19
2.2.1 Stator
Stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang diam dan tempat mengalirkan arus fasa Gambar 2.2a. Stator terdiri atas tumpukan
laminasi inti yang memiliki alur yang menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk silindris. Tiap elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran
besiGambar 2.2b. Alur pada tumpukan laminasi inti diisolasi dengan kertas Gambar 2.2c. Tiap lembaran besi tersebut memiliki beberapa alur dan
beberapa lubang pengikat untuk menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar dalam alur yang disebut belitan fasa yang terpisah secara listrik sebesar 120
. Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapisi dengan isolasi tipis.
Kemudian tumpukan inti dan belitan stator diletakkan dalam cangkang silindris Gambar 2.2c. Berikut ini contoh lempengan laminasi inti, lempengan inti yang
disatukan, belitan stator yang telah dilekatkan pada cangkang luar untuk motor induksi 3 fasa. Berikut konstruksi stator dan laminasi-laminasi stator ditunjukkan
pada Gambar 2.2 berikut:
a.Stator dan tumpukan laminasi b. Lempengan inti stator c. Tumpukan inti dan kertas isolasi
Gambar 2.2 Komponen stator motor induksi 3 fasa
Universitas Sumatera Utara
20
2.2.2 Rotor
Rotor merupakan bagian dari mesin induksi yang berputar dan terletak di dalam motor induksi. Rotor dari motor induksi terdiri dari 2 bagian yaitu rotor
sangkar squirrel cage rotordan rotor belitan wound rotor[6].
Pada rotor sangkar terdiri dari susunan batang konduktor yang dibentangkan ke dalam slot-slot yang terdapat pada permukaan rotor dan tiap-tiap
ujungnya dihubung singkat dengan menggunakan cincin aluminium. Batang rotor dan cincin ujung sangkar tupai yang kecil merupakan hasil cetakan tembaga atau
aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor, maka batang rotor ini kelihatan seperti kandang tupai sehingga disebut motor induksi rotor sangkar tupai.
Berikut gambar rotor sangkar tupai yang ditunjukan oleh Gambar 2.3:
Gambar 2.3 Rotor sangkar tupai
Berbeda dengan rotor belitan wound rotor, rotor dililit dengan lilitan terisolasi dengan lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan dengan hubungan
wyedan masing-masing ujung fasa terbuka dikeluarkan ke cincin slip yang terpasang pada poros rotor. Slot rotor menampung belitan terisolasi yang mirip
dengan belitan pada stator. Dalam hal ini, sikat karbon menekan cincin slip, oleh karena itu tahanan eksternal dapat dihubungkan seri ke belitan rotor untuk
mengontrol torsi start dan kecepatan selama pengasutan. Penambahan tahanan eksternal pada rangkaian rotor belitan mengahasilkan torsi yang lebih besar
dengan arus starting yang lebih kecil dibandingkan dengan rotor sangkar.
Universitas Sumatera Utara
21
Konstruksi motor induksi 3 fasa dengan rotor belitan dapat ditunjukkan Gambar 2.4 berikut [6]:
Gambar 2.4 Konstruksi rotor belitan 2.3 Medan Putar
Adanya putaran dalam motor induksi 3 fasa terjadi akibat adanya medan putar fluks yang berputar yang memotong rotor. Medan putar ini terjadi apabila
kumparan stator dihubungkan dengan suplai fasa banyak, umumnya tiga fasa [6]. Pada saat terminal tiga fasa motor induksi dihubungkan dengan suplai tiga
fasa maka arus bolak-balik tiga fasa i
a
, i
b
, i
c
,yang terpisah sebesar 120 satu sama
lain akan mengalir pada kumparan stator. Arus-arus ini akan menghasilkan gaya gerak magnet yang kemudian menghasilkan fluks yang berputar atau disebut juga
medan putar. Untuk melihat bagaimana medan putar dihasilkan, dapat diambil contoh sebuah motor induksi tiga fasa yang dihubungkan dengan sumber tiga fasa
sehingga pada stator mengalir arus tiga fasa yang kemudian menghasilkan medan
putar seperti Gambar 2.5 berikut[6]:
Universitas Sumatera Utara
22
Gambar 2.5 Medan putar motor induksi 3 fasa, dan arus 3 fasa seimbang
Pada t
1
fluks resultan mempunyai arah yang sama dengan arah fluks yang dihasilkan ole kumparan a-a, pada t
2
fluks resultannya dihasilkan oleh kumparan b-b. Untuk t
4
, fluks resultannya berlawanan arah dengan fluks resultan yang dihasilkan pada saat t
1
[6]. Arah putaran rotor motor induksi searah dengan putaran medan putar stator,
namun kecepatan putaran rotor lebih rendah daripada kecepatan sinkronnya. Perbedaan dari kecepatan putar ini disebut dengan slip motor induksi.
2.4 Slip