Koefisien Determinasi Koefisien Korelasi .1 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas dan Variabel Tak Bebas

Jadi, dapat dicari dengan: = = = 12,336 Untuk yaitu nilai statistik F jika dilihat dari tabel distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang dan penyebut , dan α = 5 = 0,05 maka 216 Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai , maka Ho diterima dan H 1 ditolak. Hal ini berarti persamaan linier berganda menyatakan tidak ada pengaruh antara faktor jalan, faktor pengemudi dan faktor kendaraan terhadap yang terjadinya kecelakaan lalu lintas di Kotamadya Medan. perhitungan dapat dilihat pada output SPSS di Lampiran 1 tabel ANOVA.

4.4 Koefisien Determinasi

Dari tabel 4.3 dapat dilihat harga ∑ = 1258575 dan nilai telah dihitung sebelumnya, maka diperoleh nilai koefisien determinasi: ∑ 0,97359887 Universitas Sumatera Utara Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi diperoleh sebesar 0,974 yang berarti sekitar 97 kecelakaan lalu lintas dipengaruhi oleh faktor kendaraan, faktor pengemudi dan faktor jalan sedangkan sisanya sebesar 100 - 97 = 3 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain Perhitungan dapat dilihat pada output SPSS di Lampiran 1 tabel Model Summary 4.5 Koefisien Korelasi 4.5.1 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas dan Variabel Tak Bebas Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka dari tabel 4.2 dapat dihitung besar koefisien korelasinya yaitu: 1. Koefisien korelasi antara yang mempengaruhi terjadi kecelakaan lalu lintas Y dengan faktor kendaraan . ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑ = – √ = √ = √ = √ = Universitas Sumatera Utara = 0,647 2. Koefisien korelsi antara yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas Y dengan faktor pengemudi . ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑ = – √ = √ = √ = √ = = 0,983 3. Koefisien korelasi antara yang menpengaruhi kecelakaan lalu lintas Y dengan faktor jalan . ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } ∑ ∑ = – √ = √ Universitas Sumatera Utara = √ = √ = = 0,828

4.5.2 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas

1. Koefisien korelasi antara faktor kendaraan dengan faktor pengemudi . ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ } = – √ = √ = √ = √ = = 0,5907 = 0,591 Universitas Sumatera Utara 2. Koefisien korelasi antara faktor kendaraan dengan faktor jalan : ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ } = – √ = √ = √ = √ = = 0,267 3. Koefisien korelasi antara faktor pengemudi dengan faktor jalan ; ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ } = – √ = √ = √ = √ Universitas Sumatera Utara = = 0,86507 = 0,865 Dari perhitungan koefisien korelasi baik antara variabel bebas terhadap variabel tak bebas maupun antara sesama variabel bebas diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas dan Variabel Tak Bebas 1. = 0,647 ; variabel berkorelasi kuat terhadap variabel Y 2. = 0,983 ; variabel berkorelasi sangat kuat sekali terhadap variabel Y 3. = 0,828 ; variabel berkorelasi sangat kuat terhadap variabel Y Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas 4. = 0,591 ; variabel berkorelasi kuat terhadap variabel 5. = 0,267 ; variabel berkorelasi lemah terhadap variabel 6. = 0,865 ; variabel berkorelasi sangat kuat terhadap variabel perhitungan dapat dilihat pada output SPSS di Lampiran 1 tabel Correlations. Universitas Sumatera Utara BAB 5 IMPLEMENTASI UMUM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem