6. Tekstur textur
Textur dicirikan sebagai distribusi spasial dari derajat keabuan di dalam sekumpulan pixel – pixel yang bertetangga. Jadi, tekstur tidak dapat
didefinisikan untuk pixel. Sistem visual manusia pada hakikatnya tidak menerima informasi citra secara independen pada setiap pixel, melainkan suatu
citra dianggap sebagai suatu kesatuan. Resolusi citra yang diamati ditentukan oleh skala pada mana tekstur tersebut dipresepsi. Sebagai contoh, jika kita
mengamati citra lantai bertubin dari jarak jauh, maka kita mengamati bahwa tekstur terbentuk oleh penempatan ubin – ubin secara keseluruhan, bukan dari
presepsi pola di dalam ubin itu sendiri. Tetapi, jika kita mengamati citra yang sama dari jarak yang dekan, maka hanya beberapa ubin yang tampak dalam
bidang pengamatan sehingga kita mempresepsikan bahwa tekstur terbentuk oleh penempatan pola – pola rinci yang menyusun tiap ubin.
2.2 Format Berkas Bitmap
Citra disimpan dalam berkas file dengan format tertentu. Format citra yang baku dilingkungan sistem operasi Windows dan IMB OS2 adalah berkas bitmap
BMP. Saat ini format BMP memang “kalah” populer dibandingkan format JPG atau GIF. Hal ini karena berkas BMP pada umumnya tidak dimampatkan, sehingga ukuran
berkasnya relatif lebih besar daripada berkas JPG maupun GIF. Hal ini juga yang menyebabkan format BMP sudah jarang digunakan. Munir, Rinaldi. 2004
Meskipun format BMP kurang bagus dari segi ukuran berkas, namun format BMP mempunyai kelebihan dari segi kualitas gambar. Citra dalam format BMP lebih
bagus daripada citra dalam format yang lainnya, karena citra dalam format BMP umumnya tidak dimampatkan sehingga tidak ada informasi yang hilang. Terjemahan
bebas bitmap adalah pemetaan bit. Artinya, nilai intensitas pixel di dalam citra dipetakan ke sejumlah bit tertentu. Peta bit yang umum adalah 8, artinya setiap pixel
panjangnnya 8 bit. Delapan bit ini merepresentasikan nilai intensitas pixel. Dengan demikian ada sebanyak 2
8
= 256 derajat keabuan, mulai dari 0 sampai 255.
Universitas Sumatera Utara
Citra dalam format BMP ada tiga macam citra biner, citra berwarna, dan citra hitam – putih grayscale.
1. Format Pixel 1 Bit Citra BinerMonokrom
Pada citra biner, setiap titik bernilai 0 dan 1, masing-masing merepresentasikan warna tertentu. Contoh yang paling lazim: warna hitam bernilai 0
dan warna putih bernilai 1. Pada standar citra untuk ditampilkan di layar komputer, nilai biner ini berhubungan dengan ada tidaknya cahaya yang ditembakkan oleh
electron gun yang terdapat di dalam monitor komputer. Angka 0 menyatakan tidak
ada cahaya, dengan demikian warna yang direpresentasikan adalah hitam. Untuk angka 1 terdapat cahaya, sehingga warna yang direpresentasikan adalah putih. Standar
tersebut disebut sebagai standar citra cahaya, sedangkan standar citra tintacat adalah berkebalikan, karena biner tersebut menyatakan ada tidaknya tinta. Setiap titik pada
citra hanya membutuhkan 1 bit, sehingga setiap byte dapat menampung informasi 8 titik. Bono, Rodo.18 September 2008
2. Format Pixel 8 Bit Citra Skala KeabuanGrayscale
Citra skala keabuan memberi kemungkinan warna yang lebih banyak daripada citra biner, karena ada nilai-nilai lain di antara nilai minimum biasanya = 0 dan nilai
maksimum. Banyaknya kemungkinan nilai minimum dan nilai maksimumnya bergantung pada jumlah bit yang digunakan. Mata manusia pada umumnya hanya
mempunyai kemampuan untuk membedakan maksimal 40 tingkat skala keabuan. Untuk citra tampak visible image dipilih skala keabuan lebih dari 40. pada umumnya
citra skala keabuan menggunakan jumlah bit 8, sesuai dengan satuan memori komputer. Contohnya untuk skala keabuan 4 bit, maka jumlah kemungkinan nilainya
adalah 2
4
= 16, dan nilai maksimumnya adalah 24-1 = 15, sedangkan untuk skala keabuan 8 bit, maka jumlah kemungkinan nilainya adalah 2
8
= 256, dan nilai maksimumnya adalah 2
8
-1 = 255. Format citra ini disebut skala keabuan karena pada umumnya warna yang dipakai adalah antara warna hitam sebagai warna minimal dan
warna putih sebagai warna maksimalnya, sehingga warna antaranya abu-abu. Namun pada prakteknya warna yang dipakai tidak terbatas pada warna abu-abu, sebagai
contoh dipilih warna minimalnya adalah putih dan warna maksimalnya adalah merah,
Universitas Sumatera Utara
maka semakin besar nilainya semakin besar pula intensitas warna merahnya. Beberapa buku menyebut format citra ini sebagai citra intensitas.
3. Format Pixel 24 Bit Citra WarnaTrue Color
Pada citra warna, setiap titik mempuyai warna yang paling spesifik yang merupakan kombinasi dari 3 warna dasar, yaitu: merah, hijau, dan biru. Ada
perbedaan warna dasar untuk cahaya misalnya display di monitor komputer dan untuk cat misalnya cetakan di atas kertas. Untuk cahaya, warna dasarnya adalah
merah-hijau-biru red-green-blue,RGB, sedangkan untuk untuk cat, warna dasarnya adalah sian-magenta-kuning cyan-magenta-yellow, CMY. Keduanya saling
berkomplemen. Format citra ini sering disebut sebagai citra RGB red-green-blue. Setiap warna dasar mempunyai intensitas sendiri dengan nilai maksimum 255 8 bit,
misalnya warna kuning merupakan kombinasi warna merah dan hijau sehingga nilai RGB-nya adalah 255 255 0; sedangkan warna ungu muda nilai RGB-nya adalah 150 0
150, dengan demikian setiap titik pada citra warna membutuhkan data 3 byte. Jumlah kombinasi warna yang mungkin untuk format citra ini adalah 224 atau lebih dari 16
juta warna, dengan demikian bisa dianggap mencakup semua warna yang ada, inilah sebabnya format ini dinamakan true color. Bono, Rodo.18 September 2008
Citra yang lebih kaya warna adalah citra 24-bit. Setiap pixel panjangnya 24 bit, karena setiap pixel langsung menyatakan komponen warna merah, komponen warna
hijau, komonen warna biru. Masing – masing komponen panjangnya 8 bit. Citra 24-bit disebut juga citra 16 juta warna, karena ia mampu menghasilkan 2
24
= 16.777.216 kombinasi warna
Saat ini beredar tiga versi berkas bitmap, i berkas bitmap versi lama dari Microsoft Windows atau IBM OS2, ii berkas bitmap versi baru dari Microsoft
Windows, dan iii berkas bitmap versi baru di IBM OS2. Yang membedakan ketiga versi berkas tersebut adalah panjang header-nya. Header adalah data yang terdapat
pada bagian awal berkas citra. Data didalam header berguna untuk mengetahui bagaimana citra dalam format bitmap dikodekan dan disimpan. Data di dalam header
misalnya ukuran citar, kedalaman pixel, ofset ke data bitmap, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Setiap berkas bitmap terdiri atas header berkas, header bitmap, informasi palet, dan data bitmap.
Tabel 2.1 Format Berkas Bitmap
Header berkas Header bitmap
Informasi palet Data bitmap
14 byte 12 sd 64 byte
0 sd 1024 byte N byte
Ukuran header berkas sama untuk semua versi, yaitu 14 byte. Tabel 2.2 memperlihatkan field – field penyusun header berkas. Ukuran header bitmap berbeda
– beda untuk setiap versi. Untuk berkas bitmap versi lama, header bitmap berukuran 12 byte Tabel 2.3, untuk berkas bitmap versai baru dari Microsoft Windows, header
bitmap berukuran 40 Tabel 2.4,dan untuk berkas bitmap versi baru dari IBM OS2, header bitmap berukuran 64 byte Tabel 2.5.
Tabel 2.2 Header berkas bitmap panjang = 14 byte Byte ke-
Panjang byte
Nama Keterangan
1 – 2 2
Bmp Type Tipe berkas bitmap : BA = bitmap array, CI = icon
BM = bitmap, CP = color pointer PT = Pointer
3 – 6
4 BmpSize
Ukuran berkas bitmap
7 – 8 2
XotSpot X hotspot untuk kursor
9 – 10
2 YhotSpot
Y hotspot untuk kursor
11 – 14 4
OffBits Ofset ke awal data bitmap dalam byte
Tabel 2.3 Header bitmap versi lama dari Microsoft Windows 12 byte Byte ke-
Panjang byte
Nama Keterangan
1 – 4 4
HdrSize Ukuran header dalam satuan byte
5 – 6 2
Width Lebar bitmap dalam satuan pixel
7 – 8 2
Height Tinggi bitmap dalam satuan pixel
9 – 10
2 Planes
Jumlah plane umum-nya selalu satu
11 – 12 2
BitCount Jumlah bit per pixel
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Header bitmap versi baru dari Microsoft Windows 40 byte Byte
ke- Panjang
byte Nama
Keterangan 1 – 4
4 HdrSize
Ukuran header dalam satuan byte
5 – 8 4
Width Lebar bitmap dalam satuan pixel
9 – 12 4
Height Tinggi bitmap dalam satuan pixel
13 – 14 2 Planes
Jumlah plane umum-nya selalu satu
15 – 16 2 BitCount
Jumlah bit per pixel
17 – 20 4 Compression 0 = tak dimampatkan, 1= dimampatkan
21 – 24 4
ImgSize Ukuran bitmap dalam byte
25 – 28 4 HorzRes
Resolusi horizontal
29 – 32 4 VertRes
Relolusi vertikal
33 – 36 4 ClrUsed
Jumlah warna yang digunakan
37 – 40 4 ClrImportant Jumlah warna yang penting
Tabel 2.5 Header bitmap versi baru dari IBM OS2 64 byte Byte
ke- Panjang
byte Nama
Keterangan 1 – 4
4 HdrSize
Ukuran header dalam satuan byte
5 – 8 4
Width Lebar bitmap dalam satuan pixel
9 – 12 4
Height Tinggi bitmap dalam satuan pixel
13 – 14 2
Planes Jumlah plane umum-nya selalu satu
15 – 16 2 BitCount
Jumlah bit per pixel
17 – 20 4 Compression 0 = tak dimampatkan, 1= dimampatkan
21 – 24 4 ImgSize
Ukuran bitmap dalam byte
25 – 28 4 HorzRes
Resolusi horizontal
29 – 32 4 VertRes
Relolusi vertikal
33 – 36 4
ClrUsed Jumlah warna yang digunakan
37 – 40 4 ClrImportant Jumlah warna yang penting
41 – 42 2 Units
Satuan pengukuran yang dipakai
43 – 44 2 Reserved
Field Cadangan
45 – 46 2 Recording
Algoritma Perekaman
47 – 48 2 Rendering
Algoritma halftoning
49 – 52 4 Size 1
Nilai ukuran 1
Universitas Sumatera Utara
53 – 56 4 Size 2
Nilai ukuran 2
57 – 60 4 ClrEncoding Pengkodean warna
61 - 64 4
Identifier Kode yang digunakan aplikasi
Informasi palet warna terletak sesudah header bitmap. Informasi palet warna dinyatkan dalam suatu tabel RGB. Setiap entry pada tabel terdiri atas tiga buah field,
yaitu R red, G green, dan B blue. Data bitmap diletakkan sesudah informasi palet. Penyimpanan data bitmap di
dalam berkas disusun terbalik dari bawah ke atas dalam bentuk matriks yang berukuran Height X Width. Baris ke-0 pada matriks data bitmap menyatakan data
pixel di citra baris terbawah, sedangkan baris terakhir pada matriks menyatakan data pixel di citra baris teratas. Munir, Rinaldi. 2004
Contoh format citra 8-bit kira kira seperti Gambar 2.1. Format citra 4-bit 16 warna serupa dengan format citra 8-bit. Pada citra 4-bit dan citra 8-bit, warna suatu
pixel diacu dari tabel informasi palet pada entry ke-k k merupakan nilai dengan rentang 0 – 15 untuk citra 16 warna dan 0 – 255 untuk citra 256 warna. Sebagai
contoh pada Gambar 2.1, picel pertama bernilai 2; warna pixel pertama ini ditentukan oleh komponen RGB pada tabel palet warna entry ke-2, yaitu R = 14, G = 13, B = 16.
Pixel kedua serupa denga pixel pertama. Pixel ketiga bernilai 1, warnanya ditentukan oleh komponen RGB pada tabel warna entry ke-1, yaitu R = 20, G = 45, dan B = 24.
Dengan demikian setersnya untuk pixel – pixel lainnya. Khusus untuk citra hitam – putih 8bit, komponen R, G, dan B suatu pixel bernuilai sama dengan data bitmap
pixel tersebut. Jadi, pixel dengan nilai data bitmap 129, memiliki R = 129, G = 129, dan B = 129.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Format citra 8-bit 256 warna
Berkas citra 24-bit 16,7 juta warna tidak mempunyai palet RGB, karena nilai RGB langsung diuraikan dalam data bitmap. Setiap elemen data bitmap panjangnya 3
byte, masing – masing byte menyatakan komponen R, G, dan B. Contoh format citra 24-bit 16 juta warna kira – kira seperti pada Gambar 2.2. Pada contoh format citra
24-bit tersebut pixel pertama mempunyai R = 20, G = 19, B = 21, pixel kedua mempunyaiR = 24, G = 24, B = 23. Demikian seterusnya.
Gambar 2.2 Format Citra 24-bit 16,7 juta warna
Tabel 2.6 memperlihatkan panjang informasi palet untuk setiap vesi bitmap masing –masing untuk citra 16 warna, 256 warna, dan 16,7 juta warna.
Tabel 2.6 Panjang informasi palet untuk setiap versi berkas bitmap Citra m warna
Versi Lama Windows
Versi baru Windows
Versi baru OS2
Citra 16 warna 48 byte
64 byte 64 byte
Citra 256 warna 768 byte
1024 byte 1024 byte
Citra 16,7 juta warna
0 byte 0 byte
0 byte
headr berkas header berkas
data bitmap 20 19 21 24 24 23 24 …
headr berkas header berkas
palet warna RGB
R G
B 1
20 45
24 2
14 13
16 3
12 17
15
… 256
46 78
25
Universitas Sumatera Utara
2.3 Transformasi Wavelet