2.4. Analisis Hidrologi
Pengukuran hidrologi dilakukan bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang potensi daya yang dapat dibangkitkan, dan mengetahui kuantitas dan
kualitas air. Analisis hidrologi meliputi pengukuran debit minimum atau debit andalan yang mengalir pada saluran airsungai, pengukuran debit air pada saat
banjir dengan melakukan pengamatan visual batas banjir, pengukuran debit air secara time series, dan pengukuranklarifikasi tinggi terjun beda tinggihead
yang tersedia. Untuk mengetahui besar jumlah debit air Q pada lokasi pembangunan PLTM, dilakukan hal-hal yang meliputi pengukuran curah hujan,
pengukuran debit andalan, pembuatan FDC Flow Duration Curve .
2.4.1 Curah Hujan
Data jumlah curah hujan CH rata -rata untuk suatu daerah tangkapan air catchment area atau daerah aliran sungai DAS merupakan informasi yang
sangat diperlukan oleh pakar bidang hidrologi. Pengukuran curah hujan dapat bdilakukan dengan dua cara yaitu dengan alat penakar hujan dan pengamatan
menggunakan radar. Yang paling umum digunakan dari dua alat ukur tersebut adalah alat penakar hujan. Pada pembangunan PLTM, curah hujan digunakan
untuk mengetahui debit sungai sepanjang tahun di suatu area dimana PLTM akan dibangun. Untuk dapat mewakili besarnya curah hujan di suatu wilayahdaerah
diperlukan penakar curah hujan dalam jumlah yang cukup. Semakin banyak penakar dipasang di lapangan diharapkan dapat diketahui besarnya rata -rata curah
hujan yang menunjukkan besarnya curah hujan yang terjadi di daerah tersebut. Disamping itu juga diketahui variasi curah hujan di suatu titik pengamatan
.
Menurut Hutchinson, 1970 ; Browning, 1987 dalam Asdak C. 1995 Ketelitian hasil pengukuran curah hujan tegantung pada variabilitas spasial curah
hujan, maksudnya diperlukan semakin banyak lagi penakar curah hujan bila kita mengukur curah hujan di suatu daerah yang variasi curah hujannya besar.
Ketelitian akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya penakar yang dipasang, tetapi memerlukan biaya mahal dan juga memerlukan banyak waktu
dan tenaga dalam pencatatannya di lapangan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Data curah hujan disuatu lokasi tertentu dimana alat penakar hujan dipasang, dicatat dan hasil pencatatannya untuk jangka waktu sepanjang mungkin
digunakan untuk keperluan analisis selanjutnya. Untuk mengetahui curah hujan rata-rata wilayah untuk stasiun yang berbeda digunakan metode-metode berikut
ini: •
Metode rata-rata aritmatik •
Metode poligon Theissen •
Metode Ishoyet •
Metode Dr. F.J. Mock
2.4.1.1 Cara Rata-Rata Aritmatik
Cara rata-rata aritamatik adalah cara yang paling mudah diantara cara lainnya poligon dan isohet. Digunakan khususnya untuk daerah seragam dengan
variasi curah hujan kecil. Cara ini dilakukan dengan mengukur serempak untuk lama waktu tertentu dari semua alat penakar dan dijumlahkan seluruhnya.
Kemudian hasil penjumlahannya dibagi dengan jumlah penakar hujan maka akan dihasilkan rata-rata curah hujan di daerah tersebut. Secara matimatik ditulis
persamaan sbb: Rata-rata CH =
∑Ri n 2.9
dimana : Ri = besarnya CH pada stasiun i
n = jumlah penakar stasiun contoh: Untuk mengukur rata-rata curah hujan yang mewakili suatu daerah X
diperlukan 4 empat buah penakar hujan yaitu pada stasiun A, B, C dan D. Tercatat selama waktu tertentu di stasiun A sebesar 5 cm, di B 7 cm, di C 6 cm
dan di D 9 cm. Maka : Rata-rata CH = 5+7+6+94 = 6,75 cm
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.4.1.2 Cara Poligon Thiessen polygon
Cara ini untuk daerah yang tidak seragam dan variasi CH besar. Menurut Shaw 1985 cara ini tidak cocok untuk daerah bergunung dengan intensitas CH
tinggi. Dilakukan dengan membagi suatu wilayah luasnya A ke dalam beberapa daerah-daerah membentuk poligon luas masing-masing daerah ai, seperti contoh
dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut:
Gambar 2.3. Analisis curah hujan metode Poligon
Cara ini selain memperhatikan tebal hujan dan jumlah stasiun, juga memperkirakan luas wilayah yang diwakili oleh masing-masing stasiun untuk
digunakan sebagai salah satu faktor dalam menghitung hujan rata-rata daerah yang bersangkutan. Poligon dibuat dengan cara menghubungkan garis-garis berat
diagonal terpendek dari para stasiun hujan yang ada.
2.4.1.3. Cara Isohiet Isohyetal
Isohiet adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tinggi hujan yang sama. Metode ini menggunakan isohiet sebagai
garis-garis yang membagi daerah aliran sungai menjadi daerah-daerah yang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
diwakili oleh stasiun-stasiun yang bersangkutan, yang luasnya dipakai sebagai faktor koreksi dalam perhitungan hujan rata-rata. Cara ini dipandang paling baik,
tetapi bersifat subyektif dan tergantung pada keahlian, pengalaman, pengetahuan pemakai terhadap sifat curah hujan pada daerah setempat.
Gambar 2.4. Analisis curah hujan metode Isohiet
Dalam metode isohet ini wilayah dibagi dalam daerah -daerah yang masing-masing dibatasi oleh dua garis isohet yang berdekatan, misalnya Isohet 1
dan 2 atau I1 – I2. Oleh karena itu, dalam Gambar 2.4, curah hujan rata –rata untuk daerah I1 – I2 adalah 7 cm + 6,5 cm2 = 6,75 cm. Untuk menghitung luas
darah I1 – I2 dalam suatu peta kita bisa menggunakan Planimeter. Secara sederhana bisa juga menggunakan kertas milimeter block dengan cara menghitung
kotak yang masuk dalam batas daerah yang diukur.
1.1. 2.4.1.4 Metode Meteorological Water Balance Dr. F.J. Mock