Flowchart Penelitian Umum Data Percobaan

43

3.5 Flowchart Penelitian

Berdasarkan diagram alirberikut dijelaskan secara skematik prosedur penelitian yang akan dilakukan: Mulai Mempersiapkan rangkaian percobaan Merangkai rangkaian percobaan Apakah suplai tegangan seimbang? Percobaan dengan starting langsung Mencatat data hasil pengukuran Apakah suplai tegangan tidak seimbang? Percobaan dengan starting langsung Mencatat data hasil pengukuran Tidak YA Tidak A B YA Universitas Sumatera Utara 44 Percobaan dengan starting Y- ∆ Mencatat data hasil pengukuran Percobaan dengan starting autotransformator Mencatat data hasil pengukuran Percobaan selesai dan merapikan peralatan percobaan Mengolah dan menganalisis data percobaan Selesai Percobaan dengan starting Y- ∆ Mencatat data hasil pengukuran Percobaan dengan starting autotransformator Mencatat data hasil pengukuran Percobaan selesai dan merapikan peralatan percobaan Mengolah dan menganalisis data percobaan Selesai A B Gambar 3.1 Flowchart Penelitan Universitas Sumatera Utara 45 3.6 Prosedur penelitian 3.6.1 Rangkaian percobaan Sebelum melakukan percobaan, terlebih dahulu dibuat rangkaian percobaan sesuai dengan percobaan yang dilakukan. Adapun diagram skematik pecobaan yang akan digunakan adalah seperti gambar berikut: 1. Diagram percobaan motor induksi 3 fasa tegangan seimbang Gambar 3.2 Diagram percobaan motor induksi 3 fasa tegangan seimbang. Dengan: PTAC = Pengatur tegangan AC V = Voltmeter M I = Motor induksi 3 fasa S = Switch Gen DC = Generator DC RL = Tahanan geser PTDC = Pengatur tegangan DC n = Tachometer A = Amperemeter T = Timbangan torsi Universitas Sumatera Utara 46 2. Diagram percobaan motor induksi 3 fasa tegangan tidak seimbang Gambar 3.3 Diagram percobaan motor induksi 3 tegangan tidak seimbang. Dengan: PTAC = Pengatur tegangan AC V = Voltmeter M I = Motor induksi 3 fasa S = Switch Gen DC = Generator DC RL = Tahanan geser PTDC = Pengatur tegangan DC n = Tachometer A = Amperemeter T = Timbangan torsi R = Tahanan Universitas Sumatera Utara 47 3. Diagram kontrol starting Y- ∆ Gambar 3.4 Diagram kontrol starting Y- ∆ pada motor induksi 3 fasa. Dengan: M = MC motor OLR = Relai beban lebih T = Relai waktu tunda STOP = Tombol stop Y = MC Y START = Tombol Start ∆ = MC ∆ Universitas Sumatera Utara 48

3.6.2 Prosedur percobaan 1. Prosedur percobaan tegangan seimbang.

a Motor induksi 3 fasa dikopel dengan generator DC, kemudian rangkaian percobaan disusun seperti Gambar 3.2. b Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan pengatur tegangan dalam keadaan posisi minimum, sedangkan posisi tahan RL diatur sedemikian dan dijaga konstan. c Switch S1 ditutup, pengatur PTAC dinaikan sampai 220 V untuk starting langsung, PTAC diatur 50, 65,dan 80 untuk starting autotrafo,dan untuk starting Y- ∆ rangkaian dihubungkan dengan rangkaian kontrol seperti Gambar 3.4. d Switch S3 ditutup, pengatur PTDC dinaikan hingga A5 menunjukan arus penguat nominal. e Switch S2 ditutup, tahanan RL tetap dijaga konstan. Kemudian dicatat pengukuran arus, torsi , putaran, dan daya masukan motor. f Percobaan selesai.

2. Prosedur percobaan tegangan tidak seimbang.

a Motor induksi 3 fasa dikopel dengan generator DC, kemudian rangkaian pengukuran disusun seperti Gambar 3.3. b Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan pengatur tegangan dalam keadaan posisi minimum, sedangkan posisi tahan RL diatur sedemikian dan dijaga konstan. c Switch S1 ditutup, pengatur PTAC dinaikan sampai 220 V untuk starting langsung, PTAC diatur 50, 65,dan 80 untuk starting autotrafo,dan Universitas Sumatera Utara 49 untuk starting Y- ∆ rangkaian dihubungkan dengan rangkaian kontrol seperti Gambar 3.4. d Tegangan suplai diatur agar tidak seimbang dengan mengatur tahanan geser pada fasa T, sedangkan tegangan pada fasa R dan fasa S dijaga tetap seimbang. e Switch S3 ditutup, pengatur PTDC dinaikan hingga A5 menunjukan arus penguat nominal. f Switch S2 ditutup, tahanan RL tetap dijaga konstan. Kemudian dicatat pengukuran arus, torsi , putaran, dan daya masukan motor. g Percobaan selesai. Universitas Sumatera Utara 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Motor induksi 3 fasa merupaka jenis motor AC yang paling sering digunakan dalam dunia industri maupun rumah tangga. Hal ini disebabkan motor induksi 3 fasa sangat mudah dalam pengoperasiannya. Adanya ketidakseimbangan tegangan yang menyuplai motor induksi 3 fasa akan berakibat terhadap unjuk kerja motor induksi 3 fasa. Tegangan tidak seimbang yang menyuplai motor induksi 3 fasa dapat disebabkan oleh adanya gangguan asimetri pada sistem tenaga dan kegagalan studi peramalan beban sehingga distribusi beban disetiap fasanya tidak sama. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengaruh suplai tegangan tidak seimbang terhadap unjuk kerja motor induksi 3 fasa dengan menggunakan jenis starting yang sering digunakan.

4.2 Data Percobaan

Dari hasil penelitian percobaan motor induksi 3 fasa dengan menggunakan starting langsung, starting Y- ∆, starting autotransformer di Laboratorium Konversi Energi, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara diperoleh data pengujian sebagai berikut:

4. 2. 1 Data percobaan Motor induksi 3 fasa tegangan seimbang.

Berikut data yang diperoleh dari pengujian motor induksi 3 fasa di Laboratorium Konversi Energi FT USU dengan menggunakan starting langsung, starting Y- ∆, dan starting autotransformer pada kondisi tegangan seimbang: Universitas Sumatera Utara 51 Tabel 4.1 Data hasil pengukuran unjuk kerja motor induksi dengan starting langsung. Vrs= 220V Vst= 220V Vtr=220V IsA InA Ts gr Tngr n rpm PinW I R I S I T I R I S I T 5 5 5 1,85 1,85 1,85 740 200 1410 270 Tabel 4.2 Data hasil pengukuran unjuk kerja motor induksi dengan starting Y- ∆. Vrs= 220V Vst= 220V Vtr=220V Y ∆ IsA InA Tsgr Tngr n rpm PinW I R I S I T I R I S I T Y 3,3 3,3 3,3 − − − 600 − 1410 270 ∆ − − − 1,89 1,89 1,89 − 200 Tabel 4.3 Data hasil pengukuran unjuk kerja motor induksi dengan starting autotransformer. Vrs= 220V Vst= 220V Vtr=220V Tap IsA InA Ts gr Tngr n rpm PinW I R I S I T I R I S I T 50 3,1 3,1 3,1 − − − 550 − 1410 270 65 2,3 2,3 2,3 − − − 400 − 80 − − − 1,9 1,9 1,9 − 220

4. 2. 2 Data percobaan Motor induksi 3 fasa tegangan tidak seimbang.

Berikut data yang diperoleh dari pengujian motor induksi 3 fasa di Laboratorium Konversi Energi FT USU dengan menggunakan starting langsung, starting Y- ∆, dan starting autotransformer pada kondisi tegangan tidak seimbang: Universitas Sumatera Utara 52

4.2.2.1 Data percobaan Motor induksi 3 fasa tegangan tidak seimbang sebesar 1.

Tabel 4.4 Data hasil pengukuran unjuk kerja motor induksi dengan starting langsung. Vrs= 220V Vst= 220V Vtr=216V IsA InA Ts gr Tngr n rpm PinW I R I S I T I R I S I T 6 6,2 5,9 2,1 2 1,9 735 195 1410 280 Tabel 4.5 Data hasil pengukuran unjuk kerja motor induksi dengan starting Y- ∆. Vrs= 220V Vst= 220V Vtr=216V Y ∆ IsA InA Ts gr Tngr n rpm PinW I R I S I T I R I S I T Y 3,4 3,5 3,3 − − − 550 − 1405 275 ∆ − − − 2 2,1 1,9 − 190 Tabel 4.6 Data hasil pengukuran unjuk kerja motor induksi dengan starting autotransformer. Vrs= 220V Vst= 220V Vtr=216V Tap IsA InA Ts gr Tngr n rpm PinW I R I S I T I R I S I T 50 3,3 3,1 3,4 − − − 480 − 1410 275 65 2,5 2,4 2,2 − − − 370 − 80 − − − 1,95 2 1,9 − 200 Universitas Sumatera Utara 53

4.2.2.2 Data percobaan Motor induksi 3 fasa tegangan tidak seimbang sebesar 3.

Tabel 4.7 Data hasil pengukuran unjuk kerja motor induksi dengan starting langsung. Vrs= 220V Vst= 220V Vtr=209V IsA InA Ts gr Tngr n rpm PinW I R I S I T I R I S I T 6,3 6,5 6,1 2,2 2,3 2 700 185 1405 300 Tabel 4.8 Data hasil pengukuran unjuk kerja motor induksi dengan starting Y- ∆. Vrs= 220V Vst= 220V Vtr=209V Y ∆ IsA InA Ts gr Tngr n rpm PinW I R I S I T I R I S I T Y 3,5 3,7 3,4 − − − 550 − 1400 280 ∆ − − − 2,2 2,3 2,2 − 180 Tabel 4.9 Data hasil pengukuran unjuk kerja motor induksi dengan starting autotransformer. Vrs= 220V Vst= 220V Vtr=209V Tap IsA InA Ts gr Tngr n rpm PinW I R I S I T I R I S I T 50 3,3 3,2 3,5 − − − 460 − 1405 290 65 2,6 2,3 2,4 − − − 350 − 80 − − − 2 2,1 1,95 − 190 Universitas Sumatera Utara 54

4.3 Analisis Data