Analisis Rasio Profitabilitas PEMBAHASAN
menurut laporan rugi laba dengan nilai buku investasi. Rasio profitabilitas yang digunakan pada umumnya adalah Net Profit Margin, Return on Invesment, dan
Return on Net Worth ”.
M enurut Syahyunan 2013:92, “Rasio profitabilitas digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaaan perusahaan oleh manajemen. Rasio profitabilitas yang sering
digunakan, yaitu Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Invesment, dan Return on Equity
”. Untuk mengetahui rasio profitabilitas PT. Mopoli Raya digunakan
perhitungan Net Profit Margin, Gross Profit Margin, dan Operating Profit Margin.
1. Net Profit Margin
Untuk mengukur laba bersih setelah pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Dengan rumus:
Net Profit Margin =
Penjualan Bersih
Laba
x 100
Tabel 3.6 Net Profit Margin
PT. Mopoli Raya Periode 2011-2014
Tahun Laba Bersih
Penjualan Rasio
2011
16.464.704.987 420.639.239.108
4,0 2012
20.023.687.041 396.184.703.589
5,0 2013
22.074.701.951 470.533.313.744
4,7 2014
23.402.578.196 548.176.431.404
4,2
Sumber : PT. Mopoli Raya, 2015 Data Diolah
Pada tahun 2011 net profit margin perusahaan menunjukkan 4, artinya setiap Rp. 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar
Rp. 0,04.
Pada tahun 2012 net profit margin perusahaan menunjukkan 5, artinya setiap Rp. 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar
Rp. 0,05. Bila dibandingkan dengan tahun 2011, tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 1. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba
bersih setelah pajak sebesar Rp. 3.558.982.054 dan penurunan penjualan sebesar Rp. 24.454.535.519.
Pada tahun 2013 net profit margin perusahaan menunjukkan 4,7, artinya setiap Rp. 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak sebesar
Rp. 0,04. Bila dibandingkan dengan tahun 2012, tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,3. Penurunan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba
bersih setelah pajak sebesar Rp. 2.051.014.910 dan kenaikan penjualan sebesar Rp. 74.348.610.155.
Pada tahun 2014 net profit margin perusahaan menunjukkan sebesar 4,2, artinya setiap Rp. 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba bersih sesudah pajak
sebesar Rp. 0,04. Bila dibandingkan dengan tahun 2013, tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,5. Penurunan ini disebabkan oleh adanya kenaikan laba
bersih sesudah pajak sebesar Rp. 1.327.876.245 dan kenaikan penjualan sebesar Rp. 77.643.117.660.
Net profit margin PT. Mopoli Raya periode 2011-2012 menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dari penjualan, dan secara keseluruhan
rasionya mengalami penurunan, akan tetapi ada peningkatan pada tahun 2012. 2.
Gross Profit Margin Gross profit margin digunakan untuk mengukur efisiensi pengendalian
harga pokok biaya produksi, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk
berproduksi secara efisien. Rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Dengan rumus:
Gross Profit Margin =
Penjualan Kotor
Laba
x 100
Tabel 3.7 Gross Profit Margin
PT. Mopoli Raya Periode 2011-2014
Tahun Laba Kotor
Penjualan Rasio
2011
54.496.379.172 420.639.239.108
13 2012
60.424.484.427 396.184.703.589
15 2013
57.511.820.455 470.533.313.744
12 2014
60.872.141.466 548.176.431.404
11
Sumber : PT. Mopoli Raya, 2015 Data Diolah
Pada tahun 2011, PT. Mopoli Raya memiliki gross profit margin sebesar
13. Ini berarti dalam setiap Rp. 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp. 0,13. Pada tahun 2012, memiliki gross profit margin sebesar 15,
yang artinya setiap Rp. 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp. 0,15. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun 2012 mengalami
peningkatan sebesar 2. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah laba kotor sebesar Rp. 5.928.105.255, dan menurunnya penjualan sebesar Rp.
24.454.535.519. Hal ini menunjukkan perusahaan dalam keadaan baik. Pada tahun 2013, memiliki gross profit margin sebesar 12, yang artinya
setiap Rp. 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp. 0,12. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun 2013 mengalami penurunan
sebesar 3. Hal ini disebabkan menurunnya laba kotor sebesar Rp. 2.912.663.972, dan meningkatnya penjualan sebesar Rp. 74.348.610.155. Ini
menunjukkan kondisi perusahaan dalam keadaan tidak baik, dikarenakan menurunnya gross profit margin.
Pada tahun 2014, memiliki gross profit margin sebesar 11, yang artinya setiap Rp. 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp. 0,11. Bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 1. Hal ini disebabkan meningkatnya laba kotor sebesar Rp.
3.360.321.011, dan meningkatnya penjualan sebesar Rp. 77.643.117.660. Ini menunjukkan bahwa kondisi perusahan belum mengalami peningkatan dalam
perhitungan gross profit margin, dan kondisi perusahaan belum dikatakan baik. Gross profit margin PT. Mopoli Raya periode 2011-2012 menunjukkan
bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba kotor dari penjualan, dan secara keseluruhan rasionya mengalami penurunan, akan tetapi ada peningkatan pada
tahun 2012. 3.
Operating Profit Margin Operating profit margin atau marjin laba usaha digunakan untuk mengukur
tingkat laba operasi yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan volume penjualan. Makin besar rasio ini berarti semakin buruk. Rasio ini dihitung dengan
rumus sebagai berikut : Operating Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba
x 100
Tabel 3.8 Operating Profit Margin
PT. Mopoli Raya Periode 2011-2014
Tahun Laba Usaha
Penjualan Rasio
2011 23.402.578.196
420.639.239.108 5,5
2012 28.003.162.078
396.184.703.589 7,0
2013 29.359.811.599
470.533.313.744 6,2
2014 31.388.847.787
548.176.431.404 5,7
Sumber : PT. Mopoli Raya, 2015 Data Diolah
Pada tahun 2011, PT. Mopoli Raya memiliki operating profit margin sebesar 5,5. Ini berarti dalam setiap Rp. 1,00 penjualan mampu menghasilkan
laba usaha sebesar Rp. 0,05. Pada tahun 2012, memiliki operating profit margin sebesar 7, yang artinya setiap Rp. 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba
usaha sebesar Rp. 0,07. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 1,5. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah
laba usaha sebesar Rp. 4.600.583.882, dan menurunnya penjualan sebesar Rp. 24.454.535.519. Hal ini menunjukkan perusahaan dalam keadaan baik.
Pada tahun 2013 memiliki operating profit margin sebesar 6,2, yang artinya setiap Rp. 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba usaha sebesar Rp.
0,06. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,8. Hal ini disebabkan peningkatan laba usaha sebesar Rp.
1.356.649.521 dan meningkatnya penjualan sebesar Rp. 74.348.610.155. Ini menunjukkan kondisi perusahaan dalam keadaan tidak baik, dikarenakan
menurunnya operating profit margin. Pada tahun 2014, memiliki operating profit margin sebesar 5,7, yang
artinya setiap Rp. 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba usaha sebesar Rp. 0,05. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 0,5. Hal ini disebabkan meningkatnya laba usaha sebesar Rp. 2.029.036.188, dan meningkatnya penjualan sebesar Rp. 77.643.117.660. Ini
menunjukkan bahwa kondisi perusahan belum mengalami peningkatan dalam perhitungan operating profit margin, dan kondisi perusahaan belum dikatakan
baik meskipun laba usaha mengalami peningkatan.
Operating profit margin PT. Mopoli Raya periode 2011-2012 menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba usaha dari penjualan, dan secara
keseluruhan rasionya mengalami penurunan, akan tetapi ada peningkatan pada tahun 2012.