Gambar 2.7 Proses Terbentuknya Bayangan
2.8 Miskonsepsi dalam Konsep Sifat-sifat Cahaya
2.8.1 Sifat cahaya yang dapat dipantulkan Berdasarkan buku miskonsepsi dan perubahan konsep dalam pendidikan
fisika oleh Suparno 2013:21, ditemukan bahwa masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi terhadap sifat cahaya yang dapat dipantulkan. Siswa
beranggapan bahwa benda dapat dilihat karena ada cahaya yang bersinar pada benda tersebut, artinya benda tersebut sebagai sumber cahaya. Bahkan ada yang
beranggapan bahwa benda dapat dilihat karena terdapat cahaya dari mata yang sampai ke benda. Jawaban siswa tersebut termasuk miskonsepsi karena tidak sesuai
dengan konsepsi ilmiah. Manusia dapat melihat benda adalah karena adanya sifat pantul dari cahaya tersebut. Jadi terdapat cahaya dari sumber cahaya yang mengenai
benda, kemudian cahaya tersebut dipantulkan oleh benda sehingga mengenai mata manusia.
2.8.2 Sifat cahaya merambat lurus Berdasarkan buku miskonsepsi dan perubahan konsep dalam pendidikan
fisika oleh Suparno 2013:142, ditemukan bahwa masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi terhadap sifat cahaya dapat menembus benda bening. Siswa
beranggapan bahwa bila tidak ada layar, maka tidak ada bayangan. Jawaban siswa tersebut termasuk miskonsepsi. Meskipun tidak ada layar, maka akan tetap terbentuk
bayangan. Ketika cahaya mengenai benda gelap maka cahaya tidak dapat menembus
suatu benda sehingga terbentuk bayangan dibelakang benda. Contohnya pada saat cahaya mengenai tubuh, maka akan terbentuk bayangan tubuh di belakang tubuh,
lebih tepatnya di bawah. Jadi meskipun tidak ada layar dibelakang benda tetap terbentuk bayangan.
2.8.3 Sifat cahaya yang dapat dibiaskan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti lain sebelum
penelitian ini, ditemukan bahwa siswa mengalami miskonsepsi terhadap sifat cahaya yang dapat dibiaskan. Siswa beranggapan bahwa pensil yang dicelupkan pada air
dalam gelas terlihat patah karena dekat dengan permukaan. Bahkan ada yang beranggapan bahwa uang logam di dasar gelas tampak lebih besar karena lebih dekat
dengan permukaan air. Jawaban siswa tersebut termasuk dalam miskonsepsi. Pensil terlihat bengkok karena adana sifat cahaya yang dapat dibiaskan dibelokkan. Hal ini
terjadi karena kerapatan medium yang berbeda. Cahaya masuk dari udara, udara termasuk media renggang kemudian masuk ke media air yang termasuk media rapat
sehingga cahaya dibelokkan mendekati garis normal sehingga terlihat membengkok. 2.8.4 Cahaya dapat diuraikan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budhiarti dalam Handayani; dkk, 2013:26, ditemukan bahwa siswa mengalami miskonsepsi terhadap sifat cahaya yang
dapat diuraikan. Siswa berpendapat benda hijau disinari warna merah terlihat merah, karena warna benda selalu akan tampak sama dengan warna cahaya yang
menyinarinya. Jawaban tersebut termasuk miskonsepsi. Kita akan melihat suatu benda sesuai dengan warnanya ketika cahaya matahari atau cahaya putih mengenai
benda tersebut. Kita akan melihat orang memakai baju berwarna merah apabila dari baju orang tersebut ada warna merah yang dipantulkan ke mata kita. Semua warna
cahaya, seperti merah, kuning, biru, jingga, atau hijau dapat dibedakan oleh mata ketika matahari sumber cahaya lain yang meneranginya. Hal ini menunjukkan bahwa
matahari memiliki semua warna cahaya. Cahaya seperti itu lah yang disebut dengan cahaya polikromatik.
2.9 Penelitian yang Relevan