Kesimpulan Saran Kesimpulan dan saran
46
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, .2006. Pengenalan VUTB Fatmawati dan VUB lainnya. Makalah disampaikan pada Pelatihan Pengembangan Varietas Unggul Tipe Baru
VUTB Fatmawati dan VUB Lainnya, 31 Maret-3 April 2004, di Balitpa, Sukamandi.
Adhi, S.P. 2011. Budidaya padi Gogo. http:sawitwatch. or.iddownload manual
20dan20modul148_Budi20daya20Padi20Gogo201.pdf .
Diakses tanggal. 5 Maret 2015. Anwar, A.S.D. 2008. Mekanisme air pada tumbuhan.
http:www.earlmate.file.wordpres.com Diakses pada 26 November 2016. Arafah. 2009. Pedoman Teknis Perbaikan Kesuburan Lahan Sawah Berbasis
Jerami. Jakarta : PT. Gramedia. 238 hlm. --------. 2010. Pengelolaan dan Pemanfaatan Padi Sawah. Bogor : Bumi Aksara.
428 hlm. Berkelaar, D. 2001. Sistem Intensifikasi Padi The System of Rice Intensification-
SRI: Sedikit dapat Memberi Banyak. Bulletin ECNO. Badan Litbang Pertanian. 2007. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Padi.
Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. 37 hlm. BB Biogen. 2012. Laporan tahunan database plasma nutfah. BB Biogen. Bogor.
BB Padi 2010. Laporan tahunan hasil penelitian. BB Padi. Sukamandi. Devi novi .2010. Pengaruh Sistem Pengairan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Beberapa Varietas Padi Sawah Oryza sativa L.. IPB. Bogor. Dinas pertanian . 2007. Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Peningkatan Produksi
Beras Nasional P2BN Tahun 2007 Propinsi Jawa Tengah. Dinas PertanianTanaman Pangan Jawa Tengah. Semarang.
Djamhari, S., 2002. Pemasyarakatan teknologi budidaya pertanian organik di desa Sembalun Lawang Nusa Tenggara Barat. J. Sains dan Teknologi
Indonesia. 55:195-202.
DPU. 2007. Materi Pembelajaran Ekologi Tanah ET danSystem of Rice Intensification SRI. Balai Irigasi, PusatPenelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Air, Departemen Pekerjaan Umum.
47
Karyaningsih, S., Pawarti, M. dan Nugraheni, D. 2008. Inovasiteknologi budidaya padi organik menuju pembangunanpertanian berkelanjutan.
Prosiding Seminar NasionalTeknik Pertanian 2008 – Yogyakarta.
Juhendi, E. 2008: Pengembangan Pertanian Hemat Air melalui SRI System of Rice Intensification dan PET Pembelajaran Ekologi Tanah, Pelaksana
Pelatihan PPK Irigasi, SNVT Pelaksana Pengelola SDA Cimanuk- Cisanggarung, Departemen Pekerjaan Umum, Cirebon.
Hansen, V.E., D.W. Israelsen., dan G.E. Stringham. 1992. Dasar-Dasar dan Praktek Irigasi. Jakarta: Erlangga.
Hapsah, M.D. 2005. Potensi, Peluang, dan Strategi Pencapaian Swasembada Beras dan Kemandirian Pangan Nasional. Hlm. 55-70. Dalam B.
Suprihatno et al. Ed. Inovasi Teknologi Padi Menuju Swasembada Beras Berkelanjutan. Buku Satu. Balitbangtan, Badan Litbang Pertanian.
Imran, A., S. Sama, Suriany, D. Baco. 2003. Uji Multilokasi Beberapa Galur dan Kultivar Padi Superior Baru di Daerah Sidrap, Wajo dan Soppeng di
Sulawesi Selatan. Jurnal Agrivigor 3: 74-92. Lakitan. 1995. Fisiologi Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman. Rajawali
Grafindo Persada. Jakarta. Makarim, A.K. I. Las. 2005. Terobosan Peningkatan Produktivitas Padi Sawah
Irigasi melalui
Pengembangan Model
Pengelolaan Tanaman
dan Sumberdaya Terpadu PTT. Hal. 115-127.
Mapegau. 2006. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai. Jurnal Ilmiah Pertanian Kultura.
Marlina, N. dkk.2012. Respons Tanaman Padi Oryza sativa L. terhadap Takaran PupukOrganik Plus dan Jenis Pestisida Organik dengan System of Rice
IntensificationSRI di Lahan Pasang Surut. Lahan Suboptimal, 12: 138- 148.
Sri Andiningsih, J., 2006. Peranan BahanPupuk Organik dalam Menuang Peningkatan Produktifitas Lahan Pertanian. Dalam Proseding Workshop
Maporina tanggal 21-22 Desember 2006. Maporina Jakarta.
Purwasasmita, M. dan Sutaryat A 2011: Padi SRI Organik Indonesia. Penebar Swadaya. Depok
.
Pramono, Joko. 2004. Kajian Penggunaan Bahan Organik pada Padi Sawah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, Ungaran, Agrosains
6 1: 11-14.
48
Penyuluh Pertanian.2013.budidaya
padi dengan
pendekatan teknologi
SRI. http:epetani.pertanian.go.idbudidayabudidaya-padi-dengan-
pendekatan-teknologi-sri-system-rice-intensification-7712 .
Diakses tanggal 7 April 2016.
Roesmarkam, A. dan N. W. Yowono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Sitompul, S. M. dan B. Guritno, 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Tim Balai Irigasi 2009: Buku 19, Seri Penelitian Irigasi Hemat Air Budidaya Padi dengan Metode SRI: Penelitian Irigasi Hemat Air Pada Budidaya
Padi dengan Metode SRI System of Rice Intensification di Petak Tersier, Tasikmalaya Periode II MT I 2008, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Air, Balai Irigasi, Bekasi.
Uphoff, Norman 2007: The System of Rice Intensification: Using alternative cultural practices to increase rice production and profitability from
existing yield potentials, International Rice Commission Newsletter, No. 55, Food and Agriculture Organization, Roma.
Utama, S.P., Badrudin, R. dan Nusril 2007. Faktor-faktoryang mempengaruhi adopsi petani pada teknologi budidayapadi sawah sistem legowo. Jurnal
Ilmu-Ilmu Pertanian3: 300-306.
Zaini, Z, S. Abdurrahman, N. Widiarta, P. Wardana, D. Setyirini, S. Kartaatmadja, dan M. Yamin. 2009. Pedoman Umum PTT Padi Sawah.
Departemen Pertanian. Badan Litbang Pertanian. 20 hal.
49
Lampiran I. Lay Out Peneltian
50
Lampiran II. Deskripsi Varietas Mentik Wangi
Asal Persilangan : Mentikwangi Golongan : Cere
Umur Tanaman : 112-113 Hst Bentuk Tanaman : TegakTinggi Tanaman : 106-113 cm
Anakan Produktif : 15-16 malaiWarna Kaki : Hijau
Warna Batang : HijauWarna Daun Telinga : Tidak berwarna
Warna Lidah Daun : Tidak berwarna Warna Daun : Hijau
Muka Daun : Kasar Posisi Daun : Tegak
Daun Bendera : Tegak Bentuk Gabah : Sedang
Warna Gabah : Kuning jeram iKerontokan : Tahan rontok
Kerebahan : Tahan rebah Tekstur Nasi : Pulen
Kadar Amilosa : 20,64 Bobot 1000Butir Gabah : 21,11-22,51 gram
Rata-rata hasil : 4,18 tha Potensi Hasil : -Ketahanan TerhadapPenyakit : -
Sifat khusus : AromatikAnjuran tanam : -Pemulia : Totok Agung DH dan Suwarto Dilepas tahun : -Sumber : Ganesatria, 2010
51
Lampiran III. Deskripsi Varietas Padi Mentik Susu
golongan : cere,
umur tanaman : 140 hari,
bentuk : tegak,
tinggi :123-125 ctn,
anakan produktif :13-,15,
kerebahan : agak tahan;
Batang : wama kaki hijau,
Wama : batang hiiau;
Daun : wama telinga tidak berwama
warna : tidah tidak berwarna ,
wama : daun hijau muda,
muka daun : halus,
posisi : miring,
posisi daun bendera :tegak. Gabah
Panjang : 0,7- 0,8cm,
Lebar : 0.2cm,
Bentuk : gemuk,
Wama : kuningjerami
kerontokan : mudah rontok;
slfat sifat khusus tekstur nasi
: pulen, rasana
: senak kadar amilase
: 16,366, Bobot 1000butir
: 22.3gram, rata. rata hasil
: 5 tonha potensi hasil
: 7 tonhektar, warna beras
: putih susu
Sumber : PVTP 2011
52
Lampiran IV. Deskripsi Varietas Padi Sawah Varietas Rojolele
Asal : Lokal Delanggu Klaten
Golongan : Berbulu
Umur Tanaman : 155 HSS
Bentuk Tanaman : Tegak
Tinggi Tanaman : 146-155 cm
Anakan Produktif : 8-9
Warna Kaki : Ungu
Warna Batang : Tidak Berwarna
Warna Telinga Daun : Tidak Berwarna Warna Daun
: Hijau Muka Daun
: Kasar Posisi Daun
: Terkulai Daun Bendera
: Terkulai Bentuk Gabah
: Gemuk Warna Gabah
: Kuning Kerontokan
: Tahan Rontok Kerebahan
: Sedang Tekstur Nasi
: Wangi, Pulen Kadar Amilose
: 21 Bobot 1000 Butir
: 32 gram Produksi
: 4,2 Ton Ketahanan terhadap hama : Peka terhadap Wereng Coklat PengusulPeneliti :
Subagyo, Rob Muji Sihono, Sriyono, Tino Vihara, Walkaljono, Kris Sumarno, Indrawati, S, Sri Hartati
53
Lampiran V. Deskripsi Varietas Padi Sawah Pandan Wangi
Asal : varietas lokal Pandanwangi
Nomor Aksesi koleksi : Balitpa 1644
Metode Seleks i : Galur murni
Golongan : Berbulu
Umur tanaman : 155 hari
Bentuk tanaman : Kompak
Tinggi tanaman : 168 cm
Anakan produktif : 15
– 18 batang Warna kaki
: Hijau Warna batang
: Hijau Warna telinga daun
: Tidak berwarna Warna lidah daun
: Tidak berwarna Warna helai daun
: Hijau Muka daun
: Kasar Posisi daun
: Tegak Daun bendera
: Tegak Bentuk gabah
: Bulat Warna gabah
: Kuning mas Kerontokan
: Tahan Kerebahan
: Kurang tahan Tekstur nasi
: Pulen Bobot 1000 butir
: 22,7 gram Kadar amilosa
: 24,96 Potensi hasil
: 7,4 ton GKGHa Rata-rata hasil
: 5,7 ton GKGHa Ketahanan terhadap hama dan penyakit : Rentan terhadap hama wereng coklat
biotipe 2 dan 3, rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain 4, rentan terhadap penyakit tungro.
Keterangan : Baik ditanam di Kabupaten Cianjur.
54
Lampiran VI. Hasil sidik Ragam Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan dan Jumlah Anakan Produktif
a. Hasil sidik ragam tinggi tanaman
Sumber db
Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah
F Hitung Prob F
Perlakuan 7
3954,263317 564,894760 2,67
0,04920 s Pengairan
1 86,260417
86,260417 0,41
0,5321 ns Varietas
3 3792,815150
1264,271717 5,98 0,0062 s
Interaksi 3
75,1877 25,062583
0,12 0,9479 ns
Error 16
3384,393133 211,524571 2,67
Total 23
7338,656450 Coeff Var = 10.26476
b. Hasil sidik ragam jumlah anakan
Sumber db
Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah
F Hitung Prob F
Perlakuan 7
963,166667 137,595238 17,85
0,0001 s Pengairan
1 16,6666667
16,6666667 2,16 0,1608 ns
Varietas 3
828,8333333 276,2777778 35,84
0,0001 s Interaksi
3 117,6666667
39,2222222 5,09 0,0116 s
Error 16
123,333333 7,708333
17,85 Total
23 1086,500000
Coeff Var = 13.71056 c.
Hasil sidik ragam jumlah anakan Produktif Sumber
db Jumlah kuadrat
Kuadrat Tengah F Hitung
Prob F Perlakuan
5 198,2777778
39,6555556 3,29 0,04200 s
Pengairan 1
0,0555556 0,0555556
0,00 0,9470 ns
Varietas 2
19,1111111 9,5555556
0,79 0,4750 ns
Interaksi 2
179,1111111 89,5555556 7,43
0,0080 s Error
12 144,6666667
12,0555556 Total
17 342,9444444
Keterangan: ns : non signifikan tidak berbeda nyata s : signifikan berbeda nyata
Coeff Var = 15.82228
55
Lampiran VII. Hasil Sidik Ragam Panjang Malai, Jumlah Gabah per Rumpun , Bobot Gabah Segar per Rumpun,
a. Hasil sidik ragam Panjang Malai
Sumber db
Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah
F Hitung Prob F
Perlakuan 5
31,20193333 6,24038667 2,53
0,0876 ns Pengairan
1 0,98000000
0,98000000 0,40
0,5407 ns Varietas
2 22,59430000
22,59430000 4,57 0,0334 s
Interaksi 2
7,62763333 7,62763333
1,54 0,2533 ns
Error 12
29,65726667 2,47143889
Total 17
60,85920000 C.V. = 6.514148
b. Hasil sidik ragam bobot gabah segar
Sumber db
Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah
F Hitung Prob F
Perlakuan 5
492,307978 98,461596
1,14 0,3911 ns
Pengairan 1
42,6888000 42,6888000 0,49
0,4952 ns Varietas
2 62,9947444
30,9973722 0,36 0,7055 ns
Interaksi 2
387,6244333 193,8122167 2,25
0,1484 ns Error
12 1035,365600
86,280467 Total
17 1527,673578
C.V. = 20.11466 c.
Hasil sidik ragam jumlah gabah rumpun Sumber
db Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah
F Hitung Prob F
Perlakuan 5
1424724.444 284944,889 1,58
0,2399 ns Pengairan
1 14112.0000
14112,0000 0,08 0,7847 ns
Varietas 2
505440.1111 252720,0556 1,40
0,2847 ns Interaksi
2 905172.3333
452586,1667 2,50 0,1235 ns
Error 12
216.9957333 180,829778 Total
17 3594681.778
Keterangan: ns : non signifikan tidak berbeda nyata s : signifikan berbeda nyata
C.V. = 26.62933
56
Lampiran VIII. Hasil Sidik Ragam Bobot Gabah Kering per Rumpun , Bobot 1000 Butir dan Persentase Gabah Hampa
a. Hasil sidik ragam bobot gabah keringrumpun
Sumber Db Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah
F Hitung Prob F
Perlakuan 5
412,389533 82,477907
1,13 0,3961 ns
Pengairan 1
65,3605556 65,3605556 0,90
0,3627 ns Varietas
2 52,8324333
26,4162167 0,36 0,7037 ns
Interaksi 2
294,1965444 147,0982722 2,02
0,1760 ns Error
12 875,971667
72,997639 Total
17 1288,361200
C.V. = 22.06387 b.
Hasil sidik ragam bobot 1000 butir Sumber
Db Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung
Prob F Perlakuan
5 10,36576111
2,07315222 1,18 0,3737 ns
Pengairan 1
3,11667222 3,11667222 1,78
0,2074 ns Varietas
2 0,20167778
0,10083889 0,06 0,9444 ns
Interaksi 2
7,04741111 3,52370556 2,01
0,1769 ns Error
12 21,05573333
1,75464444 Total
17 31,42149444
C.V. = 5.636590 c.
Hasil sidik ragam persentase gabah hampa Sumber
Db Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung
Prob F Perlakuan
5 8,27777778
1,65555556 0,83 0,5537 ns
Pengairan 1
4,50000000 4,50000000
2,25 0,1595 ns
Varietas 2
3,44444444 1,72222222 0,86
0,4472 ns Interaksi
2 0,33333333
0,16666667 0,08 0,9206 ns
Error 12
2,00000000 2,00000000
Total 17
32,27777778 Keterangan: ns : non signifikan tidak berbeda nyata
C.V. = 26.24314
57
Lampiran IX. Dokumentasi Penelitian : Persiapan Benih, Media, Bibit dan Persemaian
Persiapan benih Penyemaian
Persiapan media Bibit mentik wangi 7 HSS
Media kondisi macak macak Bibit mentik susu 7 HSS
Bibit siap tanam Bibit pandan wangi 7HSS
58
Lampiran X. Dokumentasi Penelitian: Tanaman Saat Keluar Malai, Hama, Gabah dan Malai
Keluar malai pada 70 HST Hama kutu putih
Gabah segar rumpun Gabah keringrumpun
Gabah 1000 butir Gabah hampa per rumpun
Panjang malai varietas pandanwangi Panjang malai varietas mentikwangi
1
MAKALAH SEMINAR HASIL KAJIAN TEKNIK PENGAIRAN DAN VARIETAS LOKAL PADA
TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI Oryza sativa L METODE SRI System of
Rice Intensification
Oleh: Nofison kurwasit
20120210108 Program Studi Agroteknologi
Dosen Pembimbing: 1.
Ir Bambang Heri Isnawan M.P 2.
Dr. Ir Gatot supangkat M.P
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
2
MAKALAH SEMINAR HASIL KAJIAN TEKNIK PENGAIRAN DAN VARIETAS LOKAL PADA
TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI Oryza sativa L METODE SRI System of
Rice Intensification
Oleh: Nofison Kurwasit , Ir Bambang Heri Isanawan M.P., Dr.Ir. Gatot Supangkat M.P
Progam Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UMY Penelitian yang berjudul Kajian Macam Pengairan dan Varietas Lokal
pada Pertumbuhan dan Hasil Padi Oryza sativa L Metode SRI System of Rice Intensification telah dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Unversitas
Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Juni 2016 hingga Desember 2016. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pengairan berselang dan
tergenang terhadap pertumbuhan dan hasil padi varietas lokal, menentukan kesesuain berbagai varietas lokal dalam pertumbuhan dan hasil padi varietas
lokal dan mengetahui interaksi pengairan dan berbagai varietas lokal dalam pertumbuhan dan hasil padi varietas lokal
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode percobaan faktorial 2 x 4 yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap RAL dengan delapan kombinasi
perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan . Faktor pertama macam sistem pengairan terdiri atas dua aras yaitu sistem irigasi
genangan dan Sistem irigasi berselang Intermittent , sedangkan faktor kedua macam varietas yang terdiri atas empat aras: Mentik Wangi, Mentik Susu,
Rojolele, dan Pandan Wangi. Jumlah tanaman tiap unit percobaan terdiri dari empat tanaman, tiga tanaman sampel dan satu tanaman cadangan. Paramater
yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, panjang malai, bobot gabah segar , bobot gabah kering, bobot 1000 butir,
persentase gabah hampa dan hasil tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sistem pengairan tergenang dan berselang memberikan hasil yang sama baik terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman padi. Penggunaan Varietas Pandan Wangi sama baik terhadap pertumbuhan dan hasil jika dibandingkan dengan Varietas Mentik Susu dan
Mentik Wangi, didasarkan pada bobot 1000 butir, persentase gabah hampa, jumlah gabah dan bobot gabah kering. Varietas Rojolele nyata lebih tinggi
dibanding varietas lainnya, sedangkan pada panjang malai dan jumlah anakan Varietas Pandan Wangi nyata lebih panjang dan banyak dibanding Varietas
Mentik Wangi, Mentik Susu dan Rojolele. Tidak Terdapat interaksi antara cara pengairan dan varietas lokal padi, kecuali pada jumlah anakan produktif.
Kombinasi pengairan tergenang dan varietas mentik susu nyata lebih banyak menghasilkan jumlah anakan produktif dibanding kombinasi perlakuan lainnya.
.
Kata kunci : Macam Pengairan, Varietas Lokal, SRI
3