BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat Perbedaan hasil postes kognitif tinggi fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan model Inquiry Terbimbing dengan siswa yang diberi
pembelajaran direct instruction. Kelas ekperimen memperoleh rata-rata 94,38 dan kelas kontrol memperoleh rata-rata 80,00. Model pembelajaran
Inquiry Terbimbing lebih baik dalam meningkatkan kognitif tinggi fisika siswa siswa daripada pembelajaran direct instruction.
2. Terdapat Perbedaan hasil postes kognitif tinggi fisika siswa pada kelompok siswa yang memiliki kreativitas yang tinggi dengan kreativitas
yang rendah. Rata-rata kognitif tinggi fisika siswa kelompok siswa yang memiliki kreativitas tinggi sebesar 84,24 sedangkan rata-rata kognitif
tinggi fisika siswa kelompok siswa yang memiliki kreativitas rendah sebesar 65,00. Keterampilan proses sains siswa yang memiliki kreativitas
tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki kreativitas yang rendah. 3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kreativitas dalam
mempengaruhi kognitif tinggi fisika siswa siswa. Model pembelajaran Inquiry Terbimbing lebih baik diterapkan pada siswa yang memiliki
kreativitas yang tinggi.
105
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran:
1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih melatih siswa dalam mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan fenomena yang
didemonstrasikan kepada siswa. Hal ini bertujuan agar siswa mampu mendapatkan petunjuk untuk menjawab penyebab terjadinya fenomena
tersebut. 2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperhatikan jumlah siswa dalam
pembagian kelompok saat menerapkan model pembelajaran Inquiry Terbimbing. Jumlah siswa yang disarankan peneliti adalah 4 sampai 5
orang setiap kelompok dengan tujuan agar siswa lebih efektif dalam berkeja di kelompoknya dan peneliti dapat lebih baik dalam memantau
aktifitas siswa. 3. Peneliti selanjutnya hendaknya terlebih dahulu mekreativitas siswa atau
memberikan contoh-contoh pertanyaan yang hanya bisa dijawab dengan jawaban “ya “ atau “tidak” karena temuan di lapangan siswa masih sulit
untuk membuat pertanyaan dengan jawaban “ya “ atau “tidak”.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Sani, Ridwan 2012. Pengembangan Laboratorium Fisika. Medan: Unimed Press
Anderson, L. W. Krathwhol, D.R. 2001. A Taxonomy for learning, teaching and Assessing: A revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives.
New York: Addison Wesley Longman.
Anitah, Sri, dan Yetti Supriyati 2008. Strategi Pembelajaran Fisika. Jakarta: Universitas Terbuka
Arends . R.J II 2013. Learning to Teach. New York: MC Graw-Hill Arikunto, Suharsimi 2013. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara Bangun Harahap, Mara 2012. Belajar dan Membelajarkan. Diktat Perkuliahan.
BNSP. 2006.Standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta Brickman, P., Cara, G., Norris, A and Brittan. H. 2009. Effect of Inquiry – Based
Learning on Student’s Literacy Skill and Confidence. International Jorunal For the Scholarship of Teaching and Learning. Vol. 3. 2. 152-153.
Candra Sayekti, Ika, Sarwanto dan Suparmi 2012. Pembelajaran IPA Menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen
dan Demonstrasi Ditinjau dari Kemampuan Analisis dan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal Inkuiri Vol 1. 2. 142-153.
Damari. Ari 2007. Kupas Fisika SMA untuk Kelas 1,2 dan 3. Jakarta: Wahyu Media
Dev. 1997. Journal of theacher Education. Dimyati dan Mudjiono 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Eggen, Paul dan Don Kauchak 2012. Strategi dan Model Pembelajaran
Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta Barat: Indeks. Jack, Gladys. U. 2013. Concept Mapping and Guided Inquiry as Effective
Techniques for Teaching Difficult Concept in Chemistry: Affect on Students 107