Chapter II Hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB dilingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan Tahun 2015
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana (KB)
1. Pengertian KB
a. Upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No.10/1992).
b. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood): suatu usaha
untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan
dengan memakai kontrasepsi.
c. WHO
(Expert
individu/pasutri
Comimitte,
untuk:
1970),
mendapatkan
tindakan
yang
objektif-objektif
membantu
tertentu,
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga.
2. Sejarah Lahirnya Keluarga Berencana
Dasar pemikiran lahirnya KB di Indonesia adalah adanya permasalahan
kependudukan. Aspek-aspek yang penting dalam kependudukan adalah:
a. Jumlah besarnya penduduk
b. Jumlah pertumbuhan penduduk
c. Jumlah kematian penduduk
d. Jumlah kelahiran penduduk
e. Jumlah perpindahan penduduk
KB di Indonesia dimulai pada awal abad XX. Di Inggris, Maria Stopes,
upaya yang di tempuh untuk perbaikan ekonomi keluarga buruh dengan
mengatur kehamilan.
7
Universitas Sumatera Utara
8
a. Tujuan Program KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia
perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan KB program KB adalah: memperbaiki
kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga, dan bangsa; mengurangi
angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa;
memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB yang berkualitas,
termasuk upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta
penaggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1) Keluarga dengan anak ideal
2) Keluarga sehat
3) Keluarga berpendidikan
4) Keluarga sejahtera
5) Keluarga berketahanan
6) Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7) Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
b. Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1) Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14
persen pertahun.
Universitas Sumatera Utara
9
2) Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per
perempuan
3) Menurunya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara
kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 %.
4) Menigkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5% .
5) Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi rasional, efektif, efisien.
6) Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi
21 tahun.
7) Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang
anak.
8) Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1
yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
9) Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan KB Nasional.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan KB
a. Sosial ekonomi
Tinggi rendahnya status social dan keadaan ekonomi penduduk di
Indonesia akanmempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB
di Indonesia. Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi
masyarakat karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat
kontrasepsi yang digunakan. Contoh: keluarga dengan penghasilan cukup
akan lebih mampu mengikuti program KB dari pada keluarga yang tidak
mampu.
Universitas Sumatera Utara
10
b. Budaya
Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih
metode kontrasepsi.Faktor-faktor ini meliputi salah pengertian dalam
masyarakatmengenai berbagai metode, kepercayaan religious, serta
budaya, tingkat pendidikan persepsi mengenai resiko kehamilan dan status
wanita.
c. Pendidikan
Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan
keluarga berencana tetapi juga pemilihan suatu metode.Beberapa studi
telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak digunakan
oleh pasangan yang lebih berpendidikan.
d. Agama
Di berbagai daerah kepercayaan religious dapat mempengaruhi klien
dalam memilih metode.Sebagai contoh penganut katolik yang taat
membatasi pemilihan kontrasepsi mereka pada KB alami. Sebagian
pemimpin islam mengklaim bahwa sterilisasi dilarang sedangkan sebagian
lainnya mengijinkan. Di sebagian masyaraka, wanita hindu dilarang
mempersiapkan makananselama haid sehingga pola haid yang tidak teratur
menjadi masalah.
e. Status wanita
Status wanita dalam masyarakat mempengaruhi kemampuan mereka
memperoleh dan menggunakan berbagai metode kontrasepsi.Di daerahdaerah yang status wanitanya meningkat, sebagian wanita memiliki
pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode-metode yang lebih
mahal serta memiliki lebih banyak suara dalam mengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
11
Sebagai komponen kesehatan reproduksi, pelayanan KB diarahkan
untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi karena kehamilan
yang diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan
menjamin keselamatan ibu dan bayi. Pelayanan KB sangat berguna dalam
pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
atau tidak tepat waktu, karena pelayanan KB bertujuan menunda,
menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila anak sudah cukup.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelayanan KB
yaitu sebagai berikut.
a. Prioritas pelayanan KB diberikan terutama pada pasangan usia subur
yang istrinya mempunyai keadaan “ 4 Terlalu”(terlalu tua >35 tahun,
terlalu muda 5 anak, terlalu dekat jarak anak
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana (KB)
1. Pengertian KB
a. Upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No.10/1992).
b. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood): suatu usaha
untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan
dengan memakai kontrasepsi.
c. WHO
(Expert
individu/pasutri
Comimitte,
untuk:
1970),
mendapatkan
tindakan
yang
objektif-objektif
membantu
tertentu,
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga.
2. Sejarah Lahirnya Keluarga Berencana
Dasar pemikiran lahirnya KB di Indonesia adalah adanya permasalahan
kependudukan. Aspek-aspek yang penting dalam kependudukan adalah:
a. Jumlah besarnya penduduk
b. Jumlah pertumbuhan penduduk
c. Jumlah kematian penduduk
d. Jumlah kelahiran penduduk
e. Jumlah perpindahan penduduk
KB di Indonesia dimulai pada awal abad XX. Di Inggris, Maria Stopes,
upaya yang di tempuh untuk perbaikan ekonomi keluarga buruh dengan
mengatur kehamilan.
7
Universitas Sumatera Utara
8
a. Tujuan Program KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan social ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia
perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan KB program KB adalah: memperbaiki
kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga, dan bangsa; mengurangi
angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa;
memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB yang berkualitas,
termasuk upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta
penaggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1) Keluarga dengan anak ideal
2) Keluarga sehat
3) Keluarga berpendidikan
4) Keluarga sejahtera
5) Keluarga berketahanan
6) Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7) Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
b. Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1) Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14
persen pertahun.
Universitas Sumatera Utara
9
2) Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per
perempuan
3) Menurunya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara
kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 %.
4) Menigkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5% .
5) Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi rasional, efektif, efisien.
6) Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi
21 tahun.
7) Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang
anak.
8) Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1
yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
9) Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan KB Nasional.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan KB
a. Sosial ekonomi
Tinggi rendahnya status social dan keadaan ekonomi penduduk di
Indonesia akanmempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB
di Indonesia. Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi
masyarakat karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat
kontrasepsi yang digunakan. Contoh: keluarga dengan penghasilan cukup
akan lebih mampu mengikuti program KB dari pada keluarga yang tidak
mampu.
Universitas Sumatera Utara
10
b. Budaya
Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih
metode kontrasepsi.Faktor-faktor ini meliputi salah pengertian dalam
masyarakatmengenai berbagai metode, kepercayaan religious, serta
budaya, tingkat pendidikan persepsi mengenai resiko kehamilan dan status
wanita.
c. Pendidikan
Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan
keluarga berencana tetapi juga pemilihan suatu metode.Beberapa studi
telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak digunakan
oleh pasangan yang lebih berpendidikan.
d. Agama
Di berbagai daerah kepercayaan religious dapat mempengaruhi klien
dalam memilih metode.Sebagai contoh penganut katolik yang taat
membatasi pemilihan kontrasepsi mereka pada KB alami. Sebagian
pemimpin islam mengklaim bahwa sterilisasi dilarang sedangkan sebagian
lainnya mengijinkan. Di sebagian masyaraka, wanita hindu dilarang
mempersiapkan makananselama haid sehingga pola haid yang tidak teratur
menjadi masalah.
e. Status wanita
Status wanita dalam masyarakat mempengaruhi kemampuan mereka
memperoleh dan menggunakan berbagai metode kontrasepsi.Di daerahdaerah yang status wanitanya meningkat, sebagian wanita memiliki
pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode-metode yang lebih
mahal serta memiliki lebih banyak suara dalam mengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
11
Sebagai komponen kesehatan reproduksi, pelayanan KB diarahkan
untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi karena kehamilan
yang diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan
menjamin keselamatan ibu dan bayi. Pelayanan KB sangat berguna dalam
pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
atau tidak tepat waktu, karena pelayanan KB bertujuan menunda,
menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila anak sudah cukup.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelayanan KB
yaitu sebagai berikut.
a. Prioritas pelayanan KB diberikan terutama pada pasangan usia subur
yang istrinya mempunyai keadaan “ 4 Terlalu”(terlalu tua >35 tahun,
terlalu muda 5 anak, terlalu dekat jarak anak