Agregat Halus Bahan Penyusun Beton

31

3.3 Bahan Penyusun Beton

Bahan utama penyusun beton segar normal terdiri dari semen, pasir agregat halus, kerikil agregat kasar, dan air. Dengan menggunakan proporsi campuran yang tepat, bisa didapat karakteristik yang diinginkan. Namun selain beton normal, bisa juga ditambah dengan bahan tambahan lainnya untuk mendapatkan kekuatan yang lebih efektif dan lebih ekonomis. 3.3.1Semen Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen jenis OPC ordinary Portland cement tipe I, yang diproduksi oleh PT. SEMEN PADANG dalam kemasan 1 zak 50 kg.

3.3.2 Agregat Halus

Agregat halus yang dipakai dalam campurandilakukan pemeriksaan- pemeriksaan sebagai berikut: a. Analisa ayakan b. Pemeriksaan kadar lumpur pencucian pasir lewat ayakan no 200 c. Pemeriksaan kandungan organik colorimetric test d. Pemeriksaan kadar liat clay lump e. Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi f. Pemeriksaan berat isi Universitas Sumatera Utara 32 Analisa Ayakan a. Tujuan : Untuk memeriksa penyebaran butiran gradasi dan menentukan nilai modulus kehalusan pasir FM. b. Hasil pemeriksaan : Modulus kehalusan pasir FM : 2,62 Pasir dapat dikategorikan pasir sedang. c. Pedoman : Berdasarkan nilai modulus kehalusan FM, agregat halus dibagi dalam beberapa kelas, yaitu: • Pasir halus : 2,20 FM 2,60 • Pasir sedang : 2,60 FM 2,90 • Pasir kasar : 2,90 FM 3,20 Pemeriksaan Kadar Lumpur Pencucian Pasir Lewat Ayakan no 200 a. Tujuan : Untuk memeriksa kandungan lumpur pada pasir. b. Hasil pemeriksaan : Kandungan lumpur : 2.1 5, memenuhi persyaratan. Universitas Sumatera Utara 33 c. Pedoman : Kandungan lumpur yang terdapat pada agregat halus tidak dibenarkan melebihi 5 dari berat kering. Apabila kadar lumpur melebihi 5 maka pasir harus dicuci. Pemeriksaan Kadar Liat Clay Lump a. Tujuan : Untuk memeriksa kandungan liat pada pasir. b. Hasil pemeriksaan : Kandungan liat : 0,8 1, memenuhi persyaratan. c. Pedoman : Kandungan liat yang terdapat pada agregat halus tidak boleh melebihi 1 dari berat kering. Apabila kadar liat melebihi 1 maka pasir harus dicuci. Pemeriksaan Berat Jenis dan Absorbsi a. Tujuan : Untuk menentukan berat jenis specific gravity dan penyerapan air absorbsi pasir. b. Hasil pemeriksaan : Berat jenis SSD : 2490 kgm 3 Berat jenis kering : 2470 kgm 3 Universitas Sumatera Utara 34 Berat jenis semu : 2540 kgm 3 Absorbsi : 1,11 c. Pedoman : Berat jenis SSD adalah perbandingan antara berat dalam keadaan SSD dengan volume dalam keadaan SSD. Keadaan SSD Saturated Surface Dry dimana permukaan jenuh dengan uap air sedangkan dalamnya kering, keadaan kering dimana pori-pori berisikan udara tanpa air dengan kandungan air sama dengan nol, sedangkan keadaan semu dimana basah total dengan pori-pori penuh air. Absorbsi atau penyerapan air adalah persentase dari berat yang hilang terhadap berat kering dimana absorbsi terjadi dari keadaan SSD sampai kering. Hasil pengujian harus memenuhi: Berat jenis kering berat jenis SSD berat jenis semu Pemeriksaan Berat Isi a. Tujuan : Untuk menentukan berat isi unit weight pasir dalam keadaan padat dan longgar. b. Hasil pemeriksaan : Berat isi keadaan rojokpadat : 1388,94 kgm 3 Berat isi keadaan longgar : 1247,32 kgm 3 c. Pedoman : Universitas Sumatera Utara 35 Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa berat isi dengan cara merojok lebih besar daripada berat isi dengan cara menyiram, hal ini berarti bahwa pasir akan lebih padat bila dirojok daripada disiram. Dengan mengetahui berat isi maka kita dapat mengetahui berat dengan hanya mengetahui volumenya saja.

3.3.3 Agregat Kasar