellitus V (1900 Kalori)

Kandungan energi dari jenis diet Diabetes Mellitus V adalah 1900 Kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 299 gram, protein 60 gram dan lemak 48 gram.

Kedua standar jenis diet ini disesuaikan dengan batas toleransi ± 10 %. Kedua jenis diet Diabetes Mellitus ini ditentukan berdasarkan umur, status gizi dan aktifitas penderita Diabetes Mellitus (Standar jenis diet Diabetes Mellitus di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan).


(40)

2.5 Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Dukungan bisa berasal dari orang lain (orangtua, anak, suami, istri atau saudara) yang dekat dengan subjek dimana bentuk dukungan berupa informasi, tingkah laku tertentu atau materi yang dapat menjadikan individu merasa disayangi, diperhatikan dan dicintai (Ali, 2009). Dukungan keluarga memiliki 4 dimensi dukungan yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informatif (Friedman, 2010). Dukungan keluarga dapat mempengaruhi kepuasaan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari – hari dimana peran keluarga sangat penting dalam setiap aspek perawatan kesehatan keluarga mulai dari strategi – strategi hingga fase rehabilitasi.

Penelitian yang dilakukan Pompili (2009) di Italia tentang kualitas hidup dan resiko bunuh diri pada pasien DM, diketahui bahwa pasien DM menunjukan keputusan yang lebih besar dan ide bunuh diri, serta kualitas hidup yang buruk terkait dengan self efficacy yang rendah. Brannon dan Feist dalam Sholichah (2009) mengemukakan bahwa penderita sakit kronis cenderung menunjukkan ekspresi emosi yang bersifat negatif dengan kondisi sakitnya. Mereka juga menjelaskan bahwa penderita sakit kronis sangat membutuhkan dukungan keluarga.


(41)

2.6 Kerangka Konsep

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Dalam kerangka konsep diatas dapat dilihat bahwa dari karakteristik penderita Diabetes Mellitus (umur, jenis kelamin, suku, berat badan, pekerjaan, pendidikan, riwayat keluarga, dan lama menderita Diabetes Mellitus) dan dukungan keluarga dapat mempengaruhi pola makan (jumlah, jenis, jadwal makan) pada penderita diabetes mellitus.

Karakteristik Penderita Diabetes

Melitus : - Umur

- Jenis kelamin - Suku

- Berat badan - Pekerjaan - Pendidikan - Riwayat keluarga - Lama menderita DM

Pola Makan : - Jumlah - Jenis - Jadwal


(42)

Penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriftif yaitu menggambaran pola makan dan dukungan keluarga pada penderita diabetes melitus yang menjalani rawat jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat atau subjek diobservasi pada saat penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSU Dr.Pirngadi Medan.Lokasi tersebut dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan bahwa RSU Dr,Pirngadi sebagai RS yang banyak menangani kasus Diabetes mellitus yaitu sebanyak 13090 kunjungan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari 2014 – Juli 2015. 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes mellitus (DM) yang menjalani rawat jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2015 yaitu data jumlah kunjungan pasien tahun 2014 sebanyak 13.090 kunjungan, dan penelitian dilakukan pada bulan April tahun 2015.


(43)

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus (DM) yang menjalani rawat jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan . Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling yaitu mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai susmber data dengan kriteria utamanya adalah pasien diabetes melitus yang menjalani rawat jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus (Notoadmodjo, 2003) :

� = N

N. (�)2+ 1

� = 13090

13090(0,1)2+ 1 � = 99,2

� = 100 orang Dengan keterangan :

N : jumlah populasi (13090 ) n : besar sampel

d : tingkat ketelitian 10%

Dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh sampel jumlah penderita DM yang rawat jalan jalan sebanyak 100 responden.


(44)

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer meliputi karateristik responden (umur, jenis kelamin, suku, berat badan, pekerjaan, riwayat keluarga, lama menderita Diabetes Mellitus), pola makan (jumlah, jenis, jadwal makan) dan dukungan keluarga penderita Diabetes Mellitus yang dilakukan selama 1 bulan yaitu pada sepuluh hari pertama peneliti mendapatkan responden sebanyak 34 orang,sepuluh hari kedua sebanyak 33 orang, dan pada sepuluh hari kedua peneliti mendapatkan 33 orang responden.

Cara pengumpulan data :

a. Data karateristik responden diperoleh dengan wawancara dengan menggunakan kuesioner.

b. Mengetahui pola makan (jumlah, jenis dan interval jadwal makan) dilakukan dengan wawancara dengan menggunakan formulir Food Recall 24 jam dan Food frequency yang didapatkan dari tinjauan teoritis yang disusun oleh peneliti.

c. Mengetahui dukungan keluarga yang didapatkan dengan cara wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti. 3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder meliputi gambaran umum RSU Dr.Pirngadi Medan dan data jumlah penderita Diabetes Mellitus dari medical record RSU Dr.Pirngadi Medan.


(45)

3.5 Alat Penelitian

Alat penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data sehingga lebih mudah diolah. Jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, formulir food recall 24 jam, formulir food frequency, Nutrisurvey 2005.

3.6 Definisi Operasional

Agar memperjelas arah penelitian ini, maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut :

1. Pola makan adalah jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi dan jadwal makan yang dilaksanakan penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan di RSU Dr.Pirngadi Medan.

2. Jumlah makan adalah banyaknya asupan karbohidrat, protein, dan lemak yang dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus selama sehari.

3. Jenis bahan makanan adalah jenis bahan dasar makanan yang dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus selama sehari.

4. Jadwal makan adalah waktu makan yang dilaksanakan penderita Diabetes Mellitus selama sehari.

5. Dukungan keluarga adalah bentuk interaksi diri anggota keluarga dalam mendukung penderita DM untuk mengkonsumsi makanan sesuai ajuran.

3.7 Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pola makan yang mencakup jumlah, jadwal dan jenis makanan yang dikonsumsi responden. Cara mengetahui pengukuran variabel pola makan


(46)

responden yang meliputi jumlah asupan energi, jadwal dan jenis yaitu dengan melalui metode recall 24 jam. Selanjutnya dikonversi dengan menggunakan software nutrisurvey untuk mengetahui jumlah asupan energi.

Hasil pengukuran jumlah asupan energi yang dikonsumsi oleh responden dari recall 24 jam diolah dengan menggunakan software nutrisurvey kemudian dirata-ratakan untuk asupan jumlah energi perhari, dibandingkan dengan kebutuhan jumlah energi perhari masing-masing responden dan dikategorikan menjadi:

- Sesuai, jika jumlah energi yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan energi

individu dengan batas toleransi yaitu 5-10% dengan mengontrol berat badan. - Tidak Sesuai, jika jumlah energi yang dikonsumsi responden lebih atau

kurang dengan kebutuhan energi individu.

2. Jumlah makanan adalah banyaknya asupan energi, karbohidrat, protein, lemak yang dikonsumsi penderita diabetes melitus dalam sehari dadengan asperk pengukuran menggunakan metode food recall, kemudian banyaknya makanan yang dikonsumsi dihitung dengan bantuan software pengukur nutrisi yaitu nutrisurvey dan dinyatakan dalam kalori kemudian disesuaikan dengan angka kecukupan gizi berdasarkan jenis diet diabetes melitus.

3. Jenis bahan makanan adalah mengetahui jenis bahan dasar makanan yang dikonsumsi penderita diabetes melitus diukur dengan food frekuency.

4. Jadwal makan dilaksanakan 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan dengan jarak antara/interval 3 jam. Ada dua kategori yaitu :


(47)

- Kurang baik, jika interval makan dilakukan kurang dari 3 jam atau lebih dari 3 jam.

5. Dukungan keluarga menggunakan skala ordinal didasarkan pada 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban: “ya” dan “tidak”, dengan ketentuan jika responden menjawab “ya” diberi nilai 3, “kadang-kadang” diberi nilai 2 dan jika responden menjawab “tidak” diberi nilai 1. Jumlah kumulatif dari variable motivasi diri berada pada rentang skor 10 - 30 yang kemudian dikategorikan menjadi dua kategori. Alasan pembagian dua kategori ini didasarkan pada nilai median dari rentang skor tersebut (Anwar, 2004), yang mana kedua kategori tersebut terdiri dari :

- Baik, jika memperoleh nilai 20-30 - Kurang, jika memperoleh nilai 10-19 3.8 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual dan menggunakan alat bantu komputer. Langkah-langkah pengolahannya adalah sebagai berikut :

1. Editing, yaitu melihat dan memeriksa kelengkapan data yang dikumpulkan. Bila terdapat kesalahan dalam pengumpulan data, maka data tersebut diperbaiki (editing) dengan cara memeriksa jawaban yang kurang.

2. Coding, yaitu memberikan kode atau angka-angka pada kuesioner

3. Memasukkan data (data entry), yaitu memasukkan data kedalam komputer 4. Pemeriksaan (Cleaning data), yaitu memeriksa ulang data yang sudah di entry


(48)

3.9 Analisis Data

Data yang telah selesai dikumpulkan kemudian akan diolah menggunakan aplikasi SPSS dan akan disajikan dalam bentuk table ditribusi frekuensi kemudian dapat dianalisis secara deskriptif.


(49)

Rumah sakit umum Dr. Pirngadi medan berlokasi di jalan Prof. H. M. Yamin SH, Jalan Perintis Kemerdekaan Medan no. 47. Mempunyai kapasitas tempat tidur 775 tempat tidur, sedangkan tempat tidur yang tersedia sekitar 556 tempat tidur, dan juga mempunyai ruang rawat inap 38 ruangan.

Adapun Visi dari Rumah Sakit Pirngadi Medan yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi kota Medan merupakan pusat rujukan dan unggulan di Sumatera Utara tahun 2015. Visi tersebut diwujudkan melalui misi yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran serta kesehatan lain, dan juga mengembangkan manajemen rumah sakit yang profesional.

4.2. Pelayanan Kesehatan di Ruangan Rawat Jalan Untuk Penderita Diabetes Melitus di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan.

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari R.S.U Dr. Pirngadi Medan Pelayanan Poliklinik Endokrin melayani penderita Diabetes Mellitus pada hari senin-kamis mulai jam 08.00-14.00, sedangkan pada hari jumat-sabtu khusus melayani gangguan kelenjar tiroid. Poliklinik ini dilayani oleh 4 orang dokter, 4 orang perawat, dan 2 orang bagian adminitrasi. Poliklinik rawat jalan ini dipimpin oleh Ibu Nurlia. Visi dari poliklinik rawat jalan ini adalah “Pelayanan poliklinik yang cepat, tepat dan memuaskan”. Sedangkan Misi Poliklinik ini adalah “Meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan etika pemberi pelayanan”.


(50)

4.3 Karakteristik Sampel

Kuesioner yang diperoleh kemudian diolah menjadi tabel karakteristik responden penelitian yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Penderita DM yang Menjalani Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

Total 100 100,0 6 Status Gizi

a. Kurus b. Normal c. Gemuk 2 62 36 2,0 62,0 36,0

Total 100 100,0

No Karakteristik Penderita DM Jumlah (n) Persentase (%) 1 Umur

a. 40-50 Tahun b. 51-60 Tahun c. 61-70 Tahun d. 71-80 Tahun e. 81-90 Tahun

14 41 33 11 1 14,0 41,0 33,0 11,0 1,0

Total 100 100,0

2 Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 47 53 47,0 53,0

Total 100 100,0

3 Pendidikan a. Tamat SD b. Tamat SLTP c. Tamat SLTA d. Tamat D3/S1

6 2 64 28 6,0 2,0 64,0 28,0

Total 100 100,0

4 Pekerjaan

a. PNS/POLRI b. Wiraswasta c. Tidak bekerja

16 18 66 16,0 18,0 66,0

Total 100 100,0

5 Lama menderita DM a. 1-10 Tahun b. 11-20 Tahun c. 21-30 Tahun

42 51 7 42,0 51,0 7,0


(51)

Berdasarkan Tabel 4.1. di atas diketahui bahwa mayoritas responden yang datang berobat jalan ke RSU Dr. Pirngadi Medan berusia 51-60 tahun yaitu sebanyak 41 orang (41,0%), dengan jenis kelamin mayoritas perempuan yaitu sebanyak 53 orang (53,0%). Berdasarkan pendidikan, diketahui mayoritas responden menamatkan SLTA, yaitu sebanyak 64 orang (64,0%), berstatus tidak bekerja yaitu sebanyak 66 orang (66,0%), lama menderita DM mayoritas 11-20 tahun yaitu sebanyak 51 orang (51,0%), serta 62,0 % dengan status gizi normal. 4.4 Pola Makan Penderita Diabetes Melitus yang Rawat Jalan di RSU Dr.

Pirngadi Medan

4.4.1 Jenis Bahan Makanan

Jenis bahan makanan dalam hal ini jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh responden dengan meggunakan food recall. Pola makan dapat diartikann sebagai pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan seseorang agar tetap sehat. Untuk mencapai tujuan diet/pola makan sehat tersebut tidak terlepas dari masukan gizi yang merupakan proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi.

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan yang Dikonsumsi Setiap Hari Pada Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwa jenis bahan makanan denga susunan lengkap (nasi + lauk + sayur + buah) sebanyak 45 orang (45,0 %), ( nasi No Jenis Bahan Makanan Jumlah (n) Persentase (%) 1 Nasi + lauk pauk + sayur + buah 45 45,0 2 Nasi + lauk pauk + sayur 47 47,0 3 Nasi + lauk pauk 8 8,0


(52)

+ lauk + sayur) sebanyak 47 orang (47,0%) dan ( nasi + sayur ) sebanyak 8 orang (8,0%).

4.4.2 Frekuensi Bahan Makanan Sumber Energi

Dibawah ini dapat dilihat distribusi frekuensi makan berdasarkan jenis bahan makanan dari sumber energi :

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Makan pada Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

Sumber Protein Hewani

Ayam 0 15 15,0 26 26,0 59 59,0 0

0 100 100,0

Telur 0 0 22 22,0 66 66,0 12 12,0 0 0 100 100,0 Daging 0 0 14 14,0 28 28,0 58 58,0 0 0 100 100,0 Ikan Basah Ikan teri 0 0 0 0 58 22 58,0 22,0 32 61 32,0 61,0 10 17 10,0 17,0 0 0 0 0 100 100 100,0 100,0 Sumber Protein Nabati

Tempe 0 0

57 57,0 33 33,0 10 10,0 0 0 100 100,0 Tahu 0

0 52 52,0 36 36,0 12 12,0 0 0 100 100,0

Tabel 4.3. di atas terlihat bahwa frekuensi dan jenis bahan makanan pada makanan pokok yaitu nasi dikonsumsi 100 orang responden (100%) dengan frekuensi 1-3x sehari, sedangkan yang mengkonsumsi dari sumber protein hewani yang paling banyak adalah ikan basah sebanyak 58 orang (58,0%) dengan frekuensi 4-6x seminggu, dan yang mengkonsumsi dari sumber protein nabati yang paling banyak yaitu tempe sebanyak 57 orang (57,0%) dengan frekuensi 4-6x seminggu.

Frekuensi Bahan Makanan

Total Jenis Bahan Makanan 1-3x Sehari 4-6x Seminggu 1-3x Seminggu 1-2x Sebulan Tidak Pernah

n % n % n % n % n % n %

Sumbe r Karbo hidr-at

Nasi 100 100,0 0 0 0 0 0 0 0 0 100 100,0 Roti 0 0 27 27,0 56 56,0 17 17,0 0 0 100 100,0 Mie 0 0 16 16,0 20 20,0 64 64,0 0 0 100 100,0 Ubi

kayu


(53)

4.4.3. Bahan Makanan Sayuran dan Buah

Pada tabel 4.4 dapat dilihat distribusi frekuensi konsumsi berdasarkan jenis sayuran, yaitu jenis sayuran golongan A, jenis sayuran golongan B dan jenis sayuran golongan C.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden Berdasarkan Jenis Sayuran pada penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

Tabel 4.4. diatas telihat bahwa jenis sayuran golongan A seperti gambas, ketimun, slada, tomat, dan lobak dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-2x sebulan. Sayuran golongan B seperti bayam, labu siam, buncis, wortel, sawi, toge

Frekuensi Bahan Makanan

Total Jenis Bahan Makanan 1-3x

Sehari 4-6x Seminggu 1-3x Seminggu 1-2x Sebulan Tidak Pernah

n % n % n % n % n % n %

Sayur Golonga n A

Gambas 0 0,0 8 8,0 28 28,0 50 50,0 7 7,0 100 100,0 Ketimun 0 0 13 13,0 32 32,0 46 46,0 9 9,0 100 100,0 Slada 0 0 5 5 10 10,0 50 50,0 35 35,0 100 100,0 Tomat 25 25,0 23 23,0 34 34,0 15 15,0 3 3,0 100 100,0 Lobak 0 0 11 11,0 13 13,0 65 65,0 11 11,0 100 100,0

Sayur Golonga n B

Bayam 0 0 29 29,0 36 36,0 25 25,0 10 10,0 100 100,0 Labu siam 4 4,0 15 15,0 29 29,0 43 43,0 9 9,0 100 100,0 Bit Buncis Brokoli Genjer Kol Wortel Sawi Terong Toge Kangkung Kacang Panjang Pare Rebung Jagung muda Pepaya muda 0 14 0 0 18 11 9 15 0 5 20 0 0 12 0 0 14,0 0 0 18,0 11,0 9,0 15,0 0 5,0 20,0 0 0 12,0 0 0 32 7 2 38 25 27 20 7 22 22 10 7 16 0 0 32,0 7,0 2,0 38,0 25,0 27,0 20,0 7,0 22,0 22,0 10,0 7,0 16,0 0 0 36 21 7 22 34 38 32 52 40 29 20 14 18 3 0 36,0 21,0 7,0 22,0 34,0 38,0 32,0 52,0 40,0 29,0 20,0 14,0 18,0 3,0 12 18 69 77 16 20 18 27 29 27 20 50 19 36 8 12,0 18,0 69,0 77,0 16,0 20,0 18,0 27,0 29,0 27,0 20,0 50,0 19,0 36,0 8,0 88 0 3 14 8 10 8 6 12 6 9 20 60 18 89 88,0 0 3,0 14,0 8,0 10,0 8,0 6,0 12,0 6,0 9,0 20,0 60,0 18,0 89,0 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Bayam Merah

0 0 0 0 5 5,0 75 75,0 20 20,0 100 100,0 Sayuran Golonga n C Daun singkong Daun papaya 27 0 27,0 0 36 7 36,0 7,0 28 43 28,0 43,0 9 16 9,0 16,0 0 34 0 34,0 100 100 100,0 100,0 Melinjo Nangka muda 0 0 0 0 0 9 0 9,0 47 59 47,0 59,0 9 20 9,0 20,0 44 12 44,0 12,0 100 100 100,0 100,0


(54)

kacang hijau, kangkung dan kacang panjang dan sebagainya dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-3x seminggu. Sayuran golongan C seperti daun singkong,daun pepaya, melinjo, nangka muda dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-3x seminggu.

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Jenis Buah pada Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015

Dari tabel 4.5. diatas telihat bahwa jenis makanan buah yaitu jeruk adalah yang paling umunya dikonsumsi 1-3x seminggu, sedangakan pepaya, nenas, pear, semangka dan apel jarang dikonsumsi yaitu 1-2x sebulan.

4.5. Jumlah Asupan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak

4.5.1. Asupan Energi

Dibawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan asupan energi yang dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus :

Frekuensi Bahan Makanan

Total Jenis Bahan Makanan 1-3x Sehari 4-6x Seminggu 1-3x Seminggu 1-2x Sebulan Tidak Pernah

n % n % n % n % n % n % Pepaya 0 0 5 5,0 7 7,0 38 38,0 50 50,0 100 100,0 Jeruk Apel 9 7 9,0 7,0 22 5 22,0 5,0 41 11 41,0 11,0 28 20 28,0 20,0 0 57 0 57,0 100 100 100,0 100,0 Semangka Pear 0 0 0 0 16 5 16,0 5,0 20 5 20,0 5,0 64 29 64,0 29,0 0 61 0 61,0 100 100 100,0 100,0 Nenas 0 0 0 0 5 5,0 10 10,0 85 85,0 100 100,0


(55)

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Energi Yang Dikonsumsi Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015

No Asupan Energi

Jenis Diet

Jumlah % 1700 Kal 1900 Kal

N % n %

1 Sesuai 29 29,0 18 18,0 47 47,0

2 Tidak Sesuai 26 26,0 27 27,0 53 53,0

Total 55 55,0 45 45,0 100 100,0

Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa asupan energi lebih dominan tidak sesuai dengan aturan diet yang dianjurkan yaitu sebesar 53 responden (53,0).

4.5.2. Asupan Zat Gizi Karbohirat

Dibawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan asupan zat gizi karbohidrat penderita Diabetes Mellitus :

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi Karbohidrat yang Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan

No AsupAsupan KarbKarbohidrat

Jenis Diet

Jumlah % 1700 Kal 1900 Kal

N % n %

1 Sesuai 19 19,0 15 15,0 34 34,0

2 Tidak Sesuai 36 36,0 30 30,0 66 66,0

Total 55 55,0 45 45 ,0 100 100,0

Dari Tabel 4.7. dapat dilihat bahwa asupan karbohidrat lebih dominan tidak sesuai dengan aturan diet yang dianjurkan yaitu sebesar 66 responden (66,0%).


(56)

4.5.3. Asupan Zat Gizi Protein

Dibawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan asupan zat gizi protein penderita Diabetes Mellitus :

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi Protein yang Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015

Total 55 55,0 45 45,0 100 100,0 Tabel 4.8. diatas terlihat bahwa asupan protein lebih dominan tidak sesuai dengan anjuran diet yang ditentukan yaitu sebesar 66 responden (66,0%).

4.5.4. Asupan Zat Gizi Lemak

Dibawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan asupan zat gizi lemak penderita Diabetes Mellitus :

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gzi Lemak yang Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015

Total 55 55,0 45 45,0 100 100,0 Tabel 4.9. dapat dilihat bahwa asupan lemak lebih dominan tidak sesuai dengan aturan diet yang berlaku yaitu 1700 kal dan 1900 Kal sebesar 64 responden (64,0%).

No AsupAsupan Karb Protein

Jenis Diet

Jumlah % 1700 Kal 1900 Kal

N % n %

1 Sesuai 18 18,0 16 16,0 34 34,0

2 Tidak Sesuai 37 37,0 29 29,0 66 66,0

No AsupAsupan Karb Lemak

Jenis Diet

Jumlah % 1700 Kal 1900 Kal

N % n %

1 Sesuai 25 25,0 11 11,0 36 36,0


(57)

4.6 Jadwal Makan Penderita Diabetes Melitus

Di bawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan jadwal makan yang dilaksanakan penderita diabetes melitus yaitu :

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Jadwal Makan Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015

Tabel 4.10. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jadwal makan responden yang dominan berada pada kategori kurang baik yaitu 67 (67,0%) lebih dari 3 jam atau lebih dari waktu yang dianjurkan.

4.7 Proporsi Keseluruhan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus yang Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan

Jumlah energi yang di konsumsi penderita DM sesuai dengan berat badan idaman, jenis kelamin dan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh responden yang dihitung dengan rumus brocca. Berdsarakan hasil asupan energi pada penderita DM adalah seperti tabel 4.11 berikut ini :

Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Asupan Kalori Penderita DM di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa asupan energi yang tidak sesuai sebanyak 57 orang (57,0%) dan sesuai sebanyak 43 orang (43,0%).

Selanjutnya jenis makanan yang dikonsumsi penderita DM di RSU Dr. Pirngadi Medan berdasarkan perhitungan kebutuhan energi bagi penderita DM

No Jadwal Makan Jumlah (n) Persentase (%) 1

2

Baik Interval (3 jam) Kurang Baik :

- Kurang dari 3 jam - Lebih dari 3 jam

19 19,0

14 14,0 67 67,0

Total 100 100,0 100,0

No Asupan Energi Jumlah (n) Proporsi (%) 1

2

Sesuai dikonsumsi Tidak Sesuai dikonsumsi

43 43,0 57 57,0


(58)

menurut anjuran diet (lampiran 2) maka diperoleh seperti pada Tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Jenis Makanan yang Dikonsumsi Penderita DM di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

Tabel 4.12 diketahui bahwa jenis makanan yang dikonsumsi oleh penderita DM yang sesuai dengan anjuran diet DM sebanyak 73 (73,0%) dan yang tidak sesuai sebanyak 27 responden (27,0%).

Selanjutnya menurut jadwal makan penderita DM berdasarkan pada jadwal yang sesuai dengan anjuran diet DM seperti pada Tabel 4.13 berikut ini : Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Jadwal Makan Penderita DM di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui bahwa jadwal makan penderita DM yang sesuai dengan anjuran diet DM sebanyak 19 (19%) dan yang tidak sesuai sebanyak 81 responden (81%).

Berdasarkan perhitungan kebutuhan energi dan kesesuaian jadwal makan dan jenis makanan yang dikonsumsi, maka pola makan responden dikategorikan menjadi sesuai dan tidak sesuai, seperti pada Tabel 4.14.

No Jenis Makanan Jumlah (n) Proporsi (%) 1

2 Sesuai Tidak Sesuai

73 73,0 27 27,0

Total 100 100,0 100,0

No Jadwal Makan Jumlah (n) Proporsi (%) 1

2

Sesuai dikonsumsi Tidak Sesuai dikonsumsi

19 19,0 81 81,0


(59)

Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Pola Makan

Dari Tabel 4.14 menjelaskan bahwa pola makan responden mayoritas termasuk tidak sesuai yaitu sebanyak 58 responden (55,0%) dibandingkan yang sesuai yaitu sebanyak 42 responden (45,0%).

4.8 Dukungan Keluarga Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan

Dukungan keluarga dalam penelitian ini adalah adanya interaksi dari keluarga responden untuk mendukung responden mengkonsumsi makanan sesuai anjuran yang disarankan pada skala ordinal dari sepuluh pertanyaan dengan alternatif jawaban ya,kadang-kadang dan tidak, kemudian dihitung mediannya dan dikategorikan menjadi baik dan kurang. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.15

Tabel 4.15. Distribusi Dukungan Keluarga Responden Penderita DM yang Menjalani Rawat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 4.15. diatas, diketahui dukungan keluarga responden mayoritas baik sebanyak 63 orang (63,0%), sedangkan dukungan keluarga yang kurang sebanyak 37 orang (37,0%).

No Pola Makan Jumlah (n) Persentase (%) 1

2 Sesuai Tidak Sesuai

45 45,0 55 55,0

Total 100 100,0 100,0

No Dukungan Keluarga Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 63 63,0

2 Kurang 37 37,0


(60)

4.9Hasil Tabulasi Silang Antara Dukungan Keluarga Penderita Diabetes Melitus dengan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara dukungan keluarga penderita DM dengan pola makan penderita DM dapat dilihat pada tabel 4.16 dibawah ini.

Tabel 4.16 Distribusi Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Dukungan keluarga

Dari Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa dari 100 resonden, yang mempunyai dukungan keluarga baik ada 44,4% dengan pola makan yang sesuai, sedangankan pola makan yang tidak sesuai ada 54,1 dengan kategori dukungan keluarga kurang.

No

D Dukungan Keluarga Resp

Pola makan

Total Sesuai Tidak

sesuai

n % n % n %

1 Baik 29 44,4 35 55,6 63 100,0


(61)

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa penderita diabetes melitus sebagian besar responden berumur 51 – 60 tahun yaitu sebesar 41,0 %. Penelitian Novriwaty (2009) di Rumah Sakit Umum Medan Baru tahun 2009, bahwa penderita diabetes mellitus terbesar adalah pada kelompok umur 51 – 61 tahun yaitu sebesar 43,33 %. Hal ini sesuai dengan teori diabetes melitus bahwa usia >40 tahun merupakan faktor resiko untuk terjadinya diabetes melitus. Faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya diabetes melitus pada usia lanjut adalah gangguan fungsi pankreas/ kerja insulin, obesitas, kurangnya aktivitas fisik dan genetik. (Soegondo, 2005).

Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa penderita diabetes melitus lebih banyak adalah perempuan sebesar 53,0% sedangkan laki – laki sebesar 47,0 %. Sesuai dengan penelitian Novriwaty (2009) di Rumah Sakit Umum Medan Baru tahun 2009 diperoleh bahwa penderita Diabetes Melitus juga lebih banyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 53,30% dan laki – laki sebesar 33,10 %. Sedangkan menurut kelompok studi WHO (2000), tidak ada perbedaan kejadian diabetes melitus antara laki – laki dan perempuan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 100 responden penderita diabetes melitus tingkat pendidikan terbanyak adalah tamat SLTA yaitu sebesar 64 % dan pekerjaan penderita diabetes melitus mayoritas adalah tidak bekerja yaitu 66%. Sesuai dengan penelitian Rosintan (2010) di Rumah Sakit dr Pirngadi


(62)

Medan bahwa pendidikan penderita diabetes melitus yang paling banyak adalah tamat SMU sebesar 45,45%. Karakteristik penderita diabetes melitus berdasarkan lama menderita diabetes melitus adalah 11-20 tahun sebesar 51,0% dan status gizi normal sebanyak 62%.

5.2 Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Jenis Bahan

Makanan

Dari hasil penelitian jenis bahan makanan yang dikonsumsi penderita melitus yang paling banyak dikonsumsi adalah dengan susunan nasi + lauk-pauk + sayur yaitu sebesar 45,0 %. Jenis bahan makanan dari sumber karbohidrat, protein hewani dan protein nabati juga sayuran dan buah penderita diabetes melitus diukur dengan menggunakan food frekuency. Dimana jenis bahan makanan dari sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi adalah nasi yaitu seluruh responden (100%) dengan frekuensi makan 1-3x sehari. Sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi adalah ikan basah sebesar 58,0 % dengan frekuensi 4-6x seminggu.

Sumber protein nabati adalah tempe sebesar 57,0 %dengan frekuensi 4-6x seminggu Sedangkan jenis bahan makanan sayuran yang paling banyak dikonsumsi adalah sayuran golongan A seperti gambas, ketimun, slada, tomat, dan lobak dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-2x sebulan. Sayuran golongan B seperti bayam, labu siam, buncis, wortel, sawi, toge kacang hijau, kangkung dan kacang panjang dan sebagainya dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-3x seminggu. Sayuran golongan C seperti daun singkong,daun pepaya, melinjo, nangka muda dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-3x seminggu dan jenis makanan buah yang sering dikonsumsi adalah jeruk frekuensi 1-3x seminggu,


(1)

Distribusi Jawaban Variabel Dukungan Keluarga

p1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 7 7.0 7.0 7.0

kadang-kadang 47 47.0 47.0 54.0

tidak 46 46.0 46.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 23 23.0 23.0 23.0

kadang-kadang 61 61.0 61.0 84.0

tidak 16 16.0 16.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 9 9.0 9.0 9.0

kadang-kadang 39 39.0 39.0 48.0

tidak 52 52.0 52.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 13 13.0 13.0 13.0

kadang-kadang 51 51.0 51.0 64.0

tidak 36 36.0 36.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Statistics

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

N Valid 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100


(2)

p5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 24 24.0 24.0 24.0

kadang-kadang 44 44.0 44.0 68.0

tidak 32 32.0 32.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 16 16.0 16.0 16.0

kadang-kadang 13 13.0 13.0 29.0

tidak 71 71.0 71.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 6 6.0 6.0 6.0

kadang-kadang 68 68.0 68.0 74.0

tidak 26 26.0 26.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 69 69.0 69.0 69.0

kadang-kadang 19 19.0 19.0 88.0

tidak 12 12.0 12.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


(3)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 41 41.0 41.0 41.0

kadang-kadang 41 41.0 41.0 82.0

tidak 18 18.0 18.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

p10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 75 75.0 75.0 75.0

kadang-kadang 20 20.0 20.0 95.0

tidak 5 5.0 5.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

dukungan_keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kurang 37 37.0 37.0 37.0

baik 63 63.0 63.0 100.0


(4)

Crosstabs

dukungan keluarga * pola makan Crosstabulation pola makan

Total sesuai tidak sesuai

dukungan keluarga baik Count 17 20 37

% within dukungan keluarga 45.9% 54.1% 100.0%

% of Total 17.0% 20.0% 37.0%

kurang Count 28 35 63

% within dukungan keluarga 44.4% 55.6% 100.0%

% of Total 28.0% 35.0% 63.0%

Total Count 45 55 100

% within dukungan keluarga 45.0% 55.0% 100.0%


(5)

(6)