Tujuan melakukan Akuisisi Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Akuisisi Langkah-langkah Akuisisi

pegawai yang selama ini menggunakan hanya sebagian jam kerjanya, serta penurunan biaya tetap setiap satuan barang karena akan terdapat lebih banyak barang yang akan menanggung biaya tetap keseluruhan.

2.1.6 Tujuan melakukan Akuisisi

Tujuan umum perusahaan melakukan akusisi dengan perusahaan lain untuk meningkatkan pasar dan nilai tambah melalui upaya penciptaan efisiensi yang lebih baik, meningkatkan sinergi operasional, sinergi keuangan. Selain itu masih terdapat bermacam-macam tujuan yang dapat dicapai dalam pengambilalihan usaha yaitu: 1. Menghindari kebangkrutan 2. Meningkatkan efisiensi manajemen 3. Penghematan biaya 4. Kekuatan monopoli

2.1.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Akuisisi

Keberhasilan atau kegagalan suatu akuisisi sangat bergantung pada ketepatan analisis dan penelitian yang meyeluruh terhadap faktor-faktor penyelaras antara perusahaan yang akan diambilalih. Faktor-faktor yang dianggap memberi kontribusi terhadap keberhasilan akuisisi yaitu Hitt:2002: 1. Melakukan audit sebelum akuisisi. 2. Perusahaan target dalam keadaan baik. 3. Memiliki pengalaman akuisisi sebelumnya. 4. Perusahaan target relatif kecil. 5. Melakukan akuisisi yang bersahabat. Menurut M. Hanafi 2004 ada beberapa faktor-faktor penyebab kegagalan akuisisi yaitu: 1. Membayar terlalu mahal. Membayar terlalu mahal akan meningkatkan biaya sehingga menjadi melebihi manfaat akuisisi. 2. Manajemen post-akuisisi yang kurang baik. Manajemen post- akuisisi yang kurang baik akan menyebabkan proses peralihan menjadi tidak lancar dan akan meninggalkan potensi kegagalan. 3. Terlalu optimis dengan pasar. 4. Tidak memperhatikan potensi problem 5. Overbidding.

2.1.8 Langkah-langkah Akuisisi

Dalam proses melakukan akuisisi terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan sebelum maupun setelah akuisisi terjadi. Dimana proses akuisisi harus melalui tahapan sebagai berikut, yaitu: 1. Ijin dari pemegang saham antara kedua perusahaan. 2. Proses negoisasi yang panjang dan mengikutsertakan akuntan, penasehat hukum, dan investment banker. 3. Melakukan pembelian saham yang ada ditangan publik, baik investor minoritas maupun individu. 4. Kewajiban atau hutang dari perusahaan target secara otomatis menjadi kewajiban perusahaan yang mengambil alih. 5. Peleburan sistem manajemen ke dalam manajemen baru perusahaan yang mengambil alih. 6. Proses perijinan mungkin akan lebih kompleks bila kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan publik. 7. Dana yang dibutuhkan akan semakin besar jumlahnya karena pembelian saham akan bersifat pelelangan dengan tendering.

2.1.9 Strategi dan Taktik Akuisisi