62
4.3.5.2 Menghitung efisiensi η motor induksi 3 fasa tegangan tidak
seimbang. 1. Tegangan tidak seimbang 1
a. Starting langsung
η = 143
280 × 100
=51 b.
Starting Y- ∆
η = 140
275 × 100
=51 c.
Starting autotransformer η =
147 275
× 100 =53
2. Tegangan tidak seimbang 3
a. Starting langsung
η = 136
300 × 100
=45 b.
Starting Y- ∆
η = 131
280 × 100
=47 c.
Starting autotransformer η =
139 290
× 100 =48
Universitas Sumatera Utara
63
Berdasrkan tabel data percobaan dan perhitungan tersebut, maka dapat dibuat tabel baru untuk melihat perbandingan arus,torsi,putaran, dan efisiensi
motor terhadap tingkat ketidakseimbangan tegangan yang menyuplai motor. Berikut adalah tabel perbandingan Arus terhadap tingkat
ketidakseimbangan tegangan dengan berbagai starting: Tabel 4.10 Perbandingan Arus I terhadap tingkat ketidakseimbangan tegangan
dengan starting langsung.
Kondisi tegangan
IsA InA
I
R
I
S
I
T
I
R
I
S
I
T
Seimbang 5
5 5
1,85 1,85 1,85 tidak seimbang
1 6
6,2 5,9
2,1 2
1,9 tidak seimbang
3 6,3
6,5 6,1
2,2 2,3
2
Tabel 4.11 Perbandingan Arus I terhadap tingkat ketidakseimbangan tegangan dengan starting Y-
∆.
Kondisi tegangan
IsA InA
I
R
I
S
I
T
I
R
I
S
I
T
Seimbang 3,33 3,33 3,33 1,89 1,89 1,89
tidak seimbang 1
3,4 3,5
3,3 2
2,1 1,9
tidak seimbang 3
3,5 3,6
3,4 2,2
2,3 2,2
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.12 Perbandingan Arus I terhadap tingkat ketidakseimbang tegangan dengan starting autotransformer.
Kondisi tegangan
IsA InA
I
R
I
S
I
T
I
R
I
S
I
T
Seimbang 3,1
3,1 3,1
1,9 1,9
1,9 tidak seimbang
1 3,3
3,1 3,4
1,95 2
1,9 tidak seimbang
3 3,3
3,2 3,5
2 2,1 1,95
Berdasarkan Tabel 4.10, Tabel 4.11 dan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa tegangan tidak seimbang menyebabkan kenaikan arus pada pengoperasian motor
induksi, baik arus start maupun arus nominalnya. Selain itu suplai tegangan yang tidak seimbang juga menyebabkan arus yang menyuplai motor tidak terdistribusi
secara merata, hal tersebut disebabkan tegangan yang menyuplai motor tidak seimbang lagi.
Berikut adalah tabel perbandingan Torsi Nm, dan Putaran rpm terhadap tingkat ketidakseimbangan tegangan dengan berbagai starting:
Tabel 4.13 Perbandingan TorsiNm, dan Putaranrpm terhadap tingkat ketidakseimbangan tegangan starting langsung.
Kondisi tegangan
Torsi Nm Putaran
rpm
Ts Tn
Seimbang
3,7 1
1410
tidak seimbang 1
3,6 0,97
1410
tidak seimbang 3
3,5 0,9
1405
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.14 Perbandingan TorsiNm, dan Putaranrpm terhadap tingkat ketidakseimbangan tegangan starting Y-
∆. Kondisi tegangan
Torsi Nm Putaran
rpm
Ts Tn
Seimbang
3 1
1410
tidak seimbang 1
2,75 0,95
1410
tidak seimbang 3
2,75 0,9
1405
Tabel 4.15 Perbandingan TorsiNm, dan Putaranrpm terhadap tingkat ketidakseimbangan tegangan starting autotransformer.
Kondisi tegangan
Torsi Nm Putaran
rpm
Ts Tn
Seimbang
2,75 1,1
1410
tidak seimbang 1
2,4 1
1410
tidak seimbang 3
2,3 0,95
1405
Berdasarkan Tabel 4.13, Tabel 4.14 dan Tabel 4.15 tersebut dapat dibuat Grafik 4.1 yang menggambarkan perbandingan torsi startTs dengan
ketidakseimbangan tegangan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
66
Grafik 4.1 Perbandingan torsi Nm dengan suplai tegangan tidak seimbang.
Berdasarkan Grafik 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa torsi start yang paling besar terjadi pada starting langsung, hal tersebut disebabkan starting langsung
membutuhkan arus start yang tinggi dibandingkan starting yang lainnya. Grafik 4.1 juga menggambarkan bahwa suplai tegangan tidak seimbang menyebabkan
penurunan torsi start dan torsi nominal dibandingkan dengan suplai tegangan seimbang.
Tabel 4.13, Tabel 4.14 dan Tabel 4.15 juga memberikan informasi bahwa suplai tegangan tidak seimbang juga menyebabkan penurunan putaran motor
induksi, hal ini terlihat bahwa putaran motor turun dari 1410 rpm menjadi 1405 pada saat ketidakseimbangan tegangan mencapai 3.
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
1 3
T N
m
Ketidakseimbangan tegangan
Torsi vs Tegangan tidak seimbang
Ts DOL Ts wye-delta
TS autotrafo Tn DOL
Tn wye-delta Tn autotrafo
Universitas Sumatera Utara
67
Berikut adalah tabel perbandingan efisiensi terhadap tingkat ketidakseimbangan tegangan dengan berbagai starting:
Tabel 4.16 Perbandingan efisiensi terhadap ketidakseimbangan tegangan dengan starting langsung.
Kondisi tegangan
P
in
W P
out
W η
Seimbang
270 148
55
tidak seimbang 1
280 143
51
tidak seimbang 3
300 136
45
Tabel 4.17 Perbandingan efisiensi terhadap ketidakseimbangan teganagan dengan starting Y-
∆.
Kondisi tegangan
P
in
W P
out
W η
seimbang
270 148
55
tidak seimbang 1
275 140
51
tidak seimbang 3
280 131
47
Tabel 4.18 Perbandingan efisiensi terhadap ketidakseimbangan teganagan dengan starting autotransformer.
Kondisi tegangan
P
in
W P
out
W η
seimbang
270 162
60
tidak seimbang 1
275 147
53
tidak seimbang 3
290 139
48
Universitas Sumatera Utara
68
Berdasarkan Tabel 4.16, Tabel 4.17, dan Tabel 4.18 dapat dibuat Grafik 4.2 yang menunjukan perbandingan efisiensi motor pada saat tegangan seimbang
dan pada saat tegangan tidak seimbang sebagai berikut:
Grafik 4.2 Perbandingan efisieni terhadap suplai tegangan tidak seimbang.
Berdasarkan Grafik 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa tingkat efisiensi motor menurun saat terjadi suplai tegangan yang tidak seimbang pada motor.
Penurunan efisiensi yang paling drastis terjadi pada saat starting autotransformer dengan tingkat ketidakseimbangan tegangan yang sama, yaitu dari 60 pada
suplai tegangan seimbang menjadi 48 pada tingkat ketidakseimbangan tegangan 3.
10 20
30 40
50 60
70
1 3
E fi
si e
n si
Ketidakseimbangan tegangan
Efisiensi vs Tegangan tidak seimbang
DOL wye-delta
autotrafo
Universitas Sumatera Utara
69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada saat suplai tegangan seimbang, arus start terbesar terjadi pada
starting langsung, yaitu sebesar 5 A dengan dengan torsi start 3,7 Nm, sedangkan arus start terkecil terjadi pada starting autotrafo yaitu sebesar
3,1 A dengan torsi start 2,75 Nm. Efisiensi paling besar terjadi pada starting autotrafo yaitu sebesar 60.
2. Pada saat suplai tegangan tidak seimbang, arus yang mengalir pada motor
tidak terdistribusi secara merata, yaitu I
R
= 6 A, I
S
= 6,2 A, I
T
= 5,9 A pada starting langsung , I
R
= 3,4 A, I
S
= 3,5 A, I
T
= 3,3 A pada starting Y- ∆, dan
I
R
= 3,3 A, I
S
= 3,1 A, I
T
= 3,4 A pada starting autotrafo, hal ini disebabkan suplai tegangan yang dibutuhkan motor sudah terganggu. Dan
terjadi peningkatan arus dan penurunan torsi dan putaran motor yang mengakibatkan terjadinya penurunan efisiensi motor.
3. Semakin besar persentase ketidakseimbangan tegangan akan semakin
menurunkan unjuk kerja motor induksi 3 fasa.
Universitas Sumatera Utara