Kinerja Terkini nternal Audit

PT. Mopoli Raya tidak memiliki perkebunan kelapa sawit, oleh sebab itu Tandan Buah Segar TBS kelapa sawit didapat dengan cara membeli dari anak perusahaan PT. Mopoli Raya. Setelah TBS diperoleh lalu diolah menjadi CPO dan IKS yang selanjutnya dijual kepada pihak ketiga. Selain pengolahan kelapa sawit, PT. Mopoli Raya juga menjalankan usaha pengolahan karet. Getah karet diperoleh dengan membeli dari anak perusahaan yaitu, PT. Mazdah. Setelah itu getah karet diolah untuk dijual kepada pihak ketiga. Dalam hal ini PT. Mopoli Raya yang merupakan perusahaan dagang, dimana lahannya membeli bahan mentah dari pemasok yang merupakan anak perusahaannya, lalu diolah untuk dijual kepada pihak ketiga.

BAB III PEMBAHASAN

A. Analisis Rasio Likuiditas

Manahan 2004:35, menyatakan bahwa “Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan tingkat kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat diperoleh. Menentukan tingkat likuiditas korporasi dipergunakan rasio likuiditas, antara lain: Current Ratio, Quick Ratio dan Absolute Liquidity Ratio ”. Menurut Syahyunan 2013:92, “Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio yang biasa untuk digunakan untuk mengukur likuiditas, yaitu Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, dan Net Working Capital ”. Menurut Sitanggang 2012:21, “Likuiditas merupakan ukuran kinerja perusahaan dalam kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang segera harus dilunasi yaitu kewajiban keuangan yang jatuh temponya sampai dengan 1 tahun. Ada tiga ukuran yang digunakan dalam mengukur likuiditas perusahaan, yaitu Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio ”. Untuk mengukur likuiditas dari perusahaan PT. Mopoli akan digunakan perhitungan current ratio, quick ratio, dan cash ratio. 1. Current Ratio Digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus: Current Ratio = 100 Lancar Hutang Lancar Aktiva  Pada tahun 2011, current ratio perusahaan menunjukkan 109,9, artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp. 1,09 aktiva lancar. Hal ini menunjukkan posisi keuangan perusahaan likuid karena aktiva lancar mampu untuk menutup hutang lancarnya. Pada tahun 2012, current ratio perusahaan tersebut menunjukkan 104,1 artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 1,04. Bila dibandingkan dengan tahun 2011, tahun 2012 mengalami penurunan rasio sebesar 5,8. Adapun penyebab dari turunnya rasio dikarenakan penurunan piutang usaha sebesar Rp. 1.733.922.320 atau 30,7, piutang lain-lain sebesar Rp. 1.449.765.315 atau 47,5, uang dibayar dimuka sebesar Rp. 65.500.450 atau 29,1, biaya dibayar dimuka sebesar Rp. 631.260.311 atau 84,6, pada tahun 2011 terdapat aktiva lancar lainnya sebesar Rp. 391.589.857, namun pada tahun Tabel 3.1 Current Ratio PT. Mopoli Raya Tahun 2011-2014 Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Rasio 2011 201.080.706.372 182.862.886.733 109,9 2012 223.354.467.626 214.437.095.064 104,1 2013 254.914.114.875 258.238.586.263 98,7 2014 75.209.800.547 117.373.888.475 64,0 Sumber : PT. Mopoli Raya, 2015 Data Diolah