Analisis Anggaran Belanja Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan

5. Belanja Konsumsi Terdiri dari : Pengabdian pada Masyarakat, Pembinaan dan Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat, Pembinaan Kerumahtanggaan, Lingkungan dan Kesehatan. 6. Belanja Modal Terdiri dari: Pengabdian pada Masyarakat, Pembinaan dan Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat, Pembinaan Kerumahtanggaan, Lingkungan dan Kesehatan.

C. Analisis Anggaran Belanja Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah Dari Tabel 3.2 dapat disimpulkan bahwa, instansi atau lembaga merencanakan anggaran sebesar Rp. 1,894,423,375 untuk penggunaan, hal ini dikarenakan di tahun anggaran 2009 pihak manajemen Kepala Badan beserta tim penyusun anggaran merencanakan masyarakat sejahtera khususnya di Aceh Tengah. Memperlihatkan penyesuaian antara dana yang dianggarkan untuk tahun 2010 terhadap penggunaan dana tahun 2010. Disini terlihat adanya unsure kekurangan teliti Komite anggaran dalam penyusunan anggaran tahun 2010, terlihat dalam mata anggaran “Belanja Barang, pada Anggaran; Belanja Barang Operasional lainya Rp. 142,500,000 Belanja Sewa Rp. 15,000,000 Belanja Perjalanan Biasa Dalam Negeri Rp. 20,000,000 ada dana yang dianggarkan, dan pada realisasinya dana anggaran itu tidak digunakan. Universitas Sumatera Utara Dan sebaliknya, pada Mata Anggaran “Belanja Barang Anggaran; Belanja Langganan Daya dan Jasa tidak ada dana yang dianggarkan, padahal dalam realisasinya terdapat penggunaan dana sebesar Rp. 2,059,6003 Terlihat hamper seluruh mata anggaran Surplus anggaran lebih besar realisasi dana sesungguhnya terutama pada mata anggaran “ Belanja Honorarium”, semua Anggaran dananya mengalami Surplus, ada kemungkinan disebabkan rendahnya kebutuhan dan diikuti dengan relative stabilnya harga. Anggaran belanja harus direncanakan terlebih dahulu guna mendapatkan perencanaan yang baik dan mencapai sasaran sesuai dengan apa yang diharapkan oleh instansilembaga. Dari anggaran yang telah disusun ada beberapa penggunaan yang tidak direncanakan biaya anggarannya. Hal ini dikarenakan penggunaan tersebut kemungkinan besar tidak ada realisasinya di tahun anggaran 2010. Penyusunan keseluruhan anggaran telah didiskusikan bersama tim penyusun anggaran dan diperiksa kembali oleh Kepala Badan, sebagai pimpinan instansi untuk selanjutnya disetujui dan dijadikan sebagai pedoman kerja instansi. Memperlihatkan penyesuaian antara dana yang dianggarkan untuk tahun 2010 terhadap penggunaan dana tahun 2010. Universitas Sumatera Utara BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pembahasan pada beberapa bab sebelumnnya, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi anggaran telah digunakan dengan baik pada Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah. Pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang dianggap tepat dan dapat bermanfaat bagi pihak instansi yang akan digunakan sebagai acuan perencanaan anggaran belanja instansi untuk tahun- tahun berikutnya. A. Kesimpulan Setelah membahas permasalahan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Anggaran belanja berfungsi sebagai alat perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan kerja yang dibutuhkan instansi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Penggunaan sebagai proses alat perencanaan memiliki peranan sebagai tolak ukur keberhasilan instansi dalam menjalankan tugasnya, seperti pada anggaran 2010, mempunyai kelebihan dana surplus yang dapat diluncurkan untuk tahun berikutnya. Universitas Sumatera Utara

B. Saran