5
BAB II PENGELOLAAN KASUS
2.1. Konsep Dasar Mobilisasi 2.1.1. Defenisi
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Setiap orang butuh
untuk bergerak. Kehilangan kemampuan untuk bergerak menyebabkan ketergantungan dan ini membutuhkan tindakan keperawatan. Mobilisasi dibutuhkan untuk
meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit- khususnya penyakit degeneratif, dan untuk aktualisasi diri harga diri dan
citra tubuh Mubarak, 2008. Imobilisasi merupakan suatu kondisi yang relatif. Maksudnya, individu tidak
saja kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi juga mengalami penurunan aktivitas dari kebiasaan normalnya. Menurut Mubarak, 2008 ada beberapa alasan
dilakukan imobilisasi: 1.
Pembatasan gerak yang ditujukan untuk pengobatan atau terapi. Misalnya pada klien yang menjalani pembedahan atau yang mengalami cedera pada tungkai
dan lengan. 2.
Keharusan tidak terelakkan. Ini biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan primer, seperti penderita paralisis.
3. Pembatasan secara otomatis sampai dengan gaya hidup.
2.1.2. Jenis Imobilitas
Menurut Mubarak, 2008 secara umum ada beberapa macam keadaan imobilitas antara lain:
1. Imobilitas Fisik
Kondisi ketika seseorang mengalami keterbatasan fisik yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun kondisi orang tersebut.
2. Imobilitas Intelektual
Kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya, misalnya pada kasus kerusakan otak.
3. Imobilitas Emosional
Kondisi ini dapat terjadi akibat proses pembedahan atau kehilangan seseorang yang dicintai.
Universitas Sumatera Utara
6 4.
Imobilitas Sosial Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan interaksi sosial yang sering terjadi
akibat penyakit. Mubarak, 2008
2.1.3. Dampak Fisik dan Psikologi Imobilitas
Masalah imobilitas dapat menimbulkan berbagai dampak, baik dari segi fisik maupun psikologis. Secara psikologis, imobilitas dapat menyebabkan penurunan
motivasi, kemunduran kemampuan dalalm memecahkan masalah dan perubahan konsep diri Mubarak, 2008.
Sedangkan masalah fisik Mubarak, 2008 dapat terjadi adalah sebagai berikut: 1.
Sistem musculoskeletal Pada sistem ini, imobilitas dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti
osteoporosis, atrofi otot, kontraktur dan kekakuan serta nyeri pada sendi. 2.
Elliminasi urin Masalah yang umum ditemui pada sistem perkemihan akibat imobilisasi adalah
stasis urin, batu ginjal, retensi urin, infeksi perkemihan. 3.
Gastrointestinal Kondisi imobilisasi mempengaruhi tiga sistem pencernaan, yaitu fungsi ingesti,
digesti dan eleminasi. 4.
Respirasi Masalah yang umum ditemui yaitu penurunan gerak pernafasan, penumpukan
sekret, atelektasis. 5.
Sistem kardiovaskular Masalah yang umum ditemui yaitu Hipotensi ortostatik, pembentukan thrombus,
edema dependen. 6.
Metabolisme dan nutrisi Masalah yang umum ditemui yaitu penurunan laju metabolisme, balans nitrogen
negatif, anoreksia. 7.
Sistem integument Masalah yang umum ditemui yaitu turgor kulit menurun, kerusakan kulit.
8. Sistem neurosensorik
Ketidakmampuan mengubah posisi menyebabkan terhambatnya input sensorik, menimbulkan perasaan lelah, iritabel, persepsi tidak realistis dan mudah bingung
Mubarak, 2008.
Universitas Sumatera Utara
7
2.1.4. Tingkatan Imobilitas