Faktor – Faktor yang mempengaruhi terbentuknya gas HF Pengaruh Operasi tungku reduksi terhadap pembentukan Fluorida Gas – Gas yang dikeluarkan dari tungku reduksi Adsorbsi gas HF

yang dikenal sebagai hipokalsemia, yang dapat menyebabkan kematian akibat serangan jantung atau kegagalan beberapa organ. Karena bahaya ini, hidrogen fluorida dan asam fluorida harus ditangani dengan sangat hati-hati dan tindakan pencegahan keselamatan yang ketat biasanya diamati di mana mereka digunakan.Tertelan, terhirup atau kontak kulit dengan HF memerlukan perhatian medis yang mendesak, bahkan jika tidak ada gejala langsung, seperti dengan larutan encer efek mungkin tertunda.Tumpahan meliputi 2 atau lebih dari permukaan tubuh dianggap mengancam kehidupan, karena risiko jumlah yang signifikan dari ion fluorida memasuki aliran darah.Penerapan kalsium glukonat gel ke daerah yang terkena menyediakan ion kalsium yang mengikat ion fluorida, membantu untuk meminimalkan kerusakan dan mencegah hipokalsemia.

2.6.1. Faktor – Faktor yang mempengaruhi terbentuknya gas HF

a. Pengaruh Tempratur Bath Selama Operasi normal tempratur bath dipertahankan sekitar 965 o C dengan bertambahnya tempratur dari molten bath maka tekanan uap NaAlF 4 bertambah sehingga pembentukan fluoride juga bertambah. b. Konsentrasi alumina Dengan berkurangnya konsentrasi alumina pada molten bath , maka tekanan uap dari NaAlF 4 bertambah dan akan terjadi anoda effect , akibat dari terbentuknya anoda effect maka pembentukan fluoride akan bertambah , oleh sebab itu selama proses reduksi harus dijaga konsentrasi alumina pada bath .

2.6.2. Pengaruh Operasi tungku reduksi terhadap pembentukan Fluorida

Selama operasi normal, permukaan dari molten bath harus ditutup sempurna dengan crust atau alumina. Apabila permukaan bath terbuka langsung ke atmosfer , maka akan dihasilkan fluoride dengan cara termal draft. Olehkarena itu setelah operasi bagian yang terbuka ditutup dengan sempurna memakai alumina agar pembentukan fluoride dapat dikurangi PT Inalum, 2003. Universitas Sumatera Utara

2.6.3. Gas – Gas yang dikeluarkan dari tungku reduksi

Selama operasi normal dari tungku reduksi unsure utama dari gas yang dihasilkan adalah karbon dioksida CO 2 dan karbon monoksida CO. Unsur yang lain yaitu Hidrogen Fluorida, dan sedikit Sulfur Oksida. Selain itu juga mengandung partikel – partikel yang terdiri dari bahan dasar bath yang dimasukkan seperti alumina atau krolit dan karbon derbis sisa atau runtuhan karbon dari anoda yang ikut terbawa keluar dengan aliran gas buang selama operasi reduksi.

2.6.4. Adsorbsi gas HF

Tempratur normal dari gas yang dihasilkan dari tungku reduksi adalah sekitar 90 o C – 250 o C dengan demikian reaksi antara fluoride dan alumina hanya reaksi adsorbsi dari HF pada permukaan alumina.Pada umumnya ada 2 jenis absorbsi yaitu absorbsi physis dan absorbsi kimia. a. Adsorbsi physis Adsorbsi ini disebut juga adsorbsi Van Der Waals karena ikatan antar adsorben Al 2 O 3 dan adsorbat HF disebabkan oleh gaya Van Der Waals sehingga gaya ikatannya sangat lemah. Apabila tempratur naik atau tekanan parsial dari adsorbat HF turun, maka gaya ikatan turun dan physisorbed adsorbat HF akan terjadi. b. Adsorbsi kimia Adsorbsi ini ditandai dengan penukaran atau pembacaan bersama elektron antara adsorben dan adsorbat HF dan bentuk senyawa baru AlF 3 .Gaya ikat antara adsorben dan adsorbat pada adsorbsi kimia jauh lebih kuat dari pada adsorbsi physis.Reaksi antara HF dan alumina adalah reaksi antara gas- padat, sehingga kondisi kontak yang efektif sangat penting. Dalam proses kering gas HF hanya teradsorbsi secara kimia sebagai mono molekuler pada permukaan alumina, sehingga perlu diketahui kualitas penyerapan fluoride pada alumina dan kondisi fresh alumina. Universitas Sumatera Utara

2.7. Gas Ideal