Keluarga Berencana KB TINJAUAN PUSTAKA

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana KB

1. Pengertian KB a. Upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera Undang-undang No.101992. b. Keluarga Berencana Family Planning, Planned Parenthood: suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. c. WHO Expert Comimitte, 1970, tindakan yang membantu individupasutri untuk: mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. 2. Sejarah Lahirnya Keluarga Berencana Dasar pemikiran lahirnya KB di Indonesia adalah adanya permasalahan kependudukan. Aspek-aspek yang penting dalam kependudukan adalah: a. Jumlah besarnya penduduk b. Jumlah pertumbuhan penduduk c. Jumlah kematian penduduk d. Jumlah kelahiran penduduk e. Jumlah perpindahan penduduk KB di Indonesia dimulai pada awal abad XX. Di Inggris, Maria Stopes, upaya yang di tempuh untuk perbaikan ekonomi keluarga buruh dengan mengatur kehamilan. Universitas Sumatera Utara a. Tujuan Program KB Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Kesimpulan dari tujuan KB program KB adalah: memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga, dan bangsa; mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB yang berkualitas, termasuk upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penaggulangan masalah kesehatan reproduksi. Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi: 1 Keluarga dengan anak ideal 2 Keluarga sehat 3 Keluarga berpendidikan 4 Keluarga sejahtera 5 Keluarga berketahanan 6 Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya 7 Penduduk tumbuh seimbang PTS b. Sasaran Program KB Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi: 1 Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen pertahun. Universitas Sumatera Utara 2 Menurunnya angka kelahiran total TFR menjadi sekitar 2,2 per perempuan 3 Menurunya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alatcara kontrasepsi unmet need menjadi 6 . 4 Menigkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 . 5 Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi rasional, efektif, efisien. 6 Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun. 7 Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak. 8 Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif. 9 Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan KB Nasional. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan KB a. Sosial ekonomi Tinggi rendahnya status social dan keadaan ekonomi penduduk di Indonesia akanmempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB di Indonesia. Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan. Contoh: keluarga dengan penghasilan cukup akan lebih mampu mengikuti program KB dari pada keluarga yang tidak mampu. Universitas Sumatera Utara b. Budaya Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih metode kontrasepsi.Faktor-faktor ini meliputi salah pengertian dalam masyarakatmengenai berbagai metode, kepercayaan religious, serta budaya, tingkat pendidikan persepsi mengenai resiko kehamilan dan status wanita. c. Pendidikan Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan keluarga berencana tetapi juga pemilihan suatu metode.Beberapa studi telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak digunakan oleh pasangan yang lebih berpendidikan. d. Agama Di berbagai daerah kepercayaan religious dapat mempengaruhi klien dalam memilih metode.Sebagai contoh penganut katolik yang taat membatasi pemilihan kontrasepsi mereka pada KB alami. Sebagian pemimpin islam mengklaim bahwa sterilisasi dilarang sedangkan sebagian lainnya mengijinkan. Di sebagian masyaraka, wanita hindu dilarang mempersiapkan makananselama haid sehingga pola haid yang tidak teratur menjadi masalah. e. Status wanita Status wanita dalam masyarakat mempengaruhi kemampuan mereka memperoleh dan menggunakan berbagai metode kontrasepsi.Di daerah- daerah yang status wanitanya meningkat, sebagian wanita memiliki pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode-metode yang lebih mahal serta memiliki lebih banyak suara dalam mengambil keputusan. Universitas Sumatera Utara Sebagai komponen kesehatan reproduksi, pelayanan KB diarahkan untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi karena kehamilan yang diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan menjamin keselamatan ibu dan bayi. Pelayanan KB sangat berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak tepat waktu, karena pelayanan KB bertujuan menunda, menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila anak sudah cukup. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelayanan KB yaitu sebagai berikut. a. Prioritas pelayanan KB diberikan terutama pada pasangan usia subur yang istrinya mempunyai keadaan “ 4 Terlalu”terlalu tua 35 tahun, terlalu muda 19 tahun, terlalu banyak 5 anak, terlalu dekat jarak anak 2 tahun. b. Tanggung jawab dalam keikutsertaan ber-KB merupakan tanggung jawab bersama suami dan istri. c. Memberi informasi yang lengkap dan adil tentang keuntungan dan kelemahan masing-masing metode kontrasepsi. d. Memberi nasihat tentang metode yang paling cocok, sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan pada klien. Memberi informasi tentang kontraindikasi pemakaian berbagai metode kontrasepsi. Dalam program kesehatan reproduksi, wanita usia reproduksi pra-nikah mendapat perhatian melaui upaya penanganan program Kesehatan Reproduksi Remaja KRR, sedangkan untuk ibu usia reproduksi yang sudah berkeluarga dan belum ingin hamil atau menunda kehamilannya telah tersedia program keluarga berencana dengan strategi Universitas Sumatera Utara Norma Keluarga Kecil Bahagia SejahteraNKKBS dengan dua anak cukup. 4. Metode keluarga berencana Bagi pasangan yang berencana membatasi kehamilan dapat menggunakan metode KB yang meliputi metode sederhana kondom, spermisida, koitus intruptus, pantang berkala dan metode efektif dengan hormonal pil KB progesterone only pil; suntikan KB: depoprovera setiap 3 bulan, norigest setiap 10 minggu, cyclofem setiap bulan; susuk KB setiap 5 tahun, mekanis dengan alat kontrasepsi dalam rahim AKDR copper T, medusa, seven copper, atau metode KB darurat.Pengguna program KB adalah yang menggunakan kontrasepsi modern. a. KB metode efektif 1 Kontrasepsi hormonal a Kontrasepsi hormonal pil Keuntungan dan kerugian memakai KB pil Keuntungan: 1 Bila minum pil sesuai dengan aturan dijamin berhasil 100 2 Dapat dipakai pengobatan terhadap beberapa masalah: • Ketegangan menjelang menstruasi • Perdarahan menstruasi yang tidak teratur • Nyeri saat menstruasi • Pengobatan pasangan mandul 3 Pengobatan penyakit endometriosis 4 Dapat meningkatkan libido Universitas Sumatera Utara Kerugian: 1 Harus minum pil secara teratur 2 Dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium 3 Penyulit ringan berat badan bertambah, rambut rontok, mual sampai muntah. 4 Memengaruhi fungsi hati dan ginjal. Petunjuk pemakaian KB pil 1 Minumlah pil KB dengan teratur 2 Bila lupa, pil KB yang harus diminum menjadi dua buah. 3 Bila perdarahan, tidak memerlukan perhatian karena belum beradaptasi. 4 Gangguan ringan dalam bentuk mual dan muntah, sebaiknya diatasi. b Kontrasepsi hormonal suntikan Keuntungan dan kerugian KB suntikan Keuntungan: 1 Pemberiannya sederhana setiap 8-12 minggu 2 Tingkat efektifitasnya tinggi 3 Hubungan seks dengan suntikan KB bebas 4 Pengawasan medis yang ringan 5 Dapat diberikan pascapersalinan, pasca-keguguran atau pascamenstruasi Kerugian: 1 Perdarahan yang tidak menentu 2 Terjadi amenorea Universitas Sumatera Utara 3 Masih terjadi kemungkinan hamil 4 Kerugian atau penyulit inilah yang menyebabkan peserta KB menghentikan suntikan KB c Kontrasepsi hormonal susuk norplant atau implant Setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mg levonorgestrel yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80mcg. Konsep mekanisme kerjanya sebagai progesteron yang dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi, mengentalkan lender serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa, dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat nidasi. Keuntungan: 1 Dipasang selama lima tahun 2 kontrol medis ringan 3 dapat dilayani di daerah pedesaan 4 penyulit medis tidak terlalu tinggi 5 biaya murah Kerugian: 1 Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur 2 Berat badab bertambah 3 Menimbulkan akne, ketegangan payudara 4 Liang senggama terasa kering Universitas Sumatera Utara b. Kontrasepsi mekanis Mekanisme kerja lokal AKDR: 1 AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leukosit, makrofag, dan limfosit. 2 AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalangi kapasitasi spermatozoa. Keuntungan AKDR: 1 AKDR dapat diterima masyarakat dunia. 2 Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit 3 Kontrol medis yang ringan 4 Penyulit tidak terlalu berat 5 Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik Kerugian: 1 Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ 2 Terdapat perdarahan 3 Leukorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih basah 4 Dapat terjadi infeksi 5 Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik 6 Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganngu hubungan seksual Manuaba, dkk, 2010. Universitas Sumatera Utara c. Menghentikan kehamilan 1 Vasektomi Vasektomi adalah tindakan memotong dan menutup saluran mani vas deferens yang menyalurkan sel mani sperma keluar dari pusat produksinya di testis. Keuntungan: a Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas. b Sederhana c Cepat, hanya memerlukan anastesi local Kerugian a Diperlukan suatu tindakan operatif b Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti pendarahan atau infeksi c Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual. 2 Tubektomi Kontrasepsi ini juga disebut kontrasepsi mantap pada wanita, yaitu tindakan memotong tuba fallopi tuba uterine. Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan tuba uterina dengan maksud tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai seumur hidup Anggraini dan Martini, 2011 Universitas Sumatera Utara

B. Dukungan Keluarga

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Keluarga Berencana (KB) dengan Pelaksanaan KB di Kecamatan Sei Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan

1 62 79

Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB dilingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan Tahun 2015

0 19 96

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Keluarga dengan Keikutsertaan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Ber-KB di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari

0 3 12

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Keluarga dengan Keikutsertaan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Ber-KB di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari

0 3 16

Cover Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB dilingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan Tahun 2015

0 0 14

Abstract Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB dilingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan Tahun 2015

0 0 2

Chapter I Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB dilingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan Tahun 2015

0 0 6

Chapter II Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB dilingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan Tahun 2015

0 2 25

Reference Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB dilingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan Tahun 2015

0 0 1

Appendix Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB dilingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan Tahun 2015

0 1 15