dijelaskan di atas adalah kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.Untuk memudahkan pengukuran
secara kuantitatif, maka setiap dimensi yang dinilai diberi skala atau skor sampai dengan 5. Analisis Data dengan menggunakan statistik deskriptif. Perhitungan
rata-rata skor untuk setiap pasangan faktor yang sedang dikalkulasi kesenjangannya. Perhitungan rata-rata skor dilakukan dengan menggunakan
formula berikut. G = kualiatas yang ada
– kualitas yang diharapkan Ketentuan Analisis Kesenjangan
Apabila G 0, maka kualitas kompetensi yang diharapkan lebih tinggi dari pada kualitas kompetensi yang ada. Dengan demikian, perlu diadakan
pengembangan kompetensi dosen guna untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pengajaran dosen.
Apabila G 0, maka kualitas kompetensi yang diharapkan lebih rendah dari pada kualitas kompetensi yang ada. Dengan demikian, Dosen dianggap telah
mempunyai kompetensi yang baik. Apabila G = 0, maka kualitas yang diharapkan sama dengan kualitas
kompetensi yang ada. Dengan demikian, Dosen dianggap telah memiliki kompetensi yang baik namun tetap perlu ditingkatkan.
1.19 Tahapan Software Development Life Cycle SDLC
System Development Life Cycle SDLC adalah suatu pendekatan yang berurutan atau sistematis yang digunakan untuk pengembangan perangkat lunak.
Model ini juga disebut model waterfall yaitu model air terjun yang mempunyai
tahapan - tahapan yaitu communication, planning, modeling, construction, dan deployment.
Model ini berjalan secara sistematis dari tahap communication, planning, modeling, construction, dan deployment. Pressman menjelaskan tahapan-tahapan
model Waterfall sebagai berikut Pressman, 2015: a.
Comunication Dalam model waterfall langkah pertama diawali dengan komunikasi
dengan pihak konsumenpengguna. Komunikasi ini adalah langkah penting karena
menyangkut pengumpulan
informasi tentang
kebutuhan konsumenpengguna.
b. Planning
Setelah proses communication ini, kemudian menetapkan rencana untuk pengerjaan software yang meliputi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, resiko
yang mungkin terjadi, sumber yang dibutuhkan, hasil yang akan dibuat, dan jadwal pengerjaan.
c. Modeling
Pada proses modeling ini menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding.
Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi interface, dan detail algoritma prosedural.
d. Construction
Construction merupakan proses membuat kode code generation. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa
dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta
oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan
dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-
kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki. e.
Deployment Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau
sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan user. Kemudian software yang telah dibuat harus
dilakukan pemeliharaan secara berkala.
1.20 Kebutuhan Perangkat Lunak Software Requirement