tinggi pada program KB di Lingkungan V kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan.
B. Pembahasan
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian yang didapat dan dibandingkan dengan literatur serta hasil penelitian terdahulu yang terkait
dengan penelitian ini. Hal-hal yang dijelaskan adalah hasil penelitian pada hubungan variabel independen yaitu dukungan keluarga, terhadap variabel
dependen yaitu keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia Kota Medan.
1. Dukungan Keluarga Wanita Usia Subur Resiko Tinggi pada
Program KB di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia
Berdasarkan Tabel dukungan keluarga diatas menyatakan bahwa mayoritas responden mendapatkan dukungan keluarga yaitu
sebesar 28 orang 57,1 dan responden yang tidak mendapatkan dukungan yaitu 21 orang 42,9 merupakan selisih yang cukup
kecil dimana menunjukan bahwa responden masih banyak yang tidak mendapatkan dukungan keluarga.
Pada kuesioner, mayoritas responden sebanyak 38 orang 77,6 menjawab bahwa keluarga merasa bertanggung jawab jika
terdapat masalah dalam pemakaian alat kontrasepsi KB, ini memperlihatkan bahwa keluarga memperlihatkan kepeduliannya saat
ada masalah yang dialami oleh responden. Minoritas responden yaitu
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 14 orang 28,6 menyatakan bahwa keluarga tidak memberikan informasi berupa selebaran tentang alat kontrasepsi KB,
ini menunjukan bahwa keluarga kurang peduli tentang informasi alat kontrasepsi KB yang mendukung bagi responden untuk
menggunakan alat kontrasepsi KB. Dukungan keluarga merupakan proses yang terjadi selama
masa hidup dengan sifat dan tipe dukungan yang bervariasi. Menurut Friedman 1998 terdapat empat jenis dukungan, yaitu dukungan
instrumental, informasional, penilaian, dan emosional.Dukungan tersebut membentuk satu kesatuan dukungan keluarga terutama bagi
anggota yang mempunyai suatu masalah. Dukungan keluarga dipengaruhi oleh faktor internal meliputi tahap perkembangan
dimana dukungan tersebut ditentukan oleh usia dengan tahap perkembangan individu, pendidikan juga mempengaruhi persepsi
individu terhadap dukungan karena kemampuan berpikir mempengaruhi dalam memahami faktor-faktor yang berhubungan
dengan kesehatan, emosi sangat mempengaruhi keyakinannya pada dukungan, dan spiritual yang mempengaruhi bagaimana setiap
individu mengambil keputusan yang berhubungan dengan kesehatannya. Faktor eksternal juga mempengaruhi dukungan
keluarga, praktik keluarga , sosioekonomi dan latar belakang budaya, dimana sebagai contoh jika seseorang memiliki sosioekonomi yang
tinggi biasanya akan lebih tanggap terhadap kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Keluarga merupakan orang yang paling dekat dan tempat yang paling nyaman bagi setiap orang. Keluarga dapat meningkatkan
semangat dan motivasi untuk berperilaku sehat yaitu dengan mencegah keadaan bahaya yang dikarenakan kehamilan berikutnya
pada wanita usia subur resiko tinggi. Dukungan keluarga adalah sikap dan tindakan keluarga dalam mendukung keputusan wanita
usia subur resiko tinggi untuk memiliki keadaan reproduksi sehat.
2. Keikutsertaan Wanita Usia Subur pada Program KB di
Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia
Berdasarkan tabel keikutsertaan wanita usia subur resiko tinggi pada program KB menyatakan bahwa, mayoritas responden ikut
serta menggunakan alat kontrasepsi KB yaitu sebesar 31 orang 63,3, dan yang tidak ikut serta pada program KB dengan tidak
menggunakan alat kontrasepsi KB sebesar 18 orang 36,7. Berarti masih terdapat wanita usia subur resiko tinggi yang tidak memakai
alat kontrasepsi KB, padahal program KB mengutamakan kelompok resiko tinggi sebagai sasaran pengguna KB. Karena kelompok
tersebut berpotensi besar untuk meningkatkan Angka Kematian Ibu AKI dan Angka Kematian Bayi AKB. Mayoritas responden yang
tidak memakai alat kontrasepsi KB memiliki alasan non medis yaitu 15 orang 30,6.
Menurut Depkes RI 1988 keikutsertaan berarti turut berperan serta, yang dapat terwujud jika adanya rasa saling percaya, adanya
ajakan, kesempatan, manfaat, dan contoh dari orang lain. Semua hal
Universitas Sumatera Utara
itu mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi atau tidak dalam suatu hal.
Partisipasi atau keikutsertaan dapat tumbuh jika terdapat kondisi merdeka, mampu, dan mau berpartisipasi.Ketiga kondisi
tersebut harus hadir secara bersama-sama Notoatmodjo, dkk, 2010. Maka jika satu kondisi saja tidak ada maka orang tersebut tidak akan
dapat berpartisipasi. Apabila orang mau dan mampu tetapi tidak merdeka untuk berpartisipasi maka orang tersebut tidak akan bisa
berpartisipasi. Jika seorang wanita usia subur resiko tinggi mampu dan
merdeka berpartisipasi menggunakan alat kontrasepsi KB tetapi tetapi tidak memiliki keinginan ikut serta menggunakan alat
kontrasepsi KB maka wanita tersebut tetap tidak akan menggunakan alat kontrasepsi KB. Program KB sendiri dibentuk untuk
memciptakan keluarga kecil bahagia sejahtera, dimana sasaran utamanya adalah wanita resiko tinggi yang memiliki peluang untuk
meningkatkan angka kematian ibu dan bayi.
3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keikutsertaan Wanita Usia Subur Resiko Tinggi di Lingkungan V Kelurahan Dwikora
Kecamatan Helvetia
Berdasarkan hasil uji statistik chisquare diperoleh nilai p
=0,01 α 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa adahubungan yang
signifikan antara dukungan keluarga dengan keikutsertaan wanita usia
Universitas Sumatera Utara
subur resiko tinggi pada program KB di Lingkungan V Kelurahan Dwikora Kecamatan Helvetia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Fitriangga, dkk
2014 yang mengungkapkan bahwa ada hubungan antara dukungan suami keluarga dengan kelompok unmet need KB yaitu kelompok
wanita usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi KB p=0,0001, meskipun menyatakan ingin menunda kehamilan ataupun
tidak ingin memiliki anak lagi. Hasil penelitian ini memiliki hubungan antara dukungan suami keluarga dengan keinginan istri untuk
menggunakan alat kontrasepsi KB. Dukungan keluarga adalah semua bantuan yang diberikan oleh
anggota keluarga sehingga akan memberikan rasa nyaman secara fisik dan psikologis pada individu Taylor, 2006 dalam Fadilah, 2013.
Wanita usia subur resiko tinggi yang mendapatkan dukungan keluarga akan merasakan kenyamanan, keyakinan, dan keberanian dalam
menggunakan KB karena merasa didukung dan diberi semangat oleh keluarga.
Menurut UU No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994 dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi yang harus dijalankan, salah
satunya adalah fungsi reproduksi dimana keluarga harus mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan
dengan waktu melahirkan, jarak antar 2 anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga. Keikutsertaan perawatan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
keluarga merupakan bagian terpenting dalam keberhasilan program KB, karena keluarga tidak hanya memberikan dukungan moril tetapi
juga dukungan moral bagi peserta program KB. Terdapat responden yang meskipun mendapat dukungan
keluarga tetapi tidak ingin untuk menggunakan alat kontrasepsi KB yang dipengaruhi oleh faktor non medis dan dari keterangan yang
diperoleh mayoritas karena faktor estetika yaitu takut mengalami kegemukan. Tetapi terdapat juga responden yang meskipun tidak
didukung oleh keluarga mereka tetap menggunakan alat kontrasepsi KB karena mereka mengerti manfaat dari menggunakan alat
kontrasepsi KB, baik untuk kesehatan diri mereka dan juga untuk kesejahteraan keluaraga mereka yang merupakan tujuan program KB
itu sendiri. Di masyarakat, para suami banyak yang tidak peduli apakah
istrinya menggunakan KB atau tidak.Mereka mengatakan itu urusan para wanita, sehingga masih terdapat pandangan yang salah tentang
peserta program KB di masyarakat, padahal dukungan suami sangatlah penting untuk memberikan semangat pada istrinya untuk
menggunkan alat kontrasepsi KB.Tetapi banyak juga orang tua yang tidak lepas tangan pada anak-anak mereka, mereka selalu memberikan
dukungan untuk menggunakan alat kontrasepsi KB.Dukungan tersebut tidak boleh diberikan setengah-setengah tetapi harus maksimal,
meliputi dukungan instrumental, informasional, penilaian dan emosional.
Universitas Sumatera Utara
C. Keterbatasan Penelitian