Nilai Slump Absorbsi Kuat Tekan

41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Nilai Slump

Nilai slump selalu dihubungkan dengan kemudahan pengerjaan beton workability, hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain : 1. Gradasi dan bentuk permukaan agregat 2. Faktor air semen 3. Volume udara pada adukan beton 4. Karakteristik semen 5. Bahan Tambahan Sesuai SNI-1972-2008, nilai slump didapat dari selisih ketinggian permukaan kerucut abram dengan permukaan pasta. Hasil pengujian nilai slump dengan substitusi pasir merah dapat dilihat pada tabel 4.1 No Variasi Campuran Nilai Slump cm 1. Limbah 0 15 2. Limbah 5 10 3. Limbah 10 9 4. Limbah 15 8 Sumber: Hasil Penelitian Tabel 4.1. Nilai Slump Test Universitas Sumatera Utara 42 Nilai slump mempengaruhi workabilitas beton, dari tabel diatas dengan adanya campuran limbah sepatu membuat workabilitas menurun. Jika pencampuran limbah sepatu semakin banyak maka workailitasnya akan semakin menurun juga.

4.2 Absorbsi

Pengujian absorbsi dilakukan pada umur beton 28 hari. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan persentase absorbsi beton normal dengan persentase absorbsi beton yang menggunakan limbah sepatu. Penelitian absorbsi beton didasarkan pada SNI 03- 64332000 yang bertujuan untuk mendapatkan besarnya penyerapan air setelah perendaman. Perendaman benda uji dilakukan juga untuk menghindari penguapan yang besar. Besarnya nilai absrobsi terdapat pada tabel 4.2. Keterangan Persentase absorbs rata – rata Normal 0.2366 5 limbah sepatu 0.3092 10 limbah sepatu 1 15 limbah sepatu 1.3585 Tabel 4.2. Hasil pengujian nilai absorbsi beton Universitas Sumatera Utara 43 Pada grafik 4.1 menunjukkan subsitusi limbah sepatu sebesar 15 memiliki nilai absorbs tertinggi yaitu 1.35 sementara pada beton normal memiliki nilai absorbsi yakni 0.23. Dari grafik di atas juga menunjukkan nilai absorbs meningkat seiring bertambahnya persentase subsitusi limbah sepatu terhadap beton.

4.3. Kuat Tekan

Pengujian kuat tekan beton dilakukan setelah beton mencapai umur 28 hari. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kuat tekan beton normal dengan kuat tekan beton yang menggunakan limbah sepatu sebagai substitusi semen per variasinya. Pengujian kuat tekan beton didasarkan pada SNI-1974-2011. Besarnya nilai kuat tekan terdapat pada table 4.3. Grafik 4.1 Grafik Nilai absorbsi terhadap persentase substitusi semen 0.2366 0.3092 1 1.3585 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 normal 5 10 15 nilai absorbsi nilai absorbsi Universitas Sumatera Utara 44 Keterangan Kuat Tekan Beton rata - rata Mpa Normal 21.1068 5 limbah sepatu 18.9101 10 limbah sepatu 9.6135 15 limbah sepatu 7.2356 Tabel 4.3. Hasil pengujian kuat tekan beton Grafik 4.2. Hasil pengujian nilai kuat tekan beton terhadap subsitusi semen Pada grafik 4.2 menunjukkan subsitusi limbah sepatu sebesar 15 memiliki nilai kuat tekan terendah yaitu 7.23 MPa sementara pada beton normal memiliki nilai kuat tekan yakni 21.10 MPa. Dari grafik di atas juga menunjukkan nilai kuat tekan menurun seiring bertambahnya persentase subsitusi limbah sepatu terhadap beton. 21.1068 18.9101 9.6135 7.2356 5 10 15 20 25 normal 5 10 15 nilai kuat tekan nilai kuat tekan Universitas Sumatera Utara 45 4.4.Kuat Tarik Belah Pengujian kuat tarik belah dilakukan setelah beton mencapai umur 28 hari. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kuat tarik belah beton normal dengan kuat tarik belah beton yang menggunakan limbah sepatu sebagai substitusi semen per variasinya. Pengujian kuat tarik belah didasarkan pada SNI 03-2491-2002. Nilai tegangan tarik lentur pada penelitian ini didapat pada tabel 4.4. Keterangan Kuat Tarik Belah Beton Rata – Rata Mpa Normal 8.3644 5 limbah sepatu 7.9111 10 limbah sepatu 5.5822 15 limbah sepatu 3.2178 Tabel 4.4. Hasil pengujian nilai tarik belah beton terhadap subsitusi semen G rafik 4. 3. Hasil pengujian nilai kuat tarik belah beton terhadap subsitusi semen 8.3644 7.9111 5.5822 3.2178 1 2 3 4 5 6 7 8 9 normal 5 10 15 kuat tarik belah kuat lentur Universitas Sumatera Utara 46 Pada grafik 4.3 menunjukkan subsitusi limbah sepatu sebesar 15 memiliki nilai kuat tarik terendah yaitu 3.21 MPa sementara pada beton normal memiliki nilai kuat tarik yakni 8.36 MPa. Dari grafik di atas juga menunjukkan nilai kuat tarik menurun seiring bertambahnya persentase subsitusi limbah sepatu terhadap beton.

4.5. Elastisitas