32 Setelah diperoleh karakteristik dimensi antena untuk masing-masing
frekuensi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun dua lengan dipole tersebut yang dipisahkan pada jarak tertentu. Jarak yang memisahkan antar lengan dipole
ditetapkan terlebih dahulu sebesar 2 mm yang selanjutnya akan dilakukan optimalisasi untuk memperoleh hasil yang terbaik.
3.7.1 Dimensi Antena Mikrostrip Dipole Dual-band
Setelah kedua lengan dipole disusun, maka dimensi dari antena mikrostrip dipole dual-band dapat terlihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Antena Mikrostrip Dipole Dual-band Sebelum Optimalisasi Dari dimensi antena yang diperoleh terdapat beberapa karakteristik yang
menyusun dimensi dari antena mikrostrip dipole dual-band, yaitu seperti terlihat pada Tabel 3.4.
Universitas Sumatera Utara
33 Tabel 3.4 Karakteristik Dimensi Antena Mikrostrip Dipole Dual-band Sebelum
Optimalisasi
Karakteristik Simbol
Nilai
Panjang total lengan 3,35 GHz a
27 mm Panjang total lengan 2,35 GHz
b 44 mm
Lebar lengan 3,35 GHz c
2 mm Lebar lengan 2,35 GHz
d 2 mm
Jarak antar lengan dipole e
2 mm Panjang saluran pencatu
- 12 mm
Panjang substrate -
76 mm Lebar substrate
- 22 mm
3.7.2 Simulasi Antena Mikrostrip Dipole Dual-band
Setelah diperoleh karakteristik dimensi dari antena mikrostrip dipole dual- band, maka proses selanjutnya adalah melakukan simulasi. Hasil simulasi dari
perancangan antena mikrostrip dipole dual-band diperlihatkan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Simulasi Antena Mikrsotrip Dipole Dual-band Sebelum Optimalisasi
Universitas Sumatera Utara
34 Berdasarkan Gambar 3.6, VSWR terendah yang diperoleh adalah sebesar
1,74 pada frekuensi 2,35 GHz dan 1,22 pada frekuensi 3,35 GHz. Hal ini menunjukkan bahwa antena sudah dapat beresonansi pada frekuensi yang
diinginkan, namun pada frekuensi 2,35 GHz nilai VSWR dirasa masih kurang baik. Untuk mendapatkan nilai VSWR yang lebih baik maka akan dilakukan
proses optimalisasi.
3.7.3 Optimalisasi
Optimalisasi pada perancangan antena mikrsotrip dipole dual-band dilakukan dengan mengubah-ubah jarak antar lengan dipole mulai dari 1 mm
sampai 3 mm. Setelah proses optimalisasi dilakukan, diperoleh VSWR terbaik sebesar 1,41 pada frekuensi 2,35 GHz dan 1,24 pada frekuensi 3,35 GHz dengan
jarak antar lengan dipole sebesar 1 mm. Data lengkap mengenai proses optimalisasi dapat dilihat pada Lampiran C.
Berdasarkan dari hasil optimalisasi, maka dimensi antena mikrostrip dipole dual-band yang diperoleh adalah seperti pada Gambar 3.8 dengan
karakteristik dimensinya pada Tabel 3.5
Gambar 3.8 Antena Mikrostrip Dipole Dual-band Setelah Optimalisasi
Universitas Sumatera Utara
35 Tabel 3.5 Karakteristik Dimensi Antena Mikrosrip Dipole Dual-band Setelah
Optimalisasi
Karakteristik Simbol
Nilai
Panjang total lengan 3,35 GHz a
27 mm Panjang total lengan 2,35 GHz
b 44 mm
Lebar lengan 3,35 GHz c
2 mm Lebar lengan 2,35 GHz
d 2 mm
Jarak antar lengan dipole e
1 mm Panjang saluran pencatu
- 12 mm
Panjang substrate -
76 mm Lebar substrate
- 22 mm
Universitas Sumatera Utara
36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum
Pada Tugas Akhir ini telah dirancang antena mikrostrip dipole yang dapat beroperasi pada frekuensi 2,3 GHz dan 3,3 GHz yang kemudian akan
disimulasikan dan dilakukan optimalisasi dari karakteristik dimensi antena menggunakan software simulator struktur frekuensi tinggi. Adapun parameter
yang akan dibahas adalah VSWR, bandwidth, pola radiasi, dan gain.
4.2 Hasil Simulasi Antena Mikrostrip Dipole Tunggal Frekuensi 2,3 GHz
Setelah dilakukan perancangan dan optimalisasi dari karakteristik antena mikrostrip dipole tunggal untuk frekuensi 2,35 GHz, maka diperoleh nilai VSWR
sebesar 1,22 dengan bandwidth sebesar 410 MHz 2160 MHz – 2570 MHz
seperti diperlihatkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik VSWR Antena Mikrostrip Dipole Tunggal Frekueni 2,35 GHz
Universitas Sumatera Utara