BAB I
1.1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit tidak menular yang menjadi penyebab utama kematian secara global yaitu sebesar tiga puluh sembilan persen
39 Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2012. Di Amerika Serikat sekitar 600.000 orang meninggal karena penyakit jantung di setiap tahun dan penyakit
jantung koroner menewaskan lebih dari 385.000 orang per tahun. Di Indonesia tahun 2010 tingkat kefatalan CFR penyakit jantung ada Rawat Inap Rumah
Sakit tahun 2009-2010 sebesar 8,7 Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2012. Pada penanganan penyakit jantung koroner diperlukan operasi jantung
yaitu Coronary Artery Bypass Grafting CABG. Ini adalah pengobatan untuk pasien dengan penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah jantung Medical
Surgical Nursing vol 1, 2000. CABG adalah pilihan yang baik untuk masalah ini karena mengembalikan aliran darah normal kembali ke otot jantung, mengurangi
gejala biasanya angina dan juga dapat meningkatkan harapan hidup pasien NICOR, 2011.
Jumlah tindakan operasi CABG cukup tinggi. Diperkirakan 6,2 juta pasien yang dirawat di unit kardiovaskuler dilakukan operasi dimana 516.000 operasi
CABG Rosborough Higgins,2006. Di RS.Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita,Jakarta kurang lebih 80-90 pasien tiap bulannya dan presentasi
terbesarnya adalah operasi CABG. Di RS.Dr.Cipto Mangunkusumo, jumlah pasien dewasa yang menjalani operasi selama 2010 sebanyak 172 pasien dan 52
Universitas Sumatera Utara
30,2 diantaranya adalah operasi CABG. Jumlah tersebut menunjukan bahwa operasi CABG mempunyai porsi yang cukup besar pada populasi bedah jantung
dewasa. Fraksi ejeksi ventrikel kiri merupakan indikator yang dianggap telah umum
dipakai untuk menilai fungsi ventrikel kiri.Indikator klinis ini mempunyai nilai prognosis yang kuat bagi penderita penyakit jantung coroner.Pengertian ejeksi
fraksi ventrikel kiri tersebut adalah sebuah pengukuran darah yang dipompa keluar dari ventrikel terisi.Normalnya adalah 50 atau lebih.Pada penderita
penyakit jantung koroner, fraksi ejeksi ini dapat terjadi penurunan yang menggambarkan kemampuan jantung untuk berfungsi telah menurun.Salah satu
cara untuk mengembalikan fungsi jantung kembali seperti normalnya ialah dengan tindakan operasi Coronary Artery Bypass Grafting CABG. Operasi CABG
bertujuan untuk mengatasi kurangnya suplai darah ke otot jantung dengan
Sampai saat ini di Indonesia belum banyak studi penelitian yang mengukur peningkatan fungsi ventrikel kiri setelah dilakukan operasi CABG pada penderita
penyakit jantung koroner. cara
membuat saluran baru melewati arteri koroner yang mengalami penyempitan atau penyumbatan Feriyawati,2005.Dengan adanya perbaikan vaskularisasi ke otot
jantung melalui operasi CABG diharapkan fungsi jantung dapat bekerja lebih baik yang ditandai dengan kemampuan ejeksi fraksi ventrikel kiri dapat lebih baik dari
sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian mengenai seberapa besar peningkatan ejeksi fraksi ventrikel kiri setelah dilakukan operasi CABG yang juga
menggambarkan tingkat keberhasilan operasi tersebut.
1.2. Rumusan Masalah