Analisis Hasil METODE PENELITIAN

penelitian ini. Adapun data-data yang didapatkan dan dibuat grafik antara variasi serat Alkali Resistant Glassfibre ARG, batu apung terhadap kuat tekan dan tarik, sebagai berikut : 1. data hasil pemeriksaan agregat halus pasir, 2. data hasil pemeriksaan agregat kasar batu apung, 3. data hasil uji kuat tekan dengan tambahan Alkali Resistant Glassfibre ARG variasi 0, 0,2, 0,4 dan 0,6, 4. data hasil uji kuat tarik dengan tambahan Alkali Resistant Glassfibre ARG variasi 0, 0,2, 0,4 dan 0,6, 5. data hasil hubungan kuat tekan dan kuat tarik dengan tambahan Alkali Resistant Glassfibre ARG variasi 0, 0,2, 0,4 dan 0,6, 6. data hasil uji berat jenis dengan tambahan Alkali Resistant Glassfibre ARG variasi 0, 0,2, 0,4 dan 0,6, 7. data hasil uji nilai slump dengan tambahan Alkali Resistant Glassfibre ARG variasi 0, 0,2, 0,4 dan 0,6, 8. grafik hubungan kuat tekan dengan tambahan serat Alkali Resistant Glassfibre ARG variasi 0, 0,2, 0,4 dan 0,6, 9. grafik hubungan kuat tarik dengan tambahan serat Alkali Resistant Glassfibre ARG variasi 0, 0,2, 0,4 dan 0,6, 10. grafik hubungan hasil kuat tekan dan kuat tarik dengan tambahan serat Alkali Resistant Glassfibre ARG variasi 0, 0,2, 0,4 dan 0,6, 11. grafik hubungan berat jenis dengan tambahan serat Alkali Resistant Glassfibre ARG variasi 0, 0,2, 0,4 dan 0,6, 46

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

Pemeriksaan bahan susun beton dengan agregat kasar batu apung yang dilakukan di laboratorium telah mendapatkan hasil sebagai berikut : 1. hasil pemeriksaan bahan susun agregat halus Pasir a. Gradasi agregat halus Pasir Merapi Hasil pemeriksaan gradasi agregat halus pasir Merapi digambarkan pada gambar 5.1. Gradasi yang digunakan adalah daerah gradasi no. 2, yaitu pasir agak kasar dengan modulus halus butir sebesar 2,493 yang termasuk pada agregat halus normal karena modulus halus butir memenuhi syarat 1,5 sampai 3,8 Tjokrodimuljo, 2007. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Gambar 5.1 Grafik Gradasi Agregat Halus b. Kadar air agregat halus Kadar air rata-rata yang didapat dari hasil pemeriksaan sebesar 2,53 . Kondisi ini tidak termasuk dalam koridor yang tidak normal dimana kadar air untuk agregat halus pasir pada umumnya antara 1 sampai 2 Tjokrodimuljo, 2007. Hasil pemeriksaan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. 20 40 60 80 100 10 4.8 2.4 1.2 0.6 0.3 0.15 P erse n L olos Ukuran Saringan mm Gradasi Agregat Halus Agar kasar min Agak kasar max Hasil Pengujian 47 c. Berat jenis dan penyerapan air agregat halus Dari hasil pemeriksaan, berat jenis pasir jenuh kering muka didapat sebesar 2,66. Agregat normal ialah agregat yang mempunyai berat jenis antara 2,3 sampai 3,1 ASTM C.33 dalam Mulyono, 2004 sedangkan berat jenis agregat ringan adalah kurang dari 2,0 sehingga pasir ini masih tergolong agregat normal. Penyerapan air dari keadaan kering menjadi keadaan jenuh kering muka adalah 11,11 . Agregat normal mempunyai kemampuan serap air kurang dari 3 SII.0052 dalam Mulyono, 2004 sehingga agregat yang digunakan ini termasuk agregat normal. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. d. Berat satuan agregat halus Berat satuan pasir SSD didapat sebesar 1,425 gramcm 3 . Berat satuan ini berfungsi untuk mengindikasikan apakah agregat tersebut porous atau mampat. Semakin besar berat satuan maka semakin mampat agregat tersebut. Hal ini akan berpengaruh juga nantinya pada proses pengerjaan beton bila dalam jumlah besar, dan juga berpengaruh pada kuat tekan beton, dimana apabila agregatnya porous maka biasa terjadi penurunan kuat tekan pada beton Mulyono, 2004. Analisis dari pemeriksaan berat satuan dapat dilihat pada Lampiran 4. e. Kadar lumpur agregat halus Agregat yang digunakan sebaiknya memiliki kadar lumpur sekecil mungkin karena hal tersebut akan mempengaruhi kekuatan beton yang dihasilkan. Kadar lumpur agregat halus diperoleh sebesar 2,73 , lebih kecil dari batas yang ditetapkan untuk beton normal sebesar 5 ASTM C.33 dalam Mulyono, 2004 sehingga pasir tidak perlu dicuci saat digunakan. Hasil pemeriksaan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. 2. Hasil pemeriksaan bahan susun agregat kasar batu apung a. Kadar air agregat kasar Kadar air rata-rata yang didapat dari hasil pemeriksaan sebesar 26,03 . Syarat kadar air maksimum untuk agregat normal adalah sebesar 2 SII.0052 dalam Mulyono, 2004, dari data kadar air agregat kasar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Abu Ampas Tebu Terhadap Kuat Tekan Dan Pola Retak Beton (Kajian Eksperimental)

9 90 132

PENGARUH KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR BATU APUNG DENGAN TAMBAHAN KAWAT BENDRAT 50 MM ( Variasi Kawat Bendrat 0%, 0,5%, 0,75%, dan 1% )

3 9 92

PENGARUH SERAT BENDRAT TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH, DAN KUAT LENTUR BETON RINGAN PENGARUH SERAT BENDRAT TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH, DAN KUAT LENTUR BETON RINGAN.

0 4 14

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN BATU APUNG DAN SERBUK BATU Tinjauan Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Beton Ringan Dengan Menggunakan Batu Apung Dan Serbuk Batu Palimanan.

0 2 16

PENDAHULUAN Tinjauan Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Beton Ringan Dengan Menggunakan Batu Apung Dan Serbuk Batu Palimanan.

0 2 6

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN BATU APUNG DAN SERBUK BATU Tinjauan Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Beton Ringan Dengan Menggunakan Batu Apung Dan Serbuk Batu Palimanan.

0 1 24

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BALOK TANPATULANGAN BETON RINGAN MENGGUNAKAN BATU APUNG Tinjauan Kuat Tekan Dan Kuat Lentur Balok Tanpa Tulangan Beton Ringan Menggunakan Batu Apung Sebagai Agregat Kasar Dengan Bahan Tambah Kapur Dan Aluminium Pasta.

0 2 19

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BALOK TANPA TULANGAN BETONRINGAN MENGGUNAKAN BATU APUNG SEBAGAI AGREGAT KASAR DENGAN Tinjauan Kuat Tekan Dan Kuat Lentur Balok Tanpa Tulangan Beton Ringan Menggunakan Batu Apung Sebagai Agregat Kasar Dengan Bahan Tambah

0 1 11

Kuat Tekan Dan Modulus Elastisitas Beton Ringan Menggunakan Batu Apung Sebagai Agregat Kasar Dan Superplastisizer.

0 0 8

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BATU KARANG SEBAGAI AGREGAT KASAR

0 0 16