Mempersiapkan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan dari segi manfaat

105 Wahai ananda peliharalah janji, Kepercayaan orang jangan khianati Ambil olehmu mana yang berfaedah Supaya hidupmu tidak menyalah E:16 Pada baitkeenambelasdi atas bermakna kepercayaan yang diberikan oleh orang lain jangan pernah sekali-kali untuk menghianatinya, karena sekali saja kita membuat orang tidak percaya maka kita tidak akan pernah lagi mendapatkan kepercayaan dari orang tersebut dan disetiap amanah yang kita pegang membawa manfaat bagi kehidupan kita.Memelihara janji dan sikap tidak terkhianat dapat diambil hikmah faedahnya agar hidup kita senantiasa dalam kebenaran kesimpulan dari bait syair di atas adalah membangun kepercayaan dan meningkatkan hidup dan kehidupan adalah melalui pemeliharaan janji dan menghindari sikap khianat. “Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul yang memegang amanah yang diutus kepada kalian.” QS. Asy-syu’ara: 107 Sesungguhnya tidak ada ucapan seorang Rasul yang tidak sesuai dengan kitabullah maka apa yang telah disampaikan Rasulullah pastikan mengandung kebenaran dari kebenaran dan kitabullah.

4.1.3. Mempersiapkan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan dari segi manfaat

Jangan pernah meresahkan masalah rezeki, sesungguhnya rezeki mengejarmu lebih hebat daripada upayamu dalam mencarinya. Apabila engkau telah memperoleh rezekimu hari ini, tidak perlu risau akan rezekimu untuk besok atau dikemudian hari. Sebagaimana engkau meninggalkan hari kemarin, engkau 106 pun tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok hari, apakah engkau akan hidup besok hari, maka sibuklah dengan hari ini saja. Jailani, 2010: 107 Salah satu tujuan pendidikan Islam adalah untuk mempersiapkan peserta didik dalam mencari rezeki yang di anjurkan oleh agama Islam dan tidak melewati batas-batas aturan agama. Hal tersebut tergambar dalam syair sifat malu bait keempat, keenam dan ketujuh yaitu: Wahai ananda dengarlah peri, Sifat malu engkau fahami Bercakap jangan meninggi-ninggi Bekerja jangan memuji diriA:4 Pada bait keempat tujuan pendidikan ini terdapat dalam syair-syair sifat mahmudah karya Tennas Effendy, dalam syair bersifat malu di atas, diajarkan kepada peserta didik untuk memahami bagaimana sifat malu. Pada syair tersebut juga diajarkan agar menggunakan bahasa yang santun tidak meninggi-ninggi dan dalam bekerja jangan sampai memuji diri sendiri, karena hal tersebut merupakan sikap sombong yang dapat menghancurkan diri sendiri. Bumi yang dihamparkan oleh Allah SWT merupakan fasilitas yang diperuntukan bagi manusia dalam mencari rejeki maka fungsi manusia adalah menggali potensi dalam dirinya dan potensi bumi untuk kemaslahatan umat manusia itu sendiri. Di dalam bekerja mencari rejeki kita membutuhkan orang lain dan tidak dapat bekerja sendirian, maka oleh karena itu bekerja dengan orang lain membutuhkan sinergy yang produktif dengan memahami kesetaraan sesuai dengan fungsinya masing-masing. “Yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” QS. Al-baqarah: 212 107 Perintah untuk mencari rezeki melalui jalan yang hak baik agar kamu dapat bersyukur. Wahai ananda buah hati ayah, Malulah engkau menjilat ludah Malu diberi meminta tambah Malu ditolong minta dipapahA:6 Pada bait keenam di atas, terdapat nilai pendidikan dalam hal malu. Setiap orang harus memiliki sifat malu, apalagi sampai menjilat ludah sendiri, ini berarti untuk menjaga ucapan agar tidak menyesal kemudian. Bait tersebut juga mengajarkan agar memiliki malu saat diberi sesuatu lalu meminta lebih dan juga memiliki malu saat ditolong tapi minta di rawat lebih. Hal tersebut adalah ajaran yang berguna nantinya pada saat mencari rezeki, agar memiliki sikap yang dapat membawa keselamatan.Syair di atas syarat akan pesan untuk tidak melakukan tindakan mencari perhatiaan dengan merendahkan orang lain dan meminta upah diluar hasil kerja dan membangun kemandirian. “Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang- orang yang bertakwa itu lebih mulia dari pada mereka dihari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” QS. Al-baqarah: 254 Orang-orang kafir memandang kehidupan dunia dalam kegemilangan harta, jabatan dan materi sebagai ukuran keberhasilan mereka. Sesungguhnya orang-orang berimanlah yang lebih mulia. Allah memberi rezeki kepada orang yang dikehendakinya tanpa batas. Wahai ananada dengarlah kata, Malulah engkau berkata dusta Malu beramal mengharapkan harta Malu bekerja membawa sengketa A:7 108 Pada bait ketujuh nilai pendidikan pada bait di atas mengajarkan untuk memiliki sikap malu untuk berkata bohong atau tidak jujur, bait di atas juga mengajarkan agar jangan melakukan sesuatu karna mengharapkan harta, segala sesuatu dikerjakan harus dengan niat yang baik. Bait tersebut juga memberikan nilai pendidikan agar dalam bekerja tidak menimbulkan masalah atau membawa sengketa. Berkata dusta beramal semata-mata mengharapkan harta dan senantiasa bekerja yang menimbulakan perseteruan dan sengketa adalah tindakan tercela yang memalukan. “Siapa saja yang suka agar rezekinya luas, dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia memperbanyak silaturahmi.” HR. Bukhari Silaturahim yang baik yaitu hubungan antar sesama manusia di dalam konsepsi Allahdapat memanjangkan umur dan memperluas rezeki. Bait keempatbelas dan kelimabelas pada syair sifat malu juga terdapat nilai pendidikan yang mengajarkan dalam urusan mencari rezeki, yaitu: Wahai ananda kekasih bunda, Aib dan malu hendaklah jaga Elokkan laku dalam bekerja Baikkan perangai dalam keluargaA:14 Pada bait keempatbelas nilai pendidikan pada bait tersebut yaitu tentang menjaga aib dan malu serta berprilaku yang baik dalam bekerja juga berprilaku baik dalam keluarga. Nilai pendidikan ini sangat berguna jika kita amalkan karna sudah seharusnya kita menjaga aib serta rasa malu kita sebagai orang yang berpendidikan, baik itu di dunia kerja maupun di dalam keluarga kita sendiri. Setiap insan manusia tidak terlepas dari dunia kerja dan dunia keluarga. Di dalam dunia dua itu dituntut untuk berperilaku dan berperangai baik sehingga dapat 109 menjaga keseimbangan dan terciptalah ketentraman di dalam dunia bekerja dan di dalam dunia berkeluarga. Wahai ananda ayah ingatkan, Sifat malu jangan tinggalkan Malu bekerja yang menyesatkan Malu mengikut jalannya setanA:15 Pada bait kelimabelas tersebut seorang ayah mengajarkan kepada anak tersayangnya untuk selalu membawa sifat malu di mana pun ia berada, jangan pernah meninggalkan sifat malu tersebut. Terdapat pula nilai pendidikan lainnya yang diajarkan di dalam bait tersebut yang berhubungan dalam mencari rezeki yaitu malu jika mengerjakan suatu pekerjaan yang menyalahi aturan atau menyesatkan, contohnya seperti korupsi, itu merupakan pekerjaan yang sesat dan merupakan asutan setan, maka dari itu bait tersebut mengajarkan agar malu untuk mengikuti jalannya setan. Cara bekerja yang tidak sesuai dengan aturan dan petunjukAllah beserta Rasulnya yang senantiasa mengikuti jalan yang menyesatkan dapat meruntuhkan moral pada diri manusia itu maupun pada generasi selanjutnya. Bagi orang Melayu hasil dari usahanya itu sama ada dalam bentuk uang ataupun barang-barang makanan seperti beras pisang dan sebagainya dianggap sebagai rezeki. Walau bagaimanapun, ada juga pengkaji-pengkaji yang melihat konsep rezeki secara negatif. Swift 1965: 29-30, misalnya telah menulis. Orang-orang Melayu, selepas menerima sebarang halangan, lebih cenderung untuk tidak terus berusaha dengan mengatakan bahawa dia tidak bernasib dan segala-galanya adalah kehendak Tuhan. Di dalam ekonomi, ini jelas dilihat di dalam konsep rezeki, iaitu hak ekonomi, iaitu hak ekonomi yang telah ditentukan oleh Allah. Rezeki mungkin membawa ganjaran yang mereka tidak berhak menerimannya, ataupun mereka tidak akan menerimanya pada ketika mereka rasa mereka berhak menerimannya. 110 Seseorang manusia mestilah bersyukur kepada Allahdi atas rezeki yang diterimanya. Orang Melayu telah membahagikan konsep rezeki itu pada dua bagian, yang pertama murah ataupun mahal. Walau bagaimanapun, kebudayaan Melayu tidak ada menggalurkan cara-cara tertentu bagi seseorang memurahkan rezekinya, tetapi dia digalakan bermurah hati dan selalau menolong orang yang susah. Konsep rezeki juga ada aspek positifnya. Orang Melayu sendiri sadar bahwa rezeki harus diusahakan atau digerakkan. Seseorang itu harus berikhtiar agar rezekinya menjadi murah. Hussein, 1994: 138 “Dan makanlah yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan , dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” QS. Al-ma’idah: 88 Allah telah mengatur dan membagi makanan yang baik dan buruk bagi manusia. Makanan yang baik dapat membawa kemaslahatan bagi fisik maupun jiwa sebaliknya begitu juga makanan yang buruk patuhilah perintah Allah dan Rasulnya agar terhindar dari keburukan dari makanan yang tidak baik. Selanjutnya pada syair sifat tahu diri yang termasuk kategori mempersiapkan mencari rezeki bait keenam dan kesepuluhyaitu: Wahai ananda dengarkan madah, Tahu diri tanda bermarwah Tahu bekerja tanda faedah Tahu beramal membawa berkahC:6 Pada bait keenam tersebut terdapat nilai pendidikan yang berkaitan dengan mencari rezeki. Bait di atas mengajarkan tentang tahu bekerja merupakan faedah yang dapat memberikan dampak positif bagi yang mengamalkannya, dan pekerjaan merupakan amalan yang dapat membawa berkah selama kita tahu diri dan tahu berprilaku baik, dan hal tersebut merupakan tanda kita 111 bermarwah.Manusia selalu terjebak dan mabuk jabatan dan pangkat kadang- kadang manusia lupa bahwa jabatan serta pangkat yang diembanya merupakan amanah, bukan semata-mata hadiah. Jabatan dan pangkat yang melekat pada manusia hanya bersifat sementara saja. Oleh karena itu jabatan dan pangkat merupakan sarana beramal sholeh agar senantiasa ia dicintai oleh umat yang dirahmati oleh Allah SWT. “Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” QS. At-tawbah: 105 Bekerja dan berkaryalah sesuai tuntunan syariat beristiqomah dan bertawakal kepada hukum-hukum Allah akan membawa nilai spritualitas serta derajat kemanusian yang tinggi Allah mengetahui atas apa yang kita kerjakan. Wahai ananda harapan ayah, Tahu diri hidup bertuah Tahu bekerja tidak menyalah Tahu bergaul tak bertelingkahC:10 Pada bait kesepuluh tersebut terlihat seorang ayah yang mengajarkan nilai pendidikan kepada anaknya untuk tahu diri agar hidupnya penuh dengan kebahagian, juga tahu bagaimana bekerja agar tidak menimbulkan kesalahan yang dapat memberikan dampak tidak baik, serta tahu bagaimana membawa diri dalam bergaul agar tidak salah dalam bertingkah. Hal tersebut merupakan panduan dalam menyiapkan peserta didik agar dapat menjadi orang yang professional dan menguasai profesinya di dalam masyarakat nantinya. Hidup bertuah mempunyai makna hidup yang berguna bagi banyak orang tahu bekerja tidak menyalah dan tahu bergaul tidak bertelingkah adalah makna dari menunaikan kewajiban dengan 112 baik di dalam bekerja mencari rezki dan berperilaku baik dalam bermasyarakat dan menjalin hubungan dengan orang lain.

4.1.4. Menumbuhkembangkan semangat keilmiahan peserta didik dan memuaskan rasa ingin tahu ilmu