5 c.
Skor 2 diberikan apabila butir yang dimaksudkan pada buku ajar mencapai 50-59 dari pemenuhan maksud butir sebagaimana dijelaskan dalam
deskripsi butir. d.
Skor 1 diberikan apabila butir yang dimaksudkan pada buku ajar kurang dari 50 dari pemenuhan maksud butir sebagaimana dijelaskan dalam deskripsi
butir. 2.
Penghitungan rerata skor pada masing-masing subkomponen. 3.
Melakukan analisis deskriptif persentase dengan rumus. Analisis penilaian tahap II menggunakan rumus sebagai berikut:
= x 100 Dimana n : nilaiskor yang diperoleh
N : jumlah seluruh nilaiskor maksimum 4.
Data dari skor persentase yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan kriteria kesesuaian hasil penilaian buku ajar terhadap instrumen BSNP, dan setelah itu
ditafsirkan dengan kalimat kualitatif. Berikut tabel kriteria kesesuaian
Tabel 1. Kriteria kesesuaian hasil penilaian buku ajar terhadap instrumen BSNP.
Interval Kriteria
75 x ≤ 100
Sangat sesuai 50 x ≤ 75
Sesuai 25 x ≤ 50
Cukup Sesuai 0 x ≤ 25
Tidak Sesuai
5. Kesimpulan atau verifikasi merupakan tahapan dalam menarik kesimpulan atau
informasi singkat dan jelas yang merupakan pengungkapan akhir dari hasil tindakan.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di beberapa SMP di kabupaten Sukoharjo, LKS yang paling banyak digunakan adalah buku LKS
karangan MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran Matematika SMP terbitan
6 Perusahaan Daerah Percada PD. Percada. LKS ini berisi materi semester genap
yang terdiri dari 3 bab, yaitu Himpunan, Garis dan Sudut, Segitiga dan Segiempat. Analisis Buku Suplemen Bahan Ajar Matematika SMP Kelas VII Semester Genap
Karangan MGMP Matematika Sukoharjo meliputi dua tahap penilaian. Pada penilaian tahap I buku ajar dinilai secara cepat
skimming
yang memfokuskan pada aspek kesesuaian SK dan KD, dan kelayakan penyajian, selanjutnya dinilai kembali
secara lebih komprehensif dan mendalam pada penilaian tahap II. Penilaian tahap II buku ajar meliputi dua komponen penilaian, yaitu komponen kelayakan isi dan
komponen penyajian. Buku Suplemen Bahan Ajar Matematika SMP Kelas VII Semester Genap
Karangan MGMP Matematika Sukoharjo memperoleh jawaban positif untuk lima dari sembilan butir penilaian tahap I. Penilaian tahap I mencakup dua komponen
yaitu kelayakan isi dan penyajian. Pada komponen kelayakan isi, penilaian difokuskan pada Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD. Standar
Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD tercantum secara implisit dalam buku tersebut. Hal ini ditunjukkan dari judul-judul bab dalam buku-buku tersebut
mencerminkan materi yang terkandung dalam SK dan KD. Untuk butir kesesuaian isi buku dengan SK dan KD, buku tersebut juga
memperoleh jawaban “ya” yang berarti respon positif. Komponen kedua dalam penilaian tahap I adalah penyajian yang difokuskan pada ada tidaknya bagian-bagian
penting bagi sebuah buku ajar. Kedua buku yang dianalisis dalam penelitian ini tidak semuanya mendapatkan jawaban positif seperti yang disyaratkan pada instrumen
penilaian. Butir tujuan setiap bab, peta konsep, kata kunci dan daftar pustaka tidak terpenuhi pada buku yang dianalisis.
Setelah penilaian tahap I, buku akan dinilai kembali pada penilaian tahap II untuk aspek materi dan penyajian. Rata-rata hasil penilaian pada aspek materi dapat
dilihat pada gambar 1
7
75 50
66.67 100 100 100 100 100
83.33 25
91.67 66.67
25 66.67
50 25
20 40
60 80
100 120
A B
C D
E F
G H
I J
K L
M N
O P
Persentase Skor Rata-rata
Gambar 1. Grafik Perolehan Persentase Skor Aspek Materi
Keterangan: A : Sub aspek kelengkapan materi
I : Sub aspek penalaran B : Sub aspek keluasan materi
J : Sub aspek pemecahan masalah C : Sub aspek kedalaman materi
K : Sub aspek keterkaitan antar konsep D : Sub aspek akurasi konsep dan definisi
L : Sub aspek komunikasi E : Sub aspek akurasi prinsip
M : Sub aspek penerapan F : Sub aspek akurasi prosedur
N : Sub aspek kemenarikan materi G : Sub aspek akurasi contoh
O : Sub aspek informasi lebih jauh H : Sub aspek akurasi soal
P : Sub aspek materi pengayaan Berdasarkan Gambar 1. Dapat dilihat bahwa pada sub aspek kelengkapan
materi pada buku tersebut memperoleh persentase kesesuaian 75. Hal ini dikarenakan materi yang disampaikan tidak seluruhnya mencakup materi yang
diinginkan dalam SK dan KD. Setiap bab hanya menyajikan beberapa materi pokok saja tanpa disertai materi penjelas lainnya. Pada sub aspek keluasan materi
mendapatkan tingkat kesesuaian cukup sesuai dengan standar BSNP yang mencapai 50 karena materi yang disajikan kurang mencakup pengenalan konsep, definisi,
prinsip, dan prosedur sesuai yang terkandung dalam SK dan KD. Tidak hanya itu saja, buku ajar tersebut juga kurang lengkap dalam menyajikan contoh dan soal
latihan yang memperjelas konsep, definisi, prinsip, dan prosedur. Pada sub aspek kedalaman materi juga mendapatkan penilaian yang sesuai dengan standar BSNP
yaitu 66,67 karena buku hanya memuat beberapa penjelasan konsep, definisi, prinsip, atau prosedur sesuai dengan SK dan KD yang disampaikan pada tiap babnya.
8 Hal ini dikuatkan dengan penelitian Muhammad Yusuf 2010 yang menyimpulkan
bahwa siswa masih kesulitan pembelajaran dengan LKS interaktif, mereka kurang bisa memahami materi yang ada dimenu LKS.
Pada sub aspek akurasi konsep dan definisi mendapat nilai rata-rata 100 karena konsep dan definisi yang disajikan pada tiap-tiap bab sudah sesuai dengan
kebutuhan pemenuhan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Selain itu tidak terdapat kesalahan konsep dan definisi pada keseluruhan bab. Sub aspek akurasi
prinsip juga mendapat penilaian 100 karena semua prinsip sudah dirumuskan dengan akurat dan tidak menimbulkan multitafsir bagi peserta didik. Sama halnya
dengan sub aspek akurasi prosedur, sudah disajikan sesuai dengan akurat. Prosedur disajikan dalam pemenuhan kebutuhan proses pematematikaan, penyelesaian
masalah, atau perhitungan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Pada sub aspek akurasi contoh dan soal juga mendapatkan nilai rata-rata 100 tetapi masih
ada sedikit soal yang belum akurat. Pada sub aspek penalaran
reasoning
mendapat persentase sebesar 83,33. Aspek penalaran ini berhubungan erat dengan berpikir
logis. Menurut penelitian Dian, Tia, Kartika, dan Eha 2009 bahwa upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis dapat menjembatani pada peningkatan hasil
belajar matematika siswa melalui pemahaman yang benar terhadap konsep-konsep matematika. Materi yang disajikan pada bab 2 dan 3 sudah memuat uraian, contoh
dan soal yang mendorong peserta didik untuk secara runtut membuat kesimpulan yang sahih, tetapi tidak pada bab 1.
Selanjutnya pada sub aspek pemecahan masalah
problem solving
diperoleh hasil sebesar 25 atau masih berada pada kriteria tidak sesuai. Hal ini disebabkan
karena kurangnya soal pemecahan masalah ataupun soal non rutin. Porsi soal pemecahan masalah yang disajikan tidak proporsional bila dibandingkan dengan soal
pemahaman konsep atau soal penalaran dan komunikasi. Berdasarkan penelitian Gita 2005 dijelaskan bahwa hasil belajar matematika siswa rendah. Rendahnya hasil
belajar ini merupakan indikator rendahnya kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Dengan kata lain, siswa mengalami banyak kesalahan dalam pemecahan
masalah menjawab soal. Banyaknya kesalahan dalam menjawab soal dikarenakan siswa tidak terbiasa mengerjakan soal pemecahan masalah didalam buku karena
9 porsi soal yang masih sedikit. Pada sub aspek keterkaitan antar konsep mendapat
persentase sebesar 91,67. Walaupun tidak sempurna, namun sudah masuk ke dalam kriteria sangat sesuai. Beberapa bab masih belum memperhatikan keterkaitan antara
matematika dengan ilmu lain. Hanya menunjukkan keterkaitan antar konsep dan keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari yaitu dapat dilihat pada bab 3.
Pada sub aspek komunkasi
write and talk
hanya mendapatkan persentase sebesar 66,67 yang masuk dalam kriteria sesuai dengan standar penilaian dari
BSNP. Contoh atau latihan yang disajikan pada tiap-tiap bab mengomunikasikan gagasan secara tertulis saja. Namun belum semua bab menyajikan contoh atau
latihan yang menuntut peserta didik untuk mengomunikasikan jawabannya secara lisan. Hal ini dikuatkan dengan penelitian Jumalia, Yusmet, dan Nurhayati 2012
yang menyimpulkan bahwa masih banyaknya siswa yang kurang mampu untuk menyampaikan ide atau gagasannya, bahkan hal ini menjadi kendala ikut dirasakan
oleh siswa-siswa pintar. Jika hal ini terus dibiarkan maka kemampuan komunikasi matematika siswa akan semakin berkurang dan akan berdampak buruk pada hasil
belajar siswa. Untuk itu perlu dilakukan inovasi pembelajaran agar siswa dapat menumbukaan dan meningkatkan kemampuan komunikasi matematika mereka.
Semua bab pada buku menyajikan uraian serta contoh yang menjelaskan penerapan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari atau dalam ilmu lain. Tetapi pada
sub aspek penerapan hanya sebesar 25 saja dari keseluruhan uraian, contoh dan soal latihan. Oleh karena itu, butir penerapan aplikasi masih termasuk pada kriteria
tidak sesuai. Sub aspek selanjutnya adalah kemenarikan materi. Sub aspek ini dinilai
memenuhi 66,67 dari pemenuhan butir yang dimaksudkan dalam indikator butir penilaian. Pada buku materi yang disajikan sudah memuat gambar, contoh dan soal
yang menarik. Namun belum ada foto, sketsa, cerita sejarah dan topik tentang
recreational mathematics
, namun demikian butir ini sudah mencapai kriteria yang sesuai dengan yang diamanatkan oleh BSNP. Berikutnya adalah sub aspek
mendorong untuk mencari informasi lebih jauh. Sub aspek ini hanya mendapat persentase sebesar 50 cukup sesuai karena semua bab belum memuat tugas yang
mendorong peserta didik untuk mencari informasi lebih lanjut melalui berbagai
10 sumber lain seperti internet, buku artikel atau yang lainnya. Sub aspek terakhir
adalah adanya materi pengayaan
enrichment
. Dari 3 bab yang ada pada buku, tidak ada bab yang memuat materi pengayaan. Karena itu butir ini mendapat persentase
sebesar 25. Dari persentase sub aspek-sub aspek tersebut diperoleh rata- rata persentase
secara keseluruhan tentang kesesuaian kelayakan isi terhadap standar BSNP sebesar 72,69 yang artinya sesuai dengan standar BSNP.
Selanjutnya penilaian tahap II aspek penyajian, rata-rata hasil penilaian pada aspek materi dapat dilihat pada gambar 3.
58,57 100
83,33 66,67
88,89 66,67
50 44,44
50 100
150
A B
C D
E F
G H
I Persentase Skor Rata-rata
Gambar 3. Grafik Perolehan Persentase Skor Aspek Penyajian
Keterangan: A : Sub aspek sistematika penyajian
B : Sub aspek keruntutan penyajian C : Sub aspek observasi, investigasi, eksplorasi, atau inkuiri
D : Sub aspek masalah kontekstual E : Sub aspek menumbuhkan berpikir kritis, kreatif, atau inovatif
F : Sub aspek memuat
hands-on activity
G : Sub aspek bagian pendahulu H : Sub aspek bagian isi
I : Sub aspek bagian penyudah Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa pada sub aspek sistematika
penyajian buku ini memperoleh persentase sebesar 58,57 dan sudah termasuk kriteria sangat sesuai dengan instrumen dari BSNP. Tiap bab pada buku terdapat
gambar, ilustrasi dan contoh. Walaupun semua bab tidak menyertakan foto, sejarah
11 tentang ilmu yang berkaitan dengan materi pada bab tersebut juga tidak menyajikan
materi prasyarat sebagai pendahulu ,rata-rata tiap materi yang disampaikan sudah menggunakan susunan kalimat dan contoh penggunaanya dalam kehidupan sehari-
hari yang sesuai dengan materi yang disajikan dan pada akhir buku terdapat pembangkit motivasi untuk siswa.
Selanjutnya adalah sub aspek keruntutan penyajian. Buku menyajikan materi secara runtut menggunakan alur berpikir yang sesuai dengan kebutuhan materi, serta
menyajikan materi prasyarat yang mendahului materi pokok yang berkaitan dengan materi prasyarat yang bersangkutan. Konsep yang disajikan terurut mulai dari yang
mudah ke sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks agar mendorong peserta didik untuk terlibat aktif. Oleh karena itu, butir keruntutan penyajian mendapat
persentase penilaian sebesar 100. Untuk sub
aspek observasi, investigasi, eksplorasi, atau inkuiri , buku sudah
dilengkapi dengan tugas observasi, investigasi, eksplorasi, dan inkuiri sehingga memperolah rata-rata sebesar 83,33. Sub aspek selanjutnya adalah masalah
kontekstual. Pada buku sub aspek ini hanya mencapai 66,67 kesesuaian dengan standar penilaian dari BSNP karena belum semua bab menyajikan masalah
kontekstual. Menumbuhkan berpikir kritis, kreatif, atau inovatif merupakan butir ketiga pada sub komponen penyajian pembelajaran dan mencapai kriteria penyajian
yang sangat sesuai dengan standar penilaian dari BSNP. Menurut penelitian Eka, Endang, dan Wisanti 2012 menyimpulkan bahwa Lembar Kegiatan Siswa berbasis
keterampilan berpikir kritis memiliki komponen-komponen yang melatih siswa dalam melakukan interpretasi, analisis, evaluasi, menyimpulkan dan menjelaskan.
Pelatihan keterampilan-keterampilan berpikir kritis diatas kemudian mampu membantu siswa dalam menyerap dan memahami informasi sehingga proses belajar
mengajar semakin lancar dan meningkatkan hasil belajar. Dalam hal ini LKS dikatakan mampu memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses
belajar semakin lancar. Dan menurut penelitian Supardi 2012 menyimpulkan bahwa kreativitas menentukan pencapaian kemampuan belajar matematika secara
optimal, dan mampu meraih prestasi yang tinggi dalam belajar matematika. Prestasi yang tinggi dalam belajar adalah keinginan setiap orang. Hal ini menunjukkan bahwa
12 kreativitas berperan terhadap prestasi belajar matematika di sekolah. Untuk sub
aspek memuat
hands-on activity
mencapai 66,67 yang artinya sesuai dengan standar penilaian dari BSNP.
Untuk kelengkapan penyajian, buku belum begitu memperhatikan kelengkapan penyajian. Dapat dilihat pada bagian pendahulu hanya mencapai 50,
hal ini dikarenakana pada awal buku tidak disertakan petunjuk penggunaan dan akhir penyajian buku tidak disertakan daftar simbol. Untuk bagian isi hanya mencapai
44,44, hal ini dikarenakan buku tidak menyertakan tabel, rujukan serta rangkuman. Seharusnya pada akhir buku juga menyajikan daftar pustaka, indeks subjek, daftar
istilah, dan jawaban soal latihan terpilih. Tapi pada buku belum memuat itu semua, sehingga pada sub aspek bagian penyudah masih tergolong kedalam kriteria tidak
sesuai dengan besar persentase 0. Dari persentase sub aspek-sub aspek tersebut diperoleh rerata persentase
aspek penyajian untuk Buku Suplemen Bahan Ajar Matematika SMP Kelas VII Semester Genap Karangan MGMP Matematika Sukoharjo sebesar 62,39 yang
artinya sesuai dengan standar BSNP. Hal ini dikuatkan dengan penelitian Rizky dan Rohati 2014 yang menyimpulkan bahwa tidak semua siswa mau mengerjakan LKS,
karena LKS yang saat ini beredar disekolahan kebanyakan sangat membosankan bagi siswa dari segi penyajian atau tampilannya.
4. SIMPULAN