Kesimpulan Saran Kesimpulan dan saran

46 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, .2006. Pengenalan VUTB Fatmawati dan VUB lainnya. Makalah disampaikan pada Pelatihan Pengembangan Varietas Unggul Tipe Baru VUTB Fatmawati dan VUB Lainnya, 31 Maret-3 April 2004, di Balitpa, Sukamandi. Adhi, S.P. 2011. Budidaya padi Gogo. http:sawitwatch. or.iddownload manual 20dan20modul148_Budi20daya20Padi20Gogo201.pdf . Diakses tanggal. 5 Maret 2015. Anwar, A.S.D. 2008. Mekanisme air pada tumbuhan. http:www.earlmate.file.wordpres.com Diakses pada 26 November 2016. Arafah. 2009. Pedoman Teknis Perbaikan Kesuburan Lahan Sawah Berbasis Jerami. Jakarta : PT. Gramedia. 238 hlm. --------. 2010. Pengelolaan dan Pemanfaatan Padi Sawah. Bogor : Bumi Aksara. 428 hlm. Berkelaar, D. 2001. Sistem Intensifikasi Padi The System of Rice Intensification- SRI: Sedikit dapat Memberi Banyak. Bulletin ECNO. Badan Litbang Pertanian. 2007. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Padi. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. 37 hlm. BB Biogen. 2012. Laporan tahunan database plasma nutfah. BB Biogen. Bogor. BB Padi 2010. Laporan tahunan hasil penelitian. BB Padi. Sukamandi. Devi novi .2010. Pengaruh Sistem Pengairan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Padi Sawah Oryza sativa L.. IPB. Bogor. Dinas pertanian . 2007. Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional P2BN Tahun 2007 Propinsi Jawa Tengah. Dinas PertanianTanaman Pangan Jawa Tengah. Semarang. Djamhari, S., 2002. Pemasyarakatan teknologi budidaya pertanian organik di desa Sembalun Lawang Nusa Tenggara Barat. J. Sains dan Teknologi Indonesia. 55:195-202. DPU. 2007. Materi Pembelajaran Ekologi Tanah ET danSystem of Rice Intensification SRI. Balai Irigasi, PusatPenelitian dan Pengembangan Sumberdaya Air, Departemen Pekerjaan Umum. 47 Karyaningsih, S., Pawarti, M. dan Nugraheni, D. 2008. Inovasiteknologi budidaya padi organik menuju pembangunanpertanian berkelanjutan. Prosiding Seminar NasionalTeknik Pertanian 2008 – Yogyakarta. Juhendi, E. 2008: Pengembangan Pertanian Hemat Air melalui SRI System of Rice Intensification dan PET Pembelajaran Ekologi Tanah, Pelaksana Pelatihan PPK Irigasi, SNVT Pelaksana Pengelola SDA Cimanuk- Cisanggarung, Departemen Pekerjaan Umum, Cirebon. Hansen, V.E., D.W. Israelsen., dan G.E. Stringham. 1992. Dasar-Dasar dan Praktek Irigasi. Jakarta: Erlangga. Hapsah, M.D. 2005. Potensi, Peluang, dan Strategi Pencapaian Swasembada Beras dan Kemandirian Pangan Nasional. Hlm. 55-70. Dalam B. Suprihatno et al. Ed. Inovasi Teknologi Padi Menuju Swasembada Beras Berkelanjutan. Buku Satu. Balitbangtan, Badan Litbang Pertanian. Imran, A., S. Sama, Suriany, D. Baco. 2003. Uji Multilokasi Beberapa Galur dan Kultivar Padi Superior Baru di Daerah Sidrap, Wajo dan Soppeng di Sulawesi Selatan. Jurnal Agrivigor 3: 74-92. Lakitan. 1995. Fisiologi Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman. Rajawali Grafindo Persada. Jakarta. Makarim, A.K. I. Las. 2005. Terobosan Peningkatan Produktivitas Padi Sawah Irigasi melalui Pengembangan Model Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu PTT. Hal. 115-127. Mapegau. 2006. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai. Jurnal Ilmiah Pertanian Kultura. Marlina, N. dkk.2012. Respons Tanaman Padi Oryza sativa L. terhadap Takaran PupukOrganik Plus dan Jenis Pestisida Organik dengan System of Rice IntensificationSRI di Lahan Pasang Surut. Lahan Suboptimal, 12: 138- 148. Sri Andiningsih, J., 2006. Peranan BahanPupuk Organik dalam Menuang Peningkatan Produktifitas Lahan Pertanian. Dalam Proseding Workshop Maporina tanggal 21-22 Desember 2006. Maporina Jakarta. Purwasasmita, M. dan Sutaryat A 2011: Padi SRI Organik Indonesia. Penebar Swadaya. Depok . Pramono, Joko. 2004. Kajian Penggunaan Bahan Organik pada Padi Sawah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, Ungaran, Agrosains 6 1: 11-14. 48 Penyuluh Pertanian.2013.budidaya padi dengan pendekatan teknologi SRI. http:epetani.pertanian.go.idbudidayabudidaya-padi-dengan- pendekatan-teknologi-sri-system-rice-intensification-7712 . Diakses tanggal 7 April 2016. Roesmarkam, A. dan N. W. Yowono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta. Sitompul, S. M. dan B. Guritno, 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Tim Balai Irigasi 2009: Buku 19, Seri Penelitian Irigasi Hemat Air Budidaya Padi dengan Metode SRI: Penelitian Irigasi Hemat Air Pada Budidaya Padi dengan Metode SRI System of Rice Intensification di Petak Tersier, Tasikmalaya Periode II MT I 2008, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Balai Irigasi, Bekasi. Uphoff, Norman 2007: The System of Rice Intensification: Using alternative cultural practices to increase rice production and profitability from existing yield potentials, International Rice Commission Newsletter, No. 55, Food and Agriculture Organization, Roma. Utama, S.P., Badrudin, R. dan Nusril 2007. Faktor-faktoryang mempengaruhi adopsi petani pada teknologi budidayapadi sawah sistem legowo. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian3: 300-306. Zaini, Z, S. Abdurrahman, N. Widiarta, P. Wardana, D. Setyirini, S. Kartaatmadja, dan M. Yamin. 2009. Pedoman Umum PTT Padi Sawah. Departemen Pertanian. Badan Litbang Pertanian. 20 hal. 49 Lampiran I. Lay Out Peneltian 50 Lampiran II. Deskripsi Varietas Mentik Wangi Asal Persilangan : Mentikwangi Golongan : Cere Umur Tanaman : 112-113 Hst Bentuk Tanaman : TegakTinggi Tanaman : 106-113 cm Anakan Produktif : 15-16 malaiWarna Kaki : Hijau Warna Batang : HijauWarna Daun Telinga : Tidak berwarna Warna Lidah Daun : Tidak berwarna Warna Daun : Hijau Muka Daun : Kasar Posisi Daun : Tegak Daun Bendera : Tegak Bentuk Gabah : Sedang Warna Gabah : Kuning jeram iKerontokan : Tahan rontok Kerebahan : Tahan rebah Tekstur Nasi : Pulen Kadar Amilosa : 20,64 Bobot 1000Butir Gabah : 21,11-22,51 gram Rata-rata hasil : 4,18 tha Potensi Hasil : -Ketahanan TerhadapPenyakit : - Sifat khusus : AromatikAnjuran tanam : -Pemulia : Totok Agung DH dan Suwarto Dilepas tahun : -Sumber : Ganesatria, 2010 51 Lampiran III. Deskripsi Varietas Padi Mentik Susu golongan : cere, umur tanaman : 140 hari, bentuk : tegak, tinggi :123-125 ctn, anakan produktif :13-,15, kerebahan : agak tahan; Batang : wama kaki hijau, Wama : batang hiiau; Daun : wama telinga tidak berwama warna : tidah tidak berwarna , wama : daun hijau muda, muka daun : halus, posisi : miring, posisi daun bendera :tegak. Gabah Panjang : 0,7- 0,8cm, Lebar : 0.2cm, Bentuk : gemuk, Wama : kuningjerami kerontokan : mudah rontok; slfat sifat khusus tekstur nasi : pulen, rasana : senak kadar amilase : 16,366, Bobot 1000butir : 22.3gram, rata. rata hasil : 5 tonha potensi hasil : 7 tonhektar, warna beras : putih susu Sumber : PVTP 2011 52 Lampiran IV. Deskripsi Varietas Padi Sawah Varietas Rojolele Asal : Lokal Delanggu Klaten Golongan : Berbulu Umur Tanaman : 155 HSS Bentuk Tanaman : Tegak Tinggi Tanaman : 146-155 cm Anakan Produktif : 8-9 Warna Kaki : Ungu Warna Batang : Tidak Berwarna Warna Telinga Daun : Tidak Berwarna Warna Daun : Hijau Muka Daun : Kasar Posisi Daun : Terkulai Daun Bendera : Terkulai Bentuk Gabah : Gemuk Warna Gabah : Kuning Kerontokan : Tahan Rontok Kerebahan : Sedang Tekstur Nasi : Wangi, Pulen Kadar Amilose : 21 Bobot 1000 Butir : 32 gram Produksi : 4,2 Ton Ketahanan terhadap hama : Peka terhadap Wereng Coklat PengusulPeneliti : Subagyo, Rob Muji Sihono, Sriyono, Tino Vihara, Walkaljono, Kris Sumarno, Indrawati, S, Sri Hartati 53 Lampiran V. Deskripsi Varietas Padi Sawah Pandan Wangi Asal : varietas lokal Pandanwangi Nomor Aksesi koleksi : Balitpa 1644 Metode Seleks i : Galur murni Golongan : Berbulu Umur tanaman : 155 hari Bentuk tanaman : Kompak Tinggi tanaman : 168 cm Anakan produktif : 15 – 18 batang Warna kaki : Hijau Warna batang : Hijau Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna helai daun : Hijau Muka daun : Kasar Posisi daun : Tegak Daun bendera : Tegak Bentuk gabah : Bulat Warna gabah : Kuning mas Kerontokan : Tahan Kerebahan : Kurang tahan Tekstur nasi : Pulen Bobot 1000 butir : 22,7 gram Kadar amilosa : 24,96 Potensi hasil : 7,4 ton GKGHa Rata-rata hasil : 5,7 ton GKGHa Ketahanan terhadap hama dan penyakit : Rentan terhadap hama wereng coklat biotipe 2 dan 3, rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain 4, rentan terhadap penyakit tungro. Keterangan : Baik ditanam di Kabupaten Cianjur. 54 Lampiran VI. Hasil sidik Ragam Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan dan Jumlah Anakan Produktif a. Hasil sidik ragam tinggi tanaman Sumber db Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung Prob F Perlakuan 7 3954,263317 564,894760 2,67 0,04920 s Pengairan 1 86,260417 86,260417 0,41 0,5321 ns Varietas 3 3792,815150 1264,271717 5,98 0,0062 s Interaksi 3 75,1877 25,062583 0,12 0,9479 ns Error 16 3384,393133 211,524571 2,67 Total 23 7338,656450 Coeff Var = 10.26476 b. Hasil sidik ragam jumlah anakan Sumber db Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung Prob F Perlakuan 7 963,166667 137,595238 17,85 0,0001 s Pengairan 1 16,6666667 16,6666667 2,16 0,1608 ns Varietas 3 828,8333333 276,2777778 35,84 0,0001 s Interaksi 3 117,6666667 39,2222222 5,09 0,0116 s Error 16 123,333333 7,708333 17,85 Total 23 1086,500000 Coeff Var = 13.71056 c. Hasil sidik ragam jumlah anakan Produktif Sumber db Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung Prob F Perlakuan 5 198,2777778 39,6555556 3,29 0,04200 s Pengairan 1 0,0555556 0,0555556 0,00 0,9470 ns Varietas 2 19,1111111 9,5555556 0,79 0,4750 ns Interaksi 2 179,1111111 89,5555556 7,43 0,0080 s Error 12 144,6666667 12,0555556 Total 17 342,9444444 Keterangan: ns : non signifikan tidak berbeda nyata s : signifikan berbeda nyata Coeff Var = 15.82228 55 Lampiran VII. Hasil Sidik Ragam Panjang Malai, Jumlah Gabah per Rumpun , Bobot Gabah Segar per Rumpun, a. Hasil sidik ragam Panjang Malai Sumber db Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung Prob F Perlakuan 5 31,20193333 6,24038667 2,53 0,0876 ns Pengairan 1 0,98000000 0,98000000 0,40 0,5407 ns Varietas 2 22,59430000 22,59430000 4,57 0,0334 s Interaksi 2 7,62763333 7,62763333 1,54 0,2533 ns Error 12 29,65726667 2,47143889 Total 17 60,85920000 C.V. = 6.514148 b. Hasil sidik ragam bobot gabah segar Sumber db Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung Prob F Perlakuan 5 492,307978 98,461596 1,14 0,3911 ns Pengairan 1 42,6888000 42,6888000 0,49 0,4952 ns Varietas 2 62,9947444 30,9973722 0,36 0,7055 ns Interaksi 2 387,6244333 193,8122167 2,25 0,1484 ns Error 12 1035,365600 86,280467 Total 17 1527,673578 C.V. = 20.11466 c. Hasil sidik ragam jumlah gabah rumpun Sumber db Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung Prob F Perlakuan 5 1424724.444 284944,889 1,58 0,2399 ns Pengairan 1 14112.0000 14112,0000 0,08 0,7847 ns Varietas 2 505440.1111 252720,0556 1,40 0,2847 ns Interaksi 2 905172.3333 452586,1667 2,50 0,1235 ns Error 12 216.9957333 180,829778 Total 17 3594681.778 Keterangan: ns : non signifikan tidak berbeda nyata s : signifikan berbeda nyata C.V. = 26.62933 56 Lampiran VIII. Hasil Sidik Ragam Bobot Gabah Kering per Rumpun , Bobot 1000 Butir dan Persentase Gabah Hampa a. Hasil sidik ragam bobot gabah keringrumpun Sumber Db Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung Prob F Perlakuan 5 412,389533 82,477907 1,13 0,3961 ns Pengairan 1 65,3605556 65,3605556 0,90 0,3627 ns Varietas 2 52,8324333 26,4162167 0,36 0,7037 ns Interaksi 2 294,1965444 147,0982722 2,02 0,1760 ns Error 12 875,971667 72,997639 Total 17 1288,361200 C.V. = 22.06387 b. Hasil sidik ragam bobot 1000 butir Sumber Db Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung Prob F Perlakuan 5 10,36576111 2,07315222 1,18 0,3737 ns Pengairan 1 3,11667222 3,11667222 1,78 0,2074 ns Varietas 2 0,20167778 0,10083889 0,06 0,9444 ns Interaksi 2 7,04741111 3,52370556 2,01 0,1769 ns Error 12 21,05573333 1,75464444 Total 17 31,42149444 C.V. = 5.636590 c. Hasil sidik ragam persentase gabah hampa Sumber Db Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung Prob F Perlakuan 5 8,27777778 1,65555556 0,83 0,5537 ns Pengairan 1 4,50000000 4,50000000 2,25 0,1595 ns Varietas 2 3,44444444 1,72222222 0,86 0,4472 ns Interaksi 2 0,33333333 0,16666667 0,08 0,9206 ns Error 12 2,00000000 2,00000000 Total 17 32,27777778 Keterangan: ns : non signifikan tidak berbeda nyata C.V. = 26.24314 57 Lampiran IX. Dokumentasi Penelitian : Persiapan Benih, Media, Bibit dan Persemaian Persiapan benih Penyemaian Persiapan media Bibit mentik wangi 7 HSS Media kondisi macak macak Bibit mentik susu 7 HSS Bibit siap tanam Bibit pandan wangi 7HSS 58 Lampiran X. Dokumentasi Penelitian: Tanaman Saat Keluar Malai, Hama, Gabah dan Malai Keluar malai pada 70 HST Hama kutu putih Gabah segar rumpun Gabah keringrumpun Gabah 1000 butir Gabah hampa per rumpun Panjang malai varietas pandanwangi Panjang malai varietas mentikwangi 1 MAKALAH SEMINAR HASIL KAJIAN TEKNIK PENGAIRAN DAN VARIETAS LOKAL PADA TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI Oryza sativa L METODE SRI System of Rice Intensification Oleh: Nofison kurwasit 20120210108 Program Studi Agroteknologi Dosen Pembimbing: 1. Ir Bambang Heri Isnawan M.P 2. Dr. Ir Gatot supangkat M.P PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 2 MAKALAH SEMINAR HASIL KAJIAN TEKNIK PENGAIRAN DAN VARIETAS LOKAL PADA TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI Oryza sativa L METODE SRI System of Rice Intensification Oleh: Nofison Kurwasit , Ir Bambang Heri Isanawan M.P., Dr.Ir. Gatot Supangkat M.P Progam Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UMY Penelitian yang berjudul Kajian Macam Pengairan dan Varietas Lokal pada Pertumbuhan dan Hasil Padi Oryza sativa L Metode SRI System of Rice Intensification telah dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Unversitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Juni 2016 hingga Desember 2016. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pengairan berselang dan tergenang terhadap pertumbuhan dan hasil padi varietas lokal, menentukan kesesuain berbagai varietas lokal dalam pertumbuhan dan hasil padi varietas lokal dan mengetahui interaksi pengairan dan berbagai varietas lokal dalam pertumbuhan dan hasil padi varietas lokal Penelitian ini dilaksanakan dengan metode percobaan faktorial 2 x 4 yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap RAL dengan delapan kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan . Faktor pertama macam sistem pengairan terdiri atas dua aras yaitu sistem irigasi genangan dan Sistem irigasi berselang Intermittent , sedangkan faktor kedua macam varietas yang terdiri atas empat aras: Mentik Wangi, Mentik Susu, Rojolele, dan Pandan Wangi. Jumlah tanaman tiap unit percobaan terdiri dari empat tanaman, tiga tanaman sampel dan satu tanaman cadangan. Paramater yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, panjang malai, bobot gabah segar , bobot gabah kering, bobot 1000 butir, persentase gabah hampa dan hasil tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sistem pengairan tergenang dan berselang memberikan hasil yang sama baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Penggunaan Varietas Pandan Wangi sama baik terhadap pertumbuhan dan hasil jika dibandingkan dengan Varietas Mentik Susu dan Mentik Wangi, didasarkan pada bobot 1000 butir, persentase gabah hampa, jumlah gabah dan bobot gabah kering. Varietas Rojolele nyata lebih tinggi dibanding varietas lainnya, sedangkan pada panjang malai dan jumlah anakan Varietas Pandan Wangi nyata lebih panjang dan banyak dibanding Varietas Mentik Wangi, Mentik Susu dan Rojolele. Tidak Terdapat interaksi antara cara pengairan dan varietas lokal padi, kecuali pada jumlah anakan produktif. Kombinasi pengairan tergenang dan varietas mentik susu nyata lebih banyak menghasilkan jumlah anakan produktif dibanding kombinasi perlakuan lainnya. . Kata kunci : Macam Pengairan, Varietas Lokal, SRI 3

I. PENDAHULUAN

Konsumsi beras masyarakat Indonesia menurut Badan Pusat Statistik BPS 2008 mencapai 139 kg per kapita per tahun atau merupakan tertinggi di dunia. Kemudian BPS merilis lagi angka produksi padi 2010 sebanyak 66,4 juta ton. Tahun 2015 angka produksi bisa mencapai 67,3 juta ton. Dengan demikian untuk mencapai angka tersebut perlu adanya usaha dalam produksi pertanian. Salah satu pendekatan baru yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktifitas padi sawah adalah dengan intensifikasi. Intensifikasi terbukti dapat meningkatkan produksi padi di Indonesia sampai dengan tahun 1984. Masukan produksi dalam pertanian modern ialah varietas unggul, pupuk buatan dan pestisida kimia Djamhari, 2002. Namun yang terjadi dalam penggunaan pupuk buatan produksi padi semakin menurun hal ini berakitan erat dengan faktor tanah dimana telah terjadi kemunduran kesehatan tahan baik secara kimia, fisik maupun biologi sebagai akibat pengelolaan tanah yang kurang tepat Pramono J. 2004 dan Sri Andiningsih, J. 2006. Salah satu inovasi yang dikembangkan untuk meningkatkan produksi pertanian adalah dengan budidaya padi metode SRI System of Rice Intensification. Dimana budidaya padi metode SRI pertama ditemukan di Madagaskar antara tahun 1983-1984 DPU.2007. Di dalam SRI diterapkan cara- cara yang berbeda dalam pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. SRI mengembangkan praktek pengelolaan padi yang memperhatikan kondisi pertumbuhan tanaman yang lebih baik, terutama di zona perakaran. Penekanan hemat air juga merupakan upaya mengantisipasi peningkatan kebutuhan air antara lain untuk pertanian, air minum, industri dan sanitasi.Tim Balai Irigasi ,2009. Pemanfaatan air yang dikombinasikan dengan usaha tani metode SRI. tersebut telah dimulai pada tahun 2009 dan telah menunjukkan peningkatkan hasil produksi padi baik secara kuantitas maupun kualitas.Walaupun hal tersebut belum dapat diterapkan di seluruh lahan sawah. Pada dasarnya teknologi yang diterapkan teknik pengairan dan metode SRI adalah sama, hanya strateginya yang berbeda. strategi teknik pengairan selain penggunaan bahan organik juga digunakan pupuk anorganik pupuk kimia. Sedangkan Strategi SRI lebih dipusatkan pada penggunaan bahan organik dan teknik pengairan berkala. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi BB Padi6 tujuan SRI dan konvensiaonal pada prinsipnya sama yaitu untuk meningkatkan produksi dengan target petani yang berbeda dan pengelola yang berbeda 4 Perumusan Masalah: Macam pengairan manakah yang tepat antara irigasi berselang dan irigasi genangan terhadap pertumbuhan dan hasil padi varietas lokal ?, Varietas lokal manakah yang sesuai terhadap pertumbuhan dan hasil padi?, dan Bagaimana kesesuain varietas lokal dengan macam pengairan pada pertumbuhan dan hasil padi ? Tujuan Penelitian : Untuk menentukan pengaruh pengairan berselang dan tergenang terhadap pertumbuhan dan hasil padi varietas lokal, menentukan kesesuain berbagai varietas lokal dalam pertumbuhan dan hasil padi, menentukan kesesuaian berbagai varietas lokal dengan macam pengairan pada pertumbuhan dan hasil padi.

II. TATA CARA PENELTIAN

Tempat dan Waktu Penelitian: Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta . Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 – November 2016 Bahan dan Alat Penelitian : Bahan yang digunakan untuk penelitian tanaman padi antara lain benih padi Mentik Wangi, Mentik Susu, Rajalele, Pandan Wangi dan Citarum, pupuk kandang, polibag . Alat yang digunakan diantaranya cangkul, parang, meteran, timbangan, tali plastik, gunting, hands prayer dan ember. Metode Penelitian : Faktor 1 Macam sistem pengairan A terdiri atas 2 aras yaitu Sistem irigasi genangan A1 dan Sistem irigasi berselang Intermittent A2. Faktor 2 macam varietas V yang terdiri atas empat aras: Mentik Wangi V1, Mentik Susu V2, Rajalele V3 , dan Pandan Wangi V4. Jumlah polibag tiap unit percobaan ada 4 polibag , 3 tanaman sebagai sampel, dan 1 tanaman sebagai cadangan. Total terdapat 96 tanamanpolibag.