5
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ABSTRAK
DAFTAR ISI DAFTAR DIAGRAM
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan penelitian
1.4 Manfaat penelitian
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis
2.2 Kerangka Konsepsional 2.3 Definisi Operasional
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.3 Sasaran Penelitian
i ii
iv vi
1 2
2 3
5 15
15
17 17
17 17
Universitas Sumatera Utara
6
3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
3.6 Analisis Data 3.6 Etika Penelitian
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Jumlah Kasus
4.2. Karakteristik Kasus 4.2.1 Jenis Kelamin
4.2.2 Usia 4.2.3 Lama Keluhan
4.2.4 Pendidikan 4.2.5 Pekerjaan
4.2.6 Lokasi Fraktur 4.2.7 Jenis Fraktur
4.2.8 PenyebabEtiologi Fraktur 4.3. Pembahasan
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA
17 18
18
19 19
19 19
20 20
21 21
22 22
22 23
26 26
28
Universitas Sumatera Utara
7
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. Frekuensi pasien faktur radius distal berdasarkan jenis kelamin
Diagram 2. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan usia Diagram 3. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan lama
keluhan Diagram 4. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan tingkat
Pendidikan Diagram 5. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan jenis
Pekerjaan Diagram 6. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan lokasi
Fraktur Diagram 7. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan jenis
Fraktur Diagram 8. Frekuensi pasien fraktur radius distal berdasarkan
penyebab etiologi fraktur
Universitas Sumatera Utara
3
Abstrak
Tujuan :
Mengetahui gambaran penderita Radius distal fraktur di RSUP Haji Adam Malik Medan selama periode 2 tahun dari Januari 2012 - Desember 2013.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif, dilakukan pengumpulan data mengenai karakteristik dari penderita radius distal fraktur yang melakukan pengobatan
dalam kurun waktu Januari 2012 – Desember 2013. Rekam medis yang tidak memiliki variabel karakteristik yang diteliti dimasukkan kedalam kriteria eksklusi.
Hasil : Pada Penelitian ini dijumpai sebanyak 67 pasien yang didiagnosa Fraktur Radius
Distal dan memiliki rekam medis dengan variabel yang lengkap. Setiap data medis dan demografi di sajikan dalam bentuk tabel distribusi, diagram, dan persentase dalam bentuk
rata-rata.
Kesimpulan : Pada penelitian ini dijumpai Penderita fraktur radius distal kebanyakan
berjenis kelamin pria, terutama yang berusia 17-25 tahun. Pada umumnya penderita yang datang ke rumah sakit memiliki latar belakang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
SLTAsederajat, dan memiliki profesi seharinya kerja sebagai wiraswasta dan pegawai negeri yang memiliki mobilitas tinggi dan banyak beraktivitas. Kebanyakan penderita fraktur
radius distal yang datang berobat adalah fraktur radius distal dengan fraktur tertutup dan umumnya adalah fraktur ekstraartikular fraktur diluar sendi, faktor penyebab terjadinya
fraktur radius distal umumnya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.
Kata kunci : fraktur radius distal, karakteristik pasien.
Universitas Sumatera Utara
4
Abstract
Observe :
To observe te characteristics of Distal Radius Fracture patients in Haji Adam Malik Hospital Medan during two years from January 2012-December 2013.
Method :
The data was collected by observation method retrospectively from Orthopaedic medical records patients during period January 2012 – December 2013 which
are diagnosed with Distal Radius Fracture. Any medical record that did not contain specific variables was excluded.
Result :
In this research there are 67 medical record of patients, with diagnose of Distal Radius Fracture and have complete data variables are recorded descriptively in
frequent distribution tabel, diagram, and percentage in the mean form.
Conclution :
Most of patients with Distal Radius Fracture are man that around 17-25 years old, have a senior high school background, Most of them is public officer with high mobility
and have a alot of activity using motor vehicle. Most of them is closed fracture with configuration extraarticular fracture. The Main cause of Distal Radius Fracture is Traffic
accidents.
Keywords : Distal Radius Fracture, patients characteristics.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB I PENDAHULUAN
I1. Latar Belakang Masalah
Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifise, baik yang bersifat total maupun parsial. Untuk mengetahui
mengapa dan bagaimana tulang mengalami kondisi patah, harus diketahui keadaan fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah. Kebanyakan fraktur terjadi
karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan.
1
Secara klinis, fraktur dapat dibedakan menjadi fraktur tertutup, fraktur terbuka dan fraktur dengan komplikasi. Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai
hubungan dengan dunia luar, sedangkan fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk from
within dari dalam atau from without dari luar. Sedangkan fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi diantaranya early, immediate dan late
komplikasi. Saat ini dengan meningkatnya aktivitas manusia seperti melakukan perjalanan melalui
darat, air dan udara, aktivitas industri dan olahraga rekreasi kompetitif, maka dapat dikatakan saat ini adalah zamannya injury ataupun zamannya trauma. Insiden terjadinya trauma
meningkat dan akan terus meningkat. Trauma merupakan pembunuh nomor satu pada usia muda di Amerika Utara. Perkiraan biaya tahunan untuk trauma di Amerika Utara sekitar 160
miliar dolar. Hampir 10 dari pasien rawat inap merupakan korban trauma. Dua pertiga pasien mengalami permasalahan sistem muskuloskeletal termasuk fraktur, dislokasi dan
kerusakan jaringan lunak.
2
Secara global, diperkirakan 1,2 juta orang meninggal dan 50 juta orang terluka karena kecelakaan lalu lintas pada data tahun 2004. Hal ini membuat kecelakaan merupakan
penyebab kematian utama pada usia 10-19 tahun 260.000 anak meninggal setiap tahunnya dan 10 juta anak terluka dan merupakan penyebab kematian keenam di Amerika serikat.
Data badan pusat statistik indonesia tahun 2009, menunjukkan jumlah kecelakaan sebesar 62.960 kasus dengan kerugian sebesar 10 Milyar rupiah.
2
Universitas Sumatera Utara
9
Meskipun trauma muskuloskeletal pada individu yang sehat jarang berakibat fatal, tetapi dapat menyebabkan penderitaan fisik yang serius, beban mental dan kehilangan waktu
pasien. Maka dapat dikatakan trauma muskuloskeletal mempunyai angka mortalitas yang rendah tapi dengan morbiditas yang tinggi. Dengan meningkatnya angka bertahan hidup saat
ini, banyak orang mencapai usia tua dimana disertai dengan berkurangnya koordinasi organ tubuh, sehingga sering mengalami jatuh. Ditambah dengan kelemahan tulang akibat adanya
osteoporosis akan menyababkan fraktur patologis. Salah satu jenis fraktur yang sering terjadi adalah fraktur radius distal dan mempunyai
insiden yang cukup tinggi diantara jenis-jenis fraktur lainnya. Umumnya fraktur radius distal terjadi pada tulang radius bagian ujung mendekati sendi wrist. Dapat terjadi Pada remaja
dan hingga orang tua 15-60 thn. Fraktur radius distal juga merupakan salah satu fraktur yang paling tinggi menyebabkan morbiditas pada pasien. Deformitasperubahan bentuk, dan
kekakuan sendi pergelangan tangan merupakan komplikasi terbesar dari fraktur radius distal. Di RSUP Haji Adam Malik Medan, peneliti banyak menemukan kasus fraktur radius
distal dengan berbagai variasi mulai dari usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan sebagainya. Dari data dan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul
penelitian “Gambaran penderita fraktur radius distal di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan tahun 2012-2013”.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut “Bagaimanakah gambaran penderita fraktur radius distal di RSUP.
Haji Adam Malik Medan?”
I.3. Tujuan Penelitian
I.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran penderita fraktur radius distal di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode Januari 2012 – Desember 2013.
Universitas Sumatera Utara
10
I.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran usia penderita fraktur radius distal di RSUP. Haji Adam Malik
Medan periode Januari 2012 – Desember 2013. 2.
Mengetahui gambaran jenis kelamin penderita fraktur radius distal di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode Januari 2012 – Desember 2013.
3. Mengetahui lama keluhan yang dialami sebelum datang berobat, apakah kasus akut
ataupun kasus neglectedterlantar di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode Januari 2012 – Desember 2013.
4. Mengetahui tingkat pendidikan penderita fraktur radius distal di RSUP. Haji Adam
Malik Medan periode Januari 2012 – Desember 2013. 4.
Mengetahui jenis pekerjaan penderita fraktur radius distal di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode Januari 2012 – Desember 2013.
6. Mengetahui lokasi fraktur radius distal yang dialami, apakah fraktur yang dialami
penderita melewati sendi intraartikular atau diluar sendi ekstraartikular di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode Januari 2012 – Desember 2013.
7. Mengetahui apakah fraktur radius distal yang dialami, fraktur terbuka atau fraktur
tertutup di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode Januari 2012 – Desember 2013.
I.4. Manfaat Penelitian
I.4.1. Manfaat teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang kesehatan, terutama mengenai epidemiologi penderita fraktur radius distal di RSUP.
Haji Adam Malik Medan, sehingga bisa digunakan sebagai referensi untuk tata laksana pada penderita fraktur radius distal.
I.4.2. Manfaat Praktis Langsung
Sebagai bahan masukan dalam hal diagnosa, perencanaan dan penanggulangan faktor- faktor yang ada pada penderita radius distal fraktur di RSUP H Adam Malik.
Universitas Sumatera Utara
11
I.4.3. Manfaat Bagi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Hasil penelitian ini memberikan gambaran karakteristik penderita radius distal fraktur yang ada di RSUP Haji Adam Malik Medan, mengidentifikasi faktor-faktor resiko, dan
memprediksi keperluan di masa yang akan datang, yang mana akan sangat berguna bagi RSUP Haji Adam Malik untuk menentukan strategi penanganan yang paling efektif,
penyediaan pelayanan dan perawatan jangka panjang, pertimbangan dampak finansial dan sosial dari penderita radius distal fraktur dan pembiayaan program preventif dan tata laksana
yang lebih efisien.
I.4.4. Manfaat Bagi Peneliti
Selain dari suatu proses untuk menyelesaikan program studi, penelitian ini merupakan pengalaman berharga untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan
ilmu pengetahuan yang telah di peroleh.
Universitas Sumatera Utara
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kerangka Teoritis
II.1.1 Definisi
Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh dalam keadaan tangan menumpu
dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia. Bila seseorang jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba menjadi kaku, dan kemudian menyebabkan tangan memutar
dan menekan lengan bawah. Jenis luka yang terjadi akibat keadaan ini tergantung usia penderita. Pada anak-anak dan lanjut usia, akan menyebabkan fraktur tulang radius. Fraktur
radius distal merupakan 15 dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa. Abraham Colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distal pada tahun 1814 dan
sekarang dikenal dengan nama fraktur Colles. Ini adalah fraktur yang paling sering ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan permulaan
osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang. Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha
menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal yang akan menyebabkan patah radius 13 distal di mana garis patah berjarak 2
cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Fragmen bagian distal radius dapat terjadi dislokasi ke arah dorsal maupun volar, radial dan supinasi. Gerakan ke arah radial
sering menyebabkan fraktur avulsi dari prosesus styloideus ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorsal dan gerakan ke arah radial menyebabkan subluksasi sendi radioulnar distal.
Komplikasi yang sering terjadi adalah kekakuan dan deformitas perubahan bentuk, jika pasien mendapat penanganan terlambat.
3
EPIDEMIOLOGI
Fraktur radius distal adalah salah satu fraktur yang paling umum dari ekstremitas atas. Lebih dari 450.000 terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Fraktur radius distal mewakili
sekitar seperenam dari semua patah tulang yang dirawat di bagian gawat darurat. Insiden fraktur radius distal pada usia tua selalu berhubungan dengan osteopenia dan naik dalam
insiden dengan bertambahnya usia, hampir secara paralel dengan peningkatan kejadian patah
Universitas Sumatera Utara
13
tulang pinggul. Fraktur radius distal yang terjadi pada usia muda, disebabkan oleh trauma. Baik karena kecelakaan lalu lintas ataupun terjatuh dari ketinggian.
Faktor resiko fraktur radius distal pada orang tua termasuk penurunan tulang mineral, jenis kelamin perempuan, ras kulit putih, riwayat keluarga, dan menopause dini.
3
ANATOMI
Gambar 1. Anatomi radius distal
4
. Radius distal terdiri dari atas tulang metaphysis Cancellous, Scaphoid facet dan
Lunate Facet, dan Sigmoid notch, bagian dari metaphysis melebar kearah distal, dengan korteks tulang yang tipis pada sisi dorsal dan radial.
Permukaan artikular memiliki permukaan cekung ganda untuk artikulasi dengan baris karpal proksimal skafoid dan fossa lunate, serta kedudukan untuk artikulasi dengan ulna
distal. 80 dari beban aksial didukung oleh radius distal dan 20 ulna dan kompleks fibrocartilage segitiga TFCC.
Radius distal mengandung permukaan sendi yaitu : 1. Facet skafoid
2. Facet lunatum 3. Sigmoid notch
Skafoid merupakan sisi lateral dari distal radius, sisi medial dari distal radius yaitu sigmoid notch dan facet lunatum.
Universitas Sumatera Utara
14
DRUJ distal radioulnar joint
Sisi distal dari ulna berartikulasi dengan radius distal dan merupakan tempat melekatnya kompleks ligamentum triangular fibrocartilage.
Radius distal terbagi menjadi 3 kolum, yaitu : 1. Kolum lateral
2. Kolum medial : terbagi menjadi sisi dorsal dan sisi medial Kedua kolum ini berkorelasi secara anatomis dengan facet dari tulang schapoid dan facet dari
tulang lunatum.
Patofisiologi :
Pada kebanyakan aktifitas, sisi dorsal dari radius distal cenderung mengalami tension, sisi volar dari radius distal cenderung mengalami kompresi, hal ini disebabkan oleh
bentuk integritas dari korteks pada sisi distal dari radius, dimana sisi dorsal lebih tipis dan lemah sedangkan pada sisi volar lebih tebal dan kuat. Beban yang berlebihan dan mekanisme
trauma yang terjadi pada pergelangan tangan akan menentukan bentuk garis fraktur yang akan terjadi.
Cedera yang berkaitan dengan fraktur :
Lebih dari 68 persen dari fraktur pada radius distal dan ulna memiliki korelasi dengan cedera jaringan lunak, seperti robekan parsial dan total dari TFCC, ligament schapolunatum,
dan ligament lunotriquetral.
MEKANISME CEDERA
Mekanisme umum fraktur radius distal pada usia muda termasuk jatuh dari ketinggian, kecelakaan kendaraan bermotor, atau cedera karena olah raga. Pada orang tua,
fraktur radius distal sering timbul dari mekanisme energi yang rendah, seperti terjatuh pada saat berjalan, ataupun terpeleset. Mekanisme cedera yang paling umum terjadi adalah jatuh
ke tangan terulur dengan pergelangan tangan dalam dorsofleksi. Fraktur radius distal terjadi ketika dorsofleksi pergelangan tangan bervariasi antara 40 dan 90 derajat, dengan derajat
yang lebih rendah dari gaya yang dibutuhkan pada sudut yang lebih kecil. Impaksi pada tulang metaphysis distal radius terhadap tulang karpal juga sering terjadi. Selain itu, kekuatan
Universitas Sumatera Utara
15
dari mekanisme trauma juga sering mengakibatkan keterlibatan permukaan artikular. Mekanisme dengan energi tinggi misalnya, trauma kendaraankecelakaan lalu lintas dapat
mengakibatkan pergeseran atau fraktur yang sangat kominutif fraktur lebih dari tiga fragmen dan mengakibatkan sendi wrist tidak stabil.
EVALUASI KLINIS
Dari klinis pasien biasanya terlihat dengan deformitas berupa dinner fork deformity biasa terjadi pada colles fracture, dengan gambaran seperti garpu makan, dimana distal dari
radius displaced bergeser kearah dorsal. Dapat juga berupa garden spade biasa terjadi pada smith fracture dimana distal dari radius displaced bergeser kearah volar. Pergelangan
tangan biasanya juga bengkak dengan hematoma, nyeri tekan dan keterbatasan dalam melakukan gerakan. Siku ipsilateral dan bahu juga harus diperiksa untuk cedera terkait.
Penilaian terhadap neurovaskular juga harus dilakukan, dengan perhatian khusus pada fungsi saraf median. Gejala sindroma karpal tunnel juga kadang terjadi 13 sampai 23 karena
posisi paksa hiperekstensi dari pergelangan tangan, trauma langsung dari fragmen fraktur, pembentukan hematoma, atau peningkatan tekanan kompartemen.
EVALUASI RADIOLOGI
Posisi Anteroposterior dan Lateral dari wrist jointpergelangan tangan harus dilakukan. Bahu atau siku juga harus dievaluasi radiologi foto pergelangan tangan
kontralateral juga biasa dilakukan untuk dapat membantu menilai sudut ulnar varians dan sudut scapholunate.
Computed tomography scan dapat membantu untuk menunjukkan tingkat keterlibatan intraartikular.
Penilaian Radiologi normal. • Radial Inclination : rata-rata 23 derajat kisaran, 13-30 derajat.
• Radial Length : rata-rata 11 mm rentang, 8 sampai 18 mm. • Palmar volar tilt : rata-rata 11 sampai 12 derajat kisaran, 0-28 derajat.
6
Universitas Sumatera Utara
16
Gambar 2. Penilaian radiologi normal radius distal.
4
KLASIFIKASI RADIUS DISTAL FRAKTUR
Klasifikasi radius distal fraktur berdasarkan keterlibatan intraartikular. 1.
Mayo Clinic Classification
Gambar 3. Mayo Clinic Classification radius distal fraktur. Tipe 1 adalah fraktur extraarticular diluar sendi. Tipe 2, 3, 4 adalah fraktur intraarticular pada sendi dibedakan
berdasarkan displacement pergeseran dan kompleksitas fraktur. 2.
Frykman Classification
Gambar 4. Klasifikasi radius distal fraktur oleh frykman 1967.
Universitas Sumatera Utara
17
TERAPIPENGOBATAN
Semua pasien dengan radius distal fraktur umumnya selalu ditangani dengan reposisi tertutup dan imobilisasi dengan gypscast, kecuali pasien dengan open fraktur ataupun
kondisi fragmen fraktur yang tidak memenuhi kriteria acceptable. Jika fraktur stabil dan hasil reduksi baik, maka tidak diperlukan tindakan operasi
lanjutan. Jika fraktur dinilai tidak stabil, dinilai dari pergeseran displaced dari fragmen setelah dilakukan tindakan reduksi tertutup, maka dapat dipertimbangkan tindakan operatif.
Penanganan dari fraktur radius distal :
Gambar 5. Plating rekomendasi untuk fraktur medial column dari radius distal. Pilihan Pengobatan tergantung dari pilihan dan pengalaman ahli bedah.
4
Bila di tinjau secara biomekanik saat terjadinya trauma, sisi volar dari radius distal mengalami kompresi yang lebih besar bila di bandingkan dengan sisi volar. Oleh karena itu,
tahap awal untuk mendapatkan reduksi yang stabil yaitu dengan cara mengoptimalisasi fiksasi pada volar cortex, pada kasus dengan fraktur kominutif pada sisi dorsal maka hal yang
penting untuk di perhatikan yaitu reposisi secara akurat aposisi dari korteks volar nya.
6
Faktor-faktor yang mempengaruhi Terapipengobatan termasuk :
Pola fraktur.
Faktor lokal : kualitas tulang, cedera jaringan lunak, fraktur kominusi fraktur lebih
dari 3 fragmen, Displaced pergeseran dari fraktur, dan energi dari cedera .
Universitas Sumatera Utara
18
Pasien faktor : usia pasien fisiologis, gaya hidup, pekerjaan, dominasi tangan, kondisi
medis yang terkait, cedera terkait, dan kepatuhan. Secara radiologi, posisi radius dikatakan acceptabledapat diterima, jika :
1. Panjang Radial : 2 sampai 3 mm dari pergelangan tangan kontralateral . 2. Palmar tilt : tilt netral 0 derajat.
3. Intraartikular step - off : 2 mm. 4. Radial Inclination : kehilangan 5 derajat.
TINDAKAN NON OPERASI
5,6,7
Semua fraktur harus dilakukan reduksi tertutup, jika diperlukan juga. Reduksi fraktur membantu untuk mengurangi bengkak setelah fraktur, memberikan penghilang rasa sakit, dan
mengurangi kompresi pada saraf median.
Imobilisasi castgyps, diindikasikan untuk :
Nondisplaced atau patah tulang radius dengan pergeseran minimal.
Displaced fraktur dengan pola fraktur yang stabil diharapkan dapat sembuh dalam
posisi radiologi yg acceptabledapat diterima.
Dapat juga digunakan blok hematom dengan menggunakan analgetik, berupa lidocain, ataupun juga berupa sedasi.
Teknik reduksi tertutup :
3
Fragmen distal pada posisi hyperekstensi.
Traksi dilakukan untuk mengurangi pergeseran pada bagian distal terhadap proksimal
fragmen, dengan melakukan penekanan pada distal radius.
Kemudian dilakukan pemasangan gyps cast, dengan pergelangan tangan dalam posisi netral dan sedikit fleksi.
Posisi ideal lengan, durasi imobilisasi, dan cast yang digunakan, apakah long arm
cast, ataupun short arm cast, masih kontroversial, tidak ada studi prospektif yang telah menunjukkan keunggulan satu metode di atas yang lain.
Fleksi pergelangan tangan yang ekstrim harus dihindari, karena meningkatkan
tekanan karpal kanal dan kompresi saraf median serta kekakuan jari tangan. Fraktur
Universitas Sumatera Utara
19
yang membutuhkan pergelangan tangan fleksi ekstrim untuk mempertahankan reduksi mungkin memerlukan fiksasi operatif.
Gips harus dipakai selama kurang lebih 6 minggu atau sampai sudah terlihat proses
penyembuhan dari radiologi. Pemeriksaan radiologi juga Sering diperlukan untuk mendeteksi hilangnya reduksi.
Gambar 6. Tehnik Reduksi tertutup pada fraktur radius distal.
3
OPERASI Indikasi :
Cedera energi tinggi
Kehilangan reduksi
Artikular kominutif, step-off, atau gap
Metaphyseal kominutif atau adanya bone loss bagian fragmen tulang yang hilang
Kehilangan dinding penopang bagian volar disertai pergeseran displaced
Terganggunya posisi DRUJ Distal Radial Ulnar Joint.
Universitas Sumatera Utara
20
TINDAKAN OPERASI
6,7,8
ORIF Fiksasi Interna dgn plate Screw
Fiksasi dengan plate adalah tindakan primer untuk fraktur yang tidak stabil dari volar dan medial kolum dari distal radius. Distal radius plate dikategorikan berdasarkan lokasi dan
tipe dari plate. Lokasinya bisa dorsal medial, volar medial dan radial styloid. Prinsip dari penanganan radius distal adalah mengembalikan fungsi dari sendi
pergelangan tangan wrist joint. Plate yang konvensional dapat digunakan buttress ataupun neutralization plate, plate dengan locking screw juga kini sering digunakan, umumnya untuk
tulang yang sudah mengalami pengeroposan osteoporosis.
Gambar 7,8. Contoh plating pada radius distal fraktur,dan penggunaan konvensional plate 3dan screw.
4
PINNING PERKUTANEUS
Pinning secara perkutan : ini terutama digunakan untuk fraktur ekstraartikular atau dua bagian fraktur intraartikular.
Ini dapat dicapai dengan menggunakan dua atau tiga buah Kirschner wire
ditempatkan pada lokasi fraktur, umumnya dari styloid radial, diarahkan proksimal dan dari sisi dorsoulnar dari fragmen radial distal diarahkan proksimal.
Pinning perkutan umumnya digunakan untuk melengkapi short arm cast atau fiksasi
eksternal. Pin dapat dicabut 3 sampai 4 minggu setelah operasi, dengan tambahan gyps dipertahankan 2 sampai 3 minggu.
Universitas Sumatera Utara
21
Gambar 9. Berbagai tehnik perkutaneus pinning pada fraktur radius distal dengan menggunakan kirschner wire.
3
FIKSASI EKSTERNAL
Penggunaannya telah berkembang dalam popularitas didasarkan pada studi yang
menghasilkan tingkat komplikasi yang relatif rendah.
Spanning fiksasi eksternal
Ligamentotaxis digunakan untuk mengembalikan panjang radial dan kecenderungan
radial, tapi jarang mengembalikan palmar tilt.
Fiksasi eksternal saja mungkin tidak cukup stabil untuk mencegah beberapa derajat
kolaps dan hilangnya palmar tilt selama penyembuhan.
Overdistraksi harus dihindari karena dapat menyebabkan jari kaku dan dapat diakui
oleh peningkatan jarak interkarpal pada fluoroskopi intraoperatif.
Pin dapat di remove pada 3 sampai 4 minggu, meskipun sebagian besar
merekomendasikan 6 sampai 8 minggu fiksasi eksternal. FIKSASI AJUVAN
Tambahan graft mungkin autograft, allograft, ataupun synthetic graft.
Ajuvan Kirschner kawat fiksasi dapat membantu untuk fragmen yang lebih kecil.
ARTHROSKOPI
Fraktur yang dapat mengambil manfaat paling banyak dari Arthroskopi ajuvan adalah: 1. Fraktur artikular kompleks tanpa metaphyseal kominusi, terutama fraktur dengan
fragmen impaksi central; dan
Universitas Sumatera Utara
22
Penderita Fraktur radius distal di RS H.Adam Malik
2. Fraktur radius distal dengan cedera TFCC Triangular Fibrocartilage Complex.
5,6,7,8
II.2 Kerangka konsepsional
II.3 Definisi operasional
1. Usia
Usia adalah usia responden penelitian saat pertama kali didiagnosis dengan penderita fraktur radius distal. Berdasarkan DEPKES RI , Usia dikelompokkan dalam skala
nominal yaitu : 1. dewasa awal 18-41 tahun
2. dewasa madya 41-60 tahun 3. dewasa lanjut 61-80 tahun
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin dikelompokkan menjadi skala nominal, yaitu pria atau wanita. 3. Lama keluhan
Lamanya keluhan nyeri atau lainnya yang dialami oleh pasien sesuai dengan anamnesa yang tercantum di rekam medis.
4. Jenis Pendidikan Jenis pendidikan pasien yang mengalami fraktur radius distal dikelompokkan
berdasarkan ketetapan pembagian DEPDIKNAS pada tahun 2003 yaitu : 1.
Dasar, setara dengan sekolah dasar 2.
Menengah, setara dengan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas Karateristik :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Lama keluhan
4. Tingkat pendidikan
5. Jenis pekerjaan
6. Lokasi frakturDidalam
atau Diluar Sendi 7.
Jenis Fraktur TertutupTerbuka
8. PenyebabEtiologi Fraktur
Universitas Sumatera Utara
23
3. Tinggi, setara dengan perguruan tinggi
5. Jenis pekerjaan Jenis pekerjaan yang tercantum di rekam medis pasien,pembagian pekerjaan di
klasifikasikan berdasarkan Sakernas Notoadmodjo 2012 yaitu : 1.
Pedagang 2.
Buruhtani 3.
PNS 4.
TNIPolri 5.
Pensiunan 6.
Wiraswasta 7.
Ibu rumah tangga
6. Lokasi Fraktur Apakah fraktur radius distal yang dialami, melewati sendi intraartikular atau diluar
sendi Ekstraartikular di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
7. Jenis Fraktur Apakah fraktur radius distal yang dialami, merupakan fraktur terbuka atau fraktur
tertutup di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
8. PenyebabEtiologi Fraktur Berdasarkan penyebabetiologi fraktur, menurut Barbara C Long, dibagi atas :
1. Fraktur akibat peristiwa trauma misalnya: terjatuh,tergelincir.
2. Fraktur akibat kecelakaan atau tekanan misalnya: kecelkaan lalu lintas.
Universitas Sumatera Utara
24
BAB III METODE PENELITIAN
III.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif retrospektif yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan penderita fraktur radius distal berdasarkan fakta-fakta
yang telah terjadi dan tercatat di rekam medik pada pasien rawat inap dan rawat jalan di RSUP. Haji Adam Malik Medan Periode Januari 2012 – 31 desember 2013
III.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian : RSUP. Haji Adam Malik Medan. Waktu penelitian : Dilakukan selama bulan Nopember 2014 – April 2015
III.3. Objek Penelitian
Pasien yang melakukan pengobatan baik berupa rawat jalan di poliklinik orthopaedi maupun pasien yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan pada rentang waktu 1
Januari 2012 – 31 desember 2013.
III.4. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada penderita yang datang berobat di RSUP Haji Adam Malik medan dengan diagnosis radius distal fraktur pada rentang periode waktu 1 Januari 2012 –
31 desember 2013 yang datanya diambil melalui telaah rekam medis.
III.5. Populasi dan Sampel Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah semua penderita yang pernah berobat di bagian Orthopedi RSUP H. Adam Malik Medan baik berobat jalan ke poliklinik maupun rawat inap
dari periode 1 Januari 2012- 31 desember 2013. Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap
dapat mewakili populasinya. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode
total sampling. Pada teknik ini semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihian
dimasukkan menjadi sampel penelitian. Kriteria inklusi dalam pemilihan sampel diantaranya:
Universitas Sumatera Utara
25
1 Rekam medis dari penderita yang didiagnosis dengan radius distal fraktur
2 Rekam medis yang datanya diisi dengan lengkap
Kriteria Ekslusi Data rekam medik yang tidak lengkap
III.6. Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan statistik deskriptif yang terkomputerisasi dari data sekunder hasil telaah rekam medis. Selanjutnya analisis dan pembahasan data dijabarkan
dalam bentuk tabel-tabel distribusi frekuensi dan narasi. III.7. Etika Penelitian
Setiap subjek akan dijamin kerahasiaannya atas data yang diperoleh dari rekam medik dengan tidak menuliskan nama pasien tetapi hanya berupa inisial saja.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti akan meminta izin kepada beberapa institusi terkait antara lain Direktur RSUP. Haji Adam Malik Medan, ketua Departemen dan Kepala
Program Studi bagian Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP. Haji Adam Malik Medan, dan bagian Rekam Medik RSUP. Haji
Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera Utara
26
BAB IV HASIL PENELITIAN