ANALISIS ASPEK PENYAJIAN BUKU AJAR IPA SISWA SMP KELAS VIII KURIKULUM 2013

(1)

i

ANALISIS ASPEK PENYAJIAN BUKU AJAR IPA

SISWA SMP KELAS VIII KURIKULUM 2013

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

oleh

Dika Indah Sri Utami 4201412118

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul

Analisis Aspek Penyajian Buku Ajar IPA Siswa SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 disusun oleh

Dika Indah Sri Utami 4201412118

telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada: hari : Kamis

tanggal : 1 September 2016


(3)

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang, 1 September 2016

Dika Indah Sri Utami NIM 4201412118


(4)

(5)

v

MOTTO

 Sesulit apapun jalan yang kau lalui cobalah untuk selesaikan sendiri. Berdo’alah kepada Allah karena Allah selalu sayng kamu setiap saat.

 Janganlah membanggakan dan menyombongkan diri apa-apa yang kita peroleh, turut dan ikutilah ilmu padi makin berisi makin tunduk dan makin bersyukur kepada yang menciptakan kita Allah SWT.

 Jangan pernah puas terhadap suatu keberhasilan

PERSEMBAHAN

 Bapak dan Ibu yang senantiasa mendoakan, mendukung, dan menyemangati saya.

 Adik dan kakak saya yang selalu menjadi motivasi saya

 Teman-teman fisika angkatan 2012


(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur kepada Allha SWT yang telah melimpahkan rahmat serta inayah-Nya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Aspek Penyajian Buku Ajar IPA Siswa SMP Kelas VIII Kurikulum 2013”. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu untuk kelancaran penulisan skripsi ini, karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, peneliti sulit rasanya untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum.; 2. Prof. Dr. Zaenuri, S.E., M.Si,Akt.; 3. Dr. Suharto Linuwih, M.Si.;

4. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dosen pembimbing I yang telah sabar membimbing, memberikan saran, motivasi serta masukan selama penyusunan skripsi ini; 5. Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc., dosen pembimbing II yang telah sabar

membimbing, memberikan saran, motivasi serta masukan selama penyusunan skripsi ini;

6. Seluruh dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu kepada saya selama menempuh studi;


(7)

vii

7. Segenap guru, karyawan, dan siswa-siswa SMP Negeri 2 Demak yang telah membantu pelaksaan penelitian;

8. Bapak, Ibu dan saudara-saudaraku yang telah memberikan motivasi dan menyemangati sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

9. Keluarga besar Jurusan Fisika 2012, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya;

10.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran penulis harapkan untuk memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

Semarang, 1 September 2016


(8)

viii

ABSTRAK

Utami, D.I.S. 2016. “Analisis Aspek Penyajian Buku Ajar IPA Siswa SMP Kelas VIII Kurikulum 2013”. Skripsi Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negri Semarang. Pembimbing I Prof. Wiyanto, M. Si., pembimbing II Dra. Langlang handayani, M. App. Sc.

Kata Kunci: Analisis, Buku Teks IPA, Penyajian, Ilustrasi gambar

Buku teks merupakan salah satu sumber belajar yang mempunyai peran dominan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Masalah yang melatar belakangi penelitian ini adalah keberadaan buku teks IPA yang banyak digunakan SMP kelas VIII di Kota Demak belum diketahui kualitas ilustrasi gambarnya untuk digunakan dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah buku teks IPA SMP kelas VIII yang digunakan di Kota Demak sudah memenuhi standar variasi penyajian, kesesuaian ilustrasi dengan materi , ilustrasi menimbulkan daya tarik menurut BSNP dan apakah ilustrasi teks berpengaruh terhadap penguasaan teks oleh siswa . Subjek dalam penelitian ini adalah buku IPA Jilid 1 untuk SMP. Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan angket untuk mengetahui buku IPA yang digunakan kelas VIII, dokumentasi menggunakan lembar penilaian buku teks IPA dari Pusat Perbukuan Depdiknas dan test soal untuk mengetahui penguasaan teks pada buku. Penilaian dilakukan oleh tiga orang penilai, yaitu penelitian dan dua teman sejawat. Penyajian data dalam bentuk deskriptif naratif yang disajikan dalam bentuk uraian, sehingga memudahkan untuk memahami apa yang terjadi . Berdasarkan analisis data hasil penelitian buku ajar IPA yang banyak dipakai memiliki:1) Variasi penyajian dengan skor rata-rata 75,24; 2) Kesesuaian dan ketepatan ilustrasi dengan materi dengan skor rata-rata 51,80; 3) Ilustrasi berpengaruh terhadap penguasaan teks oleh siswa memperoleh skor 59,39; 4) Ilustrasi memiliki daya tarik dengan skor 88. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyajian buku ajar IPA yang banyak digunakan di kota Demak sudah baik. Variasi penyajian yang dimiliki sudah baik, tetapi untuk kesesuaian dan ketepatan ilustrasi dengan materi pada buku cukup baik. Selain itu ilustrasi berpengaruh pada penguasaan teks oleh siswa namun siswa masih kesulitan mengerjakan soal dengan teks ilustrasi sehingga siswa perlu terbiasa mengerjakan soal-soal yang memiliki teks ilustrasi dan buku memiliki daya tarik ilustrasi yang baik. Guru dan peserta didik dapat tetap menggunakan buku-buku tersebut dalam pembelajaran, untuk melengkapi kekurangan yang ada di buku, guru dapat menggunakan buku pelengkap lainnya. Penyusunan ilustrasi gambar dalam buku teks hendaknya memperhatikan aspek penyajian dan kedaya tarikan ilustrasi gambar dengan mengacu pada indikator yang diberikan oleh BSNP.


(9)

ix

ABSTRACT

Sri,D.I.U.2016.“The Analysis of Presentation Aspects in Science Book of Eight Students of Junior High School with Curriculum 2013”. Research of Physics Major, Faculty of Math and Science, Semarang State University. First Advisor Prof. Wiyanto, M. Si., second advisor Dra. Langlang handayani.

Keywords : Analysis, Science Text Book, Presentation, Picture Illustration

Textbook is one of learning resource which has dominant role in class learning activities. The background problem in this research is the existence of the Science textbooks for eight grade of junior high school used as learning material in Demak have unknown picture quality illustration to be used in learning. The research is aimed to know if the Science textbook used in Eight grade of Junior high school of fulfilled the standard of presentation variation, suitability of illustration with material, attractive illustration (based on BSNP) and the influence to the students' mastery of the materials given. The subject of this study is Science book first edition for Junior High School. In collecting data, the research used questionaire, documentation and assessment sheets of Science text book from Central Archive Department of National Education Department (Depdiknas) to know the student capability on mastery the text in the book. This research was conducted by one researcher and two partners. Presentation of data in the form of descriptive narrative presented in narrative form, making it easier to understand what is happening. Based on analysis it can be stated that , science textbooks which mostly used have: 1)Presentation variation which has mean score 75,24; 2) Suitability of illustration with material which have mean score 51,80; 3) The illustration which influence to the students text mastery with the mean score 59,39; 4) Attractive illustration which has score 88. The result of the reserach showed that the presentation of Science text book that mostly used in Demak is good enough. The presentation variation is good but the conformity and accuracy of the illustration materials in the book is fair. Moreover, the illustration can influence the students text mastery but they were still confused in answering questions. They have to make themself to get used to the books which have attractive illustrations. The teachers and students still can use in the teaching learning activities, and moreover use another book as a complete guidance in class. The composing of pictures illustration of textbook should pay mote attention in the attractiveness of the pictures itself and use some indicators provided by the National Education Standards.


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN 1. 1Latar Belakang ... 1

1. 2Rumusan Masalah ... 5

1. 3Tujuan Penelitian ... 6

1. 4Manfaat Penelitian ... 6

1. 5Penegasan Istilah ... 7

1. 6Sistematika Penulisan Skripsi ... 9

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Hakikat Buku Teks Pelajaran ... 11


(11)

xi

2.2 Kualitas Buku Pelajaran ... 13

2.3 Karakteristik Buku Ajar ... 14

2.4 Aspek Penyajian ... 15

2.4.1 Variasi Penyajian ... 16

2.4.2 Materi ... 17

2.5 Ilustrasi ... ... 25

2.6 Fungsi Buku Ajar ... 27

2.7 Penelitian yang Relevan ... 29

2.8 Kerangka Berfikir... ... 30

2.9 Hipotesis... ... 30

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian... 31

3.2 Subyek Penelitian ... 31

3.3 Variabel Penelitian ... 32

3.4 Desain Penelitian ... 32

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.6 Instrumen Penelitian... ... 34

3.6.1 Validator Ahli ... ... 34

3.7 Metode Analisis Data ... 35

3.7.1 Analisis Data Awal ... 35

3.7.1.1 Uji Homogenitas... 35

3.7.1.2 Uji Normalitas ... 37

3.7.1.2 Realibilitas Tes... ... 37


(12)

xii

3.7.1.4 Daya Pembeda ... 39

3.7.2 Analisis Data Akhir ... 40

3.7.2.1 Kriteria Penskoran Standar Variasi Penyajian ... 40

3.7.2.2 Kriteria Penskoran Standar Kesesuian dan ketepatan Ilustrasi dengan Materi ... 41

3.7.2.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata ( Uji t) ... 42

3.7.2.4 Kriteria Penskoran Daya Tarik Ilustrasi ... 43

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Analisis Buku Teks IPA SMP... 44

4.4.1Variasi Penyajian ... 45

4.4.2Kesesuaian Ilustrasi dengan Materi ... 46

4.4.3Hubungan Ilustrasi dengan Penguasaan Teks oleh Siswa ... 48

4.4.4Ilustrasin pada Buku Memberikan Daya Tarik ... 49

4.2 Pembahasan ... 50

4.2.1 Persentase Skor Buku Teks IPA Pada Sub Aspek Variasi Penyajian ... 50

4.2.2 Presentase Skor Buku Teks IPA Pada Sub Aspek Kesesuaian Ilustrasi Dengan Materi ... 56

4.2.3 Hubungan antara Ilustrasi dengan Penguasaan Teks oleh Siswa... ... 59

4.2.4 Ilustrasi Menimbulkan Daya Tarik ... 62

BAB V. PENUTUP 5.1 SIMPULAN... 66

5.2 SARAN ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Daftar Buku Teks Yang Digunakan di Kota Demak ... 5

3.1 Interpretasi terhadap Reliabilitas ... 38

3.2 Interpretasi terhadap Kesukaran Soal ... 39

3.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 39

3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal ... 40

4.1 Perolehan Presentase Skor Berdasarkan Aspek Variasi Penyajian ... 45

4.2 Perolehan Presentase Skor berdasarkan Aspek Kesesuian Ilustrasi dengan Materi ... 47

4.3 Hasil Anlisis Soal Penelitian ... 48

4.4 Perolehan Presentase Skor Berdasarkan Aspek Ilustrasi Pada Buku Memberikan Daya Tarik... 49


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Gaya pada Benda ... 19

2.2 Pengukit/Tuas ... 22

2.3 Jenis-jenis Pengukit ... 23

2.4 Macam-macam Jenis Katrol ... 24

3.1 Tahap-tahap Penelitian... 32

4.1 Presentase Skor Berdasarkan Aspek Variasi penyajian ... 46

4.2 Presentase Skor Berdasarkan Aspek kesesuain Ilustrasi dengan materi ... 47

4.3 Hubungan Ilustrasi dengan Penguasaan Teks oleh Siswa ... 48

4.4 Presentase Skor Daya Tarik Ilustrasi ... 50

4.5 Contoh lintasan rumah dan sekolah ... 51

4.6 Benda akan bergerak atau diam ... 53

4.7 Jenis-jenis Tuas ... 54

4.8 Jenis Pengukit ... 56

4.9 Contoh grafik gerak lurus ... 57

4.10 Contoh diagram pada buku ... 58

4.11 Contoh ilustrasi yang menarik pada buku ... 63


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrument Penilaian Buku ... 70

2. Rubik Penilaian Buku ... 74

3. Analisis buku A ... 86

4. Analisis Buku B ... 95

5. Analisis Buku C ... 105

6. Rekap Hasil Penilaian... 114

7. Daftra Nilai Semester Satu Kelas VIII ... 116

8. Analisis Soal Uji Coba ... 118

9. Analisis Hasil Soal Penelitian ... 119

10. Uji Normalitas ... 121

11. Uji Hipotesis dengan Uji t ... 123

12. Rubik Penilaian Soal ... 126


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Tujuan Pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 dilakukan melalui pendidikan bermutu yang diatur dalam sistem pendidikan nasional. Semua kegiatan pendidikan baik di jalur formal, nonformal, dan informal diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) disebutkan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum yangberlaku di Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013. Aplikasi Kurikulum 2013, menekankan pada penanaman karakter dan budaya kepada siswa terdidik sejak usia dini. Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, benegara dan peradaban dunia. Hal ini dimungkinkan, karena kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keungulan. Diantara keungulan Kurikulum 2013 yaitu menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah dan adanya buku teks pelajaran pengangan siswa. Buku teks pelajaran digunakan sebagai acuan wajib oleh pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 pasal 1 ayat 3 menjelaskan bahwa buku teks pelajaran


(17)

adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

Menurut Collette & Chiapetta, sebagimana dikutip oleh Cahyani et al., (2015: 2), buku teks yang memiliki kualitas baik tidak hanya berisi penjelasan-penjelasan secara teori tetapi juga mampu menarik minat baca siswa dan memudahkan siswa dalam memahami isi dan maksud dari buku tersebut. Kebanyakan buku teks berisi tentang definisi istilah-istilah dan menjelaskan gagasan-gagasan saja. Buku teks yang berisis penjelasan dari sebuah gagasan saja tidak dapat menjelaskan proses yang terlibat dalam pembelajaran sehingga muncul gagasan-gagasan baru tentang buku. Buku teks juga sering melewatkan proses-proses kreatif yang mengarah pada sains inkuiri .

Menurut Muslimin, sebagimana dikutip oleh Harton (2013: 72), buku teks pelajaran sengaja dibuat khusus untuk menemani siswa belajar. Buku teks pelajaran yang baik seharunya mamapu menuntun siswa untuk belajar secara mandiri atau berkelompok, baik siswa belajar di sekolahan mauapun diluar sekolahan. Penyajian materi dalam buku pelajaran memungkinkan siswa belajar secara mandiri tanpa bergantung terhadap guru.

Menurut Devetak et al.,(2010 : 217-235.), buku dalam pembelajaran memeiliki pengaruh yang kuat, karena buku teks pelajaran salah satu sumber utama untuk memperoleh pengetahuan. Dalam memilih buku teks yang berkualitas baik sebaiknya guru harus memperhatikan beberapa aspek yang terkandung didalam


(18)

3

buku tersebut seperti tujuan buku teks, konsep, keterbacaan buku teks, ilustrasi dan gambar serta latihan-latihan yang terdapat pada akhir bab.

Menurut Geene dan Petty, sebagimana dikutip oleh Muslich (2010 : 53), terdapat 10 kriteria buku teks yang dapat dikatakan berkualitas, yaitu: Buku teks haruslah menarik minat siswa yang mempergunakannya, memberikan motivasi kepada para siswa yang memakainya, memuat ilustrasi yang menarik siswa yang memanfaatkannya, mempertimbangkan aspek linguistik, mensetimulus dan merangsang aktivitas-aktivitas siswa yang mempergunakannya, mempunyai point of view yang jelas dan tegas, memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan dewasa, menghargai perbedaan-perbedaan pada pemakainya, penulis buku teks haruslah menghindari konsep-konsep yang samar dan tidak biasa, agar tidak membuat bingung siswa yang memakainya, isi buku teks berhubungan erat dengan pelajaran- pelajaran lain dan terpadu.

Berdasarkan kriteria di atas dapat ditarik simpulan bahwa buku teks haruslah mampu memotivasi belajar siswa dan buku teks yang memuat ilustrasi harus dapat menarik siswa untuk memanfaatkanya sebagi sumber belajar. Dalam pembuatan buku teks harus menghindari konsep-konsep yang ambigu agar tidak membingungkan siswa yang memakainya. Dalam hal ini ilustrasi dan gambar yang terdapat di dalam buku teks haruslah relevan dengan konsep dan teori yang disampaikan pada buku. Ilustrasi dan gambar dalam buku teks diharapkan mampu memotivasi dan menarik minat siswa untuk belajar sehingga, tujuan diadakannya ilustrasi dan gambar pada buku teks tersebut dapat tersampaikan yaitu memperjelas serta mempermudah materi yang disampaikan kepada siswa dan tidak membingungkan siswa. Maraknya buku teks pelajaran yang dipakai pada setiap satuan


(19)

pendidikan sangat meresahkan siswa dan orang tua siswa. Hal ini disebabkan oleh siklus hidup buku tersebut yang pendek. Setiap tahun ada perubahan isi buku teks walaupun hanya perubahan yang sedikit. Keresahan ini mampu membuat pemerintah prihatin melalui Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP), yang mengkreteriakan buku teks layak edar harus memenuhi kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan.

Menurut Mela & Supuran, sebagaimana dikutip oleh Ariningrum (2013: 3), dalam tugasnya guru tidak hanya penyampaikan materi dan pemilih materi dalam pembelajaran saja namun, seorang guru haruslah mengikuti atau memperhatikan pada tujuan siswa yang berkaitan dengan masa depan mereka sehingga bukan hanya mengikuti ketentuan kurikulum saja. Guru harus menjadi semakin kritis, lebih selektif dan lebih cermat untuk mengidentifikasi buku yang mempunyai dampak dalam pembelajaran.

Menurut Van Hoose, Strahan, & L’Esperance, sebagimana dikutip oleh Bill Costello & Nancy J. Kolodziej dalam memeilih buku “picture books can be used in more than one content area. When possible, a teacher should select a book that not only serves an instructional purpose but also can be integrated throughout the curriculum. An integrated curriculum promotes the intellectual development of middle

school students and facilitates understanding of abstract concepts”.

Buku teks yang akan digunakan oleh guru sebaiknya diseleksi terlebih dahulu karena dalam buku teks terdapat aktifitas, lembar kerja dan program panduan bagi siswa. Seleksi buku teks ini memiliki tujuan untuk menujukan apakah dalam buku teks pembelajaran lebih memunculkan kegiatan, latihan membaca dan menulis atau hanya menampilkan kemewahan saja. Beberapa buku mungkin hanya sedikit memenuhi


(20)

5

rekomendasi pembelajaran efektif dalam instruksi sains dan tidak mendukung dasar inquri juga pembelajaran konstruktivisme.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMP Negeri di Kota Demak, sekolah-sekolah di Kota Demak menggunakan buku teks yang beragam dalam proses pembelajaran. Dari observasi awal diperoleh data penerbit buku yang banyak digunakan sebagaimana disajikan dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Daftar Buku Teks Yang Digunakan di Kota Demak

Judul Penerbit Kurikulum Jumlah

Ilmu Pengetahuan Alam KEMENDIKBUD 2013 3

IPA Terpadu Erlangga 2013 2

Fisika Yudistita Ktsp 1

Bupena IPA Erlangga 2013 1

IPA Terpadu Yrama Widya 2013 1

Bse Belajar Ipa PT.Bengawan Ilmu Ktsp 1

Buku pelajaran fisika yang tersebar di SMP Negeri Kota Demak sangat bervariasi, akan tetapi belum sepenuhnya diketahui bagaimana kualitas dari buku tersebut. Dengan banyaknya variasi dari buku pelajaran IPA yang ada, tentunya memiliki kualitas buku yang berbeda-beda. Berdasarkan uraian di atas, maka penyusun mengambil judul: “ANALISIS ASPEK PENYAJIAN BUKU AJAR IPA SISWA SMP KELAS VIII KURIKULUM 2013”.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(21)

1.Apakah buku IPA untuk SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 yang digunakan di Kota Demak sudah memenuhi standar variasi penyajian buku teks fisika menurut BSNP?

2.Apakah buku IPA untuk SMP Kelas VIII kurikulum 2013 yang digunakan di Kota Demak sudah memenuhi standar kesesuaian ilustrasi dengan materi buku teks fisika sesuai BSNP ?

3.Apakah ilustrasi berpengaruh pada penguasaan teks oleh siswa?

4.Bagaimana daya tarik ilustrasi yang ada pada buku IPA SMP Kelas VIII kurikulum 2013 yang digunakan di Kota Demak?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, dapat kita ketahui tujuan dalam penelitian ini. Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah buku IPA untuk SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 yang digunakan di Kota Demak sudah memenuhi standar variasi penyajian buku teks menurut BSNP.

2. Untuk mengetahui apakah buku IPA untuk SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 yang digunakan di Kota Demak sudah memenuhi standar kesesuaian ilustrasi dengan materi buku teks menurut BSNP.

3. Untuk mengetahui apakah ilustrasi berpengaruh pada penguasaan teks oleh siswa. 4. Untuk mengetahui apakah ilustrasi pada buku IPA untuk SMP Kelas VIII

kurikulum 2013 yang digunakan di Kota Demak memiliki daya tarik.

1.4 Manfaat Penelitian


(22)

7

manfaat bagi beberapa pihak. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru, memberikan pedoman untuk mengetahui lebih rinci kriteria buku teks IPA kelas VIII kurikulum 2013 yang baik untuk kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi sekolah, memberikan buku IPA yang baik untuk dipakai pada tahun ajaran mendatang.

3. Bagi penulis buku teks, memperoleh masukan dan pedoman dalam penyusunan buku teks IPA yang memenuhi standar sehingga buku teks cetakan berikutnya lebih berkualitas.

4. Bagi penerbit buku teks, memberikan pedoman dalam memilih buku teks yang berkualitas untuk diterbitkan.

5. Bagi peneliti, menambah wawasan tentang cara penulisan dan kriteria buku teks pelajaran yang baik dan berkualitas yang akan digunakan dalavm menentukan buku ajar di masa mendatang.

1.5 Penegasan Istilah

Penegasan istilah dilakukan untuk memperoleh pengertian yang sama tentang istilah dan membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan dalam penelitian. Istilah-istilah yang perlu diberi penegasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.7.1 Analisis

Menurut Eriyanto, sebagaimana dikutip oleh Rahayu (2014), analisis isi adalah suatu teknik untuk penelitian ilmiah yang digunakan untuk mengetahui gambaran dari karakteristik isi dan untuk menarik inferensi dari isi. Analisis ini


(23)

ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak, dilakukan secara objektif, valid, reliable dan dapat direplikasi.

Pusat Bahasa Depdiknas, sebagiman dikutip oleh Nurmiati (2013), analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan penelaahaan dan penilaian aspek penyajian, buku IPA untuk SMP Kelas VIII yang digunakan di Kabupaten Demak berdasarkan indikator dalam pedoman penilaian buku pelajaran fisika untuk sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas dari Pusat Perbukuan Depdiknas.

1.7.2 Buku Teks

Menurut Pusat Perbukuan, sebagaimana dikutip oleh Muslich (2010: 50), buku teks adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu, berisi bahan yang telah terseleksi, dan berkaitan dengan bidang studi tertentu. Buku teks merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya, biasanya dilengkapi sarana pembelajaran (seperti pita rekaman), dan digunakan sebagai penunjang program pembelajaran. Buku teks yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku teks pelajaran IPA kelas VIII berdasarkan kurikulum 2013 dan yang banyak digunakan siswa SMP di Demak.

1.7.3 Variasi Penyajian

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan buku teks pelajaran pendidikan dasar, menengah, dan perguruan adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, dan


(24)

9

kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar Nasional pendidikan. Menurut Muschlis (2010: 301), materi yang disajikan dalam buku teks seharusnya disajikan dengan berbagai metode yang menarik agar tidak membosankan, misalnya deduktif (umum ke khusus), induktif (khusus ke umum) dan menggunakan berbagai jenis ilustrasi (gambar, foto, grafik, tabel, dan peta) untuk mendukung materi yang disajikan.

Pada hakikatnya informasi dapat disampaikan dalam bentuk teks dan ilustrasi. Teks dan ilustrasi pada buku lebih mudah menyampaikan konses-konsep yang terdapat pada isi buku tersebut. Berdasarkan penelitian dikaitkan dengan kemampuan lamanya mengingat, hasil penelitian teks yang diberikan ilustrasi akan paling diingat oleh pembaca dari pada teks tanpa ilustrasi. Analisis variasi penyajian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan penilaian pada buku ajar siswa SMP yang dilihat dari aspek variasi penyajian buku sesuai dengam kriteria kelayakan dari BSNP(Badan Setandart Nasional Pendidikan).

1.7.4 Kesesuaian ilustrasi dengan materi

Pada prinsipnya ilustrasi dalam buku harus dapat memperjelas pesan atau pengertian yang ada dalam uraian materi. Oleh karena itu, ilustrasi dan keterangan yang digunakan dalam buku harus benar, jelas, menarik, diletakan pada tempat yang tepat, dan memiliki ukuran yang proporsional. Ilustrasi dalam buku teks dapat berfungsi sebagai deskriptif, ekspresif, analitis/struktural dan kuantitatif. Analisis kesesuaian ilustrasi dengan materi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penelaahan dan penilaian ilustrasi pada buku ajar yang dilihat dari kesesuaian ilustrasi dengan materi yang ada didalam buku ajar IPA untuk SMP Kelas VIII 2013 yang


(25)

sesuai dengan kriteria kelayakan menurut BSNP( Badan Standart Nasional Pendidikan).

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu : bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.

1. Bagian Awal

Bagian awal berisi halaman judul, lembar pengesahan, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi

Bagian isi terdiri dari 5 bab, meliputi :

BAB I: berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi

BAB II: Tinjauan Pustaka, berisi tentang teori-teori dan konsep yang mendasari penelitian.

BAB III: Metode Penelitian, berisi metode yang digunakan untuk analisis data yang meliputi: metode penentuan obyek penelitian, metode pengumpulan data, penyusunan instrumen, prosedur penelitian dan metode analisis data.

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V: Penutup, berisi simpulan dan saran. 3. Bagian Akhir


(26)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hakikat Buku Teks Pelajaran

Hasil penelitian Wilkinson (1999) menujukkan bahwa secara historis buku teks telah memainkan peran penting dalam pengajaran dan pembelajaran ilmu pengetahuan. Hasil penelitian Chiappetta, Sethna dan Fillman (I991) menujukkan bahwa buku teks harus membantu dalam pengembangan ilmu dan teknologi dalam era moderen. Mereka berpendapat bahwa untuk menyelesaikan tugas buku pelajaran, konten buku teks pelajaran harus memberikan keseimbangan kurikulum yang menekankan proporsi yang cukup sama antara pengetahuan, penyelidikan, pemikiran, dan interaksi antara ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat.

Menurut Muslich (2010:50), buku teks adalah buku yang memuat uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan. Rumusan senada juga disampaikan oleh A.J.Loveridge, sebagaimna dikutip oleh Muslich (2010:50), buku teks adalah buku yang digunakan di sekolah yang memuat bahan yang terlebih dahulu diseleksi sesuai bidang studi tertentu dalam bentuk tertulis yang memenuhi syarat tertentu dalam kegiatan belajar mengajar, dan disusun secara sistematis untuk diasimilasikan. Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2004:3) menujukkan bahwa buku teks atau buku pelajaran adalah sekumpulan tulisan yang dibuat secara sistematis berisi tentang suatu materi pelajaran tertentu yang disiapkan oleh pengarangnya dengan menggunakan acuan kurikulum


(27)

yang berlaku. Substansi yang ada dalam buku diturunkan dari kompetensi yang harus dikuasai oleh pembaca (dalam hal ini siswa).

Muslich (2010:64) menyatakan bahwa materi ajar yang disampaikan dalam buku teks pelajaran berupa ilmu pengetahuan di bidang tertentu, sehingga isi yang terdapat pada buku harus dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya menurut bidang studi yang bersangkutan. Bahan yang disajikan dalam buku pelajaran dapat berupa teori, gagasan, dan informasi. Bahan ajar yang berupa teori biasanya berupa konsep, pernyataan, atau dapat juga berupa rumus. Bahan yang berupa gagasan biasanya berupa pendapat, keyakinan atau petunjuk. Sedangkan bahan yang berupa informasi biasanya berupa penjelasan tentang suatu fenomena, peristiwa atau persoalan yang ada di lingkungan sekitar.

Menurut Forjan & Slisko (2014), proses penyederhanaan sudah pernah dipelajari oleh beberapa ilmuwan, terutama dalam hal filsafat ilmu. Buku teks adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi pengajaran, karena buku teks tidak hanya berisi pengetahuan faktual yang seharusnya untuk belajar siswa tetapi juga menyarankan metodologi pengajaran. Buku teks merupakana cerminan dari penerapan kurikulum, menentukan urutan konten dan menjelaskan hukum-hukum fisika. Signifikansi dampak buku teks pada pengetahuan fisika siswa tercermin dalam hasil penelitian internasional TIMSS dimana semua negara peserta, kecuali Slovenia, lebih dari 85% dari siswa mengatakan bahwa guru mereka saat mengajar didalam kelas menggunakan buku teks. Pentingnya buku pelajaran untuk mengajar fisika juga telah diakui oleh para peneliti di bidang mengajar fisika.

Hasil penelitian sejumlah ahli dan pendidikan mengklain bahwa ada keuntungan yang jelas dari pemanfaatan buku teks. Sebuah buku berfungsi sebagai


(28)

13

alat pendukung guru dalam memodifikasi pembelajaran. Peserta didik membutuhkan buku untuk membimbing kerja keras dalam belajar .

2.2 Kualitas Buku Pelajaran

Untuk mengetahui apakah buku pelajaran tersebut baik atau tidak, maka terlebih dahulu harus diketahui bagaimana kualitas dari buku. Buku pelajaran yang berkualitas sangat berpengaruh terhadap kualitas peserta didik dalam pembelajaran. Buku pelajaran yang berkualitas dapat memotivasi peserta didik dalam membaca, mengamati, dan mempelajari apa yang terkandung dalam buku pelajaran tersebut. Buku pelajaran yang baik tentu dapat membuat pembacanya mengerti dan paham apa yang ingin disampaikan oleh buku pelajaran tersebut. Seorang penulis dituntut untuk dapat menyusun buku pelajaran yang menarik, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tehknologi, dan perkembangan pembacanya.

Menurut Greene dan Petty, sebagaimana dikutip oleh Muslich (2010:53), ada sepuluh kategori untuk buku pelajaran yang berkualitas. Sepuluh kategori tersebut sebagai berikut: Buku pelajaran harus menarik minat peserta didik yang mempergunakannya, mampu memberikan motivasi kepada para peserta didik yang memakainya, memuat ilustrasi yang menarik bagi peserta didik yang memanfaatkannya, mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para peserta didik yang memakainya, Isi buku pelajaran harus berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi, kalau data menunjangnya dan terencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatanyang utuh dan terpadu, menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para peserta didik yang mempergunakannya, buku pelajaran harus dengan sadar dan tegas menghindar dari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, supaya tidak


(29)

membuat bingung peserta didik yang memakainya, mempunyai sudut pandang atau point of view yang jelas dan tegas sehingga pada akhirnya juga menjadi sudut pandang para pemakainya yang setia, mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa, menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para pemakainya.

Sebagai kelengkapan kategori tersebut, menurut Schorling Batchelder, sebagaimana dikutip oleh Muslich (2010: 54), ada empat ciri buku pelajaran yang baik, yaitu:

1. Buku direkomendasikan oleh guru-guru yang berpengalaman;

2. Bahan ajarnya yang terdapat pada buku sesuai dengan tujuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan kebutuhan masyarakat;

3. Didalam buku memuat pelajaran bacaan, materi dan latihan atau tugas; dan 4. Memuat ilustrasi yang membantu peserta didik dalam belajar.

2.3 Karakteristik Buku Ajar

Menurut Pusat Perbukuan Depdiknas , sebagaimana dikutip oleh Nurmiati (2013), setiap buku teks atau buku ajar diharapkan memenuhi standar-standar tertentu yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan tuntutan kurikulum. Standar yang dimaksud di sini adalah syarat, karakteristik, dan kompetensi minimum yang harus dimiliki oleh suatu buku. Menurut BNSP (2007), buku teks yang berkualitas wajib memenuhi empat aspek standar buku teks pelajaran IPA, yaitu aspek materi/isi, penyajian, bahasa dan kegrafikan. Oleh karena itu, untuk menetukan buku teks yang memenuhi standar kelayakan itu tidak mudah. Semua itu harus melalui beberapa proses pengkajian.


(30)

15

Proses ini mengacu pada instrument penilaian buku dari BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).

2.4

Aspek Penyajian

Pada aspek penyajian, empat subkomponen dengan indikator masing-masing yang harus diperhatikan. Empat subkomponen pada aspek materi, yaitu: 1.Teknik penyajian,

 Sistematika sajian;

 Kelogisan penyajian;

 Keruntutan penyajian; dan

 Koherensi.

2.Pendukung penyajian materi,

 Kesesuaian dan ketepatan ilustrasi dengan materi;

 Advance organizer (pembangkit motivasi belajar) pada awal bab;

 Peta konsep pada setiap awal bab dan rangkuman pada setiap akhir bab;

 Contoh-contoh soal latihan dalam setiap bab;

 Soal latihan pada setiap akhir bab;

 Rujukan/sumber acuan termasuk teks, tabel, garafik, gambar dan lampiran;

 Kunci jawaban soal latihan pada akhir buku; dan

 Ketepatan penomoran dan penamaan tabel/gambar dan lampiran. 3.Penyajian pembelajaran,

Keterlibatan aktif peserta didik;

Berpusat pada peserta didik;


(31)

Pendekatan ilmiah; dan

Variasi dalam penyajian. 4.Kelengkapan penyajian.

 Bagian pendahulu;

 Bagian isi ; dan

 Bagian Penyudah. 2.4.1 Variasi Penyajian

Buku teks menduduki tempat yang cukup penting dalam pembelajaran. Buku teks yang berkualitas, sangat membantu kelancaran proses belajar mengajar. Untuk itu, buku teks juga perlu dikembangkan dengan harapan akan semakin meningkatkan mutu pembelajaran. Menurut Muslich (2010: 129), materi yang terdapat didalam buku seharunya disajikan dengan berbagai metode agar tidak membosankan, misalnya deduktif (umum ke khusus), induktif (khusus ke umum). Demikian pula, digunakan berbagai jenis ilustrasi (gambar, foto, grafik, table, dan peta) sebagai pendukung materi yang disajikan dalam buku. Sesuai dengan deskripsi dalam BSNP (2006: 4), bahwa materi pada buku harus disajikan dengan berbagai metode dan kreativitas agar tidak membosankan.

Dalam buku teks ilustrasi, gambar, diagram, foto, grafik, tabel, peta dan nomor adalah tanda/simbol/lambang yang mengandung makna dalam berkomunikasi. Menurut Sitepu (2015:151), ilustrasi dalam buku teks juga memiliki peranan menimbulkan minat dan motivasi siswa yang membaca, menarik dan mengarahkan perhatian siswa, ilustrasi membantu siswa dalam memahami konsep yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, dengan adanya ilustrasi siswa yang lamban dalam membaca dapat terbantu dan membantu mengingat lebih lama. Hasil penelitan


(32)

17

menujukan teks yang disertai dengan ilustrasi akan lebih lama diingat dibandingkan teks tanpa ilustrasi. Akan tetapi, ilustrasi yang tidak ada teks penjelasannya juga tidak membantu daya ingat.

2.4.2 Materi

Fisika adalah suatu ilmu yang lebih benyak memerlukan pemahaman dari pada penghafalan. Kesuksesan seseorang dalam belajar fisika tergantung pada kemampuannya dalam memahami konsep-konsep, pengertian, hukum-hukum dan teori-teori. Pemahaman seseorang dapat ditunjukan oleh kemampuannya dalam menerapkan materi yang diajarkan. Materi fisika juga melibatkan materi dengan ilmu yang lain maupun dengan fenomena sehari-hari. Materi memuat konsep, definisi, gambar, tabel, rumus, cerita, grafik, atau ilustrasi . Dengan menggunakan gambar, tabel, rumus, cerita, grafik, atau ilustrasi dapat lebih membantu siswa dalam memahami konsep yang disajikan. Melalui gambar, suatu materi lebih mudah dipahami dibandingkan tampilan rumus-rumus atau uraian yang sangat panjang. Melalui gambar pula peserta didik atau pembaca lebih mudah mengingat. Menurut Sitepu (2015: 151), ilustrasi pada buku berfungsi untuk menjelaskan konsep sehingga lebih konkret, jelas dan mudah dipahami. Menurut Bill Costello & Nancy J. Kolodziej (2006 ), Picture books, which employ visual images to convey ideas, are ideal

instructional aids for today’s youth. Confirming this idea, Hibbing & Rankin-Erickson (2003) found that illustrations in picture books helped students comprehend the text.

BSNP menyatakan bahwa ilustrasi isi buku mampu memperjelas materi dengan tampilan yang menarik sesuai objek aslinya, misalnaya kreatif dan dinamis, memiliki tata warna dan kombinasi yang harmonis, sesuai karakter materi dan sasaran pembaca serta memiliki kontras yang baik.


(33)

2.4.2.1 Materi Gerak Pada Benda 2.4.2.1.1 Gaya

Giancoli (2001:90) berdasarkan intuisi, kita menggambarkan gaya sebagai semacam dorongan atau tarikan terhadap sebuah benda. Ketika Anda mendorong kereta belanja atau mobil yang mogok, Anda memberikan gaya pada kereta atau mobil itu. Ketika sebuah lift mengangkat lift, atau martil memukul paku, atau angin meniup daun-daun pada sebuah pohon berarti sebuah gaya sedang diberikan. Defenisi lain tentang gaya diungkapkan oleh Tipler (2001:91), gaya adalah sebuah pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya, artinya dipercepat. Arah gaya adalah arah percepatan yang disebabkannya jika gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Gaya tidak selalu menyebabkan gerak. Sebagai contoh, Anda bisa mendorong sebuah meja sekuat tenaga tetapi meja tersebut tetap tidak bergerak. Sebuah gaya memiliki arah dan besar, sehingga merupakan vektor yang mengikuti aturan-aturan operasi pada vektor. Terdapat beberapa macam gaya, diantaranya adalah gaya interaksi dan gaya kontak. Gaya interaksi adalah gaya gaya yang ditimbulkanoleh suatu benda pada benda lain walaupun letaknya berjauha, misalnya gaya gravitasi, gaya listrik dan gaya magnet. Sedangkan gaya kontak adalah gaya yang terjadi hanya pada benda-benda yang bersentuhan, misalnya gaya normal, gaya gesek dan gaya tegangan tali.

Galileo menyebutkan bahwa benda-benda yang dijatuhkan di dekat permukaan bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama (g), jika hambatan udara diabaikan. Gaya yang menyebabkan percepatan ini disebut gaya gravitasi (Giancoli 2001:101). Gaya gravitasi pada sebuah benda �, biasa disebut berat


(34)

19

dan dituliskan dengan : � = .

Arah gaya ini ke bawah menuju pusat bumi. Dalam satuan SI, g = 9,80

/ sehingga berat benda yang massanya 1,00 kg di Bumi adalah 1,00 kg x 9,80

/ yaitu 9,80 N. Gaya gravitasi bekerja pada sebuah benda ketika benda tersebut jatuh. Ketika benda berada dalam keadaan diam di Bumi, gaya gravitasi padanya tidak hilang. Terdapat sebuah gaya lain yang bekerja pada benda itu yang mengimbangi gaya gravitasi sehingga benda berada dalam keadaan diam. Untuk sebuah benda yang diam di atas meja, meja memberikan gaya keatas. Gaya yang diberikan oleh meja ini sering disebut dengan gaya kontak yang terjadi ketika dua buah benda bersentuhan. Ketika gaya kontak tegak lurus terhadap permukaan kontak, gaya itu biasa disebut gaya normal (“normal” berarti tegak lurus). Dan pada diagram diberi label � (Giancoli 2001:102) yang disajikan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Gaya pada Benda 2.4.2.1.2 Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak

Analisis Newton Newton tentang gerak dirangkum dalam “tiga hukum gerak”nya yang terkenal. Dalam karya besarnya, Principia (diterbitkan tahun 1687), Newton menyatakan terima kasihnya kepada Galileo. Pada kenyataannya hukum gerak Newton pertama sangat dekat dengan kesimpulan Galileo. Hukum


(35)

tersebut menyatakan bahwa sebuah benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol. Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diam atau gerak tetapnya pada garis lurus disebut inersia. Dengan demikian, hukum Newton pertama sering disebut hukum inersia (Giancoli 2001:93). Kecenderungan ini digambarkan dengan mengatakan bahwa benda mempunyai kelembaman. Sehingga Hukum pertama Newton seringkali dinamakan hukum kelembaman (Tipler 2001:88)

Hukum pertama Newton tidak membuat perbedaan antara benda diam dengan benda yang sedang bergerak dengan kecepatan konstan. Pertanyaan tentang apakah sebuah benda sedang diam atau bergerak dengan kecepatan konstan tergantung pada kerangka acuan dimana bendaitu sedang diamati. Sebuah kerangka acuan dimana hukum pertama Newton berlaku dinamakan kerangka acuan inersial (Tipler 2001:89-90)

Pada hukum keduanya, Newton menyatakan bahwa “Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya”. Bentuk persamaannya dapat dituliskan

=Σ�

Hukum Newton kedua menghubungkan antara deskripsi gerak dengan penyebabnya, gaya. Hukum ini merupakan hubungan yang paling dasar pada fisika. Dari hukum kedua Newton dapat dibuat defenisi yang lebih tepat mengenai gaya, sebagai sebuah aksi yang bisa mempercepat sebuah benda (Giancoli 2001:95).


(36)

21

Hukum kedua Newton juga menggambarkan dan menetapkan hubungan antara besaran dinamika gaya dan massa dan besaran kinematika percepatan, kecepatan dan perpindahan. Hal ini sangat bermanfaat karena memungkinkan dapat menggambarkan aneka gejala fisika yang luas dengan menggunakan hanya sedikit hukum gaya yang relatif mudah.

Adapun pada hukum ketiganya, Newton menjelaskan bahwa ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama. Hukum ini kadang-kadang dinyatakan juga sebagai untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah. Pernyataan ini memamng benar, tetapi untuk menghindari kesalahpahaman sangat penting untuk mengingat bahwa gaya “aksi” dan gaya “reaksi” bekerja pada benda yang berbeda (Giancoli 2001:97). Hukum ketiga Newton kadang-kadang disebut pula sebagai hukum interaksi. Hukum ini menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya-gaya selalu terjadi berpasangan (Tipler 2001:97).

2.4.2.2 Pesawat sederhana

Pesawat sederhana adalah suatu alat yang digunakan untuk mempermudah melakukan usaha. Pesawat sederhana adalah peralatan yang dapat mempermudah kita dalam melakukan usaha. Pesawat sederhana dapat mempermudah melakukan usaha dengan meningkatkan besar gaya yang bekerja pada objek, jarak untuk gaya dapat bekerja dan mengubah arah gaya yang bekerja. Pesawat sederhana terdiri dari:

a. Tuas atau pengungkit b. Katrol


(37)

d. Bidang miring A. Pengungkit

Pengungkit atau disebut juga tuas merupakan pesawat sederhana yang paling sederhana. Pengungkit ini terdiri dari sebuah batang kaku (misalnya logam, kayu, atau batang bambu) yang berrotasi di sekitar titik tetap yang dinamakan titik tumpu. Selain titik tumpu yang menjadi tumpuan bagi pengungkit, ada dua titik lain pada pengungkit, yaitu titik bebandan titik kuasa. Titik beban merupakan titik dimana kita meletakkan atau menempatkan beban yang hendak diangkat atau dipindahkan, sedangkan titik kuasa merupakan titik dimana gaya kuasa diberikan untuk mengangkan atau memindahkan beban. Pengungkit dapat memudahkan usaha dengan cara menggandakan gaya kuasa dan mengubah arah gaya. Contoh: gunting, linggis, jungkatjungkit, pembuka botol, pemecah biji kenari, sekop koper, pinset, dan sebagainya.Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 2.2

Gambar 2.2 Pengukit/Tuas

F x L = F x L KM = Fb Fk =

Lk

Lb

Keterangan :

KM= keuntungan mekanik


(38)

23

F = L = L =

Gambar 2.3 Jenis-Jenis Pengukit B. Katrol

Katrol merupakan pesawat sederhana yang terdiri dari sebuah roda atau piringan beralur dan tali atau kabel yang mengelilingi alur roda atau piringan tersebut. Keuntungan mekanik katrol tetap sama dengan 1. Jadi, katrol tetap tunggal tidak menggandakan gaya kuasa atau dengan kata lain gaya kuasa sama dengan gaya beban. kedudukan katrol bebas berubah dan tidak dipasang di tempat tertentu. Biasanya katrol bebas diletakkan di atas tali beban. Katrol bebas berfungsi untuk melipatkan gaya, sehingga gaya pada kuasa yang diberikan untuk mengangkat benda menjadi setengah dari gaya beban. Katrol jenis ini biasanya ditemukan di pelabuhan yang digunakan untuk mengangkat peti kemas. Keuntungan mekanik dari katrol bebas lebih besar dari 1. Pada kenyataannya nilai keuntungan mekanik dari katrol bebas tunggal adalah 2. Hal ini berarti bahwa gaya kuasa 1 N akan mengangkat beban 2 N.


(39)

Penerapan katrol dalam kehidupan sehari-hari biasa divariasi sehingga membentuk katrol bebas maupun katrol majemuk. Variasi tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Agar lebih memahami variasi katrol secara lebih lanjut dapat diperhatikan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Macam-macam Jenis Katrol C. Roda Berporos

Roda berporos merupakan pesawat sederhana yang terdiri atas sebuah poros yang melekat pada pusat roda yang lebih besar sehingga roda dan poros dapat berputar bersama-sama. Roda berporos memiliki fungsi untuk mempercepat gaya. Selain gear sepeda, contoh penerapan pesawat sederhana jenis roda berporos adalah kursi roda, mobil, dan sepatu roda.

D. Bidang Miring

Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang terdiri dari bidang datar yang salah satu ujungnya lebih tinggi daripada ujung lainnya. Bidang miring diposisikan miring agar dapat memperkecil gaya yangdibutuhkan untuk memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi dibandingkan mengangkatnya secara vertikal.


(40)

25

Ilustrasi adalah gambar yang diperlukan untuk menerangkan atau mengisis sesuatu. Dalam desain grafis, ilustrasi merupakan suatu subjek yang dapat memiliki alur sejarah serta perkembangan yang spesifik atas jenis kegiatan seni.(Kusrianto :2007). Ilustrasi dapat digunakan untuk menampilkan banyak hal antara lain : memberikan gambaran tokoh atau karakter dalam cerita, menampilkan item yang diungkapkan dalam suatu buku pelajaran, memvisualisasikan langkah-langkah instruksi dalam paduan dan eksperimen, dan sekedar menghibur pembaca. Ilustrasi yang baik adalah ilustrasi yang benra-benar mewakili substansi tulisan. Pada prinsipnya ilustrasi dalam buku harus dapat memperjelas pesan atau pengertian yang ada dalam uraian materi. Oleh karena itulah, ilustrasi dan keterangan yang digunakan dalam buku harus benar, jelas, menarik, tata letaknya tepat, bentuk sesuai kenyataan dan memiliki ukuran yang proporsional. Ilustrasi dapat berupa foto, lukisan rupa, tabel, gambar, daftar, sketsa dan wujud benda secara konkrit sesuai aslinya.

Ilustrasi visual dalam bentuk tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang praktis untuk data setatistik. Siswa atau sasaran pembaca akan menafsirkan dan memahami data yang disajikan dalam bentuk tabel secara cepat. Agar tabel itu mudah dipahami oleh pembaca isi dalam tabel tidak usah terlalu banyak , sebab akan mengurangi nilai penyajian tabel. Secara teknis teknis,penyajian tabel diatur sebagai berikut.

 Jika ukuran tabel melebihi setengah halaman maka tabel tersebut ditempatkan pada hala,an tersendiri. Jika ukuran tabel sama atau kurang dari setengah halaman tabel diintegrasikan dengan teks.


(41)

 Jika tabel lebih dari satu halaman identitas tabel ditulis kembali pada halaman yang berisi kelanjutan tabel.

 Kata “Tabel” ditulis disebelah kiri, sejajar dengan garis kiri tabel, diikuti nomor dan nama tabel.

 Nama tabel ditulis dalam huruf capital pada setiapa awal kata kecuali kata hubung dan depan.

 Isi data dalam tabel ditulis dengan sepasi tunggal.

 Jika tabel terintegrasi dengan teks, jarak teks antara sebelum dan sesudah tabel adalah tiga sepasi.

Selaian tabel, ilustrasi visual juga bias disajikan dalam bentuk gambar(foto, gambar, grafik, seketsa, diagram). Penyajian ilustrasi gambar dapat membantu mempercepat pemahaman pembaca secara utuh. Gambar pada buku tidak hanay bertujuan membangun deskripsi, tetapi bias menekankan hubungan hal tertentu yang signifikan. Gambar yang dimaksud dalam pembahasan ini bukan gambar ilustrasi sebagaimana yang terdapat pada dalam karya fiksi atau komik, tetapi berupa grafik, peta, diagram, sketsa/bagan, dan sajian gambar lain yang berbentuk gambar dalam karya ilmiah. Penyajian gambar dalam buku teks atau karya ilmiah haruslah jelas, sederhana dan sistematis. Secara teknis teknis, penyajian visual dalam bentuk gambar diatur sebagai mana mengikuti tata cara sebagai berikut.

 Nama gambar ditaruh dibawah gambar, bukan diatas gambar.

 Nama gambar ditulis dalam huruf capital pada setiapa awal kata kecuali kata hubung dan depan.


(42)

27

 Kata Gambar ditulis disebelah kiri, sejajar dengan batas kiri gambar, diikuti nomor dan nama gambar.

 Gambar harus dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami tanpa harus menggunakan pejelasan.

 Gambar harus efisien sebab terlalu banyak gambar akan mengurangi nilai penyajian gambar.

 Jika ukuran gambar melebihi setengah halaman maka gambar tersebut ditempatkan pada hala,an tersendiri. Jika ukuran gambar sama atau kurang dari setengah halaman gambar diintegrasikan dengan teks.

Supaya kehadiran gambar di dalam buku ajar dapat berfungsi secara optimal, pemilihan dan peletakan gambar harus disesuaikan dengan teks bacaan atau wacana. Teks bacaan atau wacana harus berkaitan atau sejalan dengan ilustrasi atau gambar yang dicantumkan pada teks bacaan tersebut. Kaitan itu tidak cukup dengan informasi-informasi yang ada di dalam buku teks bacaan melainkan juga dengan gagasan-gagasan utama di dalam teks bacaan itu. Dengan demikian, pemilihan dan pencantuman ilustrasi juga akan dengan sendirinya berkaitan dengan tujuan pembelajaran dan tema/topik yang telah ditetapkan.

2.6 Fungsi Buku Ajar

Dalam pembuatan buku pelajaran, diharapkan dapat bermanfaaat bagi pembacanya. Fungsi buku pelajaran secara umum adalah mempermudah peserta didik dalam proses pembelajaran. Dilihat dari fungsinya, selain mempunyai fungsi umum sebagai sosok buku, buku pelajaran mempunyai fungsi sebagai, sarana lam dpengembang bahan ajar dan program dalam kurikulum pendidikan, pemerlancar


(43)

tugas guru dalam pengajaran, pemerlancar dalam mencapai tujuan pembelajaran dan membantu efisiensi dan keefektivan dalam kegiatan pembelajaran (Muslich 2010:52).

Menurut Greene dan Petty, sebagimana dikutip oleh Muslich (2010:53), telah merumuskan beberapa peranan buku pelajaran sebagai berikut:

1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan.

2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subjek materi yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para peserta didik, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya.

3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi.

4. Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya, metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi para peserta didik.

5. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.

6. Menyajikan bahan/sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna. Selain itu menurut Sitepu (2015: 151), ilustrasi berfungsi untuk menjelaskan konsep sehingga lebih konkret, jelas dan mudah dipahami. Berdasarkan beberapa


(44)

29

penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi buku pelajaran adalah sebagai sumber kegiatan, acuan, dan gagasan bagi peserta didik dan guru dalam pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya.

2.7 Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian mengenai analisis buku telah banyak dilakukan. Dari beberapa penelitian berikut, ada beberapa hal berbeda yang dianalisis. Beberapa hal berbeda tersebut sebenarnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengetahui kualitasdari buku ajar yang dianalisis. Berikut hasil dari penelitian terdahulu yang relevan dengan bahasan dalam skripsi ini.

Jurnal dengan judul “ Analisis Ilustrasi Gambar pada Buku Teks Fisika Kelas XI yang Banyak digunakan di SMA Negri se-Kabupaten Demak” karya Ani Cahyani, tahun 2015. Penelitian ini menfokuskan pada aspek kegrafikan buku yang terdiri dari 3 subaspek, 1). Mencerminkan isi buku, 2). Mempermudah dan memperjelas pemahaman, dan 3). Daya tarik. Populasi penelitian ini adalah buku ajar fisika kelas XI yang banyak digunakan di Kabupaten Demak, sedangkan sampel penelitiannya adalah tiga buku dengan peringkat teratas yakni Fisika untuk SMA kelas XI karangan Marthen Kanginan terbitan Erlangga tahun 2007 (buku A), Fisika untuk SMA kelas XI karangan Supiyanto terbitan Phibeta tahun 2007 (buku B), dan Terpadu Fisika SMA/MA karangan Bob Foster terbitan Erlangga tahun 2011 (buku C). Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu: kualitas pencerminan ilustrasi gambar pada buku teks fisika kelas XI ketiga buku menunjukkan kategori sangat baik.


(45)

2.8

Kerangka Berpikir

Buku merupakan salah satu sarana pembelajaran yang penting untuk menunjang proses belajar-mengajar di sekolah. Buku merupakan salah satu sarana pembelajaran yang penting untuk menunjang proses belajar-mengajar di sekolah. Buku yang berkualitas akan menunjang pembelajaran dengan baik. Sebagian besar buku pelajaran IPA kelas VIII yang terdapat di SMP Negeri se- Kota Demak belum diketahui bagaimana kualitasnya jika dilihat dari aspek variasi penyajian, kesesuaian ilustrasi dengan materi, ilustrasi berpengaruh pada penguasaan teks oleh siswa, dan daya tarik ilustrasi. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian mengenai buku tersebut. Penelitian dilaksanakan dengan menganalisis buku yang dijadikan sampel berdasarkan beberapa kriteria dan instrumen yang telah disusun.

2.9

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah mengenai pengaruh ilustrasi teks pada penguasaan teks oleh siswa, maka hipotesis yang dikemukakan adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan nilai antara kelas yang menggunakan tes soal dengan ilustrasi dan kelas yang menggunakan tes soal tanpa ilustrasi

Ha : Ada perbedaan nilai antara kelas yang menggunakan tes soal dengan ilustrasi dan kelas yang menggunakan tes soal tanpa ilustrasi


(46)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2006: 10). Analisis buku teks IPA SMP kelas VIII di Kabupaten Demak yang mencakup aspek penyajian didasarkan pada standar BNSP, yaitu menggunakan pedoman penilaian buku pelajaran fisika untuk sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas dari Pusat Perbukuan Depdiknas.

3.2 Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, tidak dikenal istilah populasi dan sampel karena penelitian ini a dalah penelitian kualitatif dimana berupa studi kasus tentang buku. Seperti yang dijelaskan dalam Sugiyono (2010: 298) , bahwa dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaaan pada situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Subjek penelitian ini adalah buku teks fisika kelas VIII yang secara umum digunakan di Kabupaten Demak tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan pada 30 Januari 2013, buku IPA kelas VIII kurikulum 2013 yang paling


(47)

banyak digunakan di Kabupaten Demak adalah buku fisika terbitan Puskurbuk dan Erlanggga.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam Penelitian ini adalah: a. Varisai penyajia.

b. Kesesuaian ilustrasi dengan materi. c. Ilustrasi pada buku.

d. Penguasaan teks pada buku. e. Daya tarik Ilustrasi.

3.4 Desain Penelitian

Desain Penelitian untuk mengetahui tahapan –tahapan penelitian digambarkan dalam diagram alir pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Tahap-tahap Penelitian Observasi awal

Pemilihan buku teks IPA kelas VIII kurikulum 2013 yang digunakan di Kabupaten demak untuk dianalisis (buku teks yang dipilih adalah buku teks yang paling banyak digunakan)

Buku teks

Analisis aspek penyajian buku menurut BSNP


(48)

33

3.5 Metode Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2010:203), metode pengumpulan data adalah suatu metode yang digunakan dalam penelitian yang berfungsi untuk mengumpulkan data penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Metode angket

Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh daftar buku teks yang digunakan sebagai referensi pembelajaran fisika SMP kelas VIII kurikulum 2013 di Kabupaten Demak.

2.Metode dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data persentase skor pada tiap-tiap sub aspek yang diteliti. Dokumentasi dilakukan dengan memberikan skor pada tiap-tiap butir penilaian untuk masing-masing subbab pada lembar penilaian. Kriteria skor yang digunakan untuk memberikan penilaian telah ditetapkan oleh BSNP. Dalam penelitian ini, penilaian buku teks IPA menurut standar BSNP dilakukan oleh tiga penilai, yaitu peneliti, dua teman sejawat. Dengan memintak validasi ahli instrument kepada dosen ahli.

3.Metode test

Metode test dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data presentase skor pada hubunga ilustrasi dengan penguasaan teks dalam buku teks. Test dilakukan dengan memberikan soal kepada siswa kemudian hasil soal yang di ujikan ke siswa diberi skor pada tiap-tiap soal pada lembar penilaian soal.


(49)

3.6

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penelitidalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih muda dan hasil lebih baik, dalam artian lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehinnga mudah diolah. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Angket

Instrumen berupa angket digunakan untuk mendapatkan daftar buku teks Fisika kurikulum 2013 yang digunakan SMP di Kabupaten Demak.

2.Lembar Penilaian

Instrumen berupa lembar penilaian digunakan untuk menilai buku teks fisik. Instrumen lembar penilaian yang digunakan adalah instrumen penilaian buku teks IPA menurut standar BSNP dari Pusat Perbukuan Depdiknas.

3.Lembar test

Instrumen berupa lembar soal digunakan untuk menilai hubungan ilustrasi dengan penguasaan oleh siswa.

3.6.1 Validator Ahli

3.6.1.1Validasi Angket penilaian buku ajar

Angket penilaian buku ajar bertujuan untuk mengetahui apakah bahan ajar yang dikembangkan layak atau tidak untuk digunakan dalam proses pembelajaran yang berpedoman pada BSNP. Validitas yang digunakan untuk angket penilaian buku ajar yaitu dengan menggunakan validitas isi yang dilakukan oleh Prof. Syakir dan Dra. Langlang Handayani terdapat beberapa hal yang perlu direvisi dalam angket penilaian buku ajar terutama pada bagian rubrik angket penilaian buku ajar. Rubrik pada penilaian variasi penyajian, kesesuaian ilustrrasi dengan materi dan daya tarik


(50)

35

ilustrrasi buku ajar diperbaiki dengan kalimat yang dapat terukur (rubik penilaian dapat dilihat pada Lampiran 2). Tidak diperkenankan menggunakan kata relatif seperti sangat dan kurang.

4.1.1.2 Validasi Soal hubungan ilustrasi dengan teks pada buku

Validasi soal test dilakukan oleh ahli, ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing. Validasi soal tes bertujuan untuk mengetahui soal mana yang baik untuk mengukur hubungan ilustrasi dengan teks pada buku. Uji coba tes pada penelitian ini dilakukan melalui perhitungan tiga aspek yakni reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Validitas isi ditentukan oleh dosen ahli setelah melalui tahap uji coba. Setelah melalui tahap uji coba ahli memilih 15 butir soal dari 20 soal yang diujikan. Cara pemilihan soal yakni memilih soal yang memiliki tingkat kesukaran dan daya pembeda yang baik. Berdasarkan hasil uji coba ada 15 soal yang memiliki tingkat kesukaran dan daya pembeda yang baik.

3.7 Metode Analisis Data

Analisis buku teks IPA berdasarkan standar BSNP dilakukan dengan lembar penilaian buku teks yang dibuat dengan memperhatikan aspek penyajian yang mengacu pada instrumen penilaian buku pelajaran IPA untuk sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas dari Pusat Perbukuan Depdiknas. Lembar penilaian ini terdiri atas butir penilaian pada tiap-tiap sub aspek yang dilengkapi dengan kriteria penskoran yang disiapkan penelitian.

3.7.1 Analisis Data Awal 3.7.1.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama atau homogen. Hipotesis yang diajukan yaitu:


(51)

H0: � = � = � = � = � = � (varians keenam kelas homogen) H1:� ≠ � ≠ � ≠ � ≠ � ≠ � (varians keenam kelas tidak homogen) Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan rumus uji Bartlett sebagai berikut:

� = ln {� − ∑ �− log � }

dengan

� = log ∑ � − dan

=∑ � − �

�− Keterangan:

2 i

S

= varian masing-masing kelompok S = varian gabungan

B = koefisien Barlett

ni = Jumlah siswa dalam kelas

Berdasarkan analisis uji homogenitas, didapatkan �ℎ� = , melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Bartlett. Nilai � = , dengan α = 0,05 dan dk = 2. Dari data tersebut dapat disimpulkan nilai �ℎ� < � , sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga kelas tersebut memenuhi kriteria sebagai populasi yang homogen satu sama lain. Hasil uji homogenitas dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 3.

3.7.1.2 Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Data yang digunakan untuk uji normalitas adalah nilai


(52)

37

hasil nilai mengerjakan soal. Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji chi-kuadrat dengan rumus:

� = ∑ �− �

�= Keterangan:

� = chi kuadrat

� = frekuensi pengamatan = frekuensi yang diharapkan k = banyaknya kelas 3.7.1.2 Reliabilitas Tes

Untuk menghitung koefisien reliabilitas pada tes bentuk uraian digunakan rumus Alpha Cronbach yang dikemukaan oleh Arikunto (2009) sebagai berikut:

r = (k − )k −∑ σ σ

Keterangan:

k = banyaknya butir pertanyaan

∑ σ = jumlah varians butir

σ = varians total Dengan,

 

N N

x x

i

2 2

Keterangan:

∑ = jumlah butir soal


(53)

N = banyak subyek pengikut tes

Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu setelah didapatkan harga r1 1, kemudian dibandingkan dengan r product moment pada tabel, jika

r

hitung

r

tabel, maka item yang diujikan tersebut dianggap reliabel. Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi reliabilitas menurut Sugiyono (2010:231) disajkan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Interpretasi terhadap Reliabilitas

Interval Kriteria

0,000 ≤ <0,200 0,200 ≤ < 0,400 0,400 ≤ < 0,600 0,600 ≤ < 0,800 0,800 ≤ < 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat

Sangat Kuat

Berdasarkan hasil analisis data uji coba skala terbatas (data analisis dapat dilihat pada lampiran 6) memberikan hasil analisis reliabilitas soal yang baik, soal yang diuji cobakan kepada 15 siswa kelas VIII memperoleh hasil ℎ� =

, dengan taraf signifikansi 5% dan dk= 15-1=14. Menurut kriteria reliabilitas, soal dikatakan reliabel kuat jika 0,600≤ < , berdasarkan hasil analisis soal yang diujikan reliabel dan memiliki tingkat reliabilitas kuat.

3.7.1.3 Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk mengetahui taraf kesukaran butir soal dapat mengunakan rumua yang dikemukaan oleh Rosilowati (2014) disajikan dalam Tabel 3.2.


(54)

39

= �

� =

Tabel 3.2 Interpretasi terhadap Kesukaran Soal

Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

No Butir Soal Jumlah Kriteria Keterangan

1. 2,3,9,11,14 4 Tidak dipakai Dibuang

2. 1,4,5,7,17,19,20 7 Diterima dengan

perbaikan Dipakai

3. 6,8,10,12,13,16,

18 8

Diterima dengan

perbaikan Dipakai

4. 15 1 Diterima Dipakai

Berdasarkan hasil analisis mengenai tingkat kesukaran 20 butir soal uraian maka terdapat 7 soal mudah yang dipakai dan 4 soal mudah yang dibuang, 8 soal sedang yang dipakai, dan 1 soal sukar yang dibuang (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5).

3.7.1.4Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa

Interval Kriteria

0,00 ≤ TK ≤0,30 Sukar

0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang


(55)

yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Untuk menentukan indeks diskriminasi, peneliti menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Rosilowati (2014) sebagi berikut:

�� =� − � ℎ

Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal

No Butir Soal Jumlah Kriteria

1. 2,3,9,11,14 5 Tidak dipakai

2. 1,4,5,7,17,19,20 7 Diterima dengan perbaikan 3. 6,8,10,12,13,16,18 7 Diterima dengan perbaikan

4. 15 1 Diterima

Berdasarkan data Tabel 3.4, bahwa hasil analisis daya pembeda terdapat empat kriteria yaitu dipakai, diterima namun direvisi, direvisi, dan dibuang. Soal yang memiliki daya pembeda baik terdapat 15 soal (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5)

3.7.2 Analisis Data Akhir

3.7.2.1 Kriteria Penskoran Standar Variasi Penyajian

Menurut Pusat PerbukuanDepdiknas, nilai dari tiap butir penilaian dapat ditentukan sebagai berikut:

1. Skor 4 : sangat baik 2. Skor 3 : baik 3. Skor 2 : cukup baik


(56)

41

4. Skor 1 : sangat kurang baik

Tingkat kelayakan buku ajar dengan mencari prosentase pada buku. Untuk memperoleh prosentase dari suatu nilai dapat dihitung dengan persamaan yang dikemukaan oleh Sudijono (2008) sebagai berikut:

� =

%

Keterangan:

P = angka persentase kelayakan

f = Jumlah skor yang diperoleh penilai N = Jumlah skor maksimal

Kriteria tingkat kelayakan buku ajar yang dikemukakan oleh Akbar (2013) sebagai berikut:

85% < P ≤ 100% = sangat layak/sangat baik 70% < P ≤ 85% = layak/baik

50% < P ≤ 70% = lemah/cukup baik 0,1% < P ≤ 50% = sangat kurang baik

3.7.2.2 Kriteria Penskoran Standar Kesesuaian Ilustrasi dengan Materi.

Menurut Pusat PerbukuanDepdiknas, nilai dari tiap butir penilaian ditentukan sebagai berikut:

5. Skor 4 : sangat baik 6. Skor 3 : baik 7. Skor 2 : cukup baik

8. Skor 1 : sangat kurang baik


(57)

prosentase dari suatu nilai dapat dihitung dengan persamaan yang dikemukaan oleh Sudijono (2008) sebagai berikut:

� =

%

Keterangan:

P = angka persentase kelayakan

f = Jumlah skor yang diperoleh penilai N = Jumlah skor maksimal

Kriteria tingkat kelayakan buku ajar yang dikemukakan oleh Akbar (2013) sebagai berikut:

85% < P ≤ 100% = sangat layak/sangat baik 70% < P ≤ 85% = layak/baik

50% < P ≤ 70% = lemah/cukup baik 0,1% < P ≤ 50% = sangat kurang baik 3.7.2.3Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Uji t)

Uji kesamaan dua rata-rata uji t dua pihak ini digunakan untuk menguji hipotesis. Adapun rumusan hipotesisnya sesuai yang dikemukaan oleh Sudjana (2005) sebagai berikut:

Ho : Tidak ada perbedaan nilai antara kelas yang menggunakan tes soal dengan ilustrasi dan kelas yang menggunakan tes soal tanpa ilustrasi.

Ha : Ada perbedaan nilai antara kelas yang menggunakan tes soal dengan ilustrasi dan kelas yang menggunakan tes soal tanpa ilustrasi.


(58)

43

=

̅ − ̅

√ +

dengan

=

− + −

+ −

Kriteria pengujiannya adalah � ditolak jika n > e dengan taraf nyata 5%.

Keterangan :

̅ = Rata-rata sampel satu

x̅ = Rata-rata sampel 2 = Varians

= Jumlah sampel satu = Jumlah sampel dua

3.7.2.4 Kriteria Penskoran Daya Tarik Ilustrasi

Menurut Pusat PerbukuanDepdiknas, nilai dari tiap butir penilaian dapat ditentukan sebagai berikut:

Skor 4 : sangat baik Skor 3 : baik Skor 2 : cukup baik

Skor 1 : sangat kurang baik

Tingkat kelayakan buku ajar dengan materi mencapai prosentase pada buku. Untuk memperoleh prosentase dari suatu nilai dapat dihitung dengan persamaan yang dikemukakan oleh Sudijono (2008) sebagai berikut:


(59)

Keterangan:

P = angka persentase kelayakan

f = Jumlah skor yang diperoleh penilai N = Jumlah skor maksimal

Kriteria tingkat kelayakan buku ajar yang dikemukakan oleh Akbar (2013) sebagai berikut:

85% < P ≤ 100% = sangat layak/sangat baik 70% < P ≤ 85% = layak/baik

50% < P ≤ 70% = lemah/cukup baik 0,1% < P ≤ 50% = sangat kurang baik


(60)

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian Analisis Buku Teks IPA SMP

Penelitian analisis aspek penyajian buku ajar IPA SMP kelas VIII semester satu menggunakan tiga sampel buku ajar IPA yaitu IPA karangan Siti Zubaidah dkk terbitan Puskurbuk Depdiknas tahun terbit 2014 (sebagai sempel buku kode A), IPA Terpadu karangan Tim Abdi guru terbitan Erlangga tahun terbit 2013 (sebagai sampel buku kode B), IPA Terpadu karangan Sunyo adji purnomo dan Jeina kranumulia putri terbitan Yrama Widya tahun terbit 2014 (sebagai sampel buku kode C).

4.1.1. Variasi Penyajian

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada ketiga sampel buku IPA SMP, disajikan hasil yang secara singkat dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Perolehan Persentase Skor Berdasarkan Aspek Variasi Penyajian

No. Kode Buku Presentase Variasi Penyajian (%)

Rata-

rata(%) Kategori Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3

1 A 80,35 77,10 74,67 77,37 Baik

2 B 76,01 80,38 70,10 75,49 Baik

3 C 81,92 81,92 79,06 80,96 Baik

Catatan:Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3,4,5

Rata-rata hasil penilaian dari ketiga penilai terhadap buku teks yang dianalisis untuk aspek variasi penyajian juga dapat dilihat dalam bentuk grafik yang menggambarkan hubungan antara sub aspek variasi penyajian disajikan sebagaimana Gambar 4.1.


(61)

Gambar 4.1 Persentase Skor Berdasarkan Aspek Variasi Penyajian

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa untuk buku ajar pertama yaitu terbitan Pusbuk memiliki presentase variasi penyajian memiliki skor rata-rata sebesar 77,37%. Menurut Akbar, buku dengan presentase lebih dari 70% dapat digolongkan dalam kategori baik atau buku tersebut sudah layak digunakan dalam pembelajran. Buku ajar kedua yaitu terbitan Erlangga memiliki presentase variasi penyajian dengan skor rata-rata sebesar 75,49%, sehingga dapat dimasukkan dalam kategori baik, sedangkan untuk buku ajar ketiga terbitan Yrama Widya memiliki presentase variasi penyajian sebesar 80,96% dan dapat dimasukkan dalam kategori baik. Berdasarkan hasil dari penelitian buku terbitan Yrama Widya memiliki presentase yang paling tinggi dibandingkan dua buku yang lainya.

4.1.2Kesesuaian Ilustrasi dengan Materi

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada ketiga sampel buku fisika SMP, disajikan hasil yang secara singkat dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.2.

80.35

76.01

81.92

77.1 80.38

81.92 74.67

70.1

79.06

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

A B C

P

re

se

n

tase

%

Kode Buku


(62)

47

Tabel 4.2 Perolehan Persentase Skor berdasarkan Aspek Kesesuainan Ilustrasi dengan Materi

No.

Kode Buku

Presentasi Kesesuain ilustrasi dengan

materi (%) Rata-rata (%) Kategori Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3

1 A 65,5 64 58 62,5 Cukup baik

2 B 44 40 45 43 Cukup baik

3 C 52,5 49,54 47,72 49,92 Cukup baik

Catatan:Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3,4,5

Gambar 4.2 Persentase Skor berdasarkan Aspek Kesesuainan Ilustrasi dengan Materi

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.2 terlihat bahwa untuk buku ajar IPA pertama (buku A) yaitu terbitan Puskurbuk memiliki presentasi kesesuain ilustrasi dengan materi 62,5%. Menurut BSNP presentase ini masuk dalam kategori cukup baik karena masih kurang dari 70%. Buku ajar kedua yaitu terbitan Erlangga memiliki presentase sebesar 43% dan dapat dimasukkan dalam katergori cukup baik/lemah. Menurut BSNP presentase ini masuk dalam kategori cukup baik karena masih kurang dari 70%. Buku ajar ketiga yaitu terbitan

65.5 44 52.5 64 40 49.54 58 45 47.72 0 20 40 60 80 100

Buku A Buku B Buku C

P re se ntase % Kode Buku


(1)

Penyajian materi dan kegiatan menerapkan pedekatan ilmiah

Sekarang pikirkan seandainya perjalanan saat kamu pergi dari rumah ke sekolah menggunakan kendaraan umum. Apakah kendaraan yang kamu tumpangi melaju dengan kecepatan tetap? Bagaimana kamu dapat mengukur besar kecepatan kendaraan yang kamu tumpangi? Untuk menjawab

pertanyaan tersebut, mari kita membandingkannya dengan ilustrasi berikut. Berdasarkan uraian kalimat siswa diajak untuk mengamati,

menaya,menggumpulkan informasi dan mengkomunikasikan

Penyajian materi dan kegiatan ilmiah disetiap sub bab disertai dengan tugas proyek

Penyajian kegiatan ilmiah tidak disertai tugas proyek

Ada kegiatan yang menggarah siswa berdiskusi Penyajian materi memberikan ilustrasi yang relevan sehingga nyaman untuk dibaca

Ilustrasi yang disajikan pada materi Hukum 1 Newton relevan dengan materi hukum 1 Newton

Butir

Penilaian

Contoh gambar pada buku

Materi

dilengkapi

dengan

gambar

Misalnya materi pada katrol dan hukum 11 Newton dilengkapi dengan gambar


(2)

Gambar yang

disajikan

mencerminkan

isi materi

Pada materi katrol penyajian materi dilengkapi dengan gambar jenis-jenis dari katrol

Materi

dilengkapi

dengan grafik

Grafik yang

disajikan

mencerminkan

isi materi

Pada materi gerak glb benda yang mengalami kelajuan dipercepat dengan percepatan positifsesuai yang ditunjukan oleh grafik

Materi

dilengkapi

dengan tabel

Percepatan atau perlambatan mobil tersebut dengan mudah dapat diamati dari adanya perubahan besar kecepatan mobil yang ditunjukkan oleh jarum speedometeratau angka yang muncul pada GPS. Misalnya saat mendekati lampu lalu lintas, mobil yang awalnya bergerak dengan kecepatan sebesar 72 km/jam diperlambat hingga 0 km/jam dalam selang waktu 5 detik dengan proses perubahan seperti dalam tabel berikut.

Tabel yang

disajikan

mencerminkan

isi materi

Tabel yang disajikan mencerminkan isi dari materi pada tabel dijelaskan kecepatan setiap detiknya yang disajikan dalam tabel.

Materi

dilengkapi

dengan foto

Pada materi katrol penyajian materi dilengkapi dengan foto jenis-jenis dari katrol


(3)

Foto yang

disajikan

mencerminkan

isi materi

Foto-foto yang ada sudah mencerminkan materi dari katrol .Berbeda dengan katrol tetap, kedudukan katrol bebas berubah dan tidak dipasang di tempat tertentu. Biasanya katrol bebas diletakkan di atas tali beban. Katrol bebas berfungsi untuk melipatkan gaya, sehingga gaya pada kuasa yang diberikan untuk mengangkat benda menjadi setengah dari gaya beban

Materi

dilengkapi

dengan

diagram

Diagram yang

disajikan

mencerminkan

isi materi

Diagram hasil pola-pola ketikan ticker timer yang digunakan untuk membuat diagram batang yang dipotong tiap lima ketikan

Butir penilaian Contoh-contoh pada gambar

Kreatif dan

dinamis pada penilaian ilustrasi kreatif dan dinamis lebih baik yang digunakan ilustrasi berupa foto


(4)

Memiliki tata warna dan kombinasi yang harmonis

Memiliki tata warna yang dapat membedakan anatara satu obyek dengan obyek lain. Terlihat ada perbedaan warna anatara sabuk dan orang ,serta dapat dilihat pada gambar ke dua anatra troli, beban dan meja

Komposisi unsur tata letak (judul dan ilustrasi, dll)seimbang dan seirama dengan tata letak isi.

Dari gambar dapat dilihat peletakan judul dan sumber konsisten, dan gambar diletakan disamping materi

Warna sesuai kenyataan (natural), dengan

kombinasi yang menarik.

warna yang disajikan pada gambar dkrup sesuai dengan warna aslinya sehingga tidak menimbulkan salah tafsir pada siswa yang membaca Memiliki

kontras yang baik

Memiliki garis kontras yang gelap/terang yang memberikan sebuah penafsiran terhadap bagian-bagian dari benda dan memberikan suasana emosi yang ceria


(5)

Keseluruhan

ilustrasi serasi Caption,judul dan teks yang ada pada materi serasi dengan

ilustrasi.Hukum III Newton menyebutkan bahwa ketika benda pertama mengerjakan gaya ke benda kedua, maka benda kedua tersebut akan memberikan gaya yang sama besar ke benda pertama namun

berlawanan arah atau gaya aksi dan reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda.misalnya Roket yang terdorong ke atas diakibatkan oleh semburan gas ke bawah

Goresan garis dan raster tegas dan jelas

Gambar diatas memiliki garis raster yang jelas dan tegas dapat dilihat dari goresan-goresan pena pada gambar.sehingga gambar tersebut mampu memvisualisasikan peristiwa yang terjadi

Ilustrasi menarik

Gambar memeiliki warna yang menarik walapun gambar ada yang hitam putih


(6)

Mampu mengungkap makna / arti dari obyek

Gambar tersebut mengungkapkan seorang atlet berlari menempuh jarak 30 meter dalam waktu 6 detik. Dengan kata lain, atlet tersebut menempuh jarak mencapai 5 meter setiap detiknya. Dapat disimpulkan bahwa kelajuan atlet sama dengan jarak tempuh atlit dibagi waktu yang dibutuhkan oleh atleat.

Bentuk dan skala sesuai dengan kenyataan / realitis

Bentuk dan skala mobil dan lampu lalulintas sesuai dengan yang asli atau yang sebenarnya