Analisis Materi dan Penyajian Buku Ajar Matematika Kelas VIII SMP di Kabupaten Temanggung.

(1)

ANALISIS MATERI DAN PENYAJIAN BUKU AJAR

MATEMATIKA KELAS VIII SMP DI

KABUPATEN TEMANGGUNG

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

oleh

Hardhini Indri Hapsari 4101406535

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Analisis Materi dan Penyajian Buku Ajar Matematika Kelas VIII SMP di Kabupaten Temanggung

disusun oleh

Nama : Hardhini Indri Hapsari NIM : 4101406535

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal 31 Desember 2010

Panitia

Ketua Sekretaris

Dr. Kasmadi Imam S., M.S. Drs. Edy Soedjoko, M. Pd.

195111151979031001 195604191987031001

Ketua Penguji

Drs. Arief Agustanto, M. Si. 196807221993031005

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Scolastika Mariani, M. Si. Isnaini Rosyida, S. Si., M. Si.

196502101991022001 197302191998022001


(3)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dirujuk dalam skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, Desember 2010 Penulis

Hardhini Indri Hapsari


(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Lebih baik menjadi orang yang pernah gagal daripada menjadi orang yang tidak pernah melakukan ikhtiar apapun.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

 Ibu yang telah melahirkanku. Semoga Allah memberikan Surga untukmu.  Mamah dan Alm. Babe yang selalu mengasihiku, memberikan doa, dan

telah membiarkan aku menjadi bagian dari kalian.  Bapak dan Ibuk untuk doa yang terbaik buatku.

 Mas Tommy, MbLan, Sam, Mb Ing, Mas Gun, Mb Ida, Mas Henk, Mb Ria, Mas Afan, Imam, Astri. Kalian kakak dan adik terbaik yang kumiliki.

 NobitaQ ( Joko Susilo Saputro ), yang selalu menghadirkan senyuman untuk hari-hariku.

 Icha, Vierna, Dida, Lefka, Awan yang selalu menghadirkan tawa.

Sahabatku REWO_REWO Uun, Ratna, Zaky, Filia, Desy, Dewi, Marlin dan Nan yang mau memberikan semangat serta keceriaan.

 Keluarga keduaku The MATe khususnya angkatan SG.

 Teman2 Spermatika khususnya wisudawan wisudawati April 2011, serta teman2 September kost (pu3 keong, si_we, mamake, ade2 kozku).


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan hidayah, inayah dan rahmat-Nya, karena akhirnya penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung skripsi ini tidak dapat terwujud. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Kasmadi Imam S, M.S, Dekan FMIPA yang telah memberikan kelancaran dalam perijinan penelitian.

3. Drs. Edy Soedjoko, M.Pd, Ketua Jurusan Matematika yang telah memberikan pengarahan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Dr. Scolastika Mariani, M. Si, Dosen pembimbing I yang telah ikhlas dan

penuh kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Isnaini Rosyida, S. Si, M. Si, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala Sekolah SMP di Kabupaten Temanggung yang telah memberikan ijin penelitian.

7. Guru-guru pengampu mata pelajaran matematika kelas VIII SMP di Kabupaten Temanggung yang telah membantu terlaksananya penelitian. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

membantu dan memberikan masukan bagi penyusunan skripsi ini.


(6)

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

Semarang, Desember 2010 Peneliti


(7)

ABSTRAK

Hapsari, Hardhini Indri. 2010. Analisis Materi dan Penyajian Buku Ajar Matematika Kelas VIII SMP di Kabupaten Temanggung. Skripsi. Jurusan Matematika. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: 1. Dr. Scolastika Mariani, M.Si, 2. Isnaini Rosyida, S.Si, M.Si.

Kata kunci: Analisis Materi dan Penyajian Buku Ajar, Instrumen BSNP, Materi Matematika SMP Kelas VIII

Buku ajar merupakan salah satu sarana pendidikan yang sangat penting dan strategis untuk menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar siswa di sekolah dan di rumah. Pada buku matematika kelas VIII, masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan maupun kurangnya komponen standar yang seharusnya ada pada sebuah buku. Salah satu cara yang dapat mengantisipasi hal tersebut adalah dengan adanya instrumen dari BSNP mengenai materi dan penyajian buku yang sesuai.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas buku ajar matematika kelas VIII SMP yang digunakan di Kabupaten Temanggung ditinjau dari aspek materi dan penyajiannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah buku matematika kelas VIII yang digunakan dalam proses belajar mengajar di 9 SMP di Kabupaten Temanggung. Dari 11 buku yang digunakan, peneliti mengambil buku yang merupakan buku ajar matematika yang terbanyak digunakan dalam proses belajar mengajar yaitu Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII terbitan Erlangga karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono.

Hasil analisis pada penilaian tahap I untuk kedua buku yang dianalisis memperoleh jawaban positif untuk semua butir penilaian. Hasil analisis pada penilaian tahap II Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII Semester 1 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono untuk komponen kelayakan isi memperoleh rata-rata sebesar 85,42% dan untuk komponen penyajian sebesar 79,85%. Sedangkan Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII Semester 2 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono untuk komponen kelayakan isi memperoleh rata-rata sebesar 82,76% dan untuk komponen penyajian sebesar 79,35%.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII Semester 1 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono terbitan Erlangga memiliki kriteria sangat sesuai untuk komponen kelayakan isi serta sesuai untuk komponen penyajian. Dan Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII Semester 2 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono terbitan Erlangga memiliki kriteria sesuai untuk komponen kelayakan isi serta sesuai untuk komponen penyajian. Disarankan kepada guru yang menggunakan Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono terbitan Erlangga memperhatikan beberapa hal yang masih belum sesuai dengan kriteria buku yang baik seperti yang telah peneliti paparkan. Namun secara umum, buku ini sudah mencapai kriteria yang sangat sesuai.


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

Bab I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Penegasan Istilah ... 6

1.5.1 Analisis ... 6

1.5.2 Buku Ajar ... 7

1.5.3 Kualitas Buku Ajar ... 7

1.5.4 Analisis Materi dan Penyajian Buku Ajar ... 7

1.6 Sistematika Skripsi ... 8

Bab II. LANDASAN TEORI 2.1 Sumber Belajar ... 9

2.2 Buku Ajar ... 10

2.3 Pengertian Konsep, Definisi, Prinsip, Prosedur, dan Algoritma ... 12

2.3.1 Konsep dan definisi ... 13

2.3.2 Prinsip ... 13

2.3.3 Prosedur dan algoritma ... 14


(9)

2.4 Standar Buku Ajar Matematika ... 14

2.4.1 Kelayakan Isi/Materi ... 14

2.4.2 Kelayakan Penyajian ... 22

Bab III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 29

3.1.1 Populasi ... 29

3.1.2 Sampel ... 29

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 29

3.2.1 Pengumpulan data buku ajar yang digunakan ... 29

3.2.2 Pengumpulan data tentang kelayakan buku teks pelajaran matematika berdasarkan standar BSNP .... 30

3.3 Instrumen Penelitian ... 31

3.4 Metode Analisis Data ... 31

Bab IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 34

4.1.1 Penilaian tahap I ... 34

4.1.2 Penilaian tahap II ... 35

4.2 Pembahasan ... 40

4.2.1 Penilaian tahap I ... 41

4.2.2 Penilaian tahap II ... 41

Bab V. PENUTUP 5.1 Simpulan ... 55

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN ... 59


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penilaian Tahap I ... 60

2. Instrumen Penilaian Tahap II ... 61

3. Penjabaran Penskoran Butir Instrumen Penilaian ... 63

4. Lembar Penilaian Umum Validator terhadap Instrumen Penelitian ... 70

5. Penilaian Tahap I Buku A ... 72

6. Penilaian Tahap I Buku B ... 73

7. Rekapitulasi Penilaian Tahap II ... 74

8. Uraian Penilaian Tahap II ... 85

9. Perhitungan Penilaian Tahap II ... 119

10. Deskripsi Butir Instrumen dari BSNP ... 129

11. Angket Penggunaan Buku Pelajaran Matematika oleh Guru ... 136

12. Validasi ... 145

13. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas VIII ... 151


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Rekapitulasi data buku yang digunakan guru matematika kelas

VIII di Kabupaten Temanggung ... 4

3.1 Rekapitulasi data penilaian tahap I ... 30

3.2 Rekapitulasi data penilaian tahap II ... 31

3.3 Kriteria Hasil Penilaian Buku Ajar ... 33

4.1 Rekapitulasi hasil penilaian tahap I untuk dua buah buku ajar yang dianalisis ... 35

4.2 Hasil penilaian kelayakan isi buku Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII Semester 1 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono terbitan Erlangga ... 36

4.3 Hasil penilaian kelayakan isi buku Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII Semester 2 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono terbitan Erlangga ... 37

4.4 Penilaian tahap II komponen penyajian buku ajar matematika untuk SMP kelas VIII semester 1 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono ... 38

4.5 Penilaian tahap II komponen penyajian buku ajar matematika untuk SMP kelas VIII semester 2 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono ... 39


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram batang hasil penilaian buku ajar komponen kelayakan

isi ... 38 2. Diagram batang hasil penilaian buku ajar komponen penyajian ... 40


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Untuk memajukan pendidikan di Indonesia, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sebagai kelanjutan dari Undang-Undang tersebut, maka disusunlah sebuah standar nasional untuk isi atau disebut Standar Isi ( SI ) melalui Permen No. 22 Tahun 2006. Standar ini harus dipenuhi oleh semua sistem pendidikan di nusantara karena SI bersifat nasional. Mengacu kepada SI ini juga standar yang lain seperti standar kompetensi guru dan standar buku/bahan ajar matematika dapat disusun sebagai rambu-rambu untuk menyusun kurikulum matematika.

Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum harus bisa memberikan arah dan patokan, serta keahlian pada pendidik setelah menyelesaikan suatu program pengajaran pada suatu lembaga. Oleh karena itu kurikulum selalu berubah dan berkembang sesuai dengan kemajuan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang terjadi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. Atas dasar pemikiran


(14)

itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilaksanakan untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan pada masa yang akan datang. Pendidikan juga merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam rangka membantu peserta didik menguasai materi pengajaran dan mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Pendidikan juga memiliki makna strategis dan merupakan saluran yang dapat mengungkapkan gagasan dan nilai-nilai baru, sekaligus memiliki dampak yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat. Untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan alat dan sarana pendidikan.

Dalam dunia pendidikan, tentu tak lepas dari peranan buku. Buku ajar merupakan salah satu sarana pendidikan yang sangat penting dan strategis untuk menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar siswa di sekolah dan di rumah. Dari buku pelajaran kita dapat memperoleh berbagai informasi dan pengetahuan. Buku pelajaran merupakan media instruksional yang dominan perannya di kelas. Salah satu indikator bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai tingkat kegemaran membaca yang tinggi. Bangsa yang membaca adalah bangsa yang berfikir, mampu memecahkan berbagai masalah dan tantangan pada zamannya. Oleh karena itu buku pelajaran yang bermutu merupakan suatu kebutuhan mutlak.


(15)

Buku-buku tersebut adalah buku pelajaran yang wajib digunakan di sekolah dalam proses belajar mengajar termasuk pemberian tugas pada siswa dan pembuatan soal-soal ujian. Banyaknya buku pelajaran yang beredar memberikan banyak pilihan bagi para pengguna buku dalam menentukan buku yang digunakan. Kepala sekolah dan para guru diminta untuk senantiasa memanfaatkan buku pelajaran tersebut di sekolah secara maksimal. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapatkan naskah yang bermutu yang akan menggugah keingintahuan siswa pada mata pelajaran tertentu, namun demikian akan tetap dilakuakan penyempurnaan berkelanjutan pada buku-buku tersebut. Pada buku matematika pada khususnya, masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan maupun kurangnya komponen standar yang seharusnya ada pada sebuah buku.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menetapkan standar-standar kualitas buku ajar untuk melindungi masyarakat dari buku-buku ajar yang bermutu rendah. Sedangkan penilaian buku-buku ajar dilaksanakan oleh Pusat Perbukuan (Pusbuk) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Standar-standar tersebut meliputi Standar-standar materi, Standar-standar penyajian, dan Standar-standar bahasa/keterbacaan. Namun tidak semua buku yang beredar telah dinilai oleh Pusbuk. Pusbuk hanya menilai naskah-naskah buku pelajaran yang didaftarkan oleh penerbit.

Banyak buku ajar yang beredar di masyarakat kita yang digunakan dalam proses pembelajaran. Besar kemungkinan bahwa buku yang kita pakai masih belum jelas kualitasnya. Untuk mengatasi hal tersabut, Pusbuk masih terus


(16)

mensosialisasikan mengenai standar kualitas buku ajar sehingga masyarakat dapat menilai sendiri mutu suatu buku ajar.

Pada penelitian ini, penulis mengambil sampel buku ajar kelas VIII yang paling banyak dipakai di Temanggung karena pada buku kelas VIII masih terdapat kekurangan. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan di 9 SMP di Kabupaten Temanggung, didapatkan persentase penggunaan buku ajar matematika kelas VIII sebagai berikut:

Tabel 1.1 Rekapitulasi data buku yang digunakan guru matematika kelas VIII di Kabupaten Temanggung

No Penerbit Pengarang Persentase

1 Erlangga M. Cholik Adinawan

Sugijono

66,7 %

2 CV Sindunata Tim Fokus 55,6 %

3 Pusat Perbukuan

Depdiknas

Dewi Nuharini Tri Wahyuni

44,4 %

4 Yudhistira Husein Tampomas 22,2 %

5 Erlangga

(Seribu Pena)

M. Cholik Adinawan Sugijono

22,2 %

6 Intan Pariwara M. Mukti Aji

Nur Akhsin

11,1 %

7 Armico Maman Abdurahman

Sudrajat

11,1 %

8 Yudhistira Marsigit 11,1 %

9 Piranti Darma Kalokatama J. Dris 11,1 %

10 Depdiknas Tim 11,1 %

11 Aneka Ilmu Sujiranto 11,1 %

Berdasarkan hasil observasi awal, maka buku yang akan diteliti adalah buku terbitan Erlangga, karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono dengan perolehan persentase 66,7 %.

Materi atau isi buku berperan penting karena dalam sebuah buku terutama buku ajar, termuat ilmu pengetahuan. Apabila isi buku tidak disusun dengan baik maka penyampaian ilmu pengetahuan tidak akan berjalan dengan maksimal.


(17)

Selain isi, penyajian buku juga penting untuk diperhatikan. Buku dikatakan baik jika buku disusun dengan sistematika yang proporsional. Selain dua aspek tersebut, ada dua aspek lain yaitu bahasa dan kegrafikan yang juga merupakan aspek penting dalan penyusunan buku. Aspek bahasa lebih menekankan kepada bahasa yang digunakan dalam menyusun buku, sedangkan kegrafikan menonjolkan sisi grafis dalam pencetakan buku maupun gambar – gambar yang kontekstual dengan masalah yang ada. Karena keterbatasan pengatahuan peneliti, maka dalam penelitian ini parameter yang digunakan untuk menganalisis kualitas buku ajar meliputi aspek materi dan penyajian buku.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas buku ajar matematika kelas VIII SMP yang digunakan di Kabupaten Temanggung ditinjau dari aspek materi dan penyajiannya menurut standar BSNP?

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas buku ajar matematika kelas VIII SMP yang digunakan di Kabupaten Temanggung ditinjau dari aspek materi dan penyajiannya menurut standar BSNP.


(18)

1.4

Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi guru, mendapatkan kriteria yang lebih jelas dalam memilih buku ajar yang sesuai untuk pengajaran

2. Bagi siswa, dapat menambah pengetahuan tentang kriteria buku ajar yang baik

3. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman tentang penulisan dan seluk beluk buku ajar matematika yang baik dan benar yang akan digunakan di kemudian hari sebagai buku ajar

4. Bagi sekolah, dapat menentukan buku ajar yang akan dipakai pada tahun ajaran mendatang sesuai dengan kriteria buku ajar yang baik.

1.5

Penegasan Istilah

Penegasan istilah di sini dimaksudkan untuk menghindari adanya penafsiran yang berbeda serta untuk mewujudkan kesatuan pandangan dan pengertian sehubungan dengan penelitian ini.

1.5.1 Analisis

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb.) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.

Analisis dalam penelitian ini adalah analisis materi dan penyajian buku ajar matematika kelas VIII di Kabupaten Temanggung.


(19)

1.5.2 Buku Ajar

Buku ajar yaitu buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang disusun oleh pakar dengan maksud dan tujuan instruksional yang tertentu pula serta dilengkapi dengan sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh pemakainya sehingga dapat menunjang program pengajaran.

Buku ajar adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu sebagai media pembelajaran (instruksional), berkaitan dengan bidang studi tertentu. Buku ajar merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya, biasa dilengkapi sarana pembelajaran (seperti pita rekaman), dan digunakan sebagai penunjang program pembelajaran. (Pusbuk 2006)

1.5.3 Kualitas Buku Ajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan kualitas buku ajar adalah tingkat baik buruk buku ajar matematika SMP kelas VIII yang banyak dipakai di Kabupaten Temaggung ditinjau dari aspek materi dan penyajian berdasarkan standar BSNP dan Pusbuk.

1.5.4 Analisis Materi dan Penyajian Buku Ajar

Yang dimaksud dengan analisis materi dan penyajian buku ajar adalah penilaian dan penyelidikan terhadap buku ajar yang dipergunakan dalam proses pembelajaran untuk mengetahui kelebihan ataupun kekurangannya. Dalam penelitian ini yang akan dinilai adalah komponen kelayakan isi atau materi dan komponen penyajian.


(20)

1.6

Sistematika Skripsi

Sistematika penulisan skripsi terdiri dari tiga bagian utama yaitu (i) bagian pendahuluan skripsi (ii) bagian isi skripsi (iii) bagian akhir skripsi. Komponen dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut.

1. Bagian pendahuluan skripsi berisi : Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Motto dan Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Lampiran, dan Abstrak.

2. Bagian isi terdiri dari lima bab, Adapun kelima bab tersebut adalah sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan berisi : Alasan Pemilihan Judul, Penegasan Istilah, Permasalahan, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan skripsi

Bab II Landasan Teori, berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian.

Bab III Metode penelitian yang berisi tentang metode penentuan obyek penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.

Bab IV Pembahasan berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian.

Bab V Kesimpulan dan saran, berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan serta saran.


(21)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1

Sumber Belajar

Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat membantu tiap orang untuk belajar dan menampilkan kompetensinya. Dalam AECT (Association of Education Comunication Technology) sumber belajar diklasifikasikan menjadi 6 macam (Rohani 2004), meliputi: (1) pesan yaitu informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti, dan data. Termasuk dalam kelompok pesan adalah semua bidang studi/M.K/bahan pengajaran peserta didik; (2) orang yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, penyaji pesan, misal guru/dosen, tutor, peserta didik; (3) bahan yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat/perangkat keras ataupun oleh diri sendiri, misal: transportasi, slide film, audio, video, modul, majalah, buku; (4) alat yaitu suatu perangkat keras yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan, misal: overhead proyektor (OHP), video tape, pesawat radio; (5) teknik yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan, misal: pengajaran berprogram/modul, simulasi, demonstrasi, tanya jawab; (6) lingkungan atau latar yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan baik fisik maupun nonfisik, misal: fisik yaitu ruang kelas, gedung sekolah, laboratorium. Nonfisik yaitu suasana belajar itu


(22)

sendiri, tenang, ramai, lelah. Saat ini sumber belajar telah dikemas dalam sebuah media, dapat berupa visual misalnya buku, audio misalnya kaset, ataupun video misalnya CD pembelajaran. Menurut Dirjen Dikti, sumber belajar adalah segala sesuatu yang digunakan seseorang untuk mempelajari sesuatu.

Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar guru dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama. Dari sekian banyaknya sumber belajar menurut Rohani diatas hanya buku teks yang banyak dimanfaatkan.

Semula guru merupakan sumber belajar utama yang mempunyai tugas sangat berat, dengan lahirnya sumber belajar cetak maka tugas guru menjadi ringan. Contoh sumber belajar cetak adalah: buku, komik, majalah, koran, pamflet. Dengan lahirnya sumber belajar cetak ini, maka isi pembelajaran dapat diperbanyak dengan cepat dan disebarkan ke berbagai pihak dengan mudah.

2.2

Buku Ajar

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran antara lain disebabkan belum dimanfaatkannya sumber belajar secara maksimal. Sumber belajar yang dapat berasal dari manusia, bahan, lingkungan, alat dan peralatan, serta aktivitas seharusnya dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan dalam proses belajar mengajar (Mulyasa 2003). Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar sekaligus sebagai media


(23)

pembelajaran adalah buku. Buku yang digunakan sebagai sumber belajar utama dalam pembelajaran suatu bidang studi disebut buku teks atau buku pelajaran atau dapat pula disebut sebagai buku teks pelajaran.

Buku teks pelajaran (textbook) adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka meningkatkan keimanan, ketakwaan, ahlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 Pasal 1 ayat 3). Buku ajar adalah buku yang ditulis untuk proses belajar mengajar di sekolah. Isi, urutan dan cara penulisan buku tersebut disusun menurut aturan-aturan tertentu yang sesuai dengan proses pembelajaran (Widodo 1993).

Secara teknis Geene dan Pety (dalam Tarigan 1986) menyodorkan sepuluh kategori yang harus dipenuhi buku ajar yang berkualitas. Sepuluh kategori tersebut sebagai berikut.

1) Buku ajar haruslah menarik minat siswa yang mempergunakannya.

2) Buku ajar haruslah mampu memberikan motivasi kepada para siswa yang memakainya.

3) Buku ajar haruslah memuat ilustrasi yang menarik siswa yang memanfaatkannya.

4) Buku ajar seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.


(24)

5) Isi buku ajar haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan terencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.

6) Buku ajar haruslah dapat menstimuli, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunaknnya.

7) Buku ajar haruslah dengan sadar dan tegas menghindari dari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak membuat bingung siswa yang memakainya.

8) Buku ajar haruslah mempunyai sudut pandang atau ”point of view” yang jelas dan tegas sehingga pada akhirnya juga menjadi sudut pandang para pemakainya yang setia.

9) Buku ajar haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa.

10) Buku ajar haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para pemakainya.

2.3

Pengertian Konsep, Definisi, Prinsip, Prosedur, dan

Algoritma

Pada instrumen penilaian buku ajar matematika yang diperoleh dari BSNP ada beberapa istilah antara lain tentang konsep, definisi, prinsip, prosedur, dan algoritma. Berikut ini akan dijelaskan mengenai istilah-istilah tersebut:


(25)

2.3.1 Konsep dan definisi

Matematika tidak pernah lepas dari konsep dan definisi. Definition is an agreement to use something (a symbol or set of words) as a substitute for something else, usually for some expression that is too lengthy to write easily or conveniently. (James 1976)

Dapat dijelaskan bahwa definisi adalah sebuah kesepakatan untuk menggunakan simbol atau sekumpulan kata sebagai pengganti dari sesuatu, biasanya untuk menyatakan beberapa ekspresi yang terlalu panjang untuk ditulis dengan mudah atau dengan tepat. Sebagai contohnya adalah definisi dari “persegi”, persegi adalah persegi panjang yang semua sudutnya adalah sudut siku -siku dan semua sisinya sama panjang. Kata “persegi” menggantikan “persegi panjang yang semua sudutnya adalah sudut siku-siku dan semua sisinya sama panjang”.

2.3.2 Prinsip

Prinsip dalam matematika memiliki bentuk antara lain aksioma, teorema, dan lemma. Menurut James (1976) “Principle is a general truth or law, either assumed or prove”. Sedangkan aksioma (axiom) adalah asumsi dasar dari suatu struktur matematika yang tidak perlu bukti. James (1976) juga menyatakan bahwa “Axiom is a statement that is accapted without proof. The axioms of a mathematical system are the basic propositions form wich all other propositions can be derived”. Berbeda dengan axioma, teorema adalah pernyataan yang dapat ditunjukkan bernilai benar, dan lemma adalah teorema sederhana yang dipergunakan dalam pembuktian teorema lain.


(26)

2.3.3 Prosedur dan algoritma

Prosedur dan algoritma merupakan pentahapan dalam proses pematematikaan, penyelesaian masalah, atau penghitungan. Dalam prosedur, urutan tidak diperhatikan, tetapi dalam algoritma, urutan diperhatikan. Prosedur dan algoritma perlu dirumuskan secara akurat sehingga peserta didik tidak melakukan kekeliruan secara sistematis.

Dalam kamus matematika ditulis bahwa algoritma adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian instruksi yang berurutan dalam jumlah terbatas, yang dapat dilaksanakan secara mekanis. Demikian juga James (1976) menyatakan bahwa “Algorithm are some special process of solving a certain type of problem particularly a method that continually repeats some basic process”.

2.4

Standar Buku Ajar Matematika

Buku ajar yang digunakan dalam suatu pembelajaran haruslah memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008 tentang buku. Standar kelayakan sebuah buku meliputi empat aspek yaitu kelayakan isi / materi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikan. Dalam aspek – aspek kelayakan tersebut, terdapat indikator-indikator sebagai tolok ukur apakah buku ajar yang kita pakai memenuhi standar atau tidak.

2.4.1 Kelayakan Isi / Materi

Indikator-indikator yang memenuhi aspek materi menurut pusbuk untuk sebuah buku ajar matematika adalah sebagai berikut.


(27)

1. Kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD

Buku ajar yang baik seharusnya berisi materi yang mendukung tercapainya SK ( Standar Kompetensi ) dan KD ( Kompetensi Dasar ) dari mata pelajaran tersebut. Kelayakan isi suatu buku ajar dapat dinilai dari:

a. Kelengkapan materi

Materi matematika SMP/MTs yang disajikan minimal memuat semua materi pokok bahasan dalam aspek ruang lingkup yang mendukung tercapainya Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

Untuk Kelas VIII, materi minimal menyajikan bentuk aljabar, relasi, fungsi, persamaan garis lurus; sistem persamaan linear dua variabel; teorema Pythagoras; lingkaran dan ukurannya; kubus, balok, prisma, limas, dan ukurannya; serta pemecahan masalah.

b. Keluasan materi

Konsep, definisi, prinsip, prosedur, dan algoritma sesuai dengan kebutuhan materi pokok yang mendukung tercapainya Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) termuat dalam materi dengan bentuk yang mudah dipahami. Materi juga memuat contoh dan soal latihan yang memperjelas konsep, definisi, prinsip, prosedur, atau algoritma. Contoh yang disajikan dapat berupa contoh yang benar maupun contoh yang salah (counter example). Soal-soal hendaknya diberikan dalam jumlah yang proporsional dan bergradasi.


(28)

c. Kedalaman materi

Materi perlu memuat penjelasan konsep, definisi, prinsip, prosedur, atau algoritma (dalam model konkrit maupun abstrak dengan menitikberatkan pada model konkrit), agar peserta didik mengenali gagasan atau ide, mengidentifikasi gagasan, menjelaskan ciri suatu konsep atau gagasan, dapat mendefinisikan, menyusun formula/rumus/aturan, atau mengkonstruksi pengetahuan baru sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

2. Keakuratan materi

Materi – materi yang disajikan dalam sebuah buku harus akurat. Baik dari segi konsep, definisi, prinsip, prosedur, algoritma, contuh, dan soal seperti diuraikan dibawah ini.

a. Akurasi konsep dan definisi

Materi harus disajikan secara akurat untuk menghindari miskonsepsi yang dilakukan peserta didik. Konsep dan definisi dirumuskan dengan tepat ( well-defined) untuk mendukung tercapainya Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

b. Akurasi prinsip

Prinsip merupakan salah satu aspek dalam matematika yang digunakan untuk menyusun suatu teori. Bentuk-bentuk dari prinsip dalam matematika antara lain aksioma, postulat, teorema, lemma, aturan, dan sifat. Prinsip


(29)

tersebut perlu dirumuskan secara akurat agar tidak menimbulkan multitafsir bagi peserta didik.

c. Akurasi prosedur dan algoritma

Prosedur dan algoritma merupakan pentahapan dalam proses pematematikaan, penyelesaian masalah, atau penghitungan. Dalam prosedur, urutan tidak diperhatikan, tetapi dalam algoritma, urutan diperhatikan. Prosedur dan algoritma perlu dirumuskan secara akurat sehingga peserta didik tidak melakukan kekeliruan secara sistematis.

d. Akurasi contoh

Konsep, prinsip, prosedur, atau algoritma harus diperjelas oleh contoh (dapat juga berupa contoh yang salah (counter example)) yang disajikan secara akurat.

e. Akurasi soal

Penguasaan peserta didik atas konsep, prinsip, prosedur, atau algoritma harus dibangun oleh soal-soal yang disajikan secara akurat. Soal yang akurat yaitu soal yang dapat dipertanggung jawabkan hasilnya, apakah sudah sesuai dengan materi yang telah didapat siswa, tidak terdapat kesalahan dalam penulisan soal sehingga soal dapat dikerjakan oleh siswa.

3. Materi pendukung pembelajaran

Materi – materi yang mendukung dalam pembelajaran juga harus memenuhi standar kelayakan seperti dijelaskan di bawah ini.


(30)

a. Penalaran ( reasoning )

Penalaran berperan pada saat peserta didik harus membuat kesimpulan. Karenanya materi perlu memuat uraian, contoh, tugas, pertanyaan, atau soal latihan yang mendorong peserta didik untuk secara runtut membuat kesimpulan yang sahih (valid). Materi dapat pula memuat soal-soal terbuka (open-ended problem), yaitu soal-soal yang menuntut peserta didik untuk memberikan jawaban atau strategi penyelesaian yang bervariasi.

Penalaran Matematika yang mencakup kemampuan untuk berpikir secara logis dan sistematis merupakan ranah kognitif matematik yang paling tinggi. Sumarmo dalam Kusnandi memberikan indikator kemampuan yang termasuk pada kemampuan penalaran matematika, yaitu sebagai berikut:

i. Membuat analogi dan generalisasi

ii. Memberikan penjelasan dengan menggunakan model

iii. Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematika iv. Menyusun dan menguji konjektur

v. Memeriksa validitas argumen vi. Menyusun pembuktian langsung vii. Menyusun pembuktian tidak langsung viii. Memberikan contoh penyangkal

ix. Mengikuti aturan enferensi

b. Pemecahan masalah ( problem solving )

Untuk menumbuhkan kreativitas peserta didik, sajian materi perlu memuat beragam strategi, soal rutin, atau latihan pemecahan masalah. Soal


(31)

non-rutin adalah soal yang tipenya berbeda dengan contoh atau soal latihan yang telah disajikan. Pemecahan masalah (problem solving) meliputi memahami masalah, merancang model, memecahkan model, memeriksa hasil (mencari solusi yang layak), dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

Berikut ini adalah langkah-langkah dari Polya mengenai pemecahan masalah:

Langkah 1 : Memahami masalah

i. Untuk dapat memahami masalah, hal-hal yang harus dilakukan adalah ii. Identifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan (dibuktikan) iii. Memperkenalkan notasi yang cocok

iv. Memodelkan masalah dalam bentuk diagram atau gambar. v. Memberikan ilustrasi atau contoh pada data berupa definisi.

Langkah 2 : Menyusun strategi

Hal-hal yang dilakukan ketika menyusun strategi penyelesaian diantaranya i. Menyatakan kembali masalah itu ke dalam bentuk yang lebih operasional ii. Mengingat kembali apakah masalah yang dihadapi telah dikenal dengan

baik sebelumnya, baik masalah yang sama maupun dalam bentuk yang berbeda.

iii. Menentukan definisi atau aturan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

iv. Perhatikan apa yang harus dicari (dibuktikan), dapatkah kita mengkondisikan sesuatu yang lebih sederhana sehingga kita dapat memperoleh apa yang dicari (dibuktikan).


(32)

v. Menyelesaikan masalah dalam bentuk atau formulasi yang lebih sederhana vi. Mengembangkan data yang diberikan berdasarkan aturan yang sudah

diketahui

Langkah 3 : Menjalankan strategi

Hal-hal yang dilakukan ketika menjalankan strategi diantaranya:

i. Lakukan rencana strategi itu untuk memperoleh penyelesaian dari masalah ii. Perhatikan apakah setiap langkah yang dilakukan sudah benar (validitas

argument dapat dipertanggungjawabkan).

Langkah 4 : Memeriksa hasil yang diperoleh

Hal-hal yang dilakukan dalam memeriksa penyelesaian yang dihasilkan diantaranya

i. Memeriksa validitas argumen pada setiap langkah yang dilakukan

ii. Menggunakan hasil yang diperoleh pada kasus khusus atau masalah lainnya

iii. Menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda. c. Keterkaitan

Keterkaitan antarkonsep matematika dapat dimunculkan dalam uraian atau contoh. Hal ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik dalam membangun jaringan pengetahuan matematika.

Selain itu, perlu juga ditunjukkan keterkaitan antara matematika dengan ilmu lain atau keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari agar peserta didik menyadari manfaat matematika.


(33)

d. Komunikasi ( write and talk )

Materi memuat contoh atau latihan untuk mengomunikasikan gagasan, secara tertulis maupun lisan, untuk memperjelas keadaan atau masalah. Komunikasi tertulis dapat disampaikan dalam berbagai bentuk seperti simbol, tabel, diagram, atau media lain. Sedangkan komunikasi lisan dapat dilakukan secara individu, berpasangan, atau kelompok.

e. Penerapan ( aplikasi )

Materi memuat uraian, contoh, atau soal-soal yang menjelaskan penerapan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari atau dalam ilmu lain.

f. Kemenarikan materi

Materi memuat uraian, strategi, gambar, foto, sketsa, cerita sejarah, contoh, atau soal-soal menarik yang dapat menimbulkan minat peserta didik untuk mengkaji lebih jauh, antara lain adanya topik-topik tentang recreational mathematics.

Recreational mathematics merupakan salah satu topik yang menarik yang dapat disajikan dalam bentuk soal agar siswa merasa senang saat mengerjakan soal tersebut. Menurut Ball (1905) the interest excited by statements of the relations between numbers of certain forms has been often remarked. The majority of works on mathematical recreations include several such problems, which are obvious to any one acquainted with the elements of algebra, but which to many who are ignorant of that subject possess the same kind of charm that some mathematicians find in the more recondite propositions of higher arithmetic.


(34)

Contoh penerapan recreational mathematics adalah pada soal berikut: Buatlah sebuah peregi panjang yang terbentuk dari tiga buah persegi dari potongan-potongan pada persegi ABCD yang telah ditentukan sebagai

berikut:

Jawab: Setelah persegi ABCD dipotong menurut garis yang ada, maka dapat disusun bangun baru seperti gambar di bawah ini.

g. Mendorong untuk mencari informasi lebih jauh

Materi memuat tugas yang mendorong peserta didik untuk memperoleh informasi lebih lanjut dari berbagai sumber lain seperti internet, buku, artikel,

dan sebagainya.

h. Materi pengayaan ( enrichment )

Penyajian memuat uraian, contoh-contoh, atau soal-soal pengayaan (enrichment) yang berkaitan dengan topik yang dibicarakan (lebih luas atau lebih dalam dari yang dituntut Kompetensi Dasar (KD)). Materi pengayaan sebaiknya disajikan secara proporsional, dalam arti tidak memperkenalkan definisi baru atau tidak terlalu jauh berbeda dari apa yang dituntut Kompetensi Dasar (KD).


(35)

2.4.2 Kelayakan Penyajian

Buku pelajaran yang baik menyajikan bahan secara lengkap, sistematis, sesuai dengan tuntutan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan cara penyajian yang membuat enak dibaca dan dipelajari. Standar kelayakan penyajian suatu buku ajar adalah sebagai berikut.

1. Teknik penyajian

Beberapa indikator dalam teknik penyajian adalah sebagai berikut. a. Sistematika penyajian

Setiap bab minimal memuat pembangkit motivasi, pendahulu, dan isi. Pembangkit motivasi dapat disajikan dalam bentuk gambar, ilustrasi, foto, sejarah, susunan kalimat, atau contoh penggunaan dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan topik yang akan disajikan.

Pendahulu minimal memuat materi prasyarat yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk memahami pokok bahasan yang akan disajikan. Isi memuat hal-hal yang tercakup dalam subkomponen Kelayakan Isi.

b. Keruntutan penyajian

Penyajian sesuai dengan alur berpikir induktif (khusus ke umum) untuk membuat dugaan-dugaan (konjektur) atau deduktif (umum ke khusus) untuk menyatakan kebenaran suatu proposisi.

Konsep disajikan dari yang mudah ke sukar, dari yang sederhana ke kompleks, atau dari yang informal ke formal, yang mendorong peserta didik terlibat aktif.


(36)

Materi prasyarat disajikan mendahului materi pokok yang berkaitan dengan materi prasyarat yang bersangkutan.

2. Penyajian pembelajaran

Beberapa indikator dalam penyajian pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Observasi, investigasi, eksplorasi, atau inkuiri.

Sajian materi memuat tugas observasi, investigasi, eksplorasi, atau inkuiri. Observasi dilakukan untuk mengenal, mendeteksi pola, fenomena yang sama/berulang, atau ciri-ciri untuk membangun pengetahuan peserta didik secara informal. Investigasi adalah suatu aktivitas dalam memecahkan masalah matematika yang berpeluang memiliki lebih dari satu jawab. Eksplorasi adalah kegiatan matematika yang diawali dengan masalah, pengumpulan data atau informasi, analisis data, dan diakhiri dengan penyimpulan. Inkuiri adalah suatu proses menyusun pertanyaan-pertanyaan dan mengumpulkan data yang relevan serta membuat kesimpulan berdasarkan data tersebut.

b. Masalah kontekstual

Materi menyajikan masalah kontekstual yang akrab, menarik, atau bermanfaat bagi peserta didik. Masalah kontekstual sedapat mungkin dimunculkan pada bagian awal sajian dengan maksud untuk memfasilitasi penemuan konsep, prinsip, atau prosedur. Masalah tersebut dapat pula disajikan di bagian akhir sebagai uji pemahaman, ilustrasi aplikasi, atau generalisasi.


(37)

c. Menumbuhkan berpikir kritis, kreatif, atau inovatif

Penyajian materi memuat masalah matematis yang dapat merangsang tumbuhnya berpikir kritis, kreatif, atau inovatif. Sajian materi yang dapat menumbuhkan berpikir kritis adalah materi yang membuat peserta didik tidak lekas percaya, selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan, atau tajam analisisnya dalam menguji kebenaran jawaban. Sajian materi yang dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik ditandai oleh dimilikinya daya cipta atau kemampuan mencipta. Sajian materi yang dapat menumbuhkan inovasi peserta didik ditandai oleh adanya pembaruan atau kreasi baru dalam gagasan atau metode.

d. Memuat hands-on activity

Penyajian memuat hands-on activity yang merupakan bagian dari upaya melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran untuk menemukan, mengidentifikasi, atau menghadirkan konjektur. Aktivitas ini dapat memacu peserta didik untuk berinteraksi serta mengomunikasikan gagasan yang sedang dipelajari. Aktivitas ini berupa kegiatan nyata yang antara lain meliputi mengidentifikasi, memotong atau menggunting, memasangkan, atau menyusun benda, sehingga terbentuk suatu pola atau keteraturan yang merupakan sifat, rumus, atau teorema. Penggunaan kalkulator atau komputer sebagai alat bantu perhitungan dan simulasi juga termasuk dalam aktivitas ini.

Hands on activity adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk melibatkan peserta didik dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan


(38)

menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri. Peserta didik diberi kebebasan dalam mengkonstruk pemikiran dan temuan selama melakukan aktivitas sehingga peserta didik melakukan sendiri dengan tanpa beban, menyenangkan dan dengan motivasi yang tinggi (Amin, 2007).

Dalam hands on activity akan terbentuk suatu penghayatan dan pengalaman untuk menetapkan suatu pengertian (penghayatan) karena mampu membelajarkan secara bersama-sama kemampuan psikomotorik (keterampilan), pengertian (pengetahuan) dan afektif (sikap) yang biasanya menggunakan sarana laboratorium dan atau sejenisnya. Juga, dapat memberikan penghayatan secara mendalam terhadap apa yang dipelajari, sehingga apa yang diperoleh peserta didik tidak mudah dilupakan. Dengan hands on activity peserta didik akan memperoleh pengetahuan tersebut secara langsung melalui pengalaman sendiri. Melalui kegiatan ini peserta didik juga dapat memperoleh manfaat antara lain: menambah minat, motivasi, menguatkan ingatan, dapat mengatasi masalah kesulitan belajar, menghindarkan salah paham, mendapatkan umpan balik dari peserta didik serta menghubungkan yang konkrit dan yang abstrak (Utami, 2010).

3. Kelengkapan penyajian

Beberapa indikator dalam kelengkapan penyajian adalah sebagai berikut. a. Bagian pendahulu

Pada awal buku terdapat prakata, petunjuk penggunaan, dan daftar isi. Awal buku dapat juga memuat daftar simbol atau notasi. Prakata memuat


(39)

secara umum isi buku yang dibahas. Petunjuk penggunaan memuat penjelasan tujuan, isi buku, serta petunjuk pemakaian buku bagi peserta didik untuk mempelajarinya. Daftar isi memberikan gambaran mengenai isi buku yang diikuti dengan nomor halaman kemunculan. Daftar simbol atau notasi merupakan kumpulan simbol atau notasi beserta penjelasannya yang dilengkapi dengan nomor halaman kemunculan simbol atau notasi dan disajikan secara alfabetis.

b. Bagian isi

Penyajian dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, tabel, rujukan/sumber acuan, soal latihan bervariasi dan bergradasi, atau rangkuman setiap bab. Gambar, ilustrasi, atau tabel disajikan dengan jelas, menarik, dan sesuai dengan topik yang disajikan sehingga materi lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Teks, tabel, dan gambar yang bukan buatan sendiri (dikutip dari sumber lain) harus menyebutkan rujukan atau sumber acuan. Rujukan atau sumber acuan dapat langsung disebutkan atau disertakan dalam daftar rujukan atau sumber. Penyajian setiap bab atau subbab memuat soal latihan bervariasi dengan tingkat kesulitan bergradasi secara proporsional yang dapat membantu menguatkan pemahaman konsep atau prinsip. Rangkuman merupakan kumpulan konsep kunci bab yang dinyatakan dengan kalimat ringkas dan bermakna, serta memudahkan peserta didik untuk memahami isi bab. Rangkuman ini dapat disajikan pada akhir setiap bab dengan maksud agar peserta didik dapat mengingat kembali hal-hal penting yang telah dipelajari.


(40)

c. Bagian penyudah

Pada akhir buku, terdapat daftar pustaka, indeks subjek, daftar istilah (glosarium) atau petunjuk pengerjaan (hint)/jawaban soal latihan terpilih. Apabila tidak terdapat pada awal buku, daftar simbol atau notasi dapat dicantumkan pada akhir buku. Daftar pustaka menggambarkan bahan rujukan yang digunakan dalam penulisan buku dan dituliskan secara konsisten. Setiap pustaka yang digunakan diawali dengan nama pengarang (disusun secara alfabetis), tahun terbitan, judul buku, tempat, dan diakhiri dengan nama penerbit. Indeks subjek merupakan kumpulan kata penting, antara lain objek matematika, nama tokoh atau pengarang, yang diikuti dengan nomor halaman kemunculan dan disajikan secara alfabetis. Daftar istilah merupakan kumpulan istilah penting beserta penjelasannya yang dilengkapi dengan nomor halaman kemunculan istilah dan disajikan secara alfabetis. Pada akhir suatu bab, akhir suatu bahasan, atau akhir buku disertakan petunjuk pengerjaan (hint) atau jawaban soal latihan terpilih.


(41)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1

Objek Penelitian

3.1.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah buku matematika kelas VIII yang digunakan dalam proses belajar mengajar di 9 SMP di Kabupaten Temanggung. Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan pada bulan Januari 2010, didapat 11 buku yang digunakan oleh guru matematika kelas VIII SMP di Kabupaten Temanggung.

3.1.2 Sampel

Dari 11 buku yang digunakan, peneliti mengambil buku yang merupakan buku ajar matematika yang terbanyak digunakan dalam proses belajar mengajar di 9 SMP di Kabupaten Temanggung untuk dianalisis. Buku tersebut adalah Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII terbitan Erlangga karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono.

3.2

Metode Pengumpulan Data

3.2.1 Pengumpulan data buku ajar yang digunakan

Untuk menentukan sampel yang akan dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pendataan mengenai buku teks pelajaran matematika yang paling banyak


(42)

digunakan oleh guru kelas VIII SMP di Kabupaten Temanggung. Pengumpulan data dilakukan menggunakan angket yang diisi oleh guru matematika kelas VIII.

3.2.2 Pengumpulan data tentang kelayakan buku teks pelajaran

matematika berdasarkan standar BSNP

Pengumpulan data tentang analisis buku ajar berdasarkan standar BSNP dilakukan dengan lembar penilaian buku ajar. Lembar penilaian disiapkan untuk diisi oleh peneliti. Lembar penilaian dibuat dengan memperhatikan aspek kelayakan isi buku dan penyajian materi dengan mengacu pada instrumen penilaian buku teks pelajaran pendidikan dasar dan menengah dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Penilaian buku teks pelajaran meliputi dua tahapan, yaitu:

1. Penilaian Tahap I

Pada penilaian tahap I buku dinilai dengan menggunakan instrumen pertama yang memfokuskan pada kesesuaian SK dan KD, kelayakan penyajian secara cepat (skimming). Data yang diperoleh disusun dalam tabulasi data seperti di bawah ini.

Tabel 3.1 Rekapitulasi data penilaian tahap I

No Butir Penilaian Jawaban

Ya Tidak

1 2

*Butir penilaian terdapat pada instrumen penilaian buku teks pelajaran BSNP

2. Penilaian Tahap II

Buku dinilai kembali secara lebih komprehensif dan mendalam pada komponen buku yang dinilai yaitu kelayakan isi dan penyajian pada penilaian tahap II.


(43)

Tabel 3.2 Rekapitulasi data penilaian tahap II No Butir Penilaian ∑Nilai dari

Butir

∑Nilai yang Harus Dicapai

(%) Kriteria 1

2

*Butir penilaian terdapat pada instrumen penilaian buku teks pelajaran BSNP

3.3

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Instrumen berupa angket yang digunakan untuk mendapatkan daftar buku ajar

yang digunakan di sekolah.

2. Instrumen berupa lembar observasi yang digunakan untuk menilai buku. Instrumen yang digunakan adalah instrumen dari BSNP.

3.4

Metode Analisis Data

Untuk penilaian tahap II data yang diperoleh berupa skor penilaian yang nantinya akan dianalisis secara deskriptif persentase, sedangkan untuk menentukan status isi buku dilakukan secara kualitatif. Sehingga analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif. Tahapannya adalah:

1. Konversi Kuantitas Data.

Kuantitas data dikonversi dalam bentuk numerik dengan perincian sebagai berikut:

1) Skor 4 diberikan apabila butir yang dimaksudkan pada buku ajar mencapai 80% dari pemenuhan maksud butir sebagaimana dijelaskan dalam deskripsi butir.


(44)

2) Skor 3 diberikan apabila butir yang dimaksudkan pada buku ajar mencapai 60-79% dari pemenuhan maksud butir sebagaimana dijelaskan dalam deskripsi butir.

3) Skor 2 diberikan apabila butir yang dimaksudkan pada buku ajar mencapai 50-59% dari pemenuhan maksud butir sebagaimana dijelaskan dalam deskripsi butir.

4) Skor 1 diberikan apabila butir yang dimaksudkan pada buku ajar kurang dari 50% dari pemenuhan maksud butir sebagaimana dijelaskan dalam deskripsi butir.

2. Penghitungan rerata skor pada masing-masing subkomponen. 3. Melakukan analisis deskriptif persentase dengan rumus:

Analisis penilaian tahap II menggunakan rumus sebagai berikut:

(Anggraini, 2006)

4. Data dari skor persentase yang diperoleh kemudian ditafsirkan dengan kalimat kualitatif. Cara menentukan kriteria penerapan adalah dengan menentukan persentase tertinggi dan persentase terendah terlebih dahulu menggunakan rumus sebagai berikut:


(45)

Setelah memperoleh persentase tertinggi dan terendah, langkah selanjutnya adalah menentukan interval kelas sebagai berikut:

= 18,75 (Jamil, 2006)

Nilai 18,75 kemudian dibulatkan menjadi 19.

Berdasarkan rumus di atas, maka kriteria yang diterapkan untuk buku yang diteliti adalah:

Tabel 3.3 Kriteria kesesuaian hasil penilaian buku ajar terhadap instrumen BSNP.

Interval Kriteria

82% 100% Sangat sesuai

63% 82 % Sesuai

44% 63% Cukup Sesuai

25% 44% Tidak Sesuai


(46)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

Penilaian buku ajar Matematika berdasarkan standar BSNP meliputi dua tahap, yaitu tahap I dan tahap II. Penilaian tahap I dilakukan dengan membaca buku secara cepat (skimming) pada dua komponen penilaian, yaitu kelayakan isi dan penyajian sesuai instrumen penilaian dari BSNP. Penilaian tahap II merupakan pendalaman dari penilaian tahap I, dimana komponen penilaiannya meliputi komponen kelayakan isi dan penyajian. Masing-masing komponen terdiri dari butir-butir penilaian yang mempunyai rentang skor satu sampai empat.

4.1.1 Penilaian Tahap I

Dalam penelitian ini, sebenarnya hanya dinilai sebuah buku yaitu buku matematika untuk SMP kelas VIII terbitan Erlangga karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono. Namun buku tersebut dibagi menjadi dua bagian buku yaitu buku matematika untuk SMP kelas VIII semester 1 dan buku matematika untuk SMP kelas VIII semester 2. Pada penilaian tahap I, dalam kedua buku tersebut tidak terdapat kata kunci. Jadi tidak semua butir memperoleh jawaban positif pada penilaian tahap I ini. Kedua buah buku yang telah dinilai pada tahap I tersebut akan dinilai kembali pada penilaian tahap II untuk komponen kelayakan isi dan penyajian secara lebih mendalam.


(47)

Rekapitulasi hasil penilaian tahap I untuk dua buah buku ajar yang dianalisis dapat dilihat pada tabel 4.1. Buku matematika untuk SMP Kelas VIII semester 1 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono disimbolkan dengan huruf A dan buku matematika untuk SMP Kelas VIII semester 2 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono disimbolkan dengan huruf B.

Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil penilaian tahap I untuk dua buah buku ajar yang dianalisis.

No Butir Penilaian Jawaban

I Komponen Kelayakan Isi Ya Tidak

A B A B

1 Standar Kompetensi (SK) tercantum secara implisit √ √ - - 2 Kompetensi Dasar (KD) tercantum secara implisit √ √ - -

3 Kesesuaian Isi buku dengan SK dan KD √ √ - -

II Komponen Penyajian Ada Tidak

A B A B

1 Daftar Isi √ √ - -

2 Tujuan Setiap Bab √ √ - -

3 Peta konsep atau ringkasan √ √ - -

4 Kata Kunci/Keywords - - √ √

5 Pertanyaan/soal latihan pada setiap bab √ √ - -

6 Daftar pustaka √ √ - -

4.1.2 Penilaian Tahap II

Buku yang telah lolos penilaian tahap I dinilai kembali secara lebih komprehensif dan mendalam pada kedua komponen penilaian (kelayakan isi dan penyajian) pada penilaian tahap II. Penilaian dilakukan oleh peneliti untuk tiap-tiap buku. Nilai yang diperoleh dijumlahkan untuk setiap-tiap butir penilaian. Jumlah skor pada masing-masing butir penilaian dikonversikan dalam bentuk persentase. Persentase yang diperoleh kemudian ditafsirkan menggunakan kalimat kualitatif dengan kriteria kesesuaian yang telah ditetapkan. Dari kriteria tersebut dapat diketahui tingkat kesesuaian buku ajar dengan standar BSNP untuk tiap-tiap komponen.


(48)

4.1.2.1Komponen Kelayakan Isi Buku Ajar Matematika

Rekapitulasi hasil penilaian komponen kelayakan isi untuk buku yang dianalisis tercakup pada tabel 4.2 dan 4.3. Penilaian kelayakan isi buku matematika untuk SMP kelas VIII semester 1 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono terbitan Erlangga disajikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil penilaian kelayakan isi buku buku matematika untuk SMP kelas VIII semester 1 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono terbitan Erlangga

No Butir Skor tiap bab Persentase

(%) Kriteria

1 2 3 4 5

A. KESESUAIAN URAIAN MATERI DENGAN SK DAN KD

1. Kelengkapan materi 4 4 4 4 4 100,00 Sangat sesuai 2. Keluasan materi 4 4 4 4 4 100,00 Sangat sesuai 3. Kedalaman materi 4 4 4 4 4 100,00 Sangat sesuai

Rerata Persentase 100 100 100 100 100 100,00 Sangat sesuai

B. KEAKURATAN MATERI

1. Akurasi konsep dan definisi 4 4 4 4 4 100 Sangat sesuai 2. Akurasi prinsip 4 4 4 4 4 100 Sangat sesuai 3. Akurasi prosedur dan algoritma 4 4 4 4 4 100 Sangat sesuai 4. Akurasi contoh 4 4 4 4 4 100 Sangat sesuai 5. Akurasi soal 4 4 4 4 4 100 Sangat sesuai

Rerata Persentase 100 100 100 100 100 100 Sangat sesuai

C. MATERI PENDUKUNG PEMBELAJARAN

1. Penalaran (reasoning) 4 4 4 4 4 100 Sangat sesuai 2. Pemecahan masalah (problem

solving) 1 1 1 1 1 25,00 Tidak sesuai 3. Keterkaitan 3 4 4 3 3 85,00 Sangat sesuai 4. Komunikasi (write and talk) 1 2 2 4 1 50,00 Cukup Sesuai 5. Penerapan (aplikasi) 1 1 1 1 1 25,00 Tidak sesuai 6. Kemenarikan materi 3 3 3 3 3 75,00 Sesuai 7. Mendorong untuk mencari

informasi lebih jauh 2 2 2 2 2 50,00 Cukup sesuai 8. Materi pengayaan (enrichment) 1 1 1 4 1 40,00 Tidak sesuai

Rerata Persentase 50 56,25 56,25 68,75 50 56,25 Cukup sesuai

RERATA SKOR KELAYAKAN ISI 85,42 Sangat sesuai

Persentase tiap bab (%) 83,33 85,42 85,42 89,58 83,33

Buku ajar matematika untuk SMP kelas VIII semester 2 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono terbitan Erlangga mendapatkan hasil penilaian untuk komponen kelayakan isi yang tercatat pada tabel 4.3.


(49)

Tabel 4.3 Hasil penilaian kelayakan isi buku buku matematika untuk SMP kelas VIII semester 2 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono terbitan Erlangga.

No Butir Skor tiap bab Persentase

(%) Kriteria

6 7 8 9

A. KESESUAIAN URAIAN MATERI DENGAN SK DAN KD

1. Kelengkapan materi 4 4 4 4 100,00 Sangat sesuai

2. Keluasan materi 4 4 4 4 100,00 Sangat sesuai

3. Kedalaman materi 4 4 4 4 100,00 Sangat sesuai

Rerata Persentase 100 100 100 100 100,00 Sangat sesuai

B. KEAKURATAN MATERI

1. Akurasi konsep dan definisi 4 4 4 4 100,00 Sangat sesuai

2. Akurasi prinsip 4 4 4 4 100,00 Sangat sesuai

3. Akurasi prosedur dan

algoritma 4 4 4 4 100,00 Sangat sesuai

4. Akurasi contoh 4 3 3 4 87,50 Sangat sesuai

5. Akurasi soal 4 4 4 4 100,00 Sangat sesuai

Rerata Persentase 100 95 95 100 97,50 Sangat sesuai

C. MATERI PENDUKUNG PEMBELAJARAN

1. Penalaran (reasoning) 4 4 4 4 100,00 Sangat sesuai

2. Pemecahan masalah

(problem solving) 1 1 1 1 25,00 Tidak sesuai

3. Keterkaitan 3 3 3 3 75,00 Sesuai

4. Komunikasi (write and talk) 1 1 2 1 31,25 Tidak Sesuai

5. Penerapan (aplikasi) 1 1 1 1 25,00 Tidak sesuai

6. Kemenarikan materi 3 3 3 3 75,00 Sesuai

7. Mendorong untuk mencari

informasi lebih jauh 2 2 2 2 50,00 Cukup sesuai 8. Materi pengayaan

(enrichment) 1 1 1 1 25,00 Tidak sesuai

Rerata Persentase 50 50 53,13 50 50,78 Cukup sesuai

RERATA SKOR KELAYAKAN ISI 82,76 Sangat sesuai

Persentase tiap bab (%) 83,33 81,67 82,71 83,33

Hasil penilaian buku ajar yang dianalisis untuk komponen kelayakan isi juga dapat dilihat dalam bentuk diagram batang yang menggambarkan hubungan antara subkomponen-subkomponen pada komponen kelayakan isi dengan persentase tiap bab yang diperoleh.


(50)

Gambar 1. Diagram batang hasil penilaian buku ajar komponen kelayakan isi

4.1.2.2Komponen Penyajian Buku Ajar Matematika

Rekapitulasi data penilaian tahap II komponen penyajian untuk buku ajar yang dianalisis tercatat pada tabel 4.4 dan 4.5. Hasil penilaian komponen penyajian untuk buku matematika untuk SMP kelas VIII semester 1 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Penilaian tahap II komponen penyajian buku ajar matematika untuk SMP kelas VIII semester 1 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono.

No Butir Skor Persentase (%) Kriteria

A. TEKNIK PENYAJIAN

1. Sistematika penyajian 4 86,59 Sangat sesuai

2. Keruntutan penyajian 4 100,0 Sangat sesuai

Rerata Persentase 93,30 Sangat sesuai

B. PENYAJIAN PEMBELAJARAN

1. Observasi, investigasi,

eksplorasi, atau inkuiri 3 75,00 Sesuai

2. Masalah kontekstual 3 70,00 Sesuai

3. Menumbuhkan berpikir

kritis, kreatif, atau inovatif 4 100,0 Sangat sesuai 4. Memuat hands-on activity 4 100,0 Sangat sesuai

Rerata Persentase 86,25 Sangat sesuai

C. KELENGKAPAN PENYAJIAN

1. Bagian pendahulu 3 75,00 Sesuai

0 20 40 60 80 100 120

1 2 3 4 5 6 7 8 9

%

sk

or

BAB

Hasil Penilaian Buku Ajar Komponen Kelayakan Isi


(51)

2. Bagian isi 3 80,00 Sesuai

3. Bagian penyudah 1 25,00 Tidak sesuai

Rerata Persentase 60,00 Cukup sesuai

RERATA PERSENTASE PENYAJIAN 79,85 Sesuai

Hasil penilaian komponen penyajian untuk buku matematika untuk SMP kelas VIII semester 2 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Penilaian tahap II komponen penyajian buku ajar matematika untuk SMP kelas VIII semester 2 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono.

No Butir Skor Persentase (%) Kriteria

A. TEKNIK PENYAJIAN

1. Sistematika penyajian 4 81,66 Sangat sesuai

2. Keruntutan penyajian 4 100,0 Sangat sesuai

Rerata Persentase 90,83 Sangat sesuai

B. PENYAJIAN PEMBELAJARAN

1. Observasi, investigasi,

eksplorasi, atau inkuiri 3 62,50 Sesuai

2. Masalah kontekstual 4 87,50 Sesuai

3. Menumbuhkan berpikir

kritis, kreatif, atau inovatif 4 100,0 Sangat sesuai 4. Memuat hands-on activity 4 100,0 Sangat sesuai

Rerata Persentase 87,50 Sangat sesuai

C. KELENGKAPAN PENYAJIAN

1. Bagian pendahulu 3 75,00 Sesuai

2. Bagian isi 3 79,17 Sesuai

3. Bagian penyudah 1 25,00 Tidak sesuai

Rerata Persentase 59,72 Cukup sesuai

RERATA PERSENTASE PENYAJIAN 79,35 Sesuai

Hasil penilaian kedua buku ajar untuk komponen penyajian dapat dilihat dalam bentuk diagram batang yang menggambarkan hubungan antara subkomponen-subkomponen pada komponen penyajian dengan persentase yang diperoleh.


(52)

Gambar 2. Diagram batang hasil penilaian buku ajar komponen penyajian

4.2

Pembahasan

Analisis buku ajar matematika untuk SMP kelas VIII karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono terbitan Erlangga meliputi dua tahap penilaian. Pada penilaian tahap I buku ajar dinilai secara cepat (skimming) yang memfokuskan pada aspek kesesuaian SK dan KD, dan kelayakan penyajian. Butir-butir penilaian untuk penilaian tahap I dapat dilihat pada lampiran. Buku ajar yang dianalisis dalam penelitian ini lolos penilaian tahap I, selanjutnya dinilai kembali secara lebih komprehensif dan mendalam pada penilaian tahap II. Penilaian tahap II buku ajar meliputi dua komponen penilaian, yaitu komponen kelayakan isi dan komponen penyajian. Butir-butir penilaian untuk penilaian tahap II beserta deskripsi untuk tiap-tiap butir dapat dilihat pada lampiran.

0 20 40 60 80 100

A B C

%

S

K

O

R

SUBKOMPONEN-SUBKOMPONEN PENYAJIAN

Hasil Penilaian Komponen Penyajian Buku Ajar


(53)

4.2.1 Penilaian Tahap I

Baik buku Matematika untuk SMP Kelas VIII semester 1 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono maupun buku Matematika untuk SMP Kelas VIII semester 2 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono memperoleh jawaban positif untuk delapan dari sembilan butir penilaian tahap I. Penilaian tahap I mencakup dua komponen yaitu kelayakan isi dan penyajian. Pada komponen kelayakan isi, penilaian difokuskan pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tercantum secara implisit dalam kedua buku tersebut. Hal ini ditunjukkan dari judul-judul bab dalam buku-buku tersebut mencerminkan materi yang terkandung dalam SK dan KD.

Untuk butir kesesuaian isi buku dengan SK dan KD, kedua buku tersebut juga memperoleh jawaban “ya” yang berarti respon positif. Komponen kedua dalam penilaian tahap I adalah penyajian yang difokuskan pada ada tidaknya bagian-bagian penting bagi sebuah buku ajar. Kedua buku yang dianalisis dalam penelitian ini tidak semuanya mendapatkan jawaban positif seperti yang disyaratkan pada instrumen penilaian. Butir kata kunci tidak terpenuhi pada kedua buku yang dianalisis.

4.2.2 Penilaian Tahap II 4.2.2.1Komponen Kelayakan Isi

Butir-butir penilaian pada komponen kelayakan isi secara garis besar terbagi dalam tiga indikator yang harus diperhatikan. Ketiga indikator tersebut adalah (1) kesesuaian uraian materi dengan Standar Kompetensi (SK) dan


(54)

Kompetensi Dasar (KD); (2) keakuratan materi; dan (3) materi pendukung pembelajaran. Dalam subkomponen cakupan materi tercakup tiga butir penilaian yaitu kelengkapan materi, keluasan materi, dan kedalaman materi. Pada subkomponen akurasi materi tercakup lima butir penilaian yaitu akurasi konsep dan definisi, akurasi prinsip, akurasi prosedur dan algoritma, akurasi contoh, dan akurasi soal. Butir-butir penilaian penalaran (reasoning), pemecahan masalah (problem solving), keterkaitan, komunikasi (write and talk), penerapan (aplikasi), kemenarikan materi, mendorong untuk mencari informasi lebih lanjut, dan materi pengayaan (enrichment) merupakan cakupan dari indikator ketiga yaitu materi pendukung pembelajaran.

4.2.2.1.1 Buku A

Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII untuk semester 1 karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono terbitan Erlangga memperoleh rata-rata persentase kesesuaian kelayakan isi terhadap standar BSNP sebesar 83,19% yang artinya sangat sesuai dengan standar BSNP. Rerata subkomponen kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD yang dicapai sangat sesuai dengan standar BSNP yaitu sebesar 93,33%. Pada subkomponen kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD terdapat butir kelengkapan materi yang pada buku tersebut memperoleh persentase kesesuaian 80%. Hal ini dikarenakan materi yang disampaikan tidak seluruhnya mencakup materi pengayaan. Padahal buku ajar yang diharapkan saat ini bukan hanya buku ajar yang sesuai dengan kebutuhan pokok saja, melainkan juga buku yang dapat memberikan informasi dan ilmu lebih lanjut. Seluruh jabaran materi yang diinginkan dalam SK dan KD sudah


(55)

tercakup dalam materi yang disajikan pada tiap-tiap bab buku tersebut. Begitu pula dengan butir kedua yaitu keluasan materi yang mendapatkan tingkat kesesuaian sangat sesuai dengan standar BSNP yang mencapai 100%. Materi yang disajikan mencakup mulai pengenalan konsep, definisi, prinsip, prosedur, algoritma hingga memperlihatkan interaksi antarkonsep sesuai yang terkandung dalam SK dan KD. Tidak hanya itu saja, buku ajar tersebut juga menyajikan contoh dan soal latihan yang memperjelas konsep, definisi, prinsip, prosedur, dan algoritma. Sama halnya dengan butir kedua, butir kedalaman materi yang merupakan butir ketiga juga mendapatkan penilaian yang sangat sesuai dengan standar BSNP yaitu 100%. Penjelasan konsep, definisi, prinsip, prosedur, dan algoritma menitikberatkan pada model konkrit agar peserta didik lebih memahami materi yang disampaikan pada tiap babnya.

Subkomponen yang kedua yaitu keakuratan materi yang meliputi akurasi konsep dan definisi, akurasi prinsip, akurasi prosedur dan algoritma, akurasi contoh, serta akurasi soal. Dapat dilihat bahwa semua akurasi dalam subkomponen keakuratan materi mendapatkan persentase yang sangat sesuai (100%) dengan standar BSNP. Akurasi konsep dan definisi mendapat nilai rata-rata 100% karena konsep dan definisi yang disajikan pada tiap-tiap bab sudah sesuai dengan kebutuhan pemenuhan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Selain itu tidak terdapat kesalahan konsep dan definisi pada keseluruhan bab. Akurasi prinsip juga mendapat penilaian 100% karena semua prinsip sudah dirumuskan dengan akurat dan tidak menimbulkan multitafsir bagi peserta didik. Sama halnya dengan akurasi prosedur dan algoritma, keduanya sudah disajikan


(56)

sesuai dengan akurat. Prosedur dan algoritma disajikan dalam pemenuhan kebutuhan proses pematematikaan, penyelesaian masalah, atau perhitungan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Namun jika dilihat pada lampiran, tidak semua akurasi materi mendapat nilai 100% karena masih ada kesalahan penulisan dalam contoh soal, dan adanya soal yang tidak valid. Persentase tersebut dikonversikan menurut kaidah penentuan skor dengan rentang satu sampai empat sehingga pada rekapitulasi penilaian diberi skor empat. Contoh yang masih belum akurat salah satunya dapat dilihat pada buku halaman 6. Kesalahan terdapat pada kesalahan cetak buku. Namun bila tidak ditindaklanjuti, akan mengakibatkan multitafsir bagi peserta didik. Selain pada kesalahan cetak untuk tulisan, ada sebagian gambar yang juga masih salah. Serupa dengan contoh, beberapa soal latihan yang diberikan masih belum valid. Salah satu diantaranya pada bab 1 halaman 27 soal latihan 9, soal yang diberikan tidak sesuai dengan hasil yang seharusnya dicapai pada pengerjaan soal tersebut. Kesalahan soal juga terjadi pada kesalahan cetak, dan tidak adanya jawaban dari soal yang diminta pada pilihan jawaban (jika soal dalam bentuk pilihan ganda).

Materi pendukung pembelajaran merupakan subkomponen ketiga dari komponen kelayakan isi. Rerata yang dicapai pada subkomponen ini hanya sebesar 56,25% dan masih tergolong kriteria cukup sesuai. Pada subkomponen ini terdapat delapan butir yang mempengaruhi rendahnya rerata yang dicapai. Butir pertama adalah penalaran (reasoning) yang mendapat persentase sebesar 100%. Materi yang disajikan pada tiap bab sudah memuat uraian, contoh dan soal yang mendorong peserta didik untuk secara runtut membuat kesimpulan yang sahih.


(57)

Dapat dilihat salah satunya pada buku halaman 142-143 tentang teorema pythagoras. Peserta didik diarahkan untuk secara runtut menemukan teorema pythagoras.

Selanjutnya pada butir pemecahan masalah (problem solving) yang merupakan butir kedua, diperoleh hasil sebesar 25% atau masih berada pada kriteria tidak sesuai. Hal ini disebabkan karena kurangnya soal pemecahan masalah ataupun soal non rutin. Porsi soal pemecahan masalah yang disajikan tidak proporsional bila dibandingkan dengan soal pemahaman konsep atau soal penalaran dan komunikasi. Pada butir ketiga yaitu keterkaitan mendapat persentase sebesar 85%. Walaupun tidak sempurna, namun sudah masuk ke dalam kriteria sangat sesuai. Beberapa bab masih belum memperhatikan keterkaitan antara matematika dengan ilmu lain. Hanya menunjukkan keterkaitan antarkonsep dan keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari.

Butir komunkasi (write and talk) merupakan butir kedelapan pada subkomponen ini. Butir ini hanya mendapatkan persentase sebesar 50% yang masuk dalam kriteria cukup sesuai dengan standar penilaian dari BSNP. Contoh atau latihan yang disajikan pada tiap-tiap bab mengomunikasikan gagasan secara tertulis saja. Namun belum semua bab menyajikan contoh atau latihan yang menuntut peserta didik untuk mengomunikasikan jawabannya secara lisan. Semua bab pada buku A menyajikan uraian serta contoh yang menjelaskan penerapan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari atau dalam ilmu lain. Namun penerapan tersebut hanya sebesar 25% saja dari keseluruhan uraian, contoh dan


(1)

atau contoh penggunaan dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan topik yang akan disajikan. Pendahulu minimal memuat materi prasyarat yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk memahami pokok bahasan yang akan disajikan.

Isi memuat hal-hal yang tercakup dalam subkomponen Kelayakan Isi.

Butir 18 Keruntutan penyajian

Deskripsi Penyajian sesuai dengan alur berpikir induktif (khusus ke umum) untuk membuat dugaan-dugaan (konjektur) atau deduktif (umum ke khusus) untuk menyatakan kebenaran suatu proposisi.

Konsep disajikan dari yang mudah ke sukar, dari yang sederhana ke kompleks, atau dari yang informal ke formal, yang mendorong peserta didik terlibat aktif.

Materi prasyarat disajikan mendahului materi pokok yang berkaitan dengan materi prasyarat yang bersangkutan.

B. PENYAJIAN PEMBELAJARAN

Butir 19 Observasi, investigasi, eksplorasi, atau inkuiri.

Deskripsi Sajian materi memuat tugas observasi, investigasi, eksplorasi, atau inkuiri. Observasi dilakukan untuk mengenal, mendeteksi pola, fenomena yang sama/berulang, atau ciri-ciri untuk membangun pengetahuan peserta didik secara informal. Investigasi adalah suatu aktivitas dalam memecahkan masalah matematika yang berpeluang memiliki lebih dari satu jawab. Eksplorasi adalah kegiatan matematika yang diawali dengan masalah, pengumpulan data atau informasi, analisis data, dan diakhiri dengan penyimpulan. Inkuiri adalah suatu proses menyusun pertanyaan-pertanyaan dan mengumpulkan data yang relevan serta membuat kesimpulan berdasarkan data tersebut.

Butir 20 Masalah kontekstual

Deskripsi Materi menyajikan masalah kontekstual yang akrab, menarik, atau bermanfaat bagi peserta didik. Masalah kontekstual sedapat mungkin dimunculkan pada bagian awal sajian dengan maksud untuk memfasilitasi penemuan konsep, prinsip, atau prosedur. Masalah tersebut dapat pula disajikan di bagian


(2)

akhir sebagai uji pemahaman, ilustrasi aplikasi, atau generalisasi. Butir 21 Menumbuhkan berpikir kritis, kreatif, atau inovatif.

Deskripsi Penyajian materi memuat masalah matematis yang dapat merangsang tumbuhnya berpikir kritis, kreatif, atau inovatif. Sajian materi yang dapat menumbuhkan berpikir kritis adalah materi yang membuat peserta didik tidak lekas percaya, selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan, atau tajam analisisnya dalam menguji kebenaran jawaban. Sajian materi yang dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik ditandai oleh dimilikinya daya cipta atau kemampuan mencipta. Sajian materi yang dapat menumbuhkan inovasi peserta didik ditandai oleh adanya pembaruan atau kreasi baru dalam gagasan atau metode.

Butir 22 Memuat hands-on activity.

Deskripsi Penyajian memuat hands-on activity yang merupakan bagian dari upaya melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran untuk menemukan, mengidentifikasi, atau menghadirkan konjektur. Aktivitas ini dapat memacu peserta didik untuk berinteraksi serta mengomunikasikan gagasan yang sedang dipelajari. Aktivitas ini berupa kegiatan nyata yang antara lain meliputi mengidentifikasi, memotong atau menggunting, memasangkan, atau menyusun benda, sehingga terbentuk suatu pola atau keteraturan yang merupakan sifat, rumus, atau teorema.

Penggunaan kalkulator atau komputer sebagai alat bantu perhitungan dan simulasi juga termasuk dalam aktivitas ini.

C. KELENGKAPAN PENYAJIAN

Butir 23 Bagian pendahulu

Deskripsi Pada awal buku terdapat prakata, petunjuk penggunaan, dan daftar isi. Awal buku dapat juga memuat daftar simbol atau notasi.

Prakata memuat secara umum isi buku yang dibahas.

Petunjuk penggunaan memuat penjelasan tujuan, isi buku, serta petunjuk pemakaian buku bagi peserta didik untuk mempelajarinya.


(3)

Daftar isi memberikan gambaran mengenai isi buku yang diikuti dengan nomor halaman kemunculan. Daftar simbol atau notasi merupakan kumpulan simbol atau notasi beserta penjelasannya yang dilengkapi dengan nomor halaman kemunculan simbol atau notasi dan disajikan secara alfabetis.

Butir 24 Bagian isi

Deskripsi Penyajian dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, tabel, rujukan/sumber acuan, soal latihan bervariasi dan bergradasi, atau rangkuman setiap bab.

Gambar, ilustrasi, atau tabel disajikan dengan jelas, menarik, dan sesuai dengan topik yang disajikan sehingga materi lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Teks, tabel, dan gambar yang bukan buatan sendiri (dikutip dari sumber lain) harus menyebutkan rujukan atau sumber acuan. Rujukan atau sumber acuan dapat langsung disebutkan atau disertakan dalam daftar rujukan atau sumber.

Penyajian setiap bab atau subbab memuat soal latihan bervariasi dengan tingkat kesulitan bergradasi secara proporsional yang dapat membantu menguatkan pemahaman konsep atau prinsip.

Rangkuman merupakan kumpulan konsep kunci bab yang dinyatakan dengan kalimat ringkas dan bermakna, serta memudahkan peserta didik untuk memahami isi bab. Rangkuman ini dapat disajikan pada akhir setiap bab dengan maksud agar peserta didik dapat mengingat kembali hal-hal penting yang telah dipelajari.

Butir 25 Bagian penyudah

Deskripsi Pada akhir buku, terdapat daftar pustaka, indeks subjek, daftar istilah (glosarium) atau petunjuk pengerjaan (hint)/jawaban soal latihan terpilih. Apabila tidak terdapat pada awal buku, daftar simbol atau notasi dapat dicantumkan pada akhir buku.

Daftar pustaka menggambarkan bahan rujukan yang digunakan dalam penulisan buku dan dituliskan secara konsisten. Setiap pustaka yang digunakan diawali dengan nama pengarang (disusun secara alfabetis), tahun terbitan, judul buku, tempat, dan diakhiri dengan nama penerbit.

Indeks subjek merupakan kumpulan kata penting, antara lain objek matematika, nama tokoh atau pengarang, yang diikuti dengan nomor halaman kemunculan dan disajikan secara alfabetis.

Daftar istilah merupakan kumpulan istilah penting beserta penjelasannya yang dilengkapi dengan nomor halaman kemunculan istilah dan disajikan secara alfabetis.


(4)

Pada akhir suatu bab, akhir suatu bahasan, atau akhir buku disertakan petunjuk pengerjaan (hint) atau jawaban soal latihan terpilih.


(5)

Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Aljabar

1. Memahami bentuk aljabar,

relasi, fungsi, dan

persamaan garis lurus

1.1 Melakukan operasi aljabar

1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam

faktor-faktornya

1.3 Memahami relasi dan fungsi

1.4 Menentukan nilai fungsi

1.5 Membuat sketsa grafik fungsi aljabar

sederhana pada sistem koordinat Cartesius

1.6 Menentukan gradien, persamaan dan grafik

garis lurus

2. Memahami sistem

persamaan linear dua

variabel dan

menggunakannya dalam

pemecahan masalah

2.1 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua

variabel

2.2 Membuat model matematika dari masalah yang

berkaitan dengan sistem persamaan linear dua

variabel

2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah

yang berkaitan dengan system persamaan linear

dua variabel dan penafsirannya

Geometri dan Pengukuran

3. Menggunakan Teorema

Pythagoras dalam

pemecahan masalah

3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk

menentukan panjang sisi-sisi segitiga

sikusiku

3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar

yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras


(6)

Semester 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Geometri dan Pengukuran

4. Menentukan unsur, bagian

lingkaran serta ukurannya

4.1 Menentukan unsur dan bagian-bagian

lingkaran

4.2 Menghitung keliling dan luas lingkaran

4.3 Menggunakan hubungan sudut pusat,

panjang busur, luas juring dalam pemecahan

masalah

4.4 Menghitung panjang garis singgung

persekutuan dua lingkaran

4.5 Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar

suatu segitiga

5. Memahami sifat-sifat kubus,

balok, prisma, limas, dan

bagianbagiannya, serta

menentukan ukurannya

5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok,

prisma dan limas serta bagian-bagiannya

5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma

dan limas

5.3 Menghitung luas permukaan dan volume

kubus, balok, prisma dan limas