wenangan para krediturnya karena hak-hak debitur yang berupa waktu pembayaran hutang harus dilindungi dan bagi para kreditur untuk lebih
menjamin kepastian pembayaran atas hutang debiturnya. Realisasi pasal 1131 KUHPerdata bahwa harta kekayaan debitur menjadi jaminan
perikatan yang dibuat oleh debitur terhadap kreditur-krediturnya sedangkan realisasi pasal 1132 KUHPerdata adalah harta kekayaan debitur
akan dibagi secara seimbang kepada para kreditornya, kecuali ada alasan pendahuluannya. Kesimpulannya bahwa tujuan kepailitan adalah
melindungi debitur dari tindak kesewenang-wenangan para kreditornya dan juga menjamin hak kreditor atas pelunasan utang debiturnya.
2. Akibat Kepailitan
Berdasarkan Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
akibat kepailitan adalah debitur pailit demi hukum kehilangan haknya untuk mengurus dan menguasai harta kekayaannya yang termasuk harta
pailit, sejak hari putusan pailit diucapkan. Akibat debitur tidak mampu membayar utang kepada para krediturnya setelah adanya permohonan
pailit yang diajukan dan putusan pailit dari Pengadilan Niaga, dengan dijatuhkannya putusan pailit oleh Pengadilan Niaga, debitur demi hukum
kehilangan haknya untuk berbuat sesuatu terhadap penguasaan dan pengurusan harta kekayaan yang termasuk dalam kepailitan.
B. Pihak-Pihak yang Berhak Mengajukan Permohonan Pailit
Kepailitan terjadi dalam hal keadaan debitor berhenti membayar utang kepada kreditornya. Ketentuan yang diatur pada Pasal 2 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang mengenai syarat-syarat diajukannya pailit, diantaranya
debitur mempunyai dua orang atau lebih kreditur, tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan adanya putusan pengadilan.
Pada ayat 2,3,4 dan 5 mengatur tentang pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit. Pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit
antara lain:
1. Debitur,
2. Kreditur,
3. Bank Indonesia berwenang untuk mengajukan permohonan pailit apabila
debiturnya adalah bank, 4.
Bapepam berwenang mengajukan permohonan pailit jika debiturnya perusahaan efek,
5. Menteri Keuangan berwenang mengajukan permohonan pailit jika
debiturnya adalah perusahaan asuransi atau Badan Usaha Milik Negara BUMN,
6. Permohonan pailit dapat diajukan oleh Kejaksaan jika perkara pailit
menyangkut kepentingan umum.
C. Bank Indonesia 1.
Pengertian Bank Indonesia
Berdasarkan Pasal 4 ayat 2 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia adalah lembaga